MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Matakuliah Sanitasi Industri Perikanan
Disusun Oleh:
M. AINUL YAQIN AL-MUZAKKI (175080300111015)
SYALIVIA HAMIDAH (175080300111044)
AKHMAD RIO AVALDI N. (175080307111005)
CAHHANDINI (175080301111005)
PITRA SURYA PRADIPTA (185080301111034)
1
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini, dan di buat dengan
waktu yang telah di tentukan. Semoga dengan adanya penyusunan makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua dan pembaca dapat belajar dengan baik dan benar
sumbangsi dalam penyelesaian makalah ini. Tentunya penulis juga menyadari, bahwa masih
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada penyusunan makalah ini. Hal ini Karena
keterbatasan kemampuan dari penulis dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, penulis
senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna
penyempurnaan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama
Amin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 5
BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................................................... 6
2.1 Personal Hygiene ........................................................................................................... 6
2.2 Status Kesehatan ................................................................................................................ 8
2.3 Kebersihan Personal ......................................................................................................... 11
2.4 Perilaku Sosial.................................................................................................................. 14
2.5 Pengunjung ...................................................................................................................... 15
BAB III. PENUTUP ......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 18
3
BAB I. PENDAHULUAN
Higiene sanitasi merupakan hal yang penting dalam menentukan kualitas makanan
dimana Escherichia coli sebagai salah satu indikator terjadinya pencemaran makanan yang
dapat menyebabkan penyakit akibat makanan (food borne diseases). Bakteri-bakteri indikator
sanitasi umumnya bakteri yang terdapat dan hidup sebagai flora normal pada usus manusia.
Bakteri E. coli dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti penyakit diare apabila masuk
ke saluran pencernaan, baik melalui minuman maupun makanan (Ristoyo, et al., 2016).
4
semakin selektif dalam menentukan kebutuhan akan makanan dengan pertimbangan adalah
faktor keamanan makanan. Seiring dengan kemajuan jaman semakin banyak orang yang tidak
mempunyai waktu luang untuk menyiapkan makanan sendiri untuk dikonsumsi. Dengan
demikian mereka tergantung pada pelayanan jasa boga yang menyediakan makanan,
diantaranya adalah restoran (Kurniawan, 2016).
1.3 Tujuan
5
BAB II. PEMBAHASAN
Higiene Auliya (2016), merupakan istilah yang berasal dari bahasa inggris yaitu:
“higiene” yang berarti: usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada
usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi manusia. Higiene lebih ditujukkan
kepada lingkungan. Kata higiene berasal dari bahasa yunani yaitu”hugicine” yang berarti
sehat dan bersih, dan jika kita terjemahkan lebih luas lagi maka dapat disimpulkan bahwa kita
bisa sehat karena kita bersih. Personal higiene memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan
yaitu:
1) Kebersihan Rambut
2) Kebersihan Kuku
3) Kebersihan Seragam
4) Kebersihan Tangan
5) Kebersihan Hidung
6) Kebersihan Telinga
Pada personal higiene yang utama perlu dilakukan adalah pemeriksaan kesehatan
pada karyawan terhadap beberapa jenis penyakit, antara lain: Giardiasis, Amoebiasis,
Botulism, Cholerae, Dysentery, Leptospirosis, Typhoid, P olio. Selain pada pemeriksaan
kesehatan masih ada hal lain yang perlu dibenahi di antaranya perilaku penjaja makanan yang
kurang memperhatikan prinsip higiene (Yusadam, 2018).
Kebersihanan mutu dari pro karyawan sangat menentukan dari produk yang
dihasilkan. Penerapan Personal Hygiene menurut Kurniawan (2016), yaitu :
a. Kebersihan
Harapan perusahaan dan atasan terhadap kebersihan adalah terjaganya kebersihan diri
karyawan food and beverage service Hotel Aryaduta Pekanbaru muai dari kuku, rambut,
hidung, wajah, tangan dan kaki.
6
Kebersihan badan adalah faktor yang sangat mempengaruhi kinerja karyawan,
begitulah yang seharusnya terjadi. Kebersihan badan yang terjaga akan memberikan dampak
yang baik pula terhadap pekerjaan. Pengakuan karyawan Food and Beverage Service Hotel
Aryaduta Pekanbaru, karyawan yang menjaga kebersihan badan akan merasakan kepercayaan
diri dalam melayani tamu hotel yang berkunjung.
Dalam pengamatan penulis terhadap karyawan food and beverage service Hotel
Aryaduta Pekanbaru banyak karyawan yang kurang memperdulikan kebersihan tubuhnya.
Kebersihan tubuh seharusnya dapat menjadikan poin utama dalam kepedulian karyawan.
Selain kebersihan tubuh, hal yan harus dijaga lainnya adalah kebersihan pakaian kerja
karyawan. Pakaian yang bersih seharusnya melambangkan tubuh yang bersih dan sehat serta
budaya kerja yang baik pula. oleh karena itu penulis merasa perlu meneliti tentang kebersihan
pakain kerja karyawan. Secara kasat mata penulis melihat pakaian kerja karyawan sudah
cukup bersih dan tidak ada kotoran yang mengganggu pemandangan tamu hotel. Namun
begitu penulis tetap harus meneliti tentang kebersihan pakaian kerja secara mendalam dan
bertanya mengenai SOP kebersihan pakaian kerja.
7
g. Dampak dari Kebersihan Pakaian Kerja Karyawan
Pakaian kerja karyawan yang bersih tentunya akan memberikan kesan yang baik di
mata tamu hotel yang berkunjung. Pada kesempatan ini penulis bertanya kepada karyawan
Restoran Hotel Aryaduta Pekanbaru bagaimana pendapat mereka tentang dampak menjaga
kebersihan pakaian kerja di lngkungan kerja. Bagi penulis jika mereka mengetahui dampak
dari bersihnya pakaian kerja, maka akan mudah bagi mereka untuk mempertahankan
kebersihan pakaian kerja.
Terkadang pada saat bekerja secara sengaja maupun tidak pakaian kerja karyawan
terlihat kotor dan sudah tidak enak dipandang oleh tamu. Apron yang dipakai oleh karyawan
yang berwarna putih terkadang terkena noda dan cipratan makanan. Dalam hal ini penulis
bertanya jika hal tersebut terjadi dan pakaian kerja karyawan sudah tidak layak pakai ataupun
terdapat noda yang mengganggu kebersihan pakaian kerja bagaimana penanganan dari hotel
untuk karyawan dan apakah ada penggantian pakaian kerja karyawan. Hal ini tentu sangat
penting untuk tetap menjaga personal hygiene karyawan.
Yang dimaksud yaitu personil yang diketahui, atau diduga, menderita penyakit, atau
pembawa penyakit yang mungkin ditularkan melalui pangan seharusnya tidak diperbolehkan
masuk ke area penanganan pangan jika ada kemungkinan mereka mengkontaminasi pangan.
8
Setiap personil yang tertular harus segera melaporkan penyakit atau gejalanyas ke
manajemen .
Status kesehatan seorang pekerja dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor utama yaitu :
1. Lingkungan Kerja
2. Perilaku Pekerja
3. Pelayanan Kesehatan
4. Faktor Herediter (Genetik)
1. Lingkungan Kerja
Yang dimaksud dengan lingkungan kerja disini adalah lingkungan tempat melakukan
pekerjaan, misalnya bangunan, peralatan, bahan, orang/pekerja lain, dan lain sebagainya.
Lingkungan kerja juga merupakan faktor-faktor di lingkungan tempat kerja yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan pekerja.
Faktor Fisika
1. Tuli permanen akibat kebisingan (misalnya ruang Generator, bengkel reparasi alat,
dll)
2. Heat stress, (misalnya ruang Generator, dapur, laundry, dll)
3. Raynaud’s syndrom karena getaran (Generator, bengkel dll)
4. Leukemi akibat radiasi (X-ray, Radioterapi dll)
5. Kelelahan mata karena pencahayaan yang kurang,
9
6. Kecelakaan misalnya : boiler meledak, jatuh ditangga, tersekap di lift, dll
Faktor Kimia.
Yang termasuk dalam lingkup kerja kimiawi adalah semua bahan kimia yang digunakan
dalam proses kerja di lingkungan kerja yang berbentuk :
Faktor Biologi
1. BAKTERI. Penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri, misalnya: penyakit
antraks, Penyakit TBC,dll
2. VIRUS. Penyakit yang dpt disebabkan oleh virus,misalnya : Hepatitis (nakes di
RS), Rabies (petugas laboratorium), dll
3. JAMUR,misalnya : Dermatofitosis terdapat pada pemulung, tukang cuci, dll.
4. PARASIT, misalnya : Ankilostomiasis, tripanosomiasis yang biasanya diderita
oleh pekerja diperkebunan,pertanian, kehutanan, dll
2. Perilaku Pekerja
Di pengaruhi antara lain oleh pendidikan, pengetahuan, kebiasaan-kebiasaan&fasilitas
yang tersedia. Jadi erat kaitannya dengan faktor-faktor ekonomi, sosial &budaya.Perilaku
kerja akan mempengaruhi kapasitas kerja, beban kerja serta cara melaksanakan pekerjaan.
1. Pelayanan promotif
2. Pelayanan preventif
3. Pelayanan kuratif
4. Pelayanan rehabilitatif.
5. Faktor Genetik (Herediter)
Dibandingkan dengan Kedua faktor lainnya faktor genetik ini sangat kecil peranannya
terhadap status kesehatan seorang pekerja. Namun faktor genetik seseorang dpt menyebabkan
seorang pekerja lebih rentan terkena suatu penyakit.
Personal hygiene (kebersihan diri/ perseorangan) merupakan usaha dari individu atau
kelompok dalam menjaga kesehatan melalui kebersihan individu dengan cara mengendalikan
kondisi lingkungan (Depkes RI, 2006).
Peraturan Dasar
a. Tangan
– Cucilah tangan sebelum mulai bekerja dan setelah kembali dari toilet.
– Kuku harus dijaga dan dipotong sependek mungkin.
– Perhiasan seperti cincin, gelang, dan jam tangan tidak boleh digunakan pada waktu bekerja.
– Luka pada tangan harus ditutupi dengan kain pembalut seteril.
– Jangan meraba-raba hidup, mulut, rambut dan bagian tubuh lainnya saat mengolah
makanan.
– Jangan merokok selama bekerja di daput, karena tangan akan memindahkan bakteri dari
mulut ke makanan.
b. Kuku
Kotoran yang biasanya berada diantara kuku yang panjang dan kulit adalah tempat ydng biak
bagi kuman yang akan berkembangbiak. Dengan demikian maka :
– Kuku harus dipotong pendek dan dibersihkan.
– Kuku sebaiknya tidak dicat/dikutek.
c. Rambut
– Hendaknya selalu rapi dan tidak boleh panjang.
– Biasanya selalu mencuci teratur agar selalu bersih.
– Gunakan topi yang cocok pada waktu bekerja/memasak.
– Potongan rambut yang terdapat pada makanan adalah sangat mengerikan bagi pelanggan,
betapa joroknya juru masak tersebut dan itu berarti pula makanan tidak sehat.
d. Wajah
Wajah dirias seperlunya dan untuk menjaga kesehatan, maka :
– Jangan menggunakan kosmetik yang berlebihan.
12
– Jangan menyeka wajah dengan tangan pada waktu mengolah makanan, pergunakan sapu
tangan/tissu.
e. Hidung
– Jangan memegang hidup saat bekerja, sebab pada lubang hidung terdapat kotoran yang
dapat menimbulkan penyakit.
– Pada waktu bersin hendaknya jangan menghadap ke makanan, gunakan sapu tangan untuk
menutupinya.
– Bagi yang sedang sakit batuk/pilek harus menggunakan sapu tangan.
f. Mulut
– Jagalah kesehatan mulut dan gigi denagn baik, biasakan menyikat gigi sehabis makan
secara teratur.
– Jangan merokok selama di dapur.
– Jangan batuk, berludah di dekat makanan dan tutuplah dengan sapu tangan pada saat batuk.
– Mencicipi makanan harus menggunakan alat yang bersih seperti; sendok/piring kecil.
g. Telinga
– Hendaknya dibersihkan secara teratur agar selalu dalam keadaan bersih dan jangan pegang-
pegang telinga selama bekerja di dapu.
h. Kaki
– Gunakan sepatu yang bertumit pendek.
– Gunakan kaos kaki yang bersih.
– Kuku harus dipotong pendek.
i. Kesegaran Jasmani
Manusia mempunyai keterbatasan dalam bekerja secara efektif dan efisien. Jasmani yang
sangat segar mempunyai kegairahan kerja. Untuk itu perlu menjaga kesegaran jasmani
dengan jalan :
– Meminum air putih pada waktu haus.
– Istirahat dan tidur yang teratur dalam waktu yang cukup.
– Berolahraga secara teratur.
– Hindari rasa cemas.
Berdasarkan Hasil kunjungan di UKM Bandeng Asap Anugrah Mina Lestari didapatkan hasil
bahwa proses hegine personal materi kebersihan personal dilakukan oleh P. Bambang selaku pemilik
UKM yaitu sebelum melakukan proses penyiangan pada ikan, selalu mencuci tangan sebelum dan
sesudah proses produksi. Tujuan dari mencuci tangan sebelum pemrosesan ikan adalah untuk
mengurangi kontaminasi silang yang dapat mempercepat pembusukan ikan. Selain itu P. Bambang
selaku pelaku produksi juga memakai kacamata khusus untuk melindungi mata dari kotoran yang
mungkin akan terlontar
13
2.4 Perilaku Sosial
Menurut Abdul (2013), karakteristik individu adalah ciri khas yang menunjukkan perbedaan
seseorang tentang motivasi, inisiatif, kemampuan untuk tetap tegar menghadapi tugas sampai
tuntas atau memecahkan masalah atau bagaimana menyesuaikan perubahan yang terkait erat
dengan lingkungan yang mempengaruhi kinerja individu. Karakterisitik individu meliputi :
a. Jam Kerja Lamanya seseorang bekerja dengan baik dalam sehari pada umumnya 6-10 jam.
Sisanya (14-18 jam) dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga dan masyarakat, istirahat,
tidur, dan lain-lain. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan lama kerja tersebut
biasanya tidak disertai efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja yang optimal, bahkan
biasanya telihat penurunan kualitas dan hasil kerja serta bekerja dengan waktu yang
berkepanjangan timbul kecenderungan untuk terjadinya kelelahan, gangguan kesehatan,
penyakit dan kecelakaan serta ketidakpuasan. Dalam seminggu, seseorang biasanya dapat
bekerja dengan baik selama 40-50 jam.Lebih dari itu, kemungkinan besar untuk timbulnya
hal-hal yang negative bagi tenaga kerja yang bersangkutan dan pekerjaannya itu
sendiri.Makin panjang waktu bekerja adalam seminggu, semakin besar kecenderungan
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan (Suma’mur, 2012).
b. Umur Umur meruakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya keluhan
kesehatan kulit pada seseorang.Pada penelitian yang dilakukan oleh Aisyah (2012), bahwa
ada hubungan yang signifikan antara umur pekerja dengan keluhan gangguan kulit.
c. Masa Kerja Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu bekerja di
suatu tempat.(Handoko, 2012).Masa kerja dapat menggambarkan berapa sering atau lamanya
seorang pekerja pengupul makanan ternak kontak langsung dengan tumpukan sampah untuk
mencari makanan ternak, sehingga dapat mengakibatkan keluhan kesehatan kulit apabila
selama bekerja tidak melindungi diri dengan APD serta menjaga personal hygiene mereka.
d. Penggunaan APD Menurut Moeljosoedarmo (2008), alat pelindung diri (APD) adalah alat
pelindung yang dipakai ole tenaga kerja secara langsung untuk tujuan pencegahan kecelakaan
kerja yang disebabkan oleh faktor lingkungan di tempat kerja.Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) digunakan untuk melindungi organ tertentu saat bekeja guna untuk meminimalisir
kecelakaan akibat kerja.Pada pekerja pengumpulmakanan ternak organ tubuh yang penting
untuk dilindungi adalah mata, kulit (termasuk kaki dan tangan) dan pernafasan
14
Berdasarkan Hasil kunjungan di UKM Bandeng Asap Anugrah Mina Lestari didapatkan hasil
bahwa pada proses hulu yaitu berada di Pasar Induk Kota Malang, penjual ikan pertama memberikan
pelayanan sesuai dengan pesanan pembeli. Hal tersebut dalam arti bahwa jika pembeli meminta ikan
dengan kualitas R (recycle) maka perilaku pedagang ikan di pasar ini juga tidak terlalu
memperhatikan tingkat kehigenisan ikan. Akan tetapi, UKM Bandeng Asap Anugrah Mina Lestari
telah berlangganan untuk membeli bahan baku dengan kualitas terbaik. Maka dari penjual ikan
pertama juga menjaga kualitas ikan dengan cara pemberian es cube pada ikan yang telah dibersihkan
dengan air dan ditempatkan pada coolbox. Berdasarkan hal tersebut dapat dianalisa bahwa perilaku
pedagang untuk menjaga tingkat kehigenisan produk dipengaruhi oleh masa kerja yang meningkat
menjadi kedekatan antar penjual dan pembeli yang secara langsung bersepakat tentang kualitas
kehigenisan produk yang dibeli/dijual.
2.5 Pengunjung
15
Kondisi saat kontak dengan produk makanan sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan RI nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 adalah sebagai berikut:
a. tidak menderita penyakit mudah menular misal : batuk, pilek, influenza, diare,
penyakit perut sejenisnya;
b. .menutup luka (pada luka terbuka/ bisul atau luka lainnya);
c. .menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian;
d. memakai celemek, dan tutup kepala;
e. mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan.
f. menjamah makanan harus memakai alat/ perlengkapan, atau dengan alas tangan;
g. tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung, mulut atau bagian
lainnya);
h. tidak batuk atau bersin di hadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau tanpa
menutup mulut atau hidung.
16
BAB III. PENUTUP
A. KEIMPULAN
- Hegiene Auliya merupakan istilah yang berasal dari bahasa inggris yaitu: “higiene”
yang berarti: usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada
usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi manusia. Hegine
dipengaruhi oleh status kesehatan, kebersihan personal, Perilaku sosial, dan Publik.
- Pada personal higiene yang utama perlu dilakukan adalah pemeriksaan kesehatan
pada karyawan terhadap beberapa jenis penyakit, antara lain: Giardiasis,
Amoebiasis, Botulism, Cholerae, Dysentery, Leptospirosis, Typhoid, P olio. Selain
pada pemeriksaan kesehatan masih ada hal lain yang perlu dibenahi di antaranya
perilaku penjaja makanan yang kurang memperhatikan prinsip hygiene.
- Penerapan usaha menjaga kehigenisan produk di UKM Bandeng Asap Anugerah
Mina Lestari cukup baik dengan diterapkannya berbagai macam tahap hegine
personal yang dibuktikan oleh sertifikat UKM
B. SARAN
Saran untuk kedepammya lebih banyak memberikan perhatian maupun pertanyaan pada
narasumber sehingga lebih terstruktur.
17
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Rahman. 2013. Pengaruh Karakteristik Individu, Motovasi dan Budaya Kerja
terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan
Perempuan Kabupaten Donggala : Jurnal Katalogis, Volume 1 Nomor 2.
Auliya , A. 2016. Pengaruh hygiene pengolahan makanan terhadap kualitas makanan di hotel
aston rasuna Jakarta. Jurnal Hospitality dan Pariwisata. 2(2) : 216-227.
Kurniawan, A. 2016. Penerapan personal hygiene pada karyawan food and beverage service
hotel aryaduta pekanbaru. JOM FISIP. 3(2) :1-12.
Ningsih, R. 2014. Penyuluhan hygiene sanitasi makanan dan minuman, serta kualitas
makanan yang dijajakan pedagang di lingkungan sdn kota Samarinda. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 10 (1) : 64 – 72.
Rini, F. A., P. B. Katili dam N. Ummi. 2015. Penerapan Good Manufacturing Practices untuk
Pemenuhan Manajemen Mutu pada Produksi Air Minum Dalam Kemasan (Studi
Kasus di PT.XYZ). Jurnal Teknik Industri Untirta. 3(2): 1-6.
Yuasadam, N.Z. 2018. Fasilitas sanitasi dan personal higiene karyawan kantin dharma wanita
persatuan Universitas Airlangga. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 10(2) : 175–180.
18