Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program pembangunan Kesehatan Nasional dititik beratkan pada


peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
terkait dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu memberikan
pelayanan secara professional. Profesionalisme menjadi tuntutan pertama bagi
tenaga kesehatan untuk melaksanakan tugas profesi. Sementara itu, masyarakat
berkembang menjadi semakin kritis dalam menyikapi pelayanan kesehatan secara
Nasional. Sebagai salah satu mata rantai pelayanan Kesehatan Nasional, tenaga
Kesehatan Asisten Apoteker dituntut professional dalam bekerja berdasarkan
standar professional, kode etik, dan peraturan disiplin profesi yang telah ditentukan.
Melalui profesionalisme diharapkan Asisten Apoteker mampu memberikan
perlindungan kepada para pengguna jasa kesehatan, diantaranya pasien
mendapatkan pelayanan yang baik.
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan
tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau
salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Tenaga kesehatan dalam bidang kefarmasian adalah seorang apoteker yang
dibantu oleh asisten apoteker. Keduanya bekerja sama dalam menjalankan
pekerjaan kefarmasian dalam pelayanan.tenaga kesehatan dibidang kefarmasian ini
dikatakan kompeten apabila telah menyelesaikan pendidikan dengan kualifikasi
minimal yang ditentukan oleh undang-undang dan memiliki Surat Tanda Registrasi
(STR) untuk memperoleh Surat Izin Praktik (SIP).

1.2 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Etika

Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan DepartemenPendidikandan Kebudayaan


(1998) mengemukakan pengertian etikadalam tiga arti sebagai berikut:

A. Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, tentang hak dan kewajiban moral.

B. Kumpulan asas atau nil ai yang berkenaan dengan akhlak.

C.Nilai mengenai benar dan salah yang dianut di m asyarakat.

Dari asul-usul katanya, etika berasal dari bahasa Yunani "ethos" yang berarti
adatistiadat atau kebiasaadan yang baik.Etika biasanya berkaitanerat dengan kata moral
yang merupakanistilah dari bahasa latin,yaitu “Mos”dan dal am bentuk jamaknya
“Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan
perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal yang buruk. Bertolak dari
kata tersebut, akhirnya berkembanglah etikamenjadi kajian tentang kebiasaan manusia
berdasarkan kesepakatan,menurut ruang dan waktu yang berbeda.Istilah lain yang
identik dengan etika, yaitu: usila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepadadasar-dasar,
prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Dan yang kedua adalah Akhlak (Arab),
berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.

2.2 Contoh Etika

Berikut adalah contoh etika :

1. Etika Pribadi. Misalnya seorang yang berhasil dibidang usaha(wiraswasta) dan menjadi
seseorang yang kaya raya (jutawan). Ia disibukkan dengan usahanya sehingga ia lupa
akan diri pribadinyasebagai hamba Tuhan. Ia mempergunakannya untuk keperluan-
keperluan hal yang tidak terpuji dimata masyarakat (mabuk-mabukan, suka mengganggu
ketentraman keluarga orang lain). Dari segi usaha iamemang berhasil mengembangkan
usahanya sehingga ia menjadi jutawan,tetapi ia tidak berhasil dalam mengembangkan
etika pribadinya.

2. Etika Sosial. Misalnya seorang pejabat pemerintah (Negara) percayauntuk mengelola


uang negara. Uang milik Negara berasal dari rakyatdan untuk rakyat. Pejabat tersebut
ternyata melakukan penggelapanuang Negara untuk kepentingan pribadinya, dan tidak
dapatmempertanggungjawabkan uang yang dipakainya kepada pemerintah. Perbuatan
pejabat tersebut adalah perbuatan yang merusaketika sosial.

3. Etika moral berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik dan benar
berdasarkan kod tikus manusia. Apabila etika ini dilanggar timbullah kejahatan, yaitu
perbuatan yang tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia
yang disebut moral.

Menurut Sonny keraf,etika dapat dibagi menjadi :

A. ETIKA UMUM, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana


manusiabertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-
teorietika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia di
dalamnyaMemilih serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
Etikaumum dapat dianalogikan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas
mengenaipengertian umum danteori-teori.

B. ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip dasar moral dalam bidang


kehidupan yang khusus.

ETIKA KHUSUS dibagi lagi menjadi dua bagian :

A) Etika individu, yaitu komitmen dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.

B) Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia
sebagaianggota umat manusia. Etika sosial berhubungan dengan hubungan manusia
dengan manusia dengan baiksecara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga,
masyarakat, negara), sikap kritisterhadap pandangan-pandangan dunia dan idiologi-
idiologi maupun tanggung jawab umatmanusia terhadap lingkungan hidup.
BAB III

PEMBAHASAN
Kode etik asisten apoteker yang merupakan tenaga teknis kefarmasian adalah
sebagai berikut :

A. Kewajiban terhadap Profesi

1. Seorang asisten Apoteker harus menjunjung tinggi serta memelihara


martabat,kehormatan profesi, menjaga integritas dan kejujuran serta dapat dipercaya.

2. Seoang Asisten Apoteker berkewajiban untuk meningkatkan keahlian dan


pengetahuan sesuai dengan perkembangan teknologi.

3. Seorang Asisten Apoteker senantiasa harus melakukan pekerjaan profesinya


sesuaidengan standar operasional prosedur, standar profesi yang berlaku, dan kode
etikprofesi

4. Seorang Asisten Apoteker senantiasa harus menjaga profesionalisme dalammemenuhi


panggilan tugas dan kewajiban profesi.

3.1 Kewajiban TTK

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/MENKES/X? 2002 adalah sebagai


berikut:

Melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan standar profesinya yang
dilandasi pada kepentingan masyarakat serta melayani penjualan obat yang dapat dibeli
tanpa resep dokter.

3.2 Interaksi Tenaga kefarmasian dengan Tenaga kesehatan lain

Tenaga Kefarmasian juga harus mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan


lainnya dalam menetapkan terapi untuk mendukung penggunaan Obat yang rasional.
Dalam melakukan praktik tersebut, Tenaga Kefarmasian juga dituntut untuk melakukan
monitoring penggunaan Obat, melakukan evaluasi serta mendokumentasikan segala
aktivitas kegiatannya. Untuk melaksanakan semua kegiatan itu, diperlukan Standar
Pelayanan Kefarmasian.
BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “pengendalian diri”,
Karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk
kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri Perkataa dan etika itu
identik dengan kata moral,karena akhlak meliputi akhlak manusia.

DAFTAR PUSTAKA

https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2004/10tahun2004uu.htm

https://www.academia.edu/8794455/
KUMPULAN_MATERI_ETIKA_KEFARMASIAN_KASUS_DAN_KODE_ETIK_SE
RTA_IMPLEMENTASINYA

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/2343/05.2%20bab
%202.pdf?sequence=8&isAllowed=y

Pengertian Etika dan Profesi Hukum. Jombang: WKPA. Widaryanti.


2007.Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntan (Etika Bisnis dan Profesional
AkuntanEtika). Jil. 2 Nomor 1 Juni 2007 :1-10

Anda mungkin juga menyukai