Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KUNJUNGAN PERUSAHAAN

SANITASI DAN GIZI KERJA

DI PT. ADI SATRIA ABADI, PIYUNGAN, BANTUL

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

dr. Novitasari S. dr. Tatik Handayani

dr. Nurhani dr. Wening Widoretno

dr. Raden Adityo Tri Hutomo Putro dr. Wiraditya Sandi Dwi Pristiyanto

dr. Rera Rosalina dr. Yogeswara Soeharto

dr. Siti Shofidatul Mahfudhoh dr. Yuni Nur Hamida

dr. Sunarto dr. Yustinus Kade Ardi Indrayana

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA


BAGI DOKTER PERUSAHAAN / INSTANSI

20-25 JANUARI 2014

YOGYAKARTA

0
BAB I

PENDAHULUAN

Usaha kesehatan lingkungan perusahaan adalah suatu usaha untuk memperbaiki dan
mengoptimumkan lingkungan hidup perusahaan agar menjadi media yang baik untuk
mewujudkan kesehatan yang optimum bagi manusia yang beraktifitas dalam lingkungan
perusahaan tersebut
Higiene perusahaan adalah upaya pemeliharaan lingkungan keja (fisik, kimia, radiasi, dan
sebagainya) dan lingkungan perusahaan. Higiene (ilmu kesehatan) adalah ilmu yang mempelajari
cara-cara yang berguna bagi kesehatan. Secara garis besar perbedaan antara higiene dan sanitasi
adalah terletak pada pada hal bahwa higiene lebih mengarahkan keaktifannya kepada manusia
perseorangan atau masyarakat umum, sedangkan sanitasi lebih menitik beratkan pengendalian
faktor-faktor lingkungan hidup manusia.
Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia yang
mempengaruhi atau mungkin dipengaruhi, sehingga merugikan perkembangan fisik, kesehatan,
dan kelangsungan hidup. Salah satu aspek sanitasi lingkungan kerja adalah ketatarumahtanggaan
yang diartikan lebih dari menjaga fasilitas pabrik tetap bersih dan bebas darii limbah/sampah,
tetapi juga berarti teratur segala-galanya. Jadi ketatarumahtanggaan termasuk juga mengatur
perkakas alat-alat kerja, penyimpanan fasilitas dan bahan.
Ketatarumahtanggaan yang baik tidak dapat dicapai dengan suatu pembersihan
menyeluruh yang dilakukan hanya sekali-kali saja. Bila pabrik akan dibersihkan dan secara
teratur, rencana ini harus disusun dengan baik. Rencana untuk kebersihan pabrik harus menjadi
suatu kegiatan yang terus menerus dan dengan cara-cara pelaksanaan untuk pengecekan dan
evaluasi yang baik harus ditegakkan.
Gizi kerja sebagai salah satu aspek dari kesehatan kerja mempunyai peran penting, baik
bagi kesejahteraan maupun dalam rangka meningkatkan disiplin dan produktivitas. Hal ini
dikarenakan tenaga kerja menghabiskan waktunya lebih dari 35% setiap hari di tempat kerja.
Oleh karena itu mereka perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup dan sesuai dengan jenis /
beban pekerjaan yang dilakukannya.
Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya
pengetahuan dan penerapan gizi seimbang bagi tenaga kerja merupakan aspek yang mutlak harus
dilakukan. Dengan gizi seimbang maka kesehatan tenaga kerja dapat dipertahankan dan tenaga
kerja akan dapat bekerja dengan baik, tidak mudah lelah/capek dan mengurangi terjadinya
tingkat kesalahan. Hal ini berarti dapat mengurangi pemborosan terhadap bahan dari perusahaan
dan akhirnya akan dapat menambah keuntungan yang tinggi bagi perusahaan.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sanitasi Perusahaan


1. Pengertian Sanitasi Dan Higiene
Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor -faktor lingkungan fisik manusia yang
mempengaruhi atau mungkin dipengaruhi, sehingga merugikan perkembangan fisik, kesehatan,
dan kelangsungan hidup. Higiene (ilmu kesehatan) adalah ilmu yang mempelajari cara-cara yang
berguna bagi kesehatan.Secara garis besar perbedaan antara higiene dan sanitasi adalah terletak
pada pada hal bahwa higiene lebih mengarahkan keaktifannya kepada manusia (perseorangan
atau masyarakat umum, sedangkan sanitasi lebih menitik beratkan pengendalian faktor-faktor
lingkungan hidup manusia

2. Higiene Pribadi (Higiene Perseorangan)


Kesehatan pribadi khususnya bagi mereka yang terlibat dan bekerja pada sebuah perusahaan
penyamakan kulit perlu diperhatikan, karena hal ini selain penting untuk dirinya sendiri juga
keberlangsungan perusahaan.

3. Higiene Lingkungan
Lingkungan merupakan sasaran utama higiene untuk diperbaiki (dikoreksi) dan dicegah
(prevensi) terjadinya hal-hal yang berhubungan dengannya, khususnya ditujukan kepada
masalah; air, limbah, penecemaran udara, perumahan, pengawasan pembawa (vektor) penyakit
dan sebagainya. Semuanya ini bertujuan terciptanya faktor-faktor lingkungan fisik manusia yang
serasi dan sempurna, sehingga perkembangan fisik manusia dapat diuntungkan, dan kesehatan
serta kelangsungan hidup manusia dapat dipelihara dan ditingkatkan. Mengingat luasnya
cakupan permasalahan, maka bidang-bidang yang memiliki relevansi tinggi dengan kegiatan
profesional di bidang penyamakan kulit yang berhubungan dengan higiene lingkungan adalah
sebagai berikut:

a. Air bersih, tersedia air bersih dengan kualitas yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Syarat Fisik : Tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, jernih, suhu dibawah Suhu udara
(rasa nyaman).
2) Syarat Bakteriologik : Secara teoritis air minum hendaknya terhindar dari kemungkinan
tercemar dengan bibit penyakit, terutama yang bersifat patogen
3) Syarat Kimiawi : Hendaknya air minum tidak tercemar secara berlebihan dengan zat-zat kimia
ataupun mineral, terutama yang berbahaya bagi kesehatan; zat kimia yang terdapat dalam air
minum tidak sampai menimbulkan kerusakan pada tempat penyimpanannya, sedangkan zat
bahan kimia /mineral yang dibutuhkan oleh tubuh terdapat dalam kadar yang wajar.

2
b. Sampah (refuse), yakni sebagian dari sesuatu yang tidakl dapat dipakai/ disenangi, harus
dibuang, umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, tetapi yang no-biologis
dan umumnya bersifat padat. Pengelolaan sampah meliputi 3 hal pokok yakni :
1) Penyimpanan sampah : disimpan di tempat sampah untuk sementara sebelum dikumpulkan
untuk kemudian di angkat dan di buang, atau dimusnahkan. Kotak sampah yang dipakai harus
kuat, tidak mudah bocor, dan dilengkapi dengan tutup yang mudah di buka.
2) Pengumpulan sampah, umumnya dilaksanakan oleh pemerintah, atau masyarakat secara
bergotong royong. Dalai pengumpulan sampah sebaiknya dilakukan pemisahan, satu bak untuk
sampah basah, dan satu bak untuk sampah kering yang mudah di bakar.
3) Pembuangan sampah, sampah di buang untuk dimusnahkan (tahap terahir). Tempat
pembuangan sampah harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.

Tempat Sampah
(1) terbuat dari bahan yang cukup ringan, tahan karat, kedap air dan permukaan bagiandalam
rata/halus.
(2) dilengkapi penutup yang mudah di buka dan ditutup tan mengotori tangan.
(3) jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan produk sampah yang dihasilkan
(4) sisa/ potongan rambut dibungkus dalam kantong plastik sebelum dimasukkan ke dalam
tempat sampah.

c. Air Limbah
Air limbah/ air kotor/ air bekas, ialah air yang tidak bersih, karena mengandung berbagai zat
yang bersifat membahayakan kehidupan manusia, dan lazimnya karena perbuatan manusia.
Pengendalian air limbah bertujuan untuk melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan
berjangkitnya penyakit, mencegah terjadinya kerusakan tanaman, dan untuk menyediakan air
bersih untuk keperluan hidup sehari-hari.

4. Higiene Perusahaan
Higiene perusahaan merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat (publikhealth), sekaligus
juga bagian dari ilmu kedokteran (preventive medecine). Higiene perusahaan ini lebih mengarah
pada :
a. Ditujukan terhadap masyarakat tenaga kerja yang lebih mudah didekati dan diperiksa
kesehatannya secara periodik dari pada masyarakat umum.
b. Khusus memperhatikan lingkungan kerja.
c. Bersasaran meningkatkan produktifitas.
d. Didukung oleh undang-undang dalam ruang lingkup ketenaga kerjaan. Penerapan higiene
perusahaan ini hanya dapat dilaksanakan secara tepat, jika semua keaktifan dalam suatu
perusahaan dikenal dengan jelas, termasuk pemakaian macam-macam mesin dan alat-alat,
perkakas, dan sebagainya. Atas dasar ini dapat dibuat dugaan tentang bahaya -bahaya yang
mungkin terjadi pada pekerja dan masyarakat luas. Dugaan sekedarnya ini harus dibuktikan

3
ketepatannya dengan pengukuran-pengukuran yang sesuai. Dengan demikian diperoleh penilaian
lingkungan kerja yang obyektif.

2.2. Gizi Kerja


Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan masih terdapat beberapa pengusaha
beranggapan bahwa pemberian makan atau makanan tambahan berupa snack dan istirahat
pendek akan meningkatkan pengeluaran biaya dan merugikan perusahaan. Namun jika dikaji
lebih jauh, sebenarnya banyak keuntungan yang diperoleh dengan pemberian makanan
dipersahaan. Untuk itu, Suma’mur (1984) memberikan beberapa saran kepada perusahaan
untuk :
1. Menyediakan kantin perusahaan dengan tujuan meningkatkan dan memperbaiki gizi
tenaga kerja dan tanpa disadari memberiakn pengetahuan tentang gizi terhadap
pekerja.
2. Pemberian makanan/snack secara Cuma-Cuma pada jam-jam tertentu dimana hal ini
akan memperlambat munculnya kelelehan, meningkatkan kecepatan dan ketelitian
kerja dan menghindari waktu istirahat curian.
3. Pemberian makanan tambahan dan adanya kantin di perusahaan dapat mencegah
terjadinya penyakit sehingga kehilangan waktu kerja karena absensi sakit dapat
ditekan.
4. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan dan gizi secara teratur sehingga
kesehatan tenga kerja yang setinggi-tingginya dapat dicapai dan dipertahankan.
5. Menerapakan hasil penelitian tentang gizi kerja yang telah dilaukukan untuk
meningkatkan status gizi tenaga kerja dalam upaya peningkatan efisiensi dan
produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.

Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya


pengetahuan dan penerapan gizi seimbang bagi tenaga kerja merupakan aspek yang mutlak harus
dilakukan. Dengan gizi seimbang maka kesehatan tenaga kerja dapat dipertahankan dan tenaga
kerja akan dapat bekerja dengan baik, tidak mudah lelah/capek dan mengurangi terjadinya
tingkat kesalahan. Hal ini berarti dapat mengurangi pemborosan terhadap bahan dari perusahaan
dan akhirnya akan dapat menambah keuntungan yang tinggi bagi perusahaan.

II.2 GIZI KERJA

Pada era industrialisasi saat ini harus didukung dengan pengembangan sumber daya
manusia yang merupakan asset. Dalam rangka gerakan efisiensi dan prodiktivitas nasional maka
tenaga yang produktif dan efisien merupakan jawabannya. Faktor utama untuk peningkatan
produktivitas adalah modal dan tenaga kerja dimana factor gizi perkerja merupakan unsure
pendukung yang penting.

Gizi kerja merupakan salah satu syarat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal,
sedangkan gizi kerja itu sendiri memiliki arti berupa gizi yang diperlukan tenaga kerja untuk
melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan jenis perkerjaan dan beban kerjanya sehingga tercapai
tingkat prodiktivitas dan efisiensi kerja yang tinggi.

4
II.2.1 LANDASAN HUKUM PELAKSANAAN GIZI KERJA

1. UU no 1 th 1951 dan UU no 12 th 1984 tentang kondisi fisik tenaga kerja, setelah bekerja
terus menerus selama 4 jam
2. UU no 1 th 1970 tentang keselamatan kerja
3. Peraturan menteri perburuhan no 7 th 1964
4. Surat edaran menteri tenaga kerja dan transmigrasi no 01/men/1979 tentang pengadaan
kantin dan ruang makan
5. Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi no 03/men/1982 tentang pelayanan
kesehatan kerja
6. Surat edaran dirjen binawas no 86/BW/1989 tentang catering bagi tenaga kerja

II.2.2 Pengertian Gizi

Pemahaman gizi kerja yang baik tidak hanya mengenai definisi arti tetapi juga setiap
unsur yang ada didalamnya. Ilmu gizi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana
memberikan makanan kepada tubuh dengan sebaik-baiknya sehingga tubuh dapat bekerja secara
optimal. Melalui makanan yang berupa semua bahan makanan yang dapat dimakan manusia baik
dalam bentuk alami, buatan atau olahan, dimana gizi tersebut sangat diperlukan tenaga kerja
untuk melakukan pekerjaan mereka sesuai jenis dan beban pekerjaannya sehingga tercapai
tingkat produktivitas dan efisiensi kerja setinggi-tingginya serta dapat dihindari penyakit akibat
kerja (misal anemia atau defisiensi vit B1 atau KKP ).

Suatu sikap mental yang berpandangan bahwa mutu kehidupan hari esok harus lebih baik
dari hari ini adalah suatu pengertian produktivitas yang benar sehingga memacu diri agar selalu
berusaha lebih baik. Produktivitas juga dapat berarti perbandingan antara output dan input
dimana nilai p harus >1.

II.2.3 PERMASALAHAN GIZI TENAGA KERJA

Seseorang yang berstatus gizi kurang atau lebih tidak mungkin mampu bekerja dengan
hasil yang maksimal karena prestasi kerja dipengaruhi oleh derajat kesehatan seseorang.

Kebanyakan tenaga kerja Indonesia tidak melakukan makan pagi atau tidak dapat
digolongkan sebagai melakukan makan pagi sebelum berangkat kerja. Makan sangat penting
pemberian makan di tempat kerja dalam rangka perlindungan dan peningkatan kesehatan untuk
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Kekurangan nilai gizi pada makanan yang dikonsumsi tenaga kerja sehari-hari akan
membawa akibat buruk terhadap tubuh seperti daya tahan tubuh menurun, kemampuan fisik
kurang, berat badan turun, pucat, reaksi lamban, motivasi kurang apatis, dan lain-lain. Dalam
keadaan demikian tidak mungkin tercapai efisien dan produktivitas yang optimal.

5
Masalah yang dihadapi dalam memperbaiki keadaan gizi tenaga kerja adala kurangnya
perhatian para pengusaha terhadap makanan yang diberikan/dikonsumsi. Permasalahan tersebut
adalah :

 Perusahaan hanya memberikan uang makan tanpa menyediakan makanan.


 Memberikan makanan tetapi kurang seimbang.
 Bagaimana memberikan makanan dan berapa yang harus diberikan serta kapan
makanan itu diberikan.

II.2.4 KEBUTUHAN GIZI TENAGA KERJA

Perlu dibedakan antara kebutuhan gizi minimal sehari dan kecukupan sehari :

1. Kebutuhan Gizi Minimal Sehari (MDR)


Adalah dosis terkecil zat gizi yang diperlukan sehari agar seorang rata-rata tidak menjadi
sakit pada kondisi umum yang dianggap normal.
Pada keadaan khusus MDR (Minimal Daily Requrement) tidak mencukupi missal pada
saat orang itu bekerja lebih dari biasa atau pada saat ada stress fisik lain.
2. Kecukupan Gizi (RDA)
RDA (Recommended Daily Allowence) merupakan anjuran kebutuhan sehari yang
merupakan penjumlahan dari MDR dengan Nilai tambah atau Batas Keamanan (BK).
Faktor yang mempengaruhi Batas Keamanan :
 Tingkat yang mempengaruhi gizi masyarakat yang ingin dicapai
 Tingkat ekonomi masyarakat yang menentukan daya beli
 Kelompok umur
 Jenis kelamin
 Kondisi fisik : hamil

Kecukupan gizi tenaga kerja harus dipengaruhi dari hidangan sehari-hari. Oleh karena itu
jumlah kecukupan zat gizi ini perlu diterjemahkan ke dalam kebutuhan makanan sehari
ataupun ditempat kerja.

II.2.5 FAKTOR-FAKTOR KEBUTUHAN GIZI SESEORANG

a. Ukuran Tubuh
Makin besar ukuran tubuh seseorang, makin besar pula kebutuhan energi dan zat gizi
lainnya, walaupun kegiatan dan usianya sama. Kebutuhan energy yang ditentukan oleh
ukuran tubuh ini disebut kebutuhan dasar.
b. Usia
Makin tua usia seseorang, makin berkurang kebutuhan energy dan zat gizi lainnya,
sebaliknya anak-anak memerlukan energy dan zat gizi yang relative lebih besar karena
disamping untuk tenaga juga untuk pertumbuhan.
c. Jenis kelamin
Laki-laki memerlukan energy dan zat gizi lebih banyak dari perempuan.
d. Kegiatan sehari-hari
Orang yang bekerja berat lebih banyak membutuhkan energy dan protein daripada yang
bekerja sedang atau ringan.

6
e. Kondisi tubuh tertentu
Pada wanita hamil dan menyusui lebih banyak memerlukan energy dan zat gizi lebih
tinggi daripada keadaan biasa.
f. Lingkungan kerja.
Pada lingkungan kerja yang tidak nyaman, tenaga kerja memerlukan zat gizi lebih tinggi
daripada lingkungan kerja yang nyaman.

Anjuran kecukupan sehari untuk zat-zat gizi tertentu

1. Energy
Energy dinyatakan dalam kalori, energy ini dihasilkan oleh tiga sumber utama yaitu
karbohidrat, lemak dan protein.
Untuk 8 jam kerja di perusahaan perlu disediakan makan dan minum paling sedikit 2/5
(45%) dari kecukupan energy selama 24 jam (35% makanan lengkap + 10% makanan
selingan).
Untuk shift malam perlu diberikan makanan tambahan yang disesuaikan kebiasan makan
dan kecukupan energy per hari.

Tabel 1 : Angka kecukupan energy dan protein yang dianjurkan sehari.

Laki-laki Perempuan
Jenis Umur : 20-59 th, Umur : 20-59 th,
Kegiatan BB : 62 kg BB : 54 kg
Energy (kal) Protein (gr) Energi (kal) Protein (gr)
Kerja ringan 2800 55 2050 48
Kerja sedang 3000 55 2250 48
Kerja berat 3600 55 2600 48

2. Hidrat arang
Kebutuhan hidrat arang dihitung dari energy yang berasal dari hidrat arang, untuk orang
Indonesia ± 60% - 70% dari total energy sehari.
3. Protein
Rata-rata diperlukan 1 gr tiap kg BB untuk protein yang berasal dari hewan dan 1,2 gr
tiap kg BB yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dalam bentuk makanan campuran.
4. Lemak
Kebutuhan lemak tergantung dari kebutuhan energy 20-25% dari total energy perhari.
Lemak berfungsi sebagai pelarut vitamin.
5. Vitamin dan mineral
Adalah zat gizi yang berfungsi mengatur dan melindungi proses dalam tubuh,
pembentukan enzim dan hormone, tulang dan jaringan tubuh.
6. Air.
Merupakan pelarut, mengatur system keseimbangan dalam proses tubuh manusia,
merupakan unsur yang paling dibutuhkan dalam jumlah yang besar : 60% dari BB
manusia adalah air.

II.2.6 ENERGI UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN

Energi yang digunakan tubuh dibagi menjadi 2:

1. Metabolisme basal yaitu energi untuk kebutuhan fisiologis minimal tubuh dalam keadaan
basal, selama 24 jam tanpa melakukan akifitas.

7
Keadaan basal adalah keadaan tubuh tidak dalam tidur,tetapi secara rileks terlentang tidak
melakukan pekerjaan apapun.

Tabel Nilai BMR menurut umur dan jenis kelamin

Umur (th) Laki-laki Perempuan


18-30 (15,3 x BB) + 679 (14,7 x BB) + 496
30-60 (11,6 x BB) + 879 (08,7 x BB) + 829
>60 (13,5 x BB) + 487 (10,5 x BB) + 596

2. Energi untuk melakukan kerja luar yang merupakan tambahan energi terhadap
metabolisme basal yang diperlukan tubuh untuk mengerjakan kerja luar.
Perhitungan kebur=tuhan energiuntuk tenaga kerja harus meliputi tambahan pemakaian
energi bagi SDA (Spesific Dynamic Action).

Tabel Angka kecukupan energi untuk tingkat aktifitas

Aktifitas Jenis Kegiatan Faktor Aktifitas


Ringan 75% duduk/berdiri, 25%
 Laki-laki  1,58
bergerak
 Perempuan  1,45
Sedang 40% duduk/berdiri, 60%
 Laki-laki  1,67
aktifitas
 Perempuan  1,55
Berat 25% duduk/berdiri, 75%
 Laki-laki  1,88
aktifitas
 Perempuan  1,75

II.2.7 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI PEKERJA

Keadaan gizi tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai macam faktor:

1. Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan ringan, sedang, berat yang merupakan suatu beban kerja.
2. Faktor Tenaga Kerja
Ketidaktahuan, jenis kelamin, umur, kebiasaan makan yang kurang baik, disiplin,
motivasi dan dedikasi.
3. Faktor Lingkungan Kerja
Faktor lingkungan kerja biasanya menjadi beban tambahan
 Fisik
Contoh : pekerjaan di lingkungan panas harus diperhatikan kebutuhan air, untuk
pekerjaan berat sekurang-kurangnya 2,8 l air minum, sedang untuk kerja ringan
1,9 l air.
 Kimia
Bahan kimia dapat menyebabkan keracunan kronis dengan penurunan berat
badan.

8
Contoh : timah hitam menghambat pembentukan sel darah merah tenaga kerja
yang keracunan dan terlihat pucat dan kurus.
 Biologi
Lingkungan kerja terpapar oleh pelarut dan mikroorganisme.
Contoh : cacingan dan infeksi bakteri kronis pada saluran pencernaan
menyebabkan kekurangan gizi.

II.2.8 PENGGOLONGAN JENIS PEKERJAAN

KERJA RINGAN KERJA SEDANG KERJA BERAT


Menulis, mengetik Bertani, berkebun Mencangkul
Menjahit, merajut Mengemudikan traktor dan Mengangkat/memikul barang
alat berat berat
Mengendari mobil pribadi Mencuci, memeras pakaian Menggergaji kayu/besi
Kerja perkantoran Menyeterika Memotong kayu di hutan
Menyapu lantai Mendorong kereta ringan Menarik becak
Pekerjaan admin Memutar baut Kerja tambang dan sejenis
Merokok, makan Memompa Pekerjaan kasar
Berdiri memeriksa dan Mengepel Mendorong kereta bermuatan
membersihkan bahan
Berdiri di depan mesin dan Mendongkrak Mengangkat drum besi
memutar tombol
Memasukkan mie dalam Menempa besi Balap sepeda
kardus sambil berdiri
Duduk diantara dua mesin Menyeret karung Mencetak mie di depan oven
sambil menyusun slop rokok
dalam kertas
Duduk memotong ujung Duduk di depan mesin Mencetak keramik di depan
batang rokok sambil memasang leher tanur
kaleng
Berdiri diantara dua mesin Berdiri di depan potongan Membelah marmer secara
sambil memeriksa benang marmer dan mendempul manual dengan palu
selagi mesin bekerja
Berdiri di depan mesin Mengambil kotak dan Mengangkat kayu balok dan
memasukkan seng ke dalam berjalan memindahkan ke memasukkannya dalam
mesin pembuat tutup kaleng tempat sekitar mesin mesin

II.2.9 HUBUNGAN GIZI KERJA DAN PRODUKTIVITAS

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gizi kerja berhubungan erat dengan produktivitas.
Haggard dan Greenberg menemukan bahwa efisiensi otot serta gula darah seseorang meningkat
sehabis makan dan akan menurun perlahan seiring bertambahnya waktu. Mereka juga
menyatakan bahwa pemberian makanan tambahan setiap dua jam akan menjaga kadar gula darah
dan efisiensi otot tetap tinggi. Darwin Karyadi menemukan bahwa pekerja yang makan 2 kali

9
sehari lebih banyak menderita anemia gizi daripada mereka yang makan 3 kali sehari.
Sedangkan FAO menyatakan kalau energy sangat mempengaruhi produktivitas kerja, sedangkan
protein, mineral dan vitamin mempengaruhi efektivitas kerja.

II.2.10 PELAKSANAAN GIZI KERJA DI PERUSAHAAN

Pelaksanaan gizi kerja di perusahaan dapat dilakukan dengan cara:

1. penyediaan kantin dan ruang makan serta melaksanakan hygiene dan sanitasi
penyelenggaraan makan secara terus menyeluruh
2. penyediaan preparat gizi missal, seperti tablet Fe, vitamin, oralit
3. Memberikan penyuluhan gizi
4. Pemberian makanan di tempat kerja. Keempat hal tersebut bisa disusun dan diberikan
prioritas sesuai kebutuhan perusahaan.

10
11
BAB III
HASIL KUNJUNGAN

III.1 Identitas Perusahaan


Nama perusahaan : PT. Adi Satria Abadi

Jenis Perusahaan : Industri Penyamakan Kulit

Alamat Perusahaan: Bantul, Yogyakarta

Jumlah Tenaga Kerja: 248 karyawan

Tanggal kunjungan : 24 Januari 2014

III.2 Proses Produksi


1. Bahan Yang Diperlukan:
 Bahan Baku: Kulit domba dan kulit kambing
 Bahan Tambahan: Bahan Kimia berupa zat pewarna, asam formiat, sodium
chloride, amoniak, soda kue
2. Mesin/Peralatan Kerja yang digunakan: drum kayu, mesin shaving, double setter, mesin
staking, togling, mesin ukur, drum zat kimia, penyedot debu
3. Proses Produksi: sortasi pickle, tanning, shaving, dying dan fat liquoring, setter, hunging,
stacking, togling, measuring, sortasi finish, packing
4. Barang yang dihasilkan:
 Produk utama: kulit
 Produk Sampingan: tidak ada
5. Limbah: logam (chrome) dan non logam (campuran)

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.1 Sanitasi perusahaan
A. Kebersihan perusahaan
Secara umum kebersihan lingkungan kerja pabrik terlaksana dengan baik tidak terlihat
adanya sampah-sampah yang berserakan yang mengganggu estetika lingkungan. Disana tersedia
tempat sampah di beberapa titik. Tempat sampah yang tersedia sudah dipisahkan antara sampah
organik dan non organik, walaupun hal itu tidak ada di setiap titik, di beberapa bagian ada
tempat sampah yang tercampur dan tidak ada penutupnya. Pengangkutan sampah dilakukan
setiap hari dan diserahkan ke penampungan sampah.
Para pekerja diberikan alat – alat kebersihan seperti sapu, sapu lidi, ember, dan beberapa
alat kebersihan lainnya yang digunakan untuk membersihkan lingkungan kerjanya setiap 10
menit sebelum jam kerjanya habis.
B. Kerapihan dan keindahan
Tata ruang dan kerapihan dalam kantor administrasi dan klinik cukup baik, akan tetapi
aspek keindahaan masih kurang. Pada bagian dalam pabrik terlihat penempatan dan penyusunan
alat sudah rapi dan baik. Akan tetapi untuk penataan barang yang diproduksi masih terlihat
kurang rapi. Tampak beberapa tempat sampah tidak diberikan penutup. Untuk ruang terbuka
hijau beberapa tempat sudah tampak indah dan terawat tetapi ada yang taman tidak terawat.
Tanaman di dalam pabrik cukup banyak dan bermacam – macam jenisnya sehingga menambah
keasrian dan keindahan bangunan.
C. MCK
Jumlah MCK di perusahaaan tersebut sudah memadai. Dengan jumlah karyawan setiap
shiftnya sekitar 124 orang, dengan jumlah MCK yang tersedia sebanyak 10 buah dan tersebar
pada setiap unit produksi dan ruang administrasi. Untuk kebersihan MCK tidak merata karena
kamar mandi di bagian administrasi tergolong cukup bersih, namun di dalam pabrik kebersihan
dan perawatannya kurang. Kualitas air kamar mandi baik, tidak berbau, tidak berwarna, tidak
berasa, dan jernih
D. Site Plant
Jumlah taman dan tanaman dibandingkan dengan luas bangunan pabrik tampak cukup
seimbang ( memenuhi ketentuan 30% ruang terbuka hijau). Jenis tanaman cukup bervariasi
mulai dari rumput, tanaman hias, hingga pohon besar yang rindang.
Konstruksi gedung dan instalasi listrik di perusahaan ini sudah cukup baik. Ventilasi
udara cukup memadai, akan tetapi sirkulasinya kurang mengalir sehingga didalam ruangan terasa
agak panas dan bau. Di ruang Polishing tidak cukup luas sehingga mobilitas gerak di ruangan
tersebut sangat terbatas.
E. Penerangan
Penerangan cukup baik, penerangan untuk ruang bahan baku dan ruang produksi basah
berasal dari sinar matahari saat siang hari dan lampu pada malam hari, dan untuk ruang produksi
kering dan gudang selalu menggunakan sumber lampu.
F. Penyediaan Air Bersih

13
Penyediaan air bersih menggunakan sumber air tanah yang diambil dari kedalamaan 60
meter. Kualitas air cukup baik, tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna. Sumber air ini
digunakan untuk sumber air minum, air produksi, dan air MCK. Sebelum air digunakan untuk
konsumsi, air di filter reversible osmolarity dan di masak.
G. Kebersihan Kantin dan Peralatannya
Perusahaan tidak menyediakan kantin dan ruang makan khusus. Untuk makanan
perusahaan menggunakan jasa catering luar. Para pekerja makan pada saat jam istirahat di
ruangan istirahat yang tersedia disetiap unit produksi. Untuk peralatan makan dicuci di dapur
menggunakan air dari bak penampungan, setelah dicuci disimpan di dalam lemari tertutup.
H. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Untuk IPAL Pabrik ini sudah memiliki instalasi pengolahan air limbah yang bertempat di
pabrik bagian belakang terpisah dengan bagian lain pabrik. Limbah pabrik ini berupa limbah cair
dan padat. Untuk limbah cair perusahaan ini memiliki 2 jenis, yang mengandung logam dan yang
tidak mengandung logam. Untuk pengolahan limbah cair non logam sudah sangat baik dan
tertata rapi. Dan untuk limbah cair yang mengandung logam chrom diolah dengan menggunakan
alat sehingga sebagian logam dapat diambil kembali dan digunakan untuk produksi (30%) dan
setelah bebas logam limbah tersebut lalu dicampur dengan pengolahan air limbah yang lain
berupa campuran bahan kimia sisa obat (bahan Kimia berupa zat pewarna, asam formiat, sodium
chloride, amoniak).
Untuk pengolahan air limbah cair campuran terbagi dalam 3 tahapan, yaitu:
a. tahap pertama, limbah yang berasal dari proses produksi dan non produksi ( dari
dapur) ditampung dalam bak dan dilakukan proses kimiawi dengan ditambahkannya kapur dan
dilakukan proses koagulasi.
b. tahap kedua, limbah akan dialirkan kedalam bak biologidi bak, dan diberi microbiologi
agent yang berfungsi untuk menguraikan zat-zat yang berbahaya dari limbah tersebut.
b. tahap ketiga, limbah yang berasal dari bak biologi, kemudian limbah akan dilakukan
filter/ penyaringan. Sehingga hasil akhirnya, limbah cair sudah tidak tercemar oleh zat kimia
lagi, yang akhirnya air yang sudah tidak tercemar tersebut dialirkan ke sungai di belakang pabrik.
Limbah padat dari sisa produksi pabrik diolah oleh perusahaan pengolahan limbah di
Semarang. Perusahaan penyamakan ini hanya mempunyai izin untuk penampungan limbah padat
sementara.

II. GIZI KERJA

 Gizi Kerja secara Umum

Tenaga kerja di PT. Adi Satria Abadi 80% terdiri dari pria, berusia diantara 30-40 tahun.
Tenaga kerja berkerja di perusahaan ini dibagi dalam 1 shift,yang dimulai pukul 08.00
sampai dengan 16.00 WIB dengan waktu istirahat pukul 12.00 sampai dengan 12.30 WIB,
kecuali hari Sabtu yang didahului dengan kegiatan olahraga pada pukul 07.30 sampai dengan
09.00 WIB, baru kemudian dimulai kegiatan kerja sampai pukul 12.00 WIB.

14
Para pekerja biasanya mendapat makanan pada jam istirahat. Pekerja makan di tempat
produksi karena tidak disediakan tempat makan atau kantin oleh perusahaan.

Variasi menu makanan yang diperoleh pekerja kurang bervariasi, biasanya terdiri dari nasi,
lauk pauk yang biasanya berupa sepotong tempe/tahu/telur, sayur mayur dan kerupuk
terkadang diberikan ayam atau daging sesekali. Untuk lauk pauk, sayur dan kerupuk porsi
tiap pekerja sudah dijatah oleh pengelola katering. Tempat pengelola catering diseberang
jalan PT. Adi Satria Abadi sebanak 2 tempat. Pengelola dari pihak luar ini terdiri dari 5 orang
yang masing-masing tidak mengerti soal gizi. Minuman yang diberikan biasanya adalah teh
manis 2 kali sehari (pagi dan sore) dan air masak dengan jumlah tidak tidak terbatas. Tiga
hari pertama dalam 1 minggu pekerja diberikan 1 gelas susu murni, sementara untuk 3 hari
selanjutnya diberikan susu coklat. Berdasarkan hasil wawancara kepada pekerja, makanan
yang diberikan cukup mengenyangkan, namun rasa makanan biasa saja.

PT. Adi Satria Abadi tidak memiliki dapur untuk mengolah makanan karena disiapkan oleh
pihak luar, tetapi memiliki dapur untuk menyediakan minuman sendiri.

Pada pekerja tidak dilakukan penimbangan berat badan, namun rata-rata berat badan pekerja
adalah 50-70 kg.

Contoh perhitungan status gizi pekerja PT. Adi Satria Abadi: Tn. D, 39 tahun, BB: 53 kg
yang bertugas di unit kering, jenis pekerjaan ringan.

BMR 11,6 BB + 879 1493,8 kal


11,6 (53) + 879

Angka kecukupan untuk 1,67 x 1493,8 2494,6 kal


aktivitas kerja kerja

Energi yang harus disediakan 2494,6 kal + (10% x 2494,6) 2744 kal
untuk Tn. D

Energi untuk 8 jam kerja 45% x 2744 1234,8 kal

 Perhitungan kalori dari makanan yang disediakan

Jenis makanan Komposisi URT Berat Total kalori

Nasi Nasi putih 3/4 250 gr 437,5 kal

Tempe goreng Tempe 1 25 gr 37,5 kal

15
Minyak goreng 2 sdm 10 gr 33,3 kal

Sayur tahu Tahu 2 potong 220 gr 150 kal


Kuah sayur - - -

Susu Susu 1 gelas 200cc 125 kal


Gula 1sdm 13 gr 50 kal

Teh Teh 1 gelas 200 cc -


Gula 2 sendok 26 gr 100 kal

JUMLAH KALORI 933,3 kal

Dari segi kelengkapan gizi, karbohidrat belom tercukupi, protein kurang, yang biasanya
diberikan terutama adalah protein nabati yang terkadang diberikan protein hewani, lemak
kurang, sedangkan vitamin dan mineral kurang. Makanan yang diberikan kurang cukup dari
segi kebutuhan kalori pekerja.

 Kebutuhan Gizi per Unit Kerja


1. Unit gudang
Pekerja kebanyakan adalah pria, berusia 30-40 tahun, dengan berat badan antara 50-
70 kg. Pekerjaannya adalah menurunkan bahan baku yang baru datang, kemudian
menyeleksi barang berdasarkan kualitas, ketebalan serta ukuran. Setelah dipilih
kemudian barang ditempatkan berdasarkan hasil seleksi. Jenis pekerjaan ini
merupakan kerja sedang sampai berat, dengan kebutuhan kalori sekitar 3000-3600
kal.

2. Unit basah
Pekerjan pada unit ini kebanyakan adalah pria juga, berusia antara 30-40 tahun,
dengan berat badan 50-70 kg. Pekerjaannya adalah mencuci kulit dan melakukan
pewarnaan dengan krom valensi 3.Sehingga semua mesin berkerja secara optimal.
Jenis pekerjaan ini merupakan kerja ringan sampai sedang, dengan kebutuhan kalori
sekitar 2800-3000 kal.

3. Unit kering
Pekerjan pada unit ini kebanyakan adalah pria juga, berusia antara 20-30 tahun,
dengan berat badan 50-70 kg. Pekerjaannya adalah melemaskan kulit dan
menghaluskan kulit. Sehingga semua mesin berkerja secara optimal. Jenis pekerjaan
ini merupakan kerja ringan sampai sedang, dengan kebutuhan kalori sekitar 2800-
3000 kal.

4. Unit jadi
Pekerjan pada unit ini pria dan wanita berusia antara 20-50 tahun, dengan berat badan
40-70 kg. Pekerjaannya adalah pecatatan yang kebanyakan di depan komputer dan
pengontrolan pekerja pabrik. Jenis pekerjaan ini merupakan kerja ringan, dengan
kebutuhan kalori sekitar 2800 kal.

16
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan kami, sanitasi lingkungan pada PT. Adi Satria Abadi cukup baik
dimana sudah tersedia sarana sarana penunjang seperti tempat sampah, MCK, penyediaan air
bersih, dan IPAL yang cukup memadai. Dan dari segi gizi kerja pada karyawan PT. Adi Satria
Abadi belum cukup baik, kebutuhan kalori pekerja belum tercukupi. Protein, vitamin dan
mineral kurang diperhatikan. Menu makanan kurang bervariasi.

5.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan antara lain:
1. Mempertahankan kebersihan dan keindahan lingkungan perusahaan
2. Memperbaiki sirkulasi udara untuk mengurangi bau ruangan

17
3. Memperbaiki kualitas penerangan pada setiap unit kerja pada perusahaan, terutama
gudang
4. Memperhatikan kebersihan kamar mandi dan kakus terutama pada unit produksi
5. Memperhatikan gizi kerja bagi tenaga kerja terutama kalori dan vitamin agar para
pekerja dapat bekerja secara optimal.
6. Menyediakan dapur untuk penyediaan makanan di areal perusahaan yang masih kosong
serta menambahkan ahli gizi untuk mengontrol kandungan gizi dalam makanan ang
diberikan kepada pekerja.

18
LAMPIRAN

UNIT BAHAN

UNIT BASAH
UNIT KERING
KLINIK

IPAL
KEINDAHAN DAN KEBERSIHAN

DAPUR UNTUK MEMBUAT MINUMAN


SITE PLAN

Anda mungkin juga menyukai