Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penulis
dapat membuat makalah tentang “PROFESI KESLING DAN HAKLI” walaupun terdapat
hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyusun makalah ini. Penulis
mengakui masih kekurangan dan masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
kemampuan penulis.

Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak, terutama dari Bapak / Ibu maupun pembaca sekalian
supaya penulis dapat lebih baik lagi dalam menyusun sebuah makalah di kemudian
hari, dan semoga makalah ini berguna bagi siapa saja terutama bagi pembaca yang
ingin lebih tahu banyak tentang PROFESI KESLING DAN HAKLI.

Purwokerto, November 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dilandasi oleh suatu ilmu
pengetahuan dan diperoleh melalui program pendidikan (tinggi profesi) yang
khas atau spesifik dengan standar kualitas tertentu dan terukur, dan dapat
melakukannya dengan mandiri dengan imbalan jasa dari klien yang dilayani dan
dengan kode etik dan aturan yang berlaku yang telah disusun dan disepakati
oleh organisasi profesinya.
Untuk mempertahankan kualitas dan tingkatan pekerjaan yang dilakukan
didalam menjalankan tugas dan kewajiban profesi, orgaisasi profesi disusun
perangkat-perangkat profesi diantaranya tentang standar kompentensi, kode etik
profesi, standar pendidikan profesi sesuai dengan tingkat kemampuan
pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki sebagai dasar / pedoman
melaksanakan pekerjaannya sebagai standar pelayanan. Seorang professional
harus selalu mencari dan mengembangkan keilmuan secara terus menerus.

B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan
sebagai berikut :
1. Apa itu profesi kesehatan lingkungan ?
2. Apa pengertian, sasaran dan ruang lingkup kesehatan lingkungan ?
3. Apa peran, fungsi dan kompetensi sanitarian ?
4. Apa yang dimaksud kode etik sanitarian ?
5. Apa itu HAKLI ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Profesi Kesehatan Lingkungan


Tenaga profesional kesehatan lingkungan sering juga disebut dengan
sanitarian adalah tenaga kesehatan yang melakukan upaya kesehatan
lingkungan dalam rangka memelihara dan meningkatkan derajat kesehtan
melalui kegiatan penyehatan lingkungan untuk mencegah penyakit dan
gangguan kesehatan.
Upaya-upaya yang dilakukan secara continue untuk mengidentifikasi
media lingkungan dan perilaku masyarakat berkenan dengan resiko penyebaran
penyakit dan gangguan kesehatan digolongkan sebagai pengawatan kesehatan
lingkungan. Upaya-upaya untuk mengetahui tingkat risiko pencemaran dan
penyimpangan standar, persyaratan, kriteria kesehatan media lingkungan
rekomendasi tindak lanjut perbaikan kualitasnya digolongkan sebagai
pengawasan kesehatan lingkungan.
Sanitarian terdiri dari dua kelompok yaitu sanitarian terampil dan
sanitarian ahli. Sanitarian terampil adalah jabatan fungsional sanitarian
ketrampilan yang melaksanakan tugasnya meliputi kegiatan teknis operasional
yang berkaitan dengan penerapan konsep. Sanitarian ahli adalah jabatan
fungsional sanitarian ahli yang pelaksanaan tugasnya meliputi kegiatan yang
berkaitan dengan pengembangan pengetahuan, penerapan konsep dan teori,
ilmu dan seni untuk pemecahan masalah dan pemberian pengajuan dengan cara
sistematis di bidang kesehatan.
Sanitarian harus dibekali atau membekali diri dengan kompetensi teknis
(Technical Coompetency), kompetensi managerial (Managerial Competency) dan
atribut moralitas / etik profesi.

B. Pengertian, Sasaran dan Ruang LIngkup Kesehatan LIngkungan


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa da social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social ekonomis (UU No.23
th 2009 tentang kesehatan).
Lingkungan adalah semua kondisi, keadaan dan pengaruh-pengaruh yang
ada disekitar kita dan yang dapat mempengaruhi perkembangan suatu organism
atau kelompok organism (Webster 20th century – Cambridge Dectionary).
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat, sejahtera dan
bahagia (HAKLI, 1982).
Sasaran kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap :
1. Tempat umum
2. Lingkungan Pemukiman
3. Lingkungan Kerja
4. Angkutan Umum
5. Lingkungan Lainnya
Lingkungan lainnya adalah misalnya lingkungan yang bersifat khusus seperti :
- Lingkungan yang berada dalam keadaan darurat
- Bencana
- Perpindahan penduduk secara besar-besaran
- Reactor
- Tempat-tempat lainnya yang bersifat khusus
Ruang lingkup kesehatan lingkungan menurut UU RI No.36 Th 2009 tentang
kesehtan meliputi :
1. Penyehatan air dan udara
2. Pengaman limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan.
3. Pengendalian vector dan penyakit
4. Penyehatan atau pengaman lainnya

Sedangkan menurut WHO ruang lingkup kesehatan lingkungan adalah :


1. Penyediaan Air Bersih
2. Pengolahan Air Bekas & Pengawasan Pencemaran Air
3. Pengelolaan Sampah Padat
4. Pemberantasan Vektor
5. Pencegahan & Pengawasan Pencegahan Tanah
6. Hygiene makanan
7. Pengawasan pencemaran udara
8. Pengawasan radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengawasan kebisingan
11. Perumahan & lingkungan sekitar
12. Perencanaan perkotaan & regional
13. Sanitasi transportasi udara, laut, dan darat
14. Pencegahan kecelakaan
15. Sanitasi sarana rekreasi dan pariwisata
16. Sanitasi keadaan epidemi, keadaan darurat, becana alam, migran penduduk.
17. Sanitasi tempat-tempat umum

C. Peran, Fungsi dan Kompetensi Sanitarian


Peran Sebagai Pelaksana
Sanitarian mempunyai 4 fungsi :
1. Menentukan komponen lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia.
Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Mampu mengidentifikasi komponen-komponen yang mempengaruhi
kesehatan manusia.
b. Menggunakan alat dan bahan sesuai dengan prosedur
2. Melaksanakan pemeriksaan dan pengukuran komponen lingkungan secara
tepat berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan.
Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Memilih alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan
b. Menggunakan alat dan bahan sesuai dengan prosedur
3. Menginformasikan hasil pemeriksaan / pengukuran
Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Memahami bentuk-bentuk penyajian hasil pemeriksaan
b. Menyajikan hasil pemeriksaan / pengukuran
4. Menetapkan penyimpangan hasil pemeriksaan terhadap standar baku mutu
sanitasi bersih.
Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Memahami standar baku mutu sanitasi
b. Mampu mempergunakan standar sanitasi lingkungan yang tepat
c. Mampu menegakkan diagnose lingkungan
Peran sebagai pengelola kesehatan lingkungan
Sebagai pengelola, sanitarian mempunyai 5 (lima) fungsi.
1. Menganalisis hasil pengukuran komponen lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan lingkungan.
Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Memahami dampak negative akibat penyimpangan mutu lingkungan
b. Menggunakan metode analisis yang tepat
2. Menginterpretasiikan hasil pengukuran komponen lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan manusia.
Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Membandingkan hasil pengukuran dengan baku lingkungan
b. Menentukan penyimpangan parameter mutu lingkungan
3. Merancang dan merekayasa penanggulangan masalah lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan manusia.
Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Memahami cara penanggulangan masalah lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan manusia
b. Memilih cara penanggulangan yang tepat
c. Merancang bangun upaya penanggulangan masalah lingkungan yang
berpengaruh terhadap kesehtan lingkungan.
4. Mengorganisir Penanggulangan masalah kesehatan lingkungan.
Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Memahami tata laksana penanggulangan
b. Mampu menggunakan sumber daya yang ada
5. Mengevaluasi hasil penanggulangan
Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Menentukan kriteria kebersihan penanggulangan
b. Menentukan instrument / alat evaluasi
c. Menilai kebersihan penanggulangan
Peran sebagai pendidikan, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat
Sebagai pendidik, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat, sanitarian
mempunyai 5 (lima) fungsi.
1. Menginventarisasi pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat tentang
kesehatan lingkungan.
Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Menyusun instrument pengumpulan data pengetahuan, sikap dan perilaku
tentang kesehatan lingungan
b. Mengumpulkan data pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kesehatan
lingkungan
2. Menentukan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kesehatan lingkungan
yang perlu diintervensi
Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Memahami penegetahuan, sikap dan perilaku masyarakat yang sesuai
kaidah kesehatan
b. Memilih bentuk intervensi pengetahuan, sikap dan perilaku.
3. Merencanakan bentuk intervensi perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku
tentang kesehatan lingkungan
Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Memahami metode intervensi
b. Merancang bentuk intervensi yang kuat
4. Melaksaanakan intervensi terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat yang tidak sesuai dengan kaidah kesehatan
Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Memahami tata laksana intervensi sikap dan perilaku
b. Menggali sumber daya di masyarakat
c. Mengembangkan jaringan kemitraan untuk pemecahan masalah
kesehatan lingkungan
d. Menggerakan sumber daya
e. Memberikan alternative pemecahan masalah
5. Mengevaluasi hasil intervensi
Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Menentukan criteria kebersihan intervensi
b. Menentukan instrument evaluasi
c. Menilai kebersihan intervensi
Peran sebagai peneliti kesehatan lingkungan
Sebagai peneliti, sanitarian mempunyai 2 (dua) fungsi.
1. Menentukan masalah kesehatan lingkungan
Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Mengumpulkan data kesehatan lingkungan
b. Metumuskan masalah kesehatan lingkungan
2. Melaksanakan kegiatan penelitian teknologi tepat
Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Mampu membuat usulan penelitian teknologi tepat dalam bidang
kesehatan lingkungan
b. Menggerakan sumber daya
c. Menyusun laporan penelitian
Sanitarian dalam menjalankan tugas dan profesinya perlu adanya kode
etik dan standar profesi. Kode etik dan standar profesi. Kode etik digunakan
sebagai landasan modal, pedoman sikap dan perilaku di dalam menjalankan
profesinya.
Standar profesi digunakan untuk menjaga dan menjamin kemampuan dan
kewenangan yang dimiliki untuk melakukan sesuatu tanggung jawab terhadap
pelayanan yang diberikan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Kompetensi
sanitarian / ahli kesehatan lingkungan mencakup sejumlah pengetahuan, sikap
dan ketrampilan tentang kesehatan lingkungan.

D. Kode Etik Sanitarian


Sanitarian dalam menjalankan tugas dan profesinya perlu diatur dalam
bentuk suatu kode etik sanitarian yang dapat dijadikan sebagai janji dan
komitmen profesi dalam melaksanakan tugas dan atau memberikan jasa profesi
dengan sebaik-bakinya. Kode Etik Sanitarian ini meliputi hal-hal yang menjadi
kewajiban dari seorang sanitarian, baik kewajiban terhadap klien atau
masyarakat, terhadap teman seprofesi, terhadap diri sendiri maupun kewajiban
yang sifatnya umum sebagai insan profesi, sehingga dapat dijadikan tolak ukur
profesi sanitarian sebagai pelaksana profesi sanitarian dan masyarakat sebagai
pengguna dan konsumen jasa santasi.
Kewajiban Umum :
1. Seorang sanitarian harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
profesi sanitasi dengan sebaik-baiknya
2. Seorang sanitarian harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya
sesuai dengan standar profesi yang tertinggi
3. Dalam melakukan pekerjaan atau praktik profesi sanitasi, seorang sanitarian
tidak boleh dipengaruhi sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan
dan kemandirian profesi
4. Seorang sanitarian harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat
memuji diri sendiri
5. Seorang sanitarian senantiasa berhati-hati dalam menerapkan setiap
penemuan teknik atau cara baru yang belum teruji kehandalannya dalam hal-
hal yang dapat menimbulkan kesehatan masyarakat.
6. Seorang hanya memberi saran atau rekomendasi yang telah melalui suatu
proses analisis secara komprehensif
7. Seorang sanitarian dalam menjalankan profesinya, harus memberikan
pelayanan yang sebaik-baiknya dengan menjunjung tinggi kesehatan dan
keselamatan manusia, serta kelestarian lingkungan
8. Seorang sabnitarian harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan klien
atau masyarakat dan teman seprofesinya, dan berupaya untuk mengingatkan
teman seprofesinya yang dia ketahui memilki kekurangan dalam karakter
atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau kebohongan dalam
menangani masalah klien atau masyarkat
9. Seorang sanitarian harus menghormati hak-hak klien atau masyarakat, hak-
hak teman seprofesi, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga
kepercayaan klien atau masyarakat
10. Dalam melakukan pekerjaannya seorang sanitarian harus memperhatikan
kepentingan masyarakat dan memperhatikan seluruh aspek kesehatan
lingkungan secara menyeluruh, baik fisik, biologi maupun social, serta
berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebesar-besarnya
11. Seorang sanitarian dalam bekerja sama dengan para pejabat dibidang
kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati
Kewajiban sanitasi terhadap Klien / Masyarakat
1. Seorang sanitarian wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala
ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan penyelesaian masalah klien
atau masyarakat. Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan
atau penyelesaian masalah, maka ia wajib berkonsultasi, bekerjasama dan
atau merujuk pekerjaan tersebut kepada sanitarian lain yang mempunyai
keahlian dalam penyelesaian maslah tersebut
2. Seorang sanitarian wajib melaksanakan profesinya secara betanggung jawab
dan transparan
3. Seorang sanitarian wajib melakukan penyelesaian maslah sanitasi, baik
sebagian maupun secara keseluruhan dengan atau tanpa diminta, kecuali
bila ia yakin ada orang atau pihak lain bersedia dan mampu memberikannya.
Kewajiban sanitarian terhadap teman seprofesi
1. Seorang sanitarian memperlakukan teman seprofesinya sebagai bagian dari
penyelesaian masalah
2. Seorang sanitarian tidak boleh saling mengambil alih pekerjaan dari teman
seprofesi, kecuali dengan persetujuan, atau berdasarkan prosedur yang ada.
Kewajiban sanitarian terhadap diri sendiri
1. Seorang sanitarian harus memperhatikan dan mempraktikkan hidup bersih
dan sehat supaya dapat bekerja dengan baik
2. Seorang sanitarian harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu
pegetahuan dan teknologi sanitasi, kesehatan dan bidang lainnya.

E. HAKLI Organisasi Profesional Sanitarian


1. Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI)
Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia merupakan organisasi
profesi ahli kesehatan lingkungan / sanitarian.
Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) atau The Indonesia
Association of Environmental Halth (IAEH) adalah organisasi profesi yang
menghimpun seluruh tenaga ahli kesehatan lingkungan / sanitarian yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan
Indonesia (HAKLI) didirikan pada tanggal 12 April 1980 sebagai perubahan
dan pengembangan dari organisasi sosial kemasyarakatan yang
menghimpun lulusan Ikatan Kontrolir Kesehatan Indonesia (IKKI) yang
didirikan pada tanggal 5 September 1995.
HAKLI merupakan organisasi sosial kemasyarakatan bagi para Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia / Sanitarian yang berasakan Pancasila dan
UUD 45, berfungsi sebagai :
1. Wadah aspirasi profesi berbasis ilmu sanitasi / kesehatan lingkungan
2. Wadah pembinaan dan pengembangan anggota
3. Wadah peran serta dalam usaha pengembangan kesehatan nasional
4. Sarana komunikasi dan kerjasama antar anggota, antara anggota dengan
para anggota organisasi lain yang sejenis serta antara HAKLI dengan
organisasi lainnya.
HAKLI sebagai organisasi profesi mempunyai tujuan :
1. Menghimpun seluruh Sanitarian / Ahli Kesehatan Lingkungan di seluruh
Indonesia untuk berstu padu dalam meningkatkan peran serta secara
aktif, terarah dan terpadu dalam mendukung pembangunan kesehatan
nasional.
2. Melakukan pembinaan dan peningkatan mutu serta status para tenaga
Sanitarian / Ahli Kesehatan Lingkungan sebagai tenaga professional dan
sebagai ujung tombak pembangunan nasional.
3. Mengadakan upaya dan peran serta dalam usaha pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan lingkungan baik nasional
maupun internasional.
4. Membina komunikasi dan kerjasama antar anggota, antar anggota, antara
anggota dengan para anggota organisasi lainnya yang sejenis serta
antara HAKLI dengan organisasi lainnya.
5. Membantu pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan dan
mensukseskan pembangunan kesehatan nasional sebagaimana
diamanatkan dalam Sistem Kesehatan Nasional.
2. Motto
HAKLI Mendorong Ahli Kesehatan Lingkungan Mewujudkan Keprofesiannya
yang Andal dengan motto :
“MANDALA WALUYA MALA SIRNA” yang artinya “Lingkungan Sehat dan
Nyaman, Penyakit dan Gangguan Hilang”
3. Visi dan Misi
Visi
HAKLI organisasi yang mampu mengembangkan dan mengamalkan
profesionalisme kesehatan lingkungan untuk mencapai lingkungan sehat dan
kesejahteraan masyarakat.
Misi
1. Memfasilitasi anggota untuk mengembangkan dan mengamalkan
profesionalisme kesehatan lingkungan
2. Menyelenggarakan standar kompetensi, standar pelayanan, dan legislasi
profesi di bidang kesehatan lingkungan bagi anggotanya
3. Mengembangkan kerjasama kemitraan dengan pemerintah, institusi
pendidikan dan organisasi-organisasi profesi lainnya serta lembaga-
lembaga kemasyarakatan yang terkait.
4. Melakukan kontrol sosial di bidang kesehatan lingkungan.
5. Melakukan pembinaan, penyuluhan dan pendidikan kesehatan lingkungan
kepada masyarakat dalam mewujudkan lingkungan hidup yang sehat.

4. Nilai (value) dan Pokok Program


Nilai (Value)
Nilai Inti (Core Value) upaya HAKLI terdiri dari tujuh pasal yaitu :
1. Membangun, mewujudkan dan memposisikan HAKLI sebagai Organsasi
Profesi Iptek / Akademik, Independency, Kesetaraan dengan Organisasi
Profesi yang lain.
2. Membangun Jejaring Fungsional (perumusan kebijakan operasional,
sircum concernt s/d sircum influent) membangun peluang organisasi dan
anggota.
3. Membangun Etika Organisasi
4. Membangun Kesetaraan dan Budaya Belajar
5. Membangun Percaya Diri dan Saling Percaya (trust building)
6. Korespondensi (teoritically-practically), horizontal-vertikal, melayani dan
berkontribusi
7. Keimanan dan Keikhlasan (ilmu alamiah-amal ilmiah, selfhelp dan
memberi, aksiologi).
Pokok Program :
1. Pengembangan Organisasi
2. Pemberdayaan Organisasi dan Anggota
3. Pengembangan dan Pembinaan Profesi
4. Pengabdi kepada Masyarakat
5. Pengembangan Kemitraan
6. Pengembangan dan Pembinaan Hubungan Masyarakat
7. Pengembangan Kewirausahaan
5. Keanggotaan
1. Anggota biasa, yaitu para sanitarian / ahli kesehatan lingkungan, warga
negara Indonesia yang berpendidikan tinggi dan atau bekerja / menekuni
di bidang sanitasi / kesehatan lingkungan.
2. Anggota luar biasa, yaitu anggota yang mempunyai profesi dalam
menunjang bidang sanitasi / kesehatan lingkungan yang ditetapkan oleh
pengurus.
3. Anggota kehormatan, yaitu anggota yang berasal dari tokoh masyarakat,
pejabat pemerintah atau swasta dan diperlukan jasanya bagi
perkembangan organisasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Profesionalisme tenaga kesehatan lingkungan / sanitarian ditunjukan dengan
perilaku yang memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan standar
pelayanan, mandiri, bertanggung jawab serta senantiasa mengembangkan
kemampuan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
B. Saran
1. Cintai dan banggalah kita sebagai seorang sanitarian.
2. Gunakanlah ilmu yang kita peroleh untuk hal yang positif dan dapat
diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang RI No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. Undang-Undang RI No 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
3. Undang-Undang RI No 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
4. Siwanto Hadi, dkk. 2010. Etika Profesi Sanitarian dan Pengembangan
Berwawasan Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai