Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ETIKA PROFESI

“ Tujuan, Peran, Fungsi, dan Kompetensi Ahli Madya Kesehatan Lingkungan serta
HAKLI “

Dosen Pembimbing :

Hadi Suryono, ST, MPPM

Ferry Kriswandana, SST, MT

Disusun Oleh :

Safira Alya Nurul Jannah P27833118009

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

PRODI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah etika profesi tentang “Tujuan,Peran,
Fungsi, dan Kompetensi Ahli Madya Kesehatan Lingkungan serta HAKLI“.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai mata kuliah Etika profesi. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah bapak Hadi.dan tak lupa pula
penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu
proses penyusunan makalah ini sehingga bisa selesai tepat pada waktunya.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
penulis menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah Etika profesi ini dapat memberi manfaat maupun
inspirasi kepada pembaca.

Surabaya, 7 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
BAB I........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
I.1 Latar Belakang.................................................................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah............................................................................................................................1
I.3 Tujuan..............................................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................................3
II.1 Tujuan Sanitarian............................................................................................................................3
II.2 Peran Sanitarian..............................................................................................................................3
II.3 Fungsi Sanitarian............................................................................................................................5
II.5 Kompetensi Sanitarian....................................................................................................................6
II.5 HAKLI............................................................................................................................................9
BAB III...................................................................................................................................................12
PENUTUP...............................................................................................................................................12
III.1 Kesimpulan..................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sanitarian adalah tenaga profesional yang bekerja dalam bidang sanitasi dan kesehatan
lingkungan dengan latar belakang pendidikan yang beragam dan yang telah mengikuti
pendidikan atau pelatihan khusus di bidang sanitasi dan kesehatan lingkungan.

Profesionalisme tenaga sanitarian/kesehatan lingkungan ditunjukkan dengan perilaku tenaga


sanitarian/kesehatan lingkungan yang memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan standar
pelayanan, mandiri, bertanggung jawab dan bertanggung gugat, serta senantiasa
mengembangkan kemampuannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Dalam era globalisasi, tuntutan mutu pelayanan kesehatan lingkungan tidak dapat dielakkan
lagi.Peraturan perundang-undangan sudah mulai diarahkan kepada kesiapan seluruh profesi
kesehatan dalam menyongsong era pasar bebas tersebut. Sanitarian/ahli kesehatan lingkungan
harus mampu bersaing dengan profesi sanitarian/ahli kesehatan lingkungan dari negara lain.
Untuk itu diperlukan adanya standar profesi sanitarian/ahli kesehatan lingkungan sebagai
pedoman standarisasi bagi profesi sanitarian/ahli kesehatan lingkungan.

Sanitarian/Ahli Kesehatan Lingkungan adalah tenaga profesional di bidang kesehatan


lingkungan yang memberikan perhatian terhadap aspek kesehatan lingkungan air, udara, tanah,
makanan dan vector penyakit pada kawasan perumahan, tempat-tempat umum, tempat kerja,
industri, transportasi dan matra.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja Tujuan Ahli madya Kesehatan Lingkungan / Sanitarian ?
2. Bagaimana Peran Ahli madya Kesehatan Lingkungan / Sanitarian ?
3. Bagaimana penerapan Fungsi Ahli madya Kesehatan Lingkungan / Sanitarian ?
4. Apa yang dimaksud dengan Kompetensi Ahli Madya Kesehatan Lingkungan ?
5. Apa pengertian HAKLI ?

1
I.3 Tujuan
- Umum :
Agar mahasiswa mengerti seperti apa tujuan, peran, penerapan dan
kompetensi ahli madya kesehatan lingkungan serta mengetahui apa itu HAKLI
- Khusus :
1. Mengerti Tujuan Ahli madya Kesehatan Lingkungan / Sanitarian
2. Dapat memahami serta menerapkan Peran Ahli madya Kesehatan Lingkungan /
Sanitarian
3. Fungsi Ahli madya Kesehatan Lingkungan / Sanitarian
4. Mampu memahami Kompetensi Ahli Madya Kesehatan Lingkungan
5. Mampu menjelaskan pengertian HAKLI

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tujuan Sanitarian


Sanitarian/Ahli Kesehatan Lingkungan adalah tenaga profesional di bidang kesehatan
lingkungan yang memberikan perhatian terhadap aspek kesehatan lingkungan air, udara,
tanah, makanan dan vector penyakit pada kawasan perumahan, tempat-tempat umum,
tempat kerja, industri, transportasi dan matra.
Sanitarian juga merupakan Ahli Kesehatan Lingkungan, seorang tenaga professional
yang bertanggung jawab untuk tujuan pemutusan mata rantai, dan pencegahan resiko
penyakit, pencemaran dan kecelakaaan institusi, masyarakat dan bidang khusus dengan
jenis:
1. Sanitarian Institusi (RS, Industri,TTU, Tempat kerja)
2. Sanitarian lapangan (Desa, Kota, khusus, Matra)
3. Sanitarian specialist (Pendidik,Peneliti,Ahli standardisasi,Ahli hukum kesehatan
lingkungan)
 Seorang sanitarian memilik tujuan dalam menjalankan profesinya, yaitu meliputi :
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan bagi para ahli kesehatan lingkungan dalam berperan aktif, terarah
dan terpadu dalam pembangunan kesehatan nasional.
2. Tujuan  Khusus
Sebagai pedoman bagi para ahli kesehatan lingkungan dalam melaksanakan
pekerjaannya sebagai tenaga kesehatan di bidang kesehatan lingkungan sesuai dengan
tugas, fungsi dan kewenangannya.

II.2 Peran Sanitarian


Sebagai Pelaksana Kegiatan Kesehatan Lingkungan, Pengajar, Pelatih dan
Pemberdayaan Masyarakat, pengelola kesehatan lingkungan.
1. Pelaksana
2. Pengelola/keahlian
3. Pengawas/penyedia
4. Peneliti
5. Penyuluhan/pemberdayaanMasyarakat/Pendidik/Pembaharu
3
 Selain itu seorang sanitarian juga memiliki peran dalam berbagai bidang, seperti :
a) Peran Sebagai Pengajar, Pelatih, dan Pemberdayaan Masyarakat
1. Menginventarisasi pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat tentang kesehatan
lingkungan. Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Menyusun instrumen pengumpulan data pengetahuan , sikap dan perilaku tentang
kesehatan lingkungan.
b. Mengumpulkan data pengetahuan , sikap dan perilaku tentang kesehatan
lingkungan.
2. Menentukan pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang kesehatan lingkungan yang perlu
diintervensi. Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Memahami pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat yang sesuai dengan
kaidah kesehatan.
b. Memilih bentuk intervensi pengetahuan, sikap dan perilaku.
3. Merencanakan bentuk intervensi perubahan pengetahuan, sikap, dan  perilaku tentang
kesehatan lingkungan. Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Memahami metoda intervensi.
b. Merancang bentuk intervensi yang kuat.
4. Melaksanakan intervensi terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat yang
tidak sesuai dengan kaidah kehatan. Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Memahami tata laksana intervensi sikap dan perilaku.
b. Menggali sumber daya di masyarakat.
c. Mengembangkan jaringan kemitraan untuk pemecahan masalah kesehatan
lingkungan.
d. Menggerakan sumber daya.
e. Memberikan alternatif pemecahan masalah.
5. Mengevaluasi hasil intervensi. Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Menentukan kriteria keberhasilan intervensi.
b. Menentukan instrumen evaluasi.
c. Menilai keberhasilan intervensi.
b) Peran sebagai peneliti kesehatan lingkungan
1. Menentukan masalah kesehatan lingkungan Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Mengumpulkan data kesehatan lingkungan.
b. Merumuskan masalah kesehatan lingkungan. 

4
2. Melaksanakan kegiatan penelitian teknologi tepat. Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Mampu membuat usulan penelitian teknologi tepat dalam  bidang kesehatan
lingkungan.
b. Menggerakan sumber daya.
c. Menyusun Laporan penelitian.
c) Peran sebagai Pengajar, Pelatih dan Pemberdayaan Masyarakat.
1. Kompetensi yang harus dimiliki adalah :
a. Menyusun instrumen , mengumpulkan, memilih bentuk dan metode intervensi,
memahami tata laksana, menggali dan menggerakkan sumber daya, menjalin
kemitraan, memberikan alternatif pemecahan masalah.
b. Menentukan instrumen evaluasi, menilai kriteria keberhasilan intervensi.

d) Peran sebagai Asisten Peneliti Kesehatan Lingkungan


1. Kompetensi yang harus dimiliki :
A. Mengumpulkan data, merumuskan masalah kesehatan lingkungan
B. Mampu membuat usulan penelitian, menggerakan sumber daya dan menyusun
laporan penelitian.

II.3 Fungsi Sanitarian


Menentukan komponen lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia untuk
Menganalisis hasil pengukuran komponen lingkungan yang mempengaruhi kesehatan
lingkungan, Menginterprestasikan hasil pengukuran komponen lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan manusia, Merancang dan merekayasa Penanggulangan masalah
Lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia, Mengorganisir Penanggulangan
masalah kesehatan lingkungan dan Mengevaluasi hasil.
1. Menentukan komponen lingkungan mempengaruhi kesehatan manusia. Kompetensi
yang harus dimiliki :
a. Mampu mengidentifikasi komponen komponen yang mempengaruhi kesehatan
manusia
b. Menggunakan alat dan bahan sesuai dengan prosedur. 
2. Melaksanakan pemeriksaan dan pengukuran komponen lingkungan secara tepat
berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan. Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Memilih alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan
b. Menggunakan alat dan bahan sesuai dengan prosedur.
5
3. Menginformasikan hasil pemeriksaan / pengukuran Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Memahami bentuk bentuk penyajian hasil pemeriksaan.
b. Menyajikan hasil pemeriksaan/pengukuran.
4. Menetapkan penyimpangan hasil pemeriksaan terhadap standar baku mutu sanitasi
bersih. Kompetensi yang harus dimilliki :
a. Memahami standar baku mutu sanitasi.
b. Mampu mempergunakan standar sanitasi lingkungan yang tepat.
c. Mampu menegakkan diagnosa lingkungan.
5. Menganalisis hasil pengukuran komponen lingkungan yang mempengaruhi kesehatan
lingkungan. Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Memahami dampak negatif akibat penyimpangan mutu lingkungan.
b. Menggunakan metode analisis yang tepat. 
6. Menginterprestasikan hasil pengukuran komponen lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan manusia. Koompetensi yang harus dimiliki :
a. Mebandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu lingkungan.
b. Menentukan penyimpangan parameter mutu lingkungan.
7. Merancang dan merekayasa penanggulangan masalah lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan manusia. Kompetensi yang harus dimiliki :
a. Memahami cara penanggulangan masalah lingkungan yang mempengaruhi kesehatan
manusia.
b. Memilih cara penanggulangan yang tepat.
c. Merancang bangun upaya penanggulangan masalah lingkungan yang berpengaruh
terhadap kesehatan manusia.
8. Mengorganisir penanggulangan masalah kesehatan lingkungan. Kompetensi yang harus
dimiliki :
a. Memahami tata laksana penangggulangan.
b. Mampu menggunakan sumber daya yang ada.
9. Mengevaluasi hasil penanggulangan. Kompetensi yang harus dimiliki:
a. Menentukan kriteia kebersihan penanggulangan.
b. Menentukan instrumen/alat evaluasi.
c. Menillai kebersihan penanggulangan.

II.5 Kompetensi Sanitarian


Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang (tenaga kesehatan)
berdasarkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional untuk dapat
6
menjalankan praktik dan/atau pekerjaan profesinya. Untuk menjamin mutu pelayanan
profesi, sanitarian harus memiliki kompetensi sesuai Standar Kompetensi Sanitarian, yang
diukur melalui uji kompetensi. Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan
terhadap kompetensi tenaga kesehatan untuk dapat menjalankan praktik dan/atau pekerjaan
profesinya di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi. Sedangkan standar pelayanan
profesi adalah pedoman yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam melakukan
pelayanan kesehatan.

 Secara rinci kompetensi sanitarian terdiri dari 46 unit kompetensi, meliputi:

1. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik air dan limbah cair: meliputi pengambilan,
pengiriman, pemeriksaan dan analisis hasil pemeriksaan sampel
2. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia air dan limbah cair: meliputi pengambilan,
pengiriman, pemeriksaan dan analisis hasil pemeriksaan sampel
3. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi air dan limbah cair: meliputi
pengambilan, pengiriman, pemeriksaan dan analisis hasil pemeriksaan sampel
4. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik udara/kebising-an/getaran/ kelembaban
udara/kecepatan angin & radiasi: meliputi pengambilan, pengiriman, pemeriksaan
dan analisis hasil pemeriksaan sampel
5. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia udara: meliputi pengambilan, pengiriman,
pemeriksaan dan analisis hasil pemeriksaan sampel
6. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi udara: meliputi pengambilan,
pengiriman, pemeriksaan dan analisis hasil pemeriksaan sampel
7. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik tanah dan limbah padat: meliputi
pengambilan, pengiriman, pemeriksaan dan analisis hasil pemeriksaan sampel
8. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia tanah dan limbah padat: meliputi
pengambilan, pengiriman, pemeriksaan dan analisis hasil pemeriksaan sampel
9. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan parasitologi tanah dan limbah
padat: meliputi pengambilan, pengiriman, pemeriksaan dan analisis hasil
pemeriksaan sampel
10. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik makanan dan minuman: meliputi
pengambilan, pengiriman, pemeriksaan dan analisis hasil pemeriksaan sampel
11. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia makanan dan minuman: meliputi
pengambilan, pengiriman, pemeriksaan dan analisis hasil pemeriksaan sampel
12. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan parasitologi makanan dan

7
minuman: meliputi pengambilan, pengiriman, pemeriksaan dan analisis hasil
pemeriksaan sampel
13. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan parasitologi sampel usap alat
makanan dan minuman dan rectum: meliputi pengambilan, pengiriman,
pemeriksaan dan analisis hasil pemeriksaan sampel
14. Melakukan Survai Vektor dan Binatang Pengganggu, termasuk analisis hasil Survai

15. Melakukan pengukuran kuantitas (debit) air dan air limbah, termasuk analisis hasil

16. Mengidentifikasi makro dan mikro bentos di badan air: meliputi pengambilan,
pengiriman, pemeriksaan dan analisis hasil pemeriksaan sampel

17. Melakukan pemeriksaan sampel toksikan dan hiomonitoring: meliputi


pengambilan, pengiriman, pemeriksaan dan analisis hasil pemeriksaan sampel

18. Melakukan analisis dampak kesehatan lingkungan,

19. Mengelola program hygiene industri, kesehatan dan ke-selamatan kerja,

20. Merancang, mengoperasikan, dan memelihara peralatan pengelolaan sampah,

21. Mengoperasikan alat pengeboran air tanah.

22. Melakukan pengeboran air tanah untuk pembangunan sarana air bersih,

23. Melakukan pendugaan air tanah,

24. Mengkalibrasi dan memelihara peralatan pengujian,

25. Mengoperasikan alat alat aplikasi pengendalian vektor,

26. Mengelola alat-alat pengambil sampel udara,

27. Melakukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan (komunikasi),

28. Mengawasi sanitasi pengelolaan linen,

29. Melakukan pengelolaan limbah padat sesuai jenisnya,

30. Melakukan Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu,

31. Melakukan pengelolaan pembuangan tinja,

32. Mengawasi sanitasi pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3),

33. Melakukan surveilance penyakit berbasis lingkungan,

34. Berwirausaha di bidang kesehatan pelayanan kesehatan lingkungan,


8
35. Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan lingkungan,

36. Menilai kondisi kesehatan perumahan (kepadatan hunian, lantai, dinding, atap,
ventilasi, jendela dan pena-taan ruangan/bangunan),

37. Menerapkan prinsip sanitasi pengelolaan makanan,

38. Menerapkan HACCP dalam pengelolaan makanan dan minuman,

39. Mengawasi sanitasi tempat pembuatan, penjualan, penyimpanan, pengangkutan &


penggunaan pestisida,

40. Mengawasi Sanitasi Tempat-tempat Umum, Industri, Pa-risata, Permukiman dan


Sarana Transportasi,

41. Melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan,

42. Merancang teknologi tepat guna dan ramah lingkungan,

43. Melakukan intervensi administratif sesuai hasil analisis sampel air, tanah, udara,
limbah makanan dan minuman, vektor dan binatang pengganggu,

44. Melakukan intervensi teknis sesuai hasil analisis sampel air, tanah, udara, limbah
makanan dan minuman, vektor dan binatang pengganggu,

45. Melakukan intervensi sosial sesuai hasil analisis sampel air, tanah, udara, limbah
makanan dan minuman, vektor dan binatang pengganggu,

46. Mengelola klinik sanitasi.

II.5 HAKLI
Himpunan Ahli Madya Kesehatan Lingkungan (HAKLI)  adalah organisasi profesi sebagai
wadah pemersatu dan pembina profesional kesehatan lingkungan yang secara khas beragam dan
berjenjang dari latar belakang pendidikan, lapangan kerja, posisi, peran dan jalur peminatan
menjadi satu kesatuan jejaring fungsional dengan keahlian kesehatan lingkungan.tujuanHAKLI
meningkatkan daya dan hasil guna para anggotanya dalam mengabdikan keprofesionalannya
serta meningkatkan dan mengembangkan kesehatan lingkungan agar lebih berdaya bagi
peningkatan profesi dan pembangunan kesehatan lingkungan untuk kesejahteraan.

Sebagai organisasi profesi, para anggotanya dilandasi oleh kemampuan dan ketrampilan di
bidang ilmu dan seni kesehatan lingkungan dalam upaya mengembangkan budaya perilaku
hidup sehat dan pengelolaan lingkungan yang bersih, aman, nyaman, sehat dan sejahtera sesuai
dengan harkat dan martabat manusia. 
9
Keanggotaannya bersifat  stelsel aktif dengan berbagai latar belakang jenis dan jenjang
pendidikan kesehatan lingkungan dan yang terkait, yang menjalankan profesinya di bidang
kesehatan lingkungan dan atau peduli terhadap pengelolaan lingkungan baik di lingkungan
pemerintah maupun non pemerintah.Di lingkungan pemerintah/sektor kesehatan, anggotanya yg
berminat menjadi tenaga fungsional dikembangkan sesuai kompetensinya sebagai tenaga
fungsional dengan sebutan Sanitarian, terdiri dari Sanitarian  Trampil (pelaksana), Sanitarian
Ahli (Pelaksana Lanjut, Pengelola, Penyidik) dan Sanitarian Spesialist (Pendidik, Peneliti,
Penyidik lanjut).

Organisasi profesi kesehatan lingkungan yang menjadi wadah aspirasi semua lulusan
institusi kesehatan lingkungan di Indonesia dan disiplin ilmu terkait yang berminat dalam
bidang kesehatan lingkungan.HAKLI adalah organisasi profesi sebagai wadah pemersatu dan
ector ectorional kesehatan lingkungan yang secara khas beragam dan berjenjang dari latar
belakang pendidikan, lapangan kerja, posisi, peran dan jalur peminatan menjadi satu kesatuan
jejaring fungsional dengan keahlian kesehatan lingkungan.

1. memiliki tujuan meningkatkan daya dan hasil guna para anggotanya dalam
mengabdikan keprofesionalannya serta meningkatkan dan mengembangkan kesehatan
lingkungan agar lebih berdaya bagi peningkatan profesi dan pembangunan kesehatan
lingkungan untuk kesejahteraan.
2. dibentuk dan didirikan pada tanggal 12 April 1980, dengan sadar dan keinginan luhur
yang didasari oleh ilmu, ketrampilan dan sikap yang dimiliki untuk mewujudkan tujuan
tersebut, sebagai pengembangan dan perubahan organisasi Ikatan Kontrolir Kesehatan
Indonesia (IKKI)  yang didirikan pada tanggal 5 September 1955.
3. Sebagai organisasi profesi, para anggotanya dilandasi oleh kemampuan dan ketrampilan
di bidang ilmu dan seni kesehatan lingkungan dalam upaya mengembangkan budaya
perilaku hidup sehat dan pengelolaan lingkungan yang bersih, aman, nyaman, sehat dan
sejahtera sesuai dengan harkat dan martabat manusia. 
4. Keanggotaannya bersifat  stelsel aktif dengan berbagai latar belakang jenis dan jenjang
pendidikan kesehatan lingkungan dan yang terkait, yang menjalankan profesinya di
bidang kesehatan lingkungan dan atau peduli terhadap pengelolaan lingkungan baik di
lingkungan pemerintah maupun non pemerintah.
5. Di lingkungan pemerintah/ector kesehatan, anggotanya yg berminat menjadi tenaga
fungsional dikembangkan sesuai kompetensinya sebagai tenaga fungsional dengan
sebutan Sanitarian, terdiri dari Sanitarian  Trampil (pelaksana), Sanitarian Ahli

10
(Pelaksana Lanjut, Pengelola, Penyidik) dan Sanitarian Spesialist (Pendidik, Peneliti,
Penyidik lanjut).

11
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Sanitarian/Ahli Kesehatan Lingkungan merupakan tenaga profesional di bidang


kesehatan lingkungan yang memberikan perhatian terhadap aspek kesehatan lingkungan air,
udara, tanah, makanan dan vector penyakit pada kawasan perumahan, tempat-tempat umum,
tempat kerja, industri, transportasi dan matra.Sanitarian juga memiliki tanggung jawab untuk
pemutusan mata rantai, dan pencegahan resiko penyakit, pencemaran dan kecelakaaan
institusi, masyarakat
Seorang sanitarain dalam melaksanakan hak dan kewajibannya senantiasa dilandasi oleh
kode etik dan selalu menjujung tinggi ketentuan yang dicanangkan oleh profesi.Di dalam
melaksanakan tugas dan fungsi dalam pengabdiannya berpedoman pada standar kompetensi.
Standar kompetensi ini senantiasa terus dilengkapi dengan perangkat-perangkat keprofesian
yang lain.

Untuk menjalankan peran, fungsi tenaga sanitarian harus memiliki kompetensi sesuai
dengan standar kompetensi. Standar pelayanan profesi adalah pedoman yang harus diikuti
oleh tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan. Standar Kompetensi
Sanitarian disusun berdasarkan Peran, Fungsi dan Kompetensi yang harus dimiliki oleh
Sanitarian. 46 jenis kompetensi sanitarian madya menjadi wajib untuk dikuasai sebagai
tenaga profesional bidang kesehatan lingkungan.

12
DAFTAR PUSTAKA

(2012, Juni 11). Retrieved April 06, 2020, from kesehatan lingkungan banda aceh:
https://khairul-kesling.blogspot.com/2012/11/sanitarian.html

Denia. (2016, Januari 06). Retrieved April 06, 2020, from


http://deniamaori.blogspot.com/2016/01/makalah-etika-profesi.html

Nilai.(1998). Standard Profesi Kesehatan Lingkungan. PT Gramedia Pustaka Utama

Dr. Hadi Siswanto, MPH, Buku Ajar Etka Profesi, Etika, Sanitarian, Kesehatan Lingkungan dan
Pembangunan Berkelanjutan, Jakarta, Politeknik Kesehatan Jakarta II, 2008

Keputusan Menteri Kesehatan No. 373/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Sanitarian

Lagiono dan Nurur Qomariah, Buku Ajar Etika Profesi, Kebayoran Baru Jakarta Selatan, 2017.

Badan PPSDM Kesehatan, Diklat Aparatur, 2011, Modul Pelatihan Jabatan fungsional sanitarian
Jenjang Terampil-Pelaksana, Kemenkes RI

Buku Pedoman Pengajaran Mata Kuliah Dasar- dasar Kesehatan Lingkungan pada PAM SKL,
Pusdiknakes, 1993
Hadi Siswanto, dkk, 2010, Etika Profesi Sanitarian dan Pembangunan Berwawasan Kesehatan,
Yogyakarta, Graha Ilmu Press.

13

Anda mungkin juga menyukai