Anda di halaman 1dari 18

PERSONAL HYGIENE SERTA PENERAPAN DI SEKTOR UKM

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Matakuliah Sanitasi Industri Perikanan

Disusun Oleh:
M. AINUL YAQIN AL-MUZAKKI (175080300111015)
SYALIVIA HAMIDAH (175080300111044)
AKHMAD RIO AVALDI N. (175080307111005)
CAHHANDINI (175080301111005)
PITRA SURYA PRADIPTA (185080301111034)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini, dan di buat dengan

waktu yang telah di tentukan. Semoga dengan adanya penyusunan makalah ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua dan pembaca dapat belajar dengan baik dan benar

mengenai Sanitasi Industri Perikanan “Personal Hygiene”.

Penulis mengucapkan terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi

sumbangsi dalam penyelesaian makalah ini. Tentunya penulis juga menyadari, bahwa masih

terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada penyusunan makalah ini. Hal ini Karena

keterbatasan kemampuan dari penulis dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, penulis

senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna

penyempurnaan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama

demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Amin.

Malang, 10 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 5
BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................................................... 6
2.1 Personal Hygiene ........................................................................................................... 6
2.2 Status Kesehatan ................................................................................................................ 8
2.3 Kebersihan Personal ......................................................................................................... 11
2.4 Perilaku Sosial.................................................................................................................. 14
2.5 Pengunjung ...................................................................................................................... 15
BAB III. PENUTUP ......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 18

3
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Kasus keracunan


makanan dan penyakit infeksi karena makanan cenderung meningkat. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain adalah hygiene perorangan
yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan perlengkapan pengolahan
makanan yang tidak bersih. Salah satunya penyebabnya adalah karena kurangnya
pengetahuan dalam memperhatikan kesehatan diri dan lingkungannya dalam proses
pengolahan makanan yang baik dan sehat (Ningsih, 2014). Makanan selain mengandung
nilai gizi juga merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman
terutama makanan yang mudah membusuk yaitu makanan yang banyak mengandung kadar
air serta nilai protein yang tinggi. Kemungkinan lain masuknya atau beradanya bahan-bahan
berbahaya seperti bahan kimia, risidu pestisida serta bahan lainnya antara lain debu, tanah,
rambut manusia dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan manusia.

Higiene sanitasi merupakan hal yang penting dalam menentukan kualitas makanan
dimana Escherichia coli sebagai salah satu indikator terjadinya pencemaran makanan yang
dapat menyebabkan penyakit akibat makanan (food borne diseases). Bakteri-bakteri indikator
sanitasi umumnya bakteri yang terdapat dan hidup sebagai flora normal pada usus manusia.
Bakteri E. coli dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti penyakit diare apabila masuk
ke saluran pencernaan, baik melalui minuman maupun makanan (Ristoyo, et al., 2016).

Hygiene merupakan usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya


pada usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi manusia. Sedangkan Sanitasi
berarti usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya pada usaha kesehatan
hidup manusia. Peranan Sanitasi dan Hygiene Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar
atau primer bagi manusia. Semakin maju suatu bangsa, tuntutan dan perhatian terhadap
kualitas pangan yang akan dikonsumsi semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan
lagi sekedar mengatasi rasa lapar, tetapi semakin kompleks. Konsumen semakin sadar bahwa
pangan merupakan sumber utama pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi, seperti protein,
karbohidrat, vitamin dan mineral untuk menjaga kesehatan tubuh. Dewasa ini masyarakat

4
semakin selektif dalam menentukan kebutuhan akan makanan dengan pertimbangan adalah
faktor keamanan makanan. Seiring dengan kemajuan jaman semakin banyak orang yang tidak
mempunyai waktu luang untuk menyiapkan makanan sendiri untuk dikonsumsi. Dengan
demikian mereka tergantung pada pelayanan jasa boga yang menyediakan makanan,
diantaranya adalah restoran (Kurniawan, 2016).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Hygiene Personal?


2. Bagaimana status kesehatan pekerja saat produksi?
3. Bagaimana kebersihan pekerja yang harus dijaga?
4. Bagaimana perilaku sosial yang harus diterapkan dalam bekerja?
5. Bagaimana kebersihan pengunjung yang harus dijaga?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui secara garis besar tentang hygiene personal.


2. Untuk mengetahui status kesehatan pekerja saat produksi.
3. Untuk mengetahui kebersihan pekerja yang harus dijaga.
4. Untuk mengetahui perilaku sosial yang harus diterapkan dalam bekerja.
5. Untuk mengetahui apa saja kebersihan pengunjung yang harus diterapkan saat
mengunjungi tempat produksi,

5
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Personal Hygiene

Higiene Auliya (2016), merupakan istilah yang berasal dari bahasa inggris yaitu:
“higiene” yang berarti: usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada
usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi manusia. Higiene lebih ditujukkan
kepada lingkungan. Kata higiene berasal dari bahasa yunani yaitu”hugicine” yang berarti
sehat dan bersih, dan jika kita terjemahkan lebih luas lagi maka dapat disimpulkan bahwa kita
bisa sehat karena kita bersih. Personal higiene memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan
yaitu:

1) Kebersihan Rambut
2) Kebersihan Kuku
3) Kebersihan Seragam
4) Kebersihan Tangan
5) Kebersihan Hidung
6) Kebersihan Telinga

Pada personal higiene yang utama perlu dilakukan adalah pemeriksaan kesehatan
pada karyawan terhadap beberapa jenis penyakit, antara lain: Giardiasis, Amoebiasis,
Botulism, Cholerae, Dysentery, Leptospirosis, Typhoid, P olio. Selain pada pemeriksaan
kesehatan masih ada hal lain yang perlu dibenahi di antaranya perilaku penjaja makanan yang
kurang memperhatikan prinsip higiene (Yusadam, 2018).

Kebersihanan mutu dari pro karyawan sangat menentukan dari produk yang
dihasilkan. Penerapan Personal Hygiene menurut Kurniawan (2016), yaitu :

a. Kebersihan

Harapan perusahaan dan atasan terhadap kebersihan adalah terjaganya kebersihan diri
karyawan food and beverage service Hotel Aryaduta Pekanbaru muai dari kuku, rambut,
hidung, wajah, tangan dan kaki.

b. Pengaruh Kebersihan Badan dengan Kinerja Karyawan

6
Kebersihan badan adalah faktor yang sangat mempengaruhi kinerja karyawan,
begitulah yang seharusnya terjadi. Kebersihan badan yang terjaga akan memberikan dampak
yang baik pula terhadap pekerjaan. Pengakuan karyawan Food and Beverage Service Hotel
Aryaduta Pekanbaru, karyawan yang menjaga kebersihan badan akan merasakan kepercayaan
diri dalam melayani tamu hotel yang berkunjung.

c. Kepedulian Karyawan dengan Kebersihan Tubuhnya

Dalam pengamatan penulis terhadap karyawan food and beverage service Hotel
Aryaduta Pekanbaru banyak karyawan yang kurang memperdulikan kebersihan tubuhnya.
Kebersihan tubuh seharusnya dapat menjadikan poin utama dalam kepedulian karyawan.

d. Pemeriksaan Rutin kebersihan Tubuh Karyawan

Dalam pengamatan penulis terhadap pemeriksaan rutin kebersihan tubuh karyawan,


pemeriksaan hanya dilakukan beberapa kali dan tidak terlalu rutin. Ini menjadi alasan
banyaknya karyawan yang kurang memperhatikan kebersihan tubuhnya. Kebersihan tubuh
karyawan hendaknya memang mendapat perhatian lebih oleh atasan agar tercipta budaya
yang bersih.

e. Kebersihan Pakaian Kerja

Selain kebersihan tubuh, hal yan harus dijaga lainnya adalah kebersihan pakaian kerja
karyawan. Pakaian yang bersih seharusnya melambangkan tubuh yang bersih dan sehat serta
budaya kerja yang baik pula. oleh karena itu penulis merasa perlu meneliti tentang kebersihan
pakain kerja karyawan. Secara kasat mata penulis melihat pakaian kerja karyawan sudah
cukup bersih dan tidak ada kotoran yang mengganggu pemandangan tamu hotel. Namun
begitu penulis tetap harus meneliti tentang kebersihan pakaian kerja secara mendalam dan
bertanya mengenai SOP kebersihan pakaian kerja.

f. Pelayanan Terhadap Kebersihan pakaian Kerja Karyawan

Untuk standar hotel berbintang, seharusnya karyawan mendapatkan haknya untuk


pelayanan kebersihan pakaian kerja. Pelayanan kebersihan pakaian kerja yang dimaksud oleh
penulis adalah tersedianya loundry yang memberikan pelayanan terhadap kebersihan pakaian
kerja karyawan. Loundry yang disediakan oleh hotel juga harus bersikap profesional dalam
memberikan pelayanan, artinya pakaian kerja karyawan harus sama bersihnya dengan
pakaian tamu hotel yang menggunakan jasa loundry.

7
g. Dampak dari Kebersihan Pakaian Kerja Karyawan

Pakaian kerja karyawan yang bersih tentunya akan memberikan kesan yang baik di
mata tamu hotel yang berkunjung. Pada kesempatan ini penulis bertanya kepada karyawan
Restoran Hotel Aryaduta Pekanbaru bagaimana pendapat mereka tentang dampak menjaga
kebersihan pakaian kerja di lngkungan kerja. Bagi penulis jika mereka mengetahui dampak
dari bersihnya pakaian kerja, maka akan mudah bagi mereka untuk mempertahankan
kebersihan pakaian kerja.

h. Penggatian Pakaian Kerja

Terkadang pada saat bekerja secara sengaja maupun tidak pakaian kerja karyawan
terlihat kotor dan sudah tidak enak dipandang oleh tamu. Apron yang dipakai oleh karyawan
yang berwarna putih terkadang terkena noda dan cipratan makanan. Dalam hal ini penulis
bertanya jika hal tersebut terjadi dan pakaian kerja karyawan sudah tidak layak pakai ataupun
terdapat noda yang mengganggu kebersihan pakaian kerja bagaimana penanganan dari hotel
untuk karyawan dan apakah ada penggantian pakaian kerja karyawan. Hal ini tentu sangat
penting untuk tetap menjaga personal hygiene karyawan.

Berdasarkan hasil observasi di UKM Bandeng Asap Anugerah Mina Lestari,


penerapan hygiene personal masih kurang dilakukan dengan baik. Proses produksi di UKM
tersebut dilakukan oleh pemiliknya sendiri bersama istrinya. Pemilik UKM tersebut memiliki
riwayat penyakit, namun sebelum pemilik tersebut melakukan proses produksi pemilik UKM
tersebut mencuci tangannya terlebih dahulu menggunakan sabun hingga bersih. Dalam proses
selanjutnya pemilik tidak menggunakan sarung tangan, hairnet dan jas lab saat produksi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemungkinan terkontaminasi bakteri dan kotoran sangat
tinggi serta terkontaminasi dari penyakitnya juga sangat tinggi. Sedangkan proses
pengambilan bahan di pasar, biasanya penjual di pasar menyediakan bahan yang bagus sesuai
dengan permintaan dari pembeli. Bahan bagus yang diberikan oleh penjual di pasar
dihasilkan melalui treatment yang yang baik pula, sehingga dapat disimpulkan bahwa
perlakuan yang dilakukan oleh pedagang juga bagus.

2.2 Status Kesehatan

Yang dimaksud yaitu personil yang diketahui, atau diduga, menderita penyakit, atau
pembawa penyakit yang mungkin ditularkan melalui pangan seharusnya tidak diperbolehkan
masuk ke area penanganan pangan jika ada kemungkinan mereka mengkontaminasi pangan.
8
Setiap personil yang tertular harus segera melaporkan penyakit atau gejalanyas ke
manajemen .

Status kesehatan seseorang, ditentukan oleh empat factor yaitu : 1. Lingkungan,


berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organic/anorganik, logam berat, dabu)
biologic (virus, bakteri, mikroorganisme) dan social budaya (ekonomi, pendidikan,
pekerjaan). 2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan dan tingkah laku. 3. Pelayanan
kesehatan: promotif, preventif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan dan
rehabilitasi. 4. Genetik, yang merupakan factor bawaan setiap (Sombolinggi et al., 2012)

Status kesehatan seorang pekerja dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor utama yaitu :

1. Lingkungan Kerja
2. Perilaku Pekerja
3. Pelayanan Kesehatan
4. Faktor Herediter (Genetik)

1. Lingkungan Kerja

Yang dimaksud dengan lingkungan kerja disini adalah lingkungan tempat melakukan
pekerjaan, misalnya bangunan, peralatan, bahan, orang/pekerja lain, dan lain sebagainya.
Lingkungan kerja juga merupakan faktor-faktor di lingkungan tempat kerja yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan pekerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seorang pekerja yaitu :

 Faktor Fisika

Fisik antara lain : Suara (Kebisingan), Radiasi, Suhu (Panas/dingin), Vibrasi


(Getaran), Tekanan Udara (Hiperbarik/Hipobarik), Pencahayaan. Bahaya atau gangguan
kesehatan yang dapat timbul dari faktor lingkungan ini :

1. Tuli permanen akibat kebisingan (misalnya ruang Generator, bengkel reparasi alat,
dll)
2. Heat stress, (misalnya ruang Generator, dapur, laundry, dll)
3. Raynaud’s syndrom karena getaran (Generator, bengkel dll)
4. Leukemi akibat radiasi (X-ray, Radioterapi dll)
5. Kelelahan mata karena pencahayaan yang kurang,

9
6. Kecelakaan misalnya : boiler meledak, jatuh ditangga, tersekap di lift, dll
 Faktor Kimia.

Yang termasuk dalam lingkup kerja kimiawi adalah semua bahan kimia yang digunakan
dalam proses kerja di lingkungan kerja yang berbentuk :

1. Debu (asbes,berilium,biji timah putih,dll)


2. Uap (Uap logam)
3. Gas (Sianida, gas asam sulfida,CO,dll)
4. Larutan (asam kuat atau basa kuat
5. Bahaya bahan kimia dapat berasal dari :
6. Desinfektans pensuci hama (misalnya ruang Bedah, Obsgyn, dll) dapat menyebabkan
gangguan pernafasan, dermatitis
7. Uap zat anaestesi (misalnya ruang Operasi) dapat menimbulkan gangguanpernafasan
8. Mercuri (Tensimeter pecah, termometer dll) dapat menyebabkan kecelakaan misalnya
luka.
9. Debu zat kimia (Gudang obat, desinfektan dll) dapat menyebabkan Gangguan
Pernafasan yang dapat menjadi Kanker paru-paru dalam jangka panjang
10. Keracunan (zat desinfektan, Insektisida)
11. Ledakan /kebakaran oleh zat kimia/gas O2, dll.

 Faktor Biologi
1. BAKTERI. Penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri, misalnya: penyakit
antraks, Penyakit TBC,dll
2. VIRUS. Penyakit yang dpt disebabkan oleh virus,misalnya : Hepatitis (nakes di
RS), Rabies (petugas laboratorium), dll
3. JAMUR,misalnya : Dermatofitosis terdapat pada pemulung, tukang cuci, dll.
4. PARASIT, misalnya : Ankilostomiasis, tripanosomiasis yang biasanya diderita
oleh pekerja diperkebunan,pertanian, kehutanan, dll
2. Perilaku Pekerja
Di pengaruhi antara lain oleh pendidikan, pengetahuan, kebiasaan-kebiasaan&fasilitas
yang tersedia. Jadi erat kaitannya dengan faktor-faktor ekonomi, sosial &budaya.Perilaku
kerja akan mempengaruhi kapasitas kerja, beban kerja serta cara melaksanakan pekerjaan.

3. Pelayanan Kesehatan Kerja


10
Program Pelayanan Kesehatan Kerja, meliputi :

1. Pelayanan promotif
2. Pelayanan preventif
3. Pelayanan kuratif
4. Pelayanan rehabilitatif.
5. Faktor Genetik (Herediter)

Dibandingkan dengan Kedua faktor lainnya faktor genetik ini sangat kecil peranannya
terhadap status kesehatan seorang pekerja. Namun faktor genetik seseorang dpt menyebabkan
seorang pekerja lebih rentan terkena suatu penyakit.

Berdasarkan Hasil kunjungan di UKM Bandeng Asap Anugrah Mina Lestari


didapatkan hasil bahwa dalam point status kesehatan pekerja di sana, yang kebetulan
dilakukan oleh pak bambang bersama istrinya dan dibantu oleh karyawan yang lain terlihat
baik – baik saja baik jasmani maupun rohani. Karena penyakit bisa menular melalui Bahan
pangan dan itu bukan masalah sepeleh harus dipantau secara serius. Sebelum berprasi
membuat produk beliau selalu menjaga kebersihan seperti cuci tangan, memakai masker dan
memakai penutup bila mungkin. Karena produk perikanan sangat mudah terkontaminasi
bakteri – bakteri yang ada dalam manusia. Jika saat melakukan pengiriman produk beliau
selalu menutup dengan rapat supaya tidak ada kontak dengan matahari maupun debu.

2.3 Kebersihan Personal

Personal hygiene merupakan upaya individu dalam memelihara kebersihan diri,


meliputi mandi, kebersihan kulit, gigi, mulut, mata, hidung, telinga, rambut, kaki, kuku, dan
genitalia (Effendy, 1997 dalam Pratiwi, 2008).

Personal hygiene (kebersihan diri/ perseorangan) merupakan usaha dari individu atau
kelompok dalam menjaga kesehatan melalui kebersihan individu dengan cara mengendalikan
kondisi lingkungan (Depkes RI, 2006).

Tujuan Personal Hygine


Oleh karena itu personal hygine dilakukan dengan tujuan :
 Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
 Memelihara kebersihan diri seseorang
11
 Memperbaiki personal hyigene yang kurang
 Mencagah penyakit
 Menciptakan keindahan
 Meningkatkan rasa percaya diri

Prinsip Personal Hygiene

Prinsip-prinsip Perawatan Personal Hygiene, antara lain :


1. Perawat menggunakan keterampilan komunikasi terapeutik.
2. Perawat mengintegrasikan startegi perawatan.
3. Perawat mempertimbangkan keterbatasan fisik klien.
4. Perawat menghormati pilihan budaya, kepercayaan, dan kebiasaan.
5. Perawat menjaga kemandirian klien, menjamin privasi klien, menyampaikan rasa
hormat, dan mendorong kesehatan fisik klien.

Peraturan Dasar

Kebiasaan-kebiasaan yang perlu diperhatikan untuk mencapai hygiene perorangan meliputi

a. Tangan
– Cucilah tangan sebelum mulai bekerja dan setelah kembali dari toilet.
– Kuku harus dijaga dan dipotong sependek mungkin.
– Perhiasan seperti cincin, gelang, dan jam tangan tidak boleh digunakan pada waktu bekerja.
– Luka pada tangan harus ditutupi dengan kain pembalut seteril.
– Jangan meraba-raba hidup, mulut, rambut dan bagian tubuh lainnya saat mengolah
makanan.
– Jangan merokok selama bekerja di daput, karena tangan akan memindahkan bakteri dari
mulut ke makanan.

b. Kuku
Kotoran yang biasanya berada diantara kuku yang panjang dan kulit adalah tempat ydng biak
bagi kuman yang akan berkembangbiak. Dengan demikian maka :
– Kuku harus dipotong pendek dan dibersihkan.
– Kuku sebaiknya tidak dicat/dikutek.

c. Rambut
– Hendaknya selalu rapi dan tidak boleh panjang.
– Biasanya selalu mencuci teratur agar selalu bersih.
– Gunakan topi yang cocok pada waktu bekerja/memasak.
– Potongan rambut yang terdapat pada makanan adalah sangat mengerikan bagi pelanggan,
betapa joroknya juru masak tersebut dan itu berarti pula makanan tidak sehat.

d. Wajah
Wajah dirias seperlunya dan untuk menjaga kesehatan, maka :
– Jangan menggunakan kosmetik yang berlebihan.

12
– Jangan menyeka wajah dengan tangan pada waktu mengolah makanan, pergunakan sapu
tangan/tissu.

e. Hidung
– Jangan memegang hidup saat bekerja, sebab pada lubang hidung terdapat kotoran yang
dapat menimbulkan penyakit.
– Pada waktu bersin hendaknya jangan menghadap ke makanan, gunakan sapu tangan untuk
menutupinya.
– Bagi yang sedang sakit batuk/pilek harus menggunakan sapu tangan.

f. Mulut
– Jagalah kesehatan mulut dan gigi denagn baik, biasakan menyikat gigi sehabis makan
secara teratur.
– Jangan merokok selama di dapur.
– Jangan batuk, berludah di dekat makanan dan tutuplah dengan sapu tangan pada saat batuk.
– Mencicipi makanan harus menggunakan alat yang bersih seperti; sendok/piring kecil.

g. Telinga
– Hendaknya dibersihkan secara teratur agar selalu dalam keadaan bersih dan jangan pegang-
pegang telinga selama bekerja di dapu.

h. Kaki
– Gunakan sepatu yang bertumit pendek.
– Gunakan kaos kaki yang bersih.
– Kuku harus dipotong pendek.

i. Kesegaran Jasmani
Manusia mempunyai keterbatasan dalam bekerja secara efektif dan efisien. Jasmani yang
sangat segar mempunyai kegairahan kerja. Untuk itu perlu menjaga kesegaran jasmani
dengan jalan :
– Meminum air putih pada waktu haus.
– Istirahat dan tidur yang teratur dalam waktu yang cukup.
– Berolahraga secara teratur.
– Hindari rasa cemas.

Berdasarkan Hasil kunjungan di UKM Bandeng Asap Anugrah Mina Lestari didapatkan hasil
bahwa proses hegine personal materi kebersihan personal dilakukan oleh P. Bambang selaku pemilik
UKM yaitu sebelum melakukan proses penyiangan pada ikan, selalu mencuci tangan sebelum dan
sesudah proses produksi. Tujuan dari mencuci tangan sebelum pemrosesan ikan adalah untuk
mengurangi kontaminasi silang yang dapat mempercepat pembusukan ikan. Selain itu P. Bambang
selaku pelaku produksi juga memakai kacamata khusus untuk melindungi mata dari kotoran yang
mungkin akan terlontar

13
2.4 Perilaku Sosial

Menurut Abdul (2013), karakteristik individu adalah ciri khas yang menunjukkan perbedaan
seseorang tentang motivasi, inisiatif, kemampuan untuk tetap tegar menghadapi tugas sampai
tuntas atau memecahkan masalah atau bagaimana menyesuaikan perubahan yang terkait erat
dengan lingkungan yang mempengaruhi kinerja individu. Karakterisitik individu meliputi :

a. Jam Kerja Lamanya seseorang bekerja dengan baik dalam sehari pada umumnya 6-10 jam.
Sisanya (14-18 jam) dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga dan masyarakat, istirahat,
tidur, dan lain-lain. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan lama kerja tersebut
biasanya tidak disertai efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja yang optimal, bahkan
biasanya telihat penurunan kualitas dan hasil kerja serta bekerja dengan waktu yang
berkepanjangan timbul kecenderungan untuk terjadinya kelelahan, gangguan kesehatan,
penyakit dan kecelakaan serta ketidakpuasan. Dalam seminggu, seseorang biasanya dapat
bekerja dengan baik selama 40-50 jam.Lebih dari itu, kemungkinan besar untuk timbulnya
hal-hal yang negative bagi tenaga kerja yang bersangkutan dan pekerjaannya itu
sendiri.Makin panjang waktu bekerja adalam seminggu, semakin besar kecenderungan
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan (Suma’mur, 2012).

b. Umur Umur meruakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya keluhan
kesehatan kulit pada seseorang.Pada penelitian yang dilakukan oleh Aisyah (2012), bahwa
ada hubungan yang signifikan antara umur pekerja dengan keluhan gangguan kulit.

c. Masa Kerja Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu bekerja di
suatu tempat.(Handoko, 2012).Masa kerja dapat menggambarkan berapa sering atau lamanya
seorang pekerja pengupul makanan ternak kontak langsung dengan tumpukan sampah untuk
mencari makanan ternak, sehingga dapat mengakibatkan keluhan kesehatan kulit apabila
selama bekerja tidak melindungi diri dengan APD serta menjaga personal hygiene mereka.

d. Penggunaan APD Menurut Moeljosoedarmo (2008), alat pelindung diri (APD) adalah alat
pelindung yang dipakai ole tenaga kerja secara langsung untuk tujuan pencegahan kecelakaan
kerja yang disebabkan oleh faktor lingkungan di tempat kerja.Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) digunakan untuk melindungi organ tertentu saat bekeja guna untuk meminimalisir
kecelakaan akibat kerja.Pada pekerja pengumpulmakanan ternak organ tubuh yang penting
untuk dilindungi adalah mata, kulit (termasuk kaki dan tangan) dan pernafasan

14
Berdasarkan Hasil kunjungan di UKM Bandeng Asap Anugrah Mina Lestari didapatkan hasil
bahwa pada proses hulu yaitu berada di Pasar Induk Kota Malang, penjual ikan pertama memberikan
pelayanan sesuai dengan pesanan pembeli. Hal tersebut dalam arti bahwa jika pembeli meminta ikan
dengan kualitas R (recycle) maka perilaku pedagang ikan di pasar ini juga tidak terlalu
memperhatikan tingkat kehigenisan ikan. Akan tetapi, UKM Bandeng Asap Anugrah Mina Lestari
telah berlangganan untuk membeli bahan baku dengan kualitas terbaik. Maka dari penjual ikan
pertama juga menjaga kualitas ikan dengan cara pemberian es cube pada ikan yang telah dibersihkan
dengan air dan ditempatkan pada coolbox. Berdasarkan hal tersebut dapat dianalisa bahwa perilaku
pedagang untuk menjaga tingkat kehigenisan produk dipengaruhi oleh masa kerja yang meningkat
menjadi kedekatan antar penjual dan pembeli yang secara langsung bersepakat tentang kualitas
kehigenisan produk yang dibeli/dijual.

2.5 Pengunjung

Higiene merupakan suatu upaya untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan


keindahan serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat mencegah
timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain. Memelihara higiene personal yang
didalamnya meliputi higiene karyawan dan pengunjung sangat berpengaruh terhadap produk
yang dihasilkan. Menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri harus dilakukan untuk
menghindari kontaminasi makanan yang dapat menggangu kesehatan pelanggan, baik dari
secara sehat fisik dan sehat psikologis.
Pengunjung yang memasuki tempat produksi seharusnya menggunakan pakaian
pelindung dan mematuhi persyaratan higiene yang berlaku bagi karyawan. Pengunjung tidak
diperbolehkan masuk tempat proses produksi, dan harus mendapatkan ijin terlebih dahulu,
sedangkan di tempat lain, seperti gudang, tempat pengemasan dan pengolahan air tidak ada
persyaratan higiene khusus (Rini et al., 2015).
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa higiene pengunjung sama
dengan higiene karyawan. Dimana karyawan harus mematuhi peraturan yang ada untuk
menjaga higiene personal karyawan serta untuk menjaga kualitas dari produk yang
dihasilkan. Begitu pula yang harus diterapkan pada pengunjung pabrik pangan maupun non
pangan. Seperti karyawan harus mencuci tangan sebelum memasuki ruang produksi,
menggunakan atribut khusus saat proses produksi sampai pengemasan, seperti penutup
kepala, memakai sarung tangan, tidak memakai aksesoris, karyawan atau pengunjung yang
memiliki luka terbuka atau yang menunjukkan gejala penyakit tidak diperbolehkan masuk.
Kebersihan karyawan dan pengunjung sangat diperhatikan, bahkan dibeberapa pabrik juga
melarang karyawannya untuk memakai make up. Karyawan maupun pengunjung dilarang
untuk merokok atau tidak membersihkan diri (pakaian, mulut, tangan , dan semua yang
berkaitan) setelah merokok, tidak meludah atau mengotori atau membuang sampah di pabrik/
UKM, tidak makan atau mengunyah, serta tidak bersin atau batuk diatas pangan terbuka.

15
Kondisi saat kontak dengan produk makanan sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan RI nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 adalah sebagai berikut:
a. tidak menderita penyakit mudah menular misal : batuk, pilek, influenza, diare,
penyakit perut sejenisnya;
b. .menutup luka (pada luka terbuka/ bisul atau luka lainnya);
c. .menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian;
d. memakai celemek, dan tutup kepala;
e. mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan.
f. menjamah makanan harus memakai alat/ perlengkapan, atau dengan alas tangan;
g. tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung, mulut atau bagian
lainnya);
h. tidak batuk atau bersin di hadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau tanpa
menutup mulut atau hidung.

Berdasarkan hasil kunjungan di UKM Bandeng Asap Anugerah Mina Lestari


didapatkan bahwa tidak ada syarat khusus atau peraturan khusus untuk pengunjung UKM
tersebut. Pemilik usaha hanya menyatakan bahwa dalam menjaga higiene produknya, beliau
hanya menghimbau untuk selalu cuci tangan terlebih dahulu sebelum dan sesudah kontak
dengan produk. Pada saat di tempat penyiangan atau pembersihan bahan baku pengunjung
dan karyawan dihimbau untuk memakai kacamata dan masker untuk menghindari sisik dan
darah ikan masuk ke mulut dan mata. Hal ini sangat berbahaya apabila terjadi mengingat
sisik dan darah ikan mengandung berbagai bakteri yang bahaya apabila masuk ke mulut atau
pun mata. Lebih baik pengunjung mengamati dari jauh untuk menghindari kejadian yang
tidak diinginkan.

16
BAB III. PENUTUP

A. KEIMPULAN
- Hegiene Auliya merupakan istilah yang berasal dari bahasa inggris yaitu: “higiene”
yang berarti: usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada
usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi manusia. Hegine
dipengaruhi oleh status kesehatan, kebersihan personal, Perilaku sosial, dan Publik.

- Pada personal higiene yang utama perlu dilakukan adalah pemeriksaan kesehatan
pada karyawan terhadap beberapa jenis penyakit, antara lain: Giardiasis,
Amoebiasis, Botulism, Cholerae, Dysentery, Leptospirosis, Typhoid, P olio. Selain
pada pemeriksaan kesehatan masih ada hal lain yang perlu dibenahi di antaranya
perilaku penjaja makanan yang kurang memperhatikan prinsip hygiene.
- Penerapan usaha menjaga kehigenisan produk di UKM Bandeng Asap Anugerah
Mina Lestari cukup baik dengan diterapkannya berbagai macam tahap hegine
personal yang dibuktikan oleh sertifikat UKM

B. SARAN
Saran untuk kedepammya lebih banyak memberikan perhatian maupun pertanyaan pada
narasumber sehingga lebih terstruktur.

17
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Rahman. 2013. Pengaruh Karakteristik Individu, Motovasi dan Budaya Kerja
terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan
Perempuan Kabupaten Donggala : Jurnal Katalogis, Volume 1 Nomor 2.

Auliya , A. 2016. Pengaruh hygiene pengolahan makanan terhadap kualitas makanan di hotel
aston rasuna Jakarta. Jurnal Hospitality dan Pariwisata. 2(2) : 216-227.

Intan. S. M. Forum Ilmiah.2013. Perilaku Personal Hygine Pada Pemulung di TPA


Kedawung Wetan Tangerang. Forum Ilmiah. Vol 10 ( 1 ) : 27-35.

Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 942/Menkes/SK/VII/2003

Kurniawan, A. 2016. Penerapan personal hygiene pada karyawan food and beverage service
hotel aryaduta pekanbaru. JOM FISIP. 3(2) :1-12.

Ningsih, R. 2014. Penyuluhan hygiene sanitasi makanan dan minuman, serta kualitas
makanan yang dijajakan pedagang di lingkungan sdn kota Samarinda. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 10 (1) : 64 – 72.

Rini, F. A., P. B. Katili dam N. Ummi. 2015. Penerapan Good Manufacturing Practices untuk
Pemenuhan Manajemen Mutu pada Produksi Air Minum Dalam Kemasan (Studi
Kasus di PT.XYZ). Jurnal Teknik Industri Untirta. 3(2): 1-6.

Ristoyo, B. Triyantoro, Z. Budiono. 2016. Hubungan hygiene dan sanitasi dengan


kontaminasi Escherichia coli pada jajanan bersaus di pendidikan sekolah dasar se-
wilayah desa watuagung kecamatan tambak kabupaten banyumas tahun 2016.
Keslingmas. 35 : 278-396.

Sombolinggi, B., M. A. Abdurahman dan S. Hamzah. 2012. Studi Pengaruh Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Pekerja Pada Proyek Pelebaran Rantepao-
Palopo Oleh Pt.Waskita Karya. 1 – 24.

Yuasadam, N.Z. 2018. Fasilitas sanitasi dan personal higiene karyawan kantin dharma wanita
persatuan Universitas Airlangga. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 10(2) : 175–180.

18

Anda mungkin juga menyukai