Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA (HAKLI)

Mata Kuliah Etika Profesi


Dosen Pengampu : Sugito, H. Drs., ST., MT.

Disusun Oleh :
Florentina Pratiwi Manto 183800025
Annisa’ Fauziah Rachmawati 183800030
Emillia Dwi Pujiarni 183800032
Dinda Tri Rullika 183800035
Andhika Chandra Satria 183800038
M. Zulfan Afiv 183800052

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

1
2021

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, yang diutus sebagai rahmat bagi semesta alam, sebagai
pemberi kabar gembira bagi orang-orang yang beriman dan memberi peringatan
bagi orang-orang kafir. Semoga juga terlimpah kepada keluarganya, sahabat-
sahabatnya, dan orang-orang yang menempuh jalannya serta mengukuti
petunjuknya hingga hari Kiamat.

Berkat rahmat, kekuatan, kesehatan jasmani dan rohani yang diberikan


Oleh Allah SWT, akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan judul
“HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA (HAKLI)”.
Sekaligus kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Yang Terhormat
Bapak Sugito, H. Drs., ST., MT. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengelolaan
Limbah Industri yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam
pembuatan makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa


masih banyak kelemahan dan kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Demikianlah makalah ini penulis buat, semoga
dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Sejarah dan Perkembangan.......................................................................3
2.2 Visi, Misi, dan Tujuan HAKLI.................................................................3
2.3 AD dan ART HAKLI................................................................................4
2.4 Atribut dan Etika Organisasi Profesi (OP)..............................................23
2.5 Kegiatan atau Program Kerja HAKLI.....................................................26
2.6 Keanggotaan HAKLI..............................................................................28
BAB III..................................................................................................................31
PENUTUP..............................................................................................................31
3.1 Kesimpulan..............................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................32

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada
antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari
manusia (WHO), Sedangkan menurut Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan
Indonesia (HAKLI) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan
yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia
dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia
yang sehat dan bahagi ( manula arman, 2019 ).
Kebiasaan sebagian besar masyarakat Indonesia yang kurang sadar
kebersihan dan lingkungan yang sehat sangat mempengaruhi kulitas
kesehatan lingkungan, hal ini terjadi karena berbagai sebab, antara lain karena
kurangnya pengetahuan akan kebersihan dan kesehatan lingkungan dan juga
karena kebiasaan atau budaya hidup yang tidak bersih.
Aktivitas masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat belum menyadari
pentingnya kesehatan lingkungan, salah satu diantarnya yaitu kebiasan-
kebiasaan masyarakat yang sudah membudaya sehingga masyarakat mungkin
tidak sadar bahwa perilaku-perilaku yang mereka lakukan dapat
mempengaruhi derajat kesehatan lingkungan disekitar rumah tempat
tinggalnya, seperti: membuang sampah pada lahan-lahan kosong, tanah
miring dan sungai, sehingga menimbulkan bau tak sedap disekitar wilayah
tempat tinggal masyarakat. Tepat penyediaan air bersih yang tidak dibangun
dengan baik, kebanyakan masih dalam bentuk sumur. Pembuangan air limbah
rumah tangga biasanya di buang langsung ke empang atau selokan-selokan
yang dekat dengan rumah mereka, sedangkan untuk pembuangan hajat
sebagian sudah membuangnya pada septic tank dan sebagian masyarakat
masih ada yang membuang air besar secara sembarangan ketika musim
kemarau ( Silviati. 2016 )

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana isi dari Musyawarah Nasional (MUNAS) IV Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia Tahun 2015? Dan apa saja elemen yang
tercantum di dalamnya?

1
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui elemen-elemen pada HAKLI dan pengertiannya yang
tercantum pada Musyawarah Nasional (MUNAS) IV Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia Tahun 2015

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah dan Perkembangan


HAKLI  adalah organisasi profesi sebagai wadah pemersatu dan pembina
profesional kesehatan lingkungan yang secara khas beragam dan berjenjang
dari latar belakang pendidikan, lapangan kerja, posisi, peran dan jalur
peminatan menjadi satu kesatuan jejaring fungsional dengan keahlian
kesehatan lingkungan. HAKLI memiliki tujuan meningkatkan daya dan hasil
guna para anggotanya dalam mengabdikan keprofesionalannya serta
meningkatkan dan mengembangkan kesehatan lingkungan agar lebih berdaya
bagi peningkatan profesi dan pembangunan kesehatan lingkungan untuk
kesejahteraan.
HAKLI dibentuk dan didirikan pada tanggal 12 April 1980, dengan sadar
dan keinginan luhur yang didasari oleh ilmu, ketrampilan dan sikap yang
dimiliki untuk mewujudkan tujuan tersebut, sebagai pengembangan dan
perubahan organisasi Ikatan Kontrolir Kesehatan Indonesia (IKKI) yang
didirikan pada tanggal 5 September 1995.
HAKLI sebagai organisasi profesi, para anggotanya dilandasi oleh
kemampuan dan ketrampilan di bidang ilmu dan seni kesehatan lingkungan
dalam upaya mengembangkan budaya perilaku hidup sehat dan pengelolaan
lingkungan yang bersih, aman, nyaman, sehat dan sejahtera sesuai dengan
harkat dan martabat manusia.
HAKLI keanggotaannya bersifat stelsel aktif dengan berbagai latar
belakang jenis dan jenjang pendidikan kesehatan lingkungan dan yang terkait,
yang menjalankan profesinya di bidang kesehatan lingkungan dan atau peduli
terhadap pengelolaan lingkungan baik di lingkungan pemerintah maupun non
pemerintah.
HAKLI dilingkungan pemerintah/sektor kesehatan, anggotanya yg
berminat menjadi tenaga fungsional dikembangkan sesuai kompetensinya
sebagai tenaga fungsional dengan sebutan Sanitarian, terdiri dari Sanitarian
Trampil (pelaksana), Sanitarian Ahli (Pelaksana Lanjut, Pengelola, Penyidik)
dan Sanitarian Spesialist (Pendidik, Peneliti, Penyidik lanjut).

2.2 Visi, Misi, dan Tujuan HAKLI


 Visi

3
Mengembangkan dan mengamalkan Profesionalisme Kesehatan
Lingkungan untuk Mencapai Lingkungan Sehat dan Kesejahteraan
Masyarakat.

 Misi
a. Memfasilitasi anggota untuk mengembangkan dan mengamalkan
profesionaisme kesehatan lingkungan.
b. Menyelenggarakan standar kompetensi, standar pelayanan, dan
legeslasi profesi di bidang kesehatan lingkungan bagi anggotanya.
c. Mengembangkan kerja sama kemitraan dengan pemerintah,
institusi pendidikan dan organisasi profesi lainnya serta lembaga-
lembaga kemasyarakatan tang terkait.
d. Melakukan control social di bidang kesehatan lingkungan.
e. Melakukan pembinaan, penyuluhan dan pendidikan kesehatan
lingkungan kepada masyarakat dalam mewujudkan lingkungan
hidup yang sehat.

 Tujuan
Menghimpun, membina, mengembangkan dan mengamalkan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang sanitasi dan kesehatan
lingkungan dalam mencapai lingkungan yang sehat.

2.3 AD dan ART HAKLI


a. Anggaran Dasar (AD) HAKLI
Anggaran Dasar (AD) HAKLI diatur dalam keputusan
Musyawarah Nasional (MUNAS) VI Himpunan Ahli Kesehatan
Lingkungan Indonesia Tahun 2015. Berikut adalah isi dari AD HAKLI :

RANCANGAN UNTUK DIBAHAS DALAM MUNAS 2015


KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL VI HIMPUNAN AHLI
KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA TAHUN 2015
NOMOR : 06/MUNAS-VI/HAKLI/2015
TENTANG ANGGARAN DASAR HIMPUNAN AHLI KESEHATAN
LINGKUNGAN INDONESIA (HAKLI)

Bahwa untuk mengisi kemerdekaan Indonesia yang bertujuan mencapai


masyarakat adil dan Makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
diperlukan peran serta dan pengabdian dan segenap warga Negara
Indonesia.

4
Bahwa sesuai amanat UUD 45 (amandemen) Pasal 28H ayat (1) Setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.

Bahwa untuk mencapai tujuan tersebut diatas dilaksanakan pembangunan


di berbagai bidang yang antara lain untuk mencapai lingkungan kehidupan
yang sehat dan harmonis, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang lebih baik. Untuk itu perlu adanya wadah untuk meningkatkan dan
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, martabat dan etika
profesi, pembinaan dan pengembangan profesi serta pengamalan dan
pengawasan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kesehatan lingkungan.

Bahwa untuk mencapai tujuan tersebut Pemerintah telah menetapkan


kebijakan melalui Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan yang secara khusus mengatur pembangunan di
bidang kesehatan lingkungan untuk mencapai lingkungan kehidupan yang
sehat dan harmonis. Undang-Undang nomor 36 tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan pasal 50 ayat (1) (2) dan (3) mengamanatkan hanya ada
satu organisasi profesi Tenaga Kesehatan Lingkungan.

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa disertai dengan keadaan dan
keinginan luhur, berdasarkan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap
yang dimiliki sesuai kebijakan

Pemerintah RI, dengan ini menyempurnakan Anggaran Dasar Himpunan


Ahli Kesehatan Lingkungan ( HAKLI ) yang didirikan pada tanggal 12
April 1980 dan Ikatan Kontrolier Kesehatan Indonesia ( IKKI ) yang
didirikan pada tanggal 5 September tahun 1955 menjadi sebagai berikut :

BAB I. NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN


Pasal 1
(1) Organisasi ini bernama Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan
Indonesia disingkat HAKLI atau untuk hubungan internasional
dipakai terjemahan The Indonesian Association of Environmental
Health disingkat IAEH.
(2) Organisasi ini didirikan di Bandung Jawa Barat pada tanggal 12-04-
1980 (duabelas bulan April tahun seribu sembilanratus delapanpuluh)
untuk jangka waktu yang tidak di tentukan lamanya.
(3) Pengurus Pusat HAKLI berkedudukan di Ibukota Negara Republik
Indonesia.

5
(4) Pengurus Daerah, cabang dan Komisariat HAKLI berkedudukan di
wilayah kerja masing-masing.

BAB II. ASAS, TUJUAN DAN SIFAT


Pasal 2
(1) Organisasi berasaskan Pancasila.
(2) Organisasi bertujuan menghimpun, membina , mengembangkan dan
mengamalkan IPTEK di bidang kesehatan lingkungan dalam
mencapai lingkungan yang sehat.
(3) Organisasi merupakan profesi di bidang Kesehatan Lingkungan yang
bersifat terbuka.

BAB III. STATUS DAN FUNGSI


Pasal 3
STATUS
Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia merupakan satu-satunya
organisasi profesi kesehatan lingkungan di Indonesia sebagaimana
dimaksud Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan pasal 50 ayat (2) yang telah disahkan dengan Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia No: AHU –
00005.60.10.3014
Pasal 4
FUNGSI
Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia berfungsi sebagai:
1. Pemersatu;
2. Pemberdaya;
3. Pembina dan Pengayom ;
bagi profesi kesehatan lingkungan di Indonesia serta berperan sebagai
advokator untuk penentuan kebijakan kesehatan lingkungan.

BAB IV. USAHA UTAMA


Pasal 5
(1) Menggalang persatuan dan kesatuan semua kompetensi dan potensi
professional anggota.
(2) Meningkatkan peranan dan pengabdian anggota kepada masyarakat
dalam upaya pelayanan profesi kesehatan lingkungan.
(3) Menyelenggarakan penelitian, pengembangan dan peningkatan
kompetensi profesional anggota di bidang IPTEK kesehatan
lingkungan.
(4) Menggalang dan mengembangkan kemitraan dengan pemerintah,
swasta maupun organisasi kemasyarakatan di bidang kesehatan

6
lingkungan baik di dalam maupun di luar negeri guna menunjang
perwujudan visi dan misi organisasi.
(5) Meningkatkan profesionalitas melalui sertifikasi keahlian khusus di
bidang kesehatan lingkungan.
(6) Mengembangkan upaya praktek mandiri dibidang kesehatan
lingkungan

BAB IV. KEANGGOTAAN


Pasal 6
(1) Anggota HAKLI terdiri dari tenaga kesehatan di bidang sanitasi
lingkungan, entomologi kesehatan, mikrobiologi kesehatan dan tenaga
kesehatan lingkungan lainnya.
(2) Keanggotaan organisasi terdiri dari 4 (empat) macam, yaitu anggota
biasa, anggota luar biasa, anggota kehormatan, dan anggota muda.
(3) Anggota HAKLI mempunyai hak dan kewajiban
(4) Ketentuan –ketentuan tentang keanggotaan Himpunan Ahli Kesehatan
Lingkungan Indonesia diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

BAB V. SUSUNAN DAN TATA KERJA ORGANISASI,


KEKUASAAN ORGANISASI, TUGAS DAN WEWENANG
PENGURUS ORGANISASI
Pasal 7
(1) Ditingkat Nasional dibentuk Pengurus Pusat HAKLI.
(2) Ditingkat Provinsi dibentuk Pengurus HAKLI Provinsi.
(3) Ditingkat Kabupaten / Kota dibentuk Pengurus HAKLI
Kabupaten/Kota.
(4) Di unit kerja yang telah memiliki 20 orang anggota atau lebih bisa
membentuk Pengurus HAKLI Komisariat yang kedudukannya
menginduk kepada Pengurus HAKLI Kabupaten/Kota.
(5) Susunan Organisasi dan tata kerja serta susunan Pengurus Pusat,
Pengurus HAKLI Provinsi, pengurus HAKLI Kabupaten/Kota dan
Pengurus HAKLI Komisariat di atur dalam Anggaran Rumah Tangga.
(6) Kriteria Pengurus HAKLI Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan
Komisariat di atur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 8
KEKUASAAN ORGANISASI TINGKAT NASIONAL
(1) Kekuasaaan tertinggi di tingkat Nasional adalah Musyawarah
Nasional (MUNAS) yang diadakan setiap 5 (lima) tahun.
(2) Kekuasaaan MUNAS sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi :
a. Merubah, menyusun dan menetapkan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga

7
b. Membahas dan menetapkan Etika Profesi, Standar Kompetensi
Kerja, Standar Minimal Pelayanan Profesi dan Standar Profesi
untuk disyahkan oleh Menteri Kesehatan.
c. Membahas, menerima dan mengesahkan atau menolak
pertanggungbjawaban pelaksanaan program kerja pengurus lama.
d. Membahas dan menetapkan Rencana Stratejik HAKLI.
e. Memilih dan menetapkan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal
Pengurus Pusat HAKLI.
f. Tata tertib pemilihan dan pelantikan Pengurus Pusat diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga
g. Memilih dan menetapkan Ketua Kolegium Kesehatan Lingkungan
HAKLI.
h. Menetapkan rencana penyelenggaraan Musyawarah Kerja Nasional
(MUKERNAS) periode berikutnya, yang dilaksanakan sekurang-
kurangnya dua kali selama masa bakti kepengurusan.
i. Bagi pengurus yang dinyatakan tidak aktif berdasarkan hasil sidang
pleno Pengurus Pusat dalam MUKERNAS dapat dilakukan
penggantian antar waktu sesuai dengan kebutuhan organisasi
HAKLI
(3) Tata Tertib Musyawarah Kerja Nasional di atur dalam Anggaran
rumah Tangga
Pasal 9
KEKUASAAN ORGANISASI TINGKAT PROVINSI
(1) Kekuasaan tertinggi di tingkat daerah adalah Musyawarah Provinsi
( MUSPROV ) yang diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
(2) Kekuasaan MUSPROV sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi :
a. Merumuskan rencana aksi program Provinsi yang berpedoman
pada Rencana Stratejik HAKLI.
b. Membahas, menerima dan mengesahkan atau menolak
pertanggung jawaban pelaksanaan berdasarkan rencana aksi
program pengurus lama HAKLI provinsi.
c. Memilih dan menetapkan Ketua dan Sekretaris Pengurus Provinsi
serta
d. menyampaikan hasil MUSPROV ke Pengurus HAKLI Pusat.
e. Menetapkan keputusan – keputusan lainnya sesuai dengan batas
wewenang untuk tingkat provinsi.
f. Pelantikan Pengurus HAKLI Provinsi dilakukan oleh Pengurus
Pusat HAKLI.
g. Bagi Pengurus HAKLI Provinsi yang dinyatakan tidak aktif
berdasarkan hasil pleno dapat di usulkan pengganti antar waktu
dengan mengusulkan ke Pengurus Pusat HAKLI untuk pengesahan.

8
(3) Tata Tertib Musyawarah Provinsi di atur dalam Anggaran rumah
Tangga
Pasal 10
KEKUASAAN ORGANISASI TINGKAT KABUPATEN/KOTA
(1) Kekuasaan tertinggi di tingkat Kabupaten/kota adalah Musyawarah
Kabupaten/kota(MUSKAB/KOT) yang diadakan setiap 5 (lima)
tahun.
(2) Kekuasaan MUSKAB/KOT sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1
meliputi:
a. Menyusun rencana aksi kegiatan berdasarkan rencana aksi program
Provinsi.
b. Memilih pengurus cabang dan menyampaikan hasil
MUSKAB/KOT ke Pengurus HAKLI Provinsi untuk di syahkan.
c. Pelantikan Pengurus HAKLI Kabupaten/Kota dilakukan oleh
Pengurus Provinsi.
d. Bagi Pengurus HAKLI Kabupaten/Kota yang dinyatakan tidak
aktif berdasarkan hasil pleno dapat di usulkan pengganti antar
waktu dengan mengusulkan ke Pengurus HAKLI Provinsi untuk
pengesahan
(3) Tata Tertib Musyawarah Kabupaten/Kota di atur dalam Anggaran
rumah Tangga
Pasal 11
KEKUASAAN ORGANISASI TINGKAT KOMISARIAT
(1) Kekuasaan tertinggi di tingkat komisariat adalah Musyawarah
komisariat ( MUSKOM ) yang diadakan setiap 5 (lima) tahun.
(2) Kekuasaan MUSKOM sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1
meliputi :
a. Menyusun pokok-pokok kegiatan berdasarkan rencana aksi
kegiatan Kabupaten/Kota.
b. Memilih pengurus Komisariat dan menyampaikan hasil MUSKOM
ke Kabupaten/Kota untuk di syahkan.
c. Pelantikan Pengurus HAKLI Komisariat dilakukan oleh Pengurus
HAKLI Kabupaten/Kota.
(3) Tata Tertib Musyawarah Komisariat di atur dalam Anggaran rumah
Tangga
Pasal 12
TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS
(1) Pengurus Pusat HAKLI menentukan arah , kebijakan dan strategi
organisasi serta pokok – pokok program secara Nasional
(2) Pengurus HAKLI Pusat membentuk Lembaga, unit strategi dan unit
pelaksana, sesuai dengan beban kerja, tantangan, peluang dan
kebutuhan organisasi

9
(3) Lembaga yang dibentuk dimaksudkan untuk
a. Pengkajian dan Pengembangan IPTEK dan keprofesian Kesehatan
Lingkungan
b. Pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang Kesehatan
Lingkungan
c. Pengembangan kewirausahaan dan penggalangan kemitraan
d. Pengembangan sertifikasi keahlian dan profesionalisme
e. Pelaksana administrasi harian kesekretariatan.
(4) Pengurus Provinsi dan Kabupaten/Kota/Komisariat menyelenggarakan
kegiatan administrasi organisasi, menyusun dan melaksanakan
program kerja dan kegiatan berdasarkan arah, kebijakan dan strategi
serta program Nasional yang disesuaikan dengan karakteristik dan
masalah spesifik setempat.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan wewenang Pengurus
HAKLI Provinsi, Pengurus HAKLI Kabupaten/Kota, dan Pengurus
HAKLI Komisariat ditetapkan Pengurus Pusat.
Pasal 13
LEMBAGA TINGGI ORGANISASI
(1) Lembaga Tinggi Organisasi terdiri atas: Dewan Penasehat; Dewan
Pengawas; Komite Penegak Etik dan Disiplin; Komite Perlindungan
Hukum; serta Kolegium Kesehatan Lingkungan.
(2) Dewan Penasehat bertugas:
a. memberikan pengayoman kepada Pengurus
b. memberikan saran –saran yang berkaitan dengan arah dan tujuan
organisasi
(3) Dewan Pengawas organisasi bertugas :
a. melakukan pengawasan kinerja Pengurus Pusat
b. memberikan saran dan pertimbangan kepada Pengurus Pusat
c. memberikan penghargaan kepada Pengurus Pusat
(4) Komite Penegak Etik, dan Disiplin:
a. Menyusun Pedoman Penegakan Etik dan Disiplin.
b. Melaksanakan tugas Penegakan Etikdan Disiplin sesuai dengan
Pedoman Penegakan Etik dan Disiplin.
(5) Komite Perlindungan Hukum bertugas:
a. Menyusun Pedoman Perlindungan Hukum
b. Melaksanakan tugas Perlindungan Hukum sesuai dengan Pedoman
Perlindungan Hukum
(6) Kolegium Kesehatan Lingkungan, bertugas:
a. mengembangkan cabang disiplin ilmu dan nomenklatur kesehatan
lingkungan
b. mengembangkan standar pendidikan Tenaga Kesehatan
Lingkungan

10
(7) Ketentuan tentang susunan, pemilihan, pembentukan dan tata kerja
Dewan penasehat, Dewan Pengawas, Komite, dan Kolegium
Organisasi diatur dalam Anggaran rumah tangga
Pasal 14
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
(1) Kepemimpinan HAKLI bersifat kolektif dan mengedepankan
profesionalisme
(2) Keputusan diambil dengan mengutamakan musyawarah untuk
mufakat
(3) Apabila ayat (2) tidak dapat dicapai maka keputusan akan diambil
berdasarkan suara terbanyak.

BAB VI. KEKAYAAN ORGANISASI


Pasal 15
(1) Kekayaan organisasi terdiri dari :
a. barang tidak bergerak
b. barang bergerak
c. Rekening Giro/Koran/tabungan
(2) Uraian tentang sumber, peruntukan dan pengelolaan kekayaan
organisasi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VII. ALAT KELENGKAPAN


Pasal 16
Organisasi Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia ( HAKLI )
mempunyai atribut berupa Kartu Tanda Anggota (KTA), Motto Lembaga /
Logo, Mars, Hymne, Stempel, Pin, Pataka, Bendera, Naskah dan Tata Cara
Pelantikan Pengurus yang di tetapkan oleh Musyawarah Nasional.

BAB VIII. PERUBAHAN ANGGARAN DASAR


Pasal 17
Anggaran Dasar dapat dirubah dan harus disahkan dalam Musyawarah
Nasional dengan jumlah suara sekurang – kurangnya dua pertiga dari yang
hadir secara sah.

BAB IX. PEMBUBARAN ORGANISASI


Pasal 18
Organisasi ini hanya dapat di bubarkan bila ada mufakat bulat dari
musyawarah nasional yang di selenggarakan khusus untuk maksud itu

BAB X. KETENTUAN PERALIHAN


Pasal 19

11
Segala sesuatu yang belum di tetapkan dalam Anggaran Dasar akan diatur
dalan anggaran Rumah Tangga dan hal – hal yang dapat menimbulkan
penafsiran yang berlainan akan di tetapkan oleh Pengurus Pusat

BAB XI. KETENTUAN PENUTUP


Pasal 20
Anggaran Dasar ini disahkan dalam MUSYAWARAH NASIONAL VI
HAKLI tahun 2015 dan berlaku sejak di tetapkan
Di tetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 12 April 2015

PIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL VI


HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA
(HAKLI)

Ditandatangani oleh:
Ketua : Dr. Khambali, SKM.,MPPM
Wakil Ketua : Subardan Rochmat, M.Si, Dipl. EST
Sekretaris : Sjamsul Arifin SKM.,M.Epid
Anggota : 1. Muhammadong, SKM., M.Kes.
2. Akhsin Munawar, SST.,M.KES

b. Anggaran Rumah Tangga (ART) HAKLI


Anggaran Rumah Tangga (ART) HAKLI diatur dalam keputusan
Musyawarah Nasional (MUNAS) VI Himpunan Ahli Kesehatan
Lingkungan Indu\onesia Tahun 2015. Berikut adalah isi dari ART
HAKLI :
KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL VI HIMPUNAN AHLI
KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA TAHUN 2015
NOMOR : …./ MUNAS VI / HAKLI/ 2015
TENTANG ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN AHLI
KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA ( HAKLI )

BAB I. KEANGGOTAAN
Pasal 1
Keanggotaan HAKLI terdiri dari anggota biasa, anggota luar biasa, dan
anggota kehormatan.
Pasal 2
Anggota Biasa
(1) Anggota biasa adalah para ahli di bidang kesehatan lingkungan atau
tenaga kesehatan lingkungan, warga Negara Indonesia yang
berpendidikan tinggi dan atau bekerja / menekuni pekerjaan di bidang

12
sanitasi lingkungan, entomologi kesehatan, mikrobiologi kesehatan
dan tenaga kesehatan lingkungan lainnya.
(2) Keanggotaan biasa bersifat aktif dan sesuai dengan standar kualifikasi
profesi.
(3) Penetapan anggota biasa yang dimaksud dalam ayat (1) diatas
dilakukan melalui proses pendaftaran oleh pengurus Cabang atau
Pengurus Daerah untuk Kabupaten atau kota yang belum memiliki
Pengurus Cabang
(4) Persyaratan dan standar kualifikasi profesi di tetapkan oleh Pengurus
Pusat
Pasal 3
Anggota Luar Biasa
(1) Anggota luar biasa adalah mereka yang bekerja di bidang kesehatan
lingkungan dan atau sanitasi lingkungan, entomologi kesehatan,
mikrobiologi kesehatan dan tenaga kesehatan lingkungan lainnya yang
di tetapkan oleh pengurus .
(2) Keanggotaan luar biasa bersifat aktif dan sesuai dengan standar
kualifikasi profesi
Pasal 4
Anggota Kehormatan
(1) Anggota kehormatan adalah mereka yang diangkat pengurus sebagai
penghargaan atas kontribusinya di bidang kesehatan lingkungan dan
atau sanitasi lingkungan, entomologi kesehatan, mikrobiologi
kesehatan dan tenaga kesehatan lingkungan lainnya yang di tetapkan
oleh pengurus.
(2) Keanggotaan kehormatan bersifat aktif dan sesuai dengan standar
kualifikasi profesi
Pasal 5
Anggota Muda
(1) Anggota Muda adalah mahasiswa tahun terakhir program studi
D3/D4/S1 Kesehatan Lingkungan dan mahasiswa pendidikan profesi
kesehatan lingkungan.
(2) Penetapan anggota muda yang dimaksud dalam ayat (1) diatas
dilakukan melalui proses pendaftaran oleh pengurus Kabupaten/Kota
atau Pengurus Provinsi untuk Kabupaten/Kota yang belum memiliki
Pengurus Cabang
Pasal 6
(1) Anggota biasa memiliki hak
a. Mempunyai hak satu suara
b. Mempunyai hak memilih dan dipilih
c. Mempunyai hak membela diri dan mendapatkan bantuan hokum
bila diperlukan

13
(2) Anggota biasa mempunyai kewajiban
a. Wajib membayar iuran dan biaya lain yang ditetapkan oleh
organisasi profesi
b. Wajib membina hubungan baik dan jiwa korps di antara para
anggota
c. Wajib mentaati keputusan organisasi dan melaksanakan usaha –
usaha untuk mencapai tujuan organisasi
Pasal 7
Anggota luar biasa, anggota kehormatan, dan anggita muda wajib
mendukung usaha – usaha untuk mencapai tujuan organisasi.
Pasal 8
DISIPLIN ORGANISASI
(1) Anggota Biasa, Luar biasa, kehormatan, dan anggota muda wajib
mentaati menjunjung tinggi dan melaksanakan AD, ART, kode etik
dan disiplin Profesi HAKLI.
(2) Bagi anggota Biasa, Luar Biasa, Kehormatan dan angota Muda yang
tidak memenuhi ayat (1) dikenakan sanksi.
(3) Bentuk pelanggaran dan tata cara penegakan disiplin Profesi
ditetapkan oleh Pengurus Pusat.
(4) Bentuk dan tata cara pemberian sanksi terhadap pelanggaran AD,
ART ditetapkan oleh Dewan Pertimbangan Organisasi.
(5) Bentuk dan tata cara pemberian sanksi terhadap pelanggaran kode etik
Profesi ditetapkan oleh Komite Penegak Etik dan Disiplin.

BAB II. KEPENGURUSAN


Bagian kesatu
Susunan Pengurus
Pasal 9
(1) Pengurus Pusat HAKLI, terdiri atas
a. Seorang Ketua Umum
b. Sebanyak –banyaknya 5 (lima) orang Ketua
c. Seorang Sekretaris Jendral
d. Sebanyak –banyaknya 2 (dua) orang sekretaris
e. Sebanyak –banyaknya 2 (dua) orang Bendahara
f. Sebanyak-banyaknya 6 (enam) orang Ketua Departemen dan
anggota.
(2) Uraian pekerjaan (job description) disusun oleh PP HAKLI, dan
disampaiakn kepada yang bersangkutan pada saat meminta kesediaan
sebagai pengurus.
(3) Apabila dalam periode berjalan ada Pengurus HAKLI yang tidak aktif,
Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal bisa mengganti dengan anggota
Hakli lain.

14
(4) Kriteria pengurus tidak aktif ditetapkan oleh Pengurus Pusat.
(5) Perubahan ini ditetapkan melalui Surat Keputusan PP HAKLI dan
diumumkan kepada semua fihak yang terkait.
Pasal 10
(1) Pengurus Provinsi HAKLI, terdiri atas
a. Seorang Ketua
b. Sebanyak –banyaknya 3 (tiga) orang Wakil Ketua
c. Sebanyak –banyaknya 2 (dua) orang sekretaris
d. Sebanyak –banyaknya 2 (dua) orang Bendahara
e. Ketua-ketua bidang dan Anggota sesuai dengan kebutuhan
program
(2) Uraian pekerjaan (job description) disusun oleh Pengurus Provinsi
HAKLI, dan disampaikan kepada yang bersangkutan pada saat
meminta kesediaan sebagai pengurus.
(3) Apabila dalam periode berjalan ada Pengurus Provinsi HAKLI yang
tidak aktif, Ketua bisa mengusulkan penggantian kepada PP HAKLI.
(4) Kriteria pengurus tidak aktif ditetapkan oleh Pengurus Provinsi.
(5) Perubahan ini ditetapkan melalui Surat Keputusan PP HAKLI dan
diumumkan kepada semua fihak yang terkait.
Pasal 11
(1) Pengurus Kabupaten/Kota HAKLI terdiri atas
a. Seorang Ketua
b. Seorang Wakil Ketua
c. Sebanyak –banyaknya 2 (dua) orang sekretaris
d. Sebanyak –banyaknya 2 (dua) orang Bendahara
e. Ketua-ketua Seksi dan Anggota sesuai dengan kebutuhan program
(2) Uraian pekerjaan (job description) disusun oleh Pengurus
Kabupaten/Kota HAKLI, dan disampaikan kepada yang bersangkutan
pada saat meminta kesediaan sebagai pengurus.
(3) Apabila dalam periode berjalan ada Pengurus Kabupaten/Kota
HAKLI yang tidak aktif, Ketua bisa mengusulkan penggantian kepada
Pengurus Provinsi HAKLI.
(4) Kriteria pengurus tidak aktif ditetapkan oleh Pengurus
Kabupaten/Kota,
(5) Perubahan ini ditetapkan melalui Surat Keputusan Pengurus
Kabupaten/Kota HAKLI dan diumumkan kepada semua fihak yang
terkait.
Bagian kedua
Masa Kerja Pengurus
Pasal 12
(1) Masa kerja Pengurus Pusat di tentukan 5 (lima ) tahun.

15
(2) Apabila MUNAS tidak dapat diadakan dalam waktu yang telah
ditetapkan maka penggantian pengurus Pusat dapat dilakukan melalui
Sidang Istimewa
(3) Dalam hal seorang Ketua Umum pilihan Munas atau Sidang Istimewa
tidak dapat melaksakan tugas, dalam masa jabatannya maka
digantikan oleh Ketua I sebagai Pelaksana Tugas sampai Munas
berikutnya
(4) Dalam hal seorang Sekretaris Jenderal pilihan Munas atau Sidang
Istimewa tidak dapat melaksakan tugas, dalam masa jabatannya maka
digantikan oleh Wakil Sekretaris sebagai Pelaksana Tugas sampai
Munas berikutnya.
Pasal 13
(1) Masa kerja Pengurus Provinsi di tentukan 5(lima ) tahun.
(2) Apabila MUSPROV tidak dapat diadakan dalam waktu yang telah
ditetapkan maka penggantian Pengurus Provinsi dapat dilakukan
melalui Sidang Luar Biasa.
(3) Dalam hal seorang Ketua pilihan MUSPROV atau Sidang Luar Biasa
tidak dapat melaksakan tugas, dalam masa jabatannya maka
digantikan oleh Wakil Ketua I sebagai Pelaksana Tugas sampai
MUSPROV berikutnya. Pasal 14
(4) Masa kerja Pengurus Kabupaten/Kota di tentukan 5(lima ) tahun.
(5) Apabila MUSCAB tidak dapat diadakan dalam waktu yang telah
ditetapkan maka penggantian Pengurus Cabang dapat dilakukan
melalui Musyawarah Luar Biasa
(6) Dalam hal seorang Ketua pilihan MUSCAB atau Musyawarah Luar
Biasa tidak dapat melaksakan tugas, dalam masa jabatannya maka
digantikan oleh Wakil Ketua sebagai Pelaksana Tugas sampai Muscab
berikutnya.
Bagian ketiga
Cara Pemilihan Pengurus
Pasal 15
(1) Pengurus Pusat harus terbentuk selama MUNAS
(2) Pemilihan Pengurus Pusat dilaksanakan dengan sistem formatur.
(3) Formatur berjumlah ganjil, paling sedikit 5 ( lima ) orang dengan
unsur – unsur sebagai berikut :
a. Seorang Pimpinan MUNAS
b. Seorang Pengurus Pusat lama
c. Tiga orang atau lebih peserta daerah yang di pilih dalam sidang
pleno
(4) Formatur berwenang memilih Ketua Umum dan Sekretaris Jendral
(5) Pengurus Pusat lainnya dipilih oleh Ketua Umum dan Sekretaris
Jenderal.

16
(6) Pengurus Pusat yang baru terpilih dalam waktu selambat – lambatnya
1 ( satu ) bulan setelah MUNAS sudah harus melengkapi susunan
Pengurus Pusat, Ketua dan anggota Departemen, mengangkat
Penasehat dan Dewan Pertimbangan Organisasi serta menyusun
Program kerja Nasional.
(7) Pengurus Pusat yang baru terpilih dalam waktu selambat – lambatnya
3 ( tiga ) bulan sejak pengurusan inti ditetapkan telah membentuk
Lembaga – lembaga atau Unit – unit strategis sebagai perangkat kerja
organisasi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi
(8) Ketentuan lain yang belum diatur, ditetapkan dalam Tata Tertib
MUNAS.
Pasal 16
(1) Pengurus Provinsi HAKLI harus terbentuk selama MUSPROV
(2) Pemilihan Pengurus Provinsi dilaksanakan dengan sistem formatur.
(3) Formatur berjumlah ganjil, paling sedikit 5 ( lima ) orang dengan
unsur – unsur sebagai berikut :
a. Seorang Pimpinan MUSPROV
b. Seorang Pengurus Provinsi lama
c. Tiga orang atau lebih peserta kabupaten/kota yang di pilih dalam
sidang pleno
(4) Formatur berwenang memilih Ketua Umum dan Sekretaris yang
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
(5) Pengurus Provinsi lainnya dipilih oleh Ketua Umum dan Sekretaris.
(6) Pengurus Pusat yang baru terpilih dalam waktu selambat – lambatnya
1 ( satu ) bulan setelah MUSPROV sudah harus melengkapi susunan
Pengurus Pusat, Ketua dan anggota Departemen mengangkat
penasehat dan Dewan Pertimbangan organisasi serta menyusun
Program kerja Provinsi.
(7) Pengurus Provinsi yang baru terpilih dalam waktu selambat –
lambatnya 3 ( tiga ) bulan sejak pengurusan inti ditetapkan telah
membentuk Lembaga – lembaga atau Unit – unit strategi sebagai
perangkat kerja organisasi sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan organisasi
(8) Ketentuan lain yang belum diatur, ditetapkan dalam MUSPROV.
Pasal 11
KRITERIA PENGURUS
Para Fungsionair Pengurus Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Koisariat
harus minimal memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Jujur dan mempunyai integritas tinggi
c. Sehat Jasmani dan Rohani
d. Sekurang – kurangnya telah 3 (tiga) tahun menjadi anggota HAKLI

17
e. Belum pernah tercela selama bekerja baik politis maupun
administratif
f. Anggota biasa HAKLI
Pasal 12
PEMBINAAN
(1) Pembinaan Pengurus Provinsi dilakukan oleh Pengurus Pusat
(2) Pembinaan Pengurus Kabupaten/Kota dilakukan oleh Pengurus
Provinsi
(3) Pembinaan Pengurus Komisariat dilakukan oleh Pengurus
Kabupaten/Kota

BAB III. KETENTUAN UMUM MUSYAWARAH NASIONAL,


SIDANG ISTIMEWA,
SIDANG LUAR BIASA DAN MUSYAWARAH LUAR BIASA
Pasal 13
KETENTUAN MUSYAWARAH NASIONAL
(1) Peserta musyawarah Nasional adalah
a. Seluruh Pengurus Pusat
b. Seluruh Dewan pertimbangan Organisasi
c. Seluruh pengurus daerah dengan sebanyak – banyaknya 4 (empat)
pengurus Daerah
d. Seluruh Pengurus Cabang dengan sebanyak – banyaknya 2 (dua)
orang
e. pengurus Cabang
f. Peninjau
(2) MUNAS dianggap sah apabila dihadiri sekurang – kurangnya
setyengah ditambah satu dari jumlah peserta MUNAS. Apabila jumlah
tersebut tidak tercapai maka munas ditunda selama 1 (satu) jam,
apabila setelah waktu penundaan tersebut jumlah peserta masih belum
tercapai maka dengan persetujuan forum yang ada MUNAS dapat
dianggap sah untuk dilaksanakan
(3) MUNAS menetapkan tata tertib Musyawarah nasional
(4) Hak suara dalam MUNAS diatur dalam tata tertib MUNAS
Pasal 14
KETENTUAN SIDANG ISTIMEWA, SIDANG LUAR BIASA DAN
MUSYAWARAH LUAR BIASA
Sidang istimewa, sidang Luar Biasa dan musyawarah Luar Biasa baru
dapat di selenggarakan apabila terjadi hal – hal yang mendesak untuk
diadakannya, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Sidang istimewa apabila disetujui sekurang – kurangnya dua
pertiga dari jumlah Pengurus Provinsi

18
2. Sidang Luar biasa apabila disetujui sekurang – kurangnya dua
pertiga dari jumlah Pengurus Cabang
3. Musyawarah Luar Biasa apabila disetujui sekurang –kurangnya
dua pertiga dari jumlah anggota biasa

BAB IV. PEMBENTUKAN DAN PENGANGKATAN LEMBAGA


ORGANISASI
Pasal 15
PEMBENTUKAN LEMBAGA TINGGI ORGANISASI
(1) Lembaga Tinggi Organisasi adalah Penasehat, Dewan Pertimbangan
Organisasi, Komite Penegak Etik dan Disiplin serta Kolegium
Kesehatan Lingkungan.
(2) Penasehat dapat dibentuk di tingkat Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota
(3) Dewan Pertimbangan Organisasi dan Kolegium Keilmuan Organisasi
hanya dibentuk oleh Pengurus Pusat
Pasal 16
PEMBENTUKAN LEMBAGA EKSEKUTIF ORGANISASI
(1) Lembaga Eksekutif Organisasi adalah Sekretariat Eksekutif dan
Lembaga Diklat & Sertifikasi.
(2) Sekretariat Eksekutif dan Lembaga Diklat & Sertifikasi hanya
dibentuk oleh Pengurus Pusat
Pasal 17
PENGANGKATAN KETUA DAN ANGGOTA LEMBAGA TINGGI
ORGANISASI
(1) Pengangkatan Penasehat organisasi:
a. Di tingkat Pusat dilakukan oleh Pengurus Pusat selambat –
lambatnya 3(tiga) bulan setelah Musyawarah Nasional
b. Di tingkat Provinsi dilakukan oleh Pengurus Provinsi selambat –
lambatnya 2 (dua) bulan setelah MUSPROV.
c. Di tingkat Kabupaten/Kota dilakukan oleh Pengurus
Kabuoaten/Kota selambat – lambatnya 2 (dua) bulan setelah
MUSCAB.
d. Susunan Penasehat disesuaikan dengan kebutuhan
e. Pengangkatan penasehat di tetapkan dengan surat keputusan
Pengurus.
(2) Pengangkatan Dewan Pertimbangan Organisasi:
a. Dilakukan oleh Pengurus Pusat selambat –lambatnya 3(tiga) bulan
setelah Musyawarah Nasional
b. Susunan Dewan Pertimbangan Organisasi disesuaikan dengan
kebutuhan

19
c. Kriteria Dewan Pertimbangan organisasi di pertimbangkan
berdasarkan keahlian, penguasaan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi serta kemampuan komunikasi
d. Pengangkatan Dewan Pertimbangan Organisasi di tetapkan dengan
surat keputusan Pengurus Pusat.
(3) Pengangkatan Kolegium Kesehatan Lingkungan:
a. Dilakukan oleh Pengurus Pusat berkoordinasi dengan Ketua
Kolegium terpilih dan Pengurus Asosiasi Perguruan Tinggi
Kesehatan Lingkungan Indonesia selambat –lambatnya 3(tiga)
bulan setelah Musyawarah Nasional
b. Susunan Kolegium Kesehatan Lingkungan disesuaikan dengan
kebutuhan
c. Kriteria keanggotaan kolegium dipertimbangkan berdasakan
keahlian dan
d. peminatan yang tinggi pada keilmuan Kesehatan Lingkungan.
e. Pengangkatan Kolegium Kesehatan Lingkungan di tetapkan
dengan surat keputusan Pengurus Pusat.
(4) Kriteria Penasehat, Dewan Pertimbangan dan Kolegium
dipertimbangkan berdasarkan posisi strategis politis dan mempunyai
komitmen serta peminatan maupun kepedulian terhadap bidang
kesehatan lingkungan
(5) Uraian lebih lanjut tentang dewan –dewan ditetapkan oleh Pengurus
Pusat.
Pasal 18
PENGANGKATAN KETUA DAN ANGGOTA LEMBAGA
EKSEKUTIF
(1) Pengangkatan Sekretariat Eksekutif:
a. Sekretaris Eksekutif PP HAKLI diangkat oleh Pengurus Pusat
dengan metode seleksi.
b. Ikatan Sekretaris Eksekutif berdasarkan Kontrak Kerja untuk 2
(dua ) tahun.
c. Besarnya nilai kontrak harus berada diatas UMR DKI Jakarta.
d. Susunan Sekretariat Eksekutif disesuaikan dengan kebutuhan
e. Sekretaris Eksekutif mengusulkan kebutuhan staf secretariat
kepada PP HAKLI.
f. Sekretaris Eksekutif merupakan pelaksana tugas kesekretariatan PP
HAKLI.
g. Kriteria Sekretaris Eksekutif dipertimbangkan berdasarkan
ketrampilan dan peminatan yang tinggi pada kesekretriatan PP
HAKLI.
h. Pengangkatan Sekretaris Eksekutif di tetapkan dengan surat
keputusan Pengurus Pusat.

20
(2) Tatalaksana Organisasi dan Pedoman Kerja Sekretariat Eksekutif
ditetapkan oleh PP HAKLI.

BAB V. KEKAYAAN ORGANISASI


Pasal 19
SUMBER KEKAYAAN
Kekayaan organisasi diperoleh dari :
a. Iuran pangkal dan bulanan anggota
b. Bagi hasil proyek organisasi
c. Retribusi pemberian rekomendasi
d. Sumbangan Donatur
e. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat
f. Pengiriman iuran kepada Bendahara Pengurus yang lebih tinggi
selambat – lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya
Pasal 20
BENTUK KEKAYAAN ORGANISASI
Bentuk kekayaan organisasi terdiri dari:
a. Barang tidak bergerak adalah berupa gedung, tanah, peralatan
kantor dan rumah tangga
b. Barang bergerak adalah barang yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan organisasi yaitu mobil, sepeda motor dll.
c. Surat-surat berharga dan rekening atas nama organisasi.
Pasal 21
PENGGUNAAN KEKAYAAN
Kekayaan organisasi dipergunakan untuk:
a. Biaya operasional organisasi sesuai dengan Rencana Anggaran
Belanja.
b. Biaya proyek organisasi yang sudah disetujui oleh Rapat Kerja
Tahunan. c. Biaya investasi.
Pasal 22
PENGELOLAAN IURAN ANGGOTA
(1) Untuk Kelancaran program organisasi besarnya iuran di tetapkan
sebagai berikut :
a. Uang pangkal sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) untuk
setiap anggota, dengan perincian 50% untuk pengurus Pusat dan
25% untuk Pengurus Provinsi dan 25% untuk Pengurus
Kabupaten/Kota.
b. Uang iuran bulanan ditentukan masing – masing pengurus daerah
(minimal Rp. 10.000, maximal Rp. 25.000,-), dengan perincian
10% untuk Pengurus Pusat, 25 % untuk Pengurus Provinsi dan
65% untuk pengurus Kabupaten/Kota.

21
c. Besarnya retribusi pemberian rekomendasi ditentukan oleh masing-
masing
d. Pengurus Provinsi dengan perincian 25 % untuk Pengurus Provinsi
dan 75%
e. untuk Pengurus Kabupaten/Kota.
f. Besarnya retribusi pemberian SKP ditentukan oleh Pengurus Pusat.
g. Penggunaan kekayaan organisasi harus ada persetujuan dari
Pengurus Organisasi
(2) Pengiriman uang iuran ditujukan kepada Bendahara Pengurus yang
lebih tinggi selambat – lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya.
Pasal 23
PENGELOLAAN DAN PENGAWASAN
(1) Pengelolaan dan pengawasan kekayaan diarahkan untuk memperoleh
manfaat sebesar-besar kepentingan organisasi dan anggota HAKLI.
(2) Kekayaan organisasi dapat dimanfaatkan untuk modal usaha yang
berkaitan dengan keprofesionalan Kesehatan Lingkungan.
(3) Pengelolaan dan pengawasan kekayaan dilakukan secara professional
dan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
(4) Pengawasan internal dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam
setahun menjelang diselenggarakan Rapat Kerja Tahunan.
(5) Apabila dianggap perlu dilakukan pengawasan ekternal sekali dalam
satu periode menjelang diselenggarakan Musyawarah Nasional.

BAB VI. ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI


(1) Kartu Tanda Anggota (KTA) diterbitkan oleh Pengurus Provinsi
dengan nomor KTA ditetapkan oleh Pengurus Pusat sesuai kode
(Kode Provinsi, Kode Kabupaten dan Nomor Anggota)
(2) Bentuk KTA sesuai dalam lampiran;
(3) Seragam dan PIN anggota terdiri dari seragam resmi dan seragam
kerja dengan warna dan model sesuai dalam lampiran;
(4) Motto lembaga, logo, pataka, stempel sesuai dengan contoh dalam
lampiran.

BAB VII. KETENTUAN PERALIHAN


Pasal 24
Segala sesuatau yang belum di tetapkan dalam anggaran Rumah Tangga
dan hal-hal yang dapat menimbulkan penafsiran yang berlainan akan
ditetapkan oleh Pengurus Pusat

BAB VIII. KETENTUAN PENUTUP


Pasal 25

22
Anggaran Rumah Tangga ini disyahkan dalam Musyawarah Nasional ke
VI tahun 2015 dan berlaku sejak ditetapkan.

Di tetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 12 April 2015
PIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL VI
HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA
(HAKLI)
Ditandatangani oleh:
Ketua : Dr. Khambali, SKM.,MPPM
Wakil Ketua : Subardan Rochmat, M.Si, Dipl.
EST
Sekretaris : Sjamsul Arifin SKM.,M.Epid
Anggota : 1. Muhammadong, SKM., M.Kes.
2. Akhsin Munawar, SST.,M.KES

2.4 Atribut dan Etika Organisasi Profesi (OP)


1. Atribut HAKLI
Berdasarkan Keputusan Musyawarah Nasional (MUNAS) VI
Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia Tahun 2015 Tentang
Anggaran Dasar HAKLI yang tertera pada BAB VII pasal 16, Organisasi
Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia ( HAKLI ) mempunyai atribut
berupa Kartu Tanda Anggota (KTA), Motto Lembaga / Logo, Mars, Hymne,
Stempel, Pin, Pataka, Bendera, Naskah dan Tata Cara Pelantikan Pengurus yang
di tetapkan oleh Musyawarah Nasional.
a. Logo HAKLI

Logo HAKLI didominasi warna kuning dan sedikit warna hijau.


Terdapat kepanjangan singkatan dari HAKLI yaitu Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia dan juga terdapat kalimat “Mandala
Waluya Mala Sirna” berasal dari bahasa jawa yang airtinya
lingkungan yang sehat melenyapkan penyakit dan gangguan kesehatan
lainnya.
b. Kartu Tanda Anggota (KTA)

23
Tampak Depan Tampak Belakang
Kartu Tanda Anggota (KTA) bagian depan dilengkapi dengan
KOP yang berisi tulisan Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan
Indonesia dan logo HAKLI. Selain itu juga ada beberapa data dari
anggota yang terdiri dari nomer registrasi, nama lengkap dan gelar
anggota, tempat tanggal lahir, alamat dan masa berlaku kartu.
Sedangkan tampak belakang dati KTA terdapat beberapa
ketentuan, alamat kantor, tanggal pembuatan KTA, dan tanda tangan
ketua umum HAKLI.
c. Motto Lembaga
“HAKLI mendorong Ahli Kesehatan Lingkungan Menuju Profesional
yang andal”.
d. Mars HAKLI
Marilah berhimpun di dalam HAKLI
Serentak menyehatkan lingkungan
Demi kesehatan kita seutuhnya
Maju dalam pembangunan negara

Tanah, air, udara wahana krida


Dibina untuk damai sejahtera
Kita bersama mengatasi kendala
Majulah HAKLI Indonesia

Kita galang mandala agar jadi maluya untuk kesehatan masyarakat


kita
Usahakan nirmala penyakit semua sirna bersatulah HAKLI Indonesia
e. Seragam HAKLI

24
Seragam resmi anggota HAKLI adalah batik seperti pada gambar
di atas. Batik seragam anggota HAKLI didominasi dengan warna
hijau dan sedikit warna kuning. Juga terdapat logo HAKLI pada batik
tersebut.
f. Pelantikan Pengurus
 Pelantikan Pengurus HAKLI Provinsi dilakukan oleh Pengurus Pusat
HAKLI.
 Pelantikan Pengurus HAKLI Kabupaten/Kota dilakukan oleh Pengurus
Provinsi.
 Pelantikan Pengurus HAKLI Komisariat dilakukan oleh Pengurus
HAKLI Kabupaten/Kota.

2. Etika OP
a. Umum
 Seorang sanitarian harus menjunjung tinggi, menghayati, dan
mengamalkan profesi sanitasi dengan sebaik-baiknya.
 Seorang sanitarian harus senantiasa berupaya melaksanakan
profesinya sesuai dengan standart profesi yang tertinggi.
 Dalam melakukan pekerjaan atau praktek profesi sanitasi, seorang
sanitarian tidak boleh dipengaruhi sesuatu yang mengakibatkan
hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
 Seorang sanitarian harus menghindarkan diri dari perbuatan yang
bersifat memuji diri sendiri.
 Seorang sanitarian senantiasa berhati-hati dalam menerapkan
setiap penemuan teknik atau cara baru yang belum teruji
kehandalannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan
masyarakat.
 Seorang sanitarian hanya memberi saran atau rekomendasi yang
telah melalui suatu proses analisis secara komprehensif.
 Seorang sanitarian dalam menjalankan profesinya, harus
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dengan menjunjung
tinggi kesehatan dan keselamatan manusia serta kelestarian
lingkungan.
 Seorang sanitarian harus bersikap jujur dalam berhubungan
dengan klien atau masyarakat dan teman seprofesiny, dan
berupaya untuk mengingatkan teman seprofesinya yang dia
ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi,
atau yang melakukan penipuan atau kebohongan dalam
menangani masalah klien atau masyarakat
 Seorang sanitarian harus menghormati hak-hak klien atau
masyarakat, hak-hak teman seprofesi, dan hak tenaga kesehatan
lainnya, dan harus menjaga kepercayaan klien atau masyarakat.

25
 Dalam melakukan pekerjaannya seorang sanitarian harus
memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan
seluruh aspek kesehatan lingkungan secara menyeluruh.
 Seorang sanitarian dalam bekerjasama dengan para pejabat di
bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus
saling menghormati.
b. Masyarakat/Klient
 Seorang sanitarian wajib bersikap tulus ikhlas dan
mempergunakan segala ilmu dan keterampilan untuk kepentingan
penyelesaian masalah klien atau masyarakat.
 Seorang sanitarian wajib melaksanakan profesinya secara
bertanggung jawab.
 Seorang sanitarian wajib melakukan penyelesaian masalah
sanitasi secara tuntas dan keseluruhan.
 Seorang sanitarian wajib memberikan informasi kepada klien atas
pelayanan yang diberikannya.
 Seorang sanitarian wajib mendapatkan perlindungan atas praktek
pemberian pelayanan.
c. Teman Seprofesi
 Seorang sanitarian memperlakukan teman seprofesinya sebagai
bagian dari penyelesaian masalah.
 Seorang sanitarian tidak boleh saling mengambil alih pekerjaan
dari teman seprofesi, kecuali dengan persetujuan, atau
berdasarkan prosedur yang ada.
d. Diri Sendiri
 Seorang sanitarian harus memperhatikan dan mempraktekkan
hidup bersih dan sehat supaya dapat bekerja dengan baik.
 Seorang sanitarian harus senantiasa mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan lingkungan, maupun
bidang-bidang lainnya yang terkait.

2.5 Kegiatan atau Program Kerja HAKLI


Berikut adalah program kegiatan yang dijalankan oleh Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) :
1. Bidang Kemitraan dan Kemasyarakatan
a. Kemitraan :
MOU dg pemerintah dan swasta ttg pengendalian dan peningkatan
kesehatan lingkungan serta peningkatan/pengembangan SDM bidang
Kesehatan lingkungan di bidang masyarakat (Herman. 2021). Kegiatan
yang dilakukan :

26
 MOU sertifikasi HAKLI bagi peserta pelatihan Kesehatan
Lingkungan
 MOU pemantauan kualitas lingkungan dengan industri
 MOU pemantauan kualitas lingkungan dengan pemerintah
 Pengabdian masyarakat
Contoh kegiatan :
 Sosialisasi Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat Di Desa Teluk Kelansam Kalimantan Barat.
Sasaran kegiatan :
 Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-
usaha yang sejenis .
 Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
 Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis
 Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara
 Lingkungan lainnya: misalnya yang bersifat khusus seperti
lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana
perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang
bersifat khusus. Salah satu masalah dari kesehatan lingkungan
yaitu tentang pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan
diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran
udara.
b. Kemasyarakatan
Melaksakan pengabdian masyarakat bidang kesehatan lingkungan.
Kegiatan Yang dilakukan :
 Berpartisipasi dalam penanggulangan bencana
 Mengembangkan wilayah binaan
 Rehabilitasi hutan mangrove

2. Bidang Pendidikan dan Ilmiah


a. Pendidikan
Menfasilitasi penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Kesehatan Lingkungan. Kegiatan yang dilakukan :
 Menfasilitasi penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Kesehatan Lingkungan
 Menjadi peserta, narasumber, fasilitator pada pelatihan
kesehatan lingkungan
 Memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi
anggota HAKLI dan masyarakat
b. Ilmiah

27
Melaksanakan dan menfasilitasi serta kerjasama dalam
pelaksanaan kegiatan penelitian, seminar dan kegiatan ilmiah lainnya.
Kegiatan Yang dilakukan :
 Pengumpulan "data base" kesehatan lingkungan
 Menjadi peserta, narasumber,  pada kegiatan seminar
kesehatan lingkungan

3. Bidang Organisasi dan Profesi


a. Organisasi
Inventarisasi dan validasi data base keanggotaan. Kegiatan Yang
Dilakukan :
 Memfasilitasi Registrasi dan sertifikasi profesi bagi anggota
 Pencetakan kartu anggota
b. Profesi
Konsolidasi dan pengembangan organisasi. Kegiatan yang dilakukan :
 Pertemuan tiap tiga bulan
 Pembentukan dan pelantikan cabang

4. Bidang Humas dan Informasi


a. Progam Kerja :
Advokasi kepada stake holder tentang kebijakan program/anggaran
dan kewenangan tenaga kesehatan regulasi. Kegiatan yang dilakukan :
 Pertemuan/audiensi dengan Pemda dan DPRD
 Mendampingi cabang dalam pertemuan/audiensi dengan
Pemda dan DPRD
 Membantu pemerontah mengupayakan kebijakan pengendalian
pencemaran DLL.
b. Progam Kerja :
Pengumpulan dan Penyebarluasan informasi Kesehatan
Lingkungan. Kegiatan Yang Dilakukan :
 Penerbitan media cetak
 Dialog interaktif
 Pembuatan Website, blog, milelist
 Pemuatan artikel/tulisan tentang kesehatan lingkungan di
media cetak 
c. Contoh kegiatan :
 Membantu Pemerintah Daerah dan perguruan tinggi dalam
mengupayakan kebijakan pengendalian tembakau di kabupaten
Jember (Rokhmah, 2020)

28
2.6 Keanggotaan HAKLI
Keanggotaan HAKLI diatur dalam Keputusan Musyawarah Nasional
(MUNAS) VI Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia Tahun 2015
Tentang Anggaran Dasar HAKLI, pada BAB IV. Dalam pasal 6 disebutkan
bahwa anggota HAKLI terdiri dari tenaga kesehatan di bidang sanitasi
lingkungan, entomologi kesehatan, mikrobiologi kesehatan dan tenaga
kesehatan lingkungan lainnya. Keanggotaan organisasi terdiri dari 4 (empat)
macam, yaitu anggota biasa, anggota luar biasa, anggota kehormatan, dan
anggota muda. Anggota HAKLI mempunyai hak dan kewajiban
Ketentuan–ketentuan tentang keanggotaan Himpunan Ahli Kesehatan
Lingkungan Indonesia diatur dalam Keputusan Musyawarah Nasional
(MUNAS) VI Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia Tahun 2015
Tentang Anggaran Rumah Tangga HAKLI, pada BAB I. Berikut adalah
penjelasannya :
1. Anggota Biasa
Anggota biasa adalah para ahli di bidang kesehatan lingkungan atau
tenaga kesehatan lingkungan, warga Negara Indonesia yang berpendidikan
tinggi dan atau bekerja / menekuni pekerjaan di bidang sanitasi
lingkungan, entomologi kesehatan, mikrobiologi kesehatan dan tenaga
kesehatan lingkungan lainnya. Keanggotaan biasa bersifat aktif dan sesuai
dengan standar kualifikasi profesi.
 Penetapan anggota biasa dilakukan melalui proses pendaftaran
oleh pengurus Cabang atau Pengurus Daerah untuk Kabupaten
atau kota yang belum memiliki Pengurus Cabang
 Persyaratan dan standar kualifikasi profesi di tetapkan oleh
Pengurus Pusat

2. Anggota Luar Biasa


Anggota luar biasa adalah mereka yang bekerja di bidang kesehatan
lingkungan dan atau sanitasi lingkungan, entomologi kesehatan,
mikrobiologi kesehatan dan tenaga kesehatan lingkungan lainnya yang di
tetapkan oleh pengurus. Keanggotaan luar biasa bersifat aktif dan sesuai
dengan standar kualifikasi profesi

3. Anggota Kehormatan
Anggota kehormatan adalah mereka yang diangkat pengurus sebagai
penghargaan atas kontribusinya di bidang kesehatan lingkungan dan atau
sanitasi lingkungan, entomologi kesehatan, mikrobiologi kesehatan dan
tenaga kesehatan lingkungan lainnya yang di tetapkan oleh pengurus.
Keanggotaan kehormatan bersifat aktif dan sesuai dengan standar
kualifikasi profesi

29
4. Anggota Muda
Anggota Muda adalah mahasiswa tahun terakhir program studi
D3/D4/S1 Kesehatan Lingkungan dan mahasiswa pendidikan profesi
kesehatan lingkungan. Penetapan anggota muda yang dimaksud dalam
ayat (1) diatas dilakukan melalui proses pendaftaran oleh pengurus
Kabupaten/Kota atau Pengurus Provinsi untuk Kabupaten/Kota yang
belum memiliki Pengurus Cabang

5. Hak dan Kewajiban Anggota


 Hak Anggota :
a. Mempunyai hak satu suara
b. Mempunyai hak memilih dan dipilih
c. Mempunyai hak membela diri dan mendapatkan bantuan
hokum bila diperlukan
 Kewajiban Anggota :
a. Wajib membayar iuran dan biaya lain yang ditetapkan oleh
organisasi profesi
b. Wajib membina hubungan baik dan jiwa korps di antara para
anggota
c. Wajib mentaati keputusan organisasi dan melaksanakan usaha
– usaha untuk mencapai tujuan organisasi

30
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hampir seluruh elemen yang ada pada HAKLI, telah dijelaskan pada hasil
Keputusan Musyawarah Nasional (MUNAS) VI Himpunan Ahli Kesehatan
Lingkungan Indonesia Tahun 2015 Tentang Anggaran Dasar Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia dan Anggaran Rumah Tangga Himpunan
Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia.

31
DAFTAR PUSTAKA

Herman, J. (2021). Sosialisasi Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis


Masyarakat di Desa Teluk Kelansam. Jurnal Altifani Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat, 1(2), 136-142.

Manalu arman. 2019. Kesehatan Lingkungan dan Pola Hidup Masyarakat

Musyawarah Nasional (MUNAS) IV Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan


Indonesia Tahun 2015

Rokhmah, D. (2020). Sinergi Pemerintah Daerah dan Perguruan Tinggi dalam


Mengupayakan Kebijakan Pengendalian Tembakau Di Kabupaten
Jember.

Silviati heni Dkk. 2016. Peranan Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesadaran


Kesehatan Lingkungan. Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam. Vol.
1, No. 2.

32

Anda mungkin juga menyukai