MATA PELATIHAN D1
DESKRIPSI SINGKAT
Tujuan Belajar
Memahami tentang Kebijakan Program Penyehatan Lingkungan
Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan
kebijakan Program Penyehatan Lingkungan.
MATERI POKOK
Pendahuluan
Kesehatan lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk dijaga
oleh seluruh lapisan masyarakat, seperti pemerintah, pihak swasta, dan
masyarakat itu sendiri. Hal ini dilakukan agar terciptanya lingkungan sehat
dan juga membentuk manusia yang sehat.
Negara melalui Undang – Undang Kesehatan No 36 tahun 2009
mengamanatkan bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat. Lingkungan yang sehat
meliputi sarana sanitasi dan sarana air minum yang memenuhi syarat di
permukiman dan perumahan, tempat –tempat umum seperti hotel, sekolah
dan fasilitas umum, tempat pengolahan makanan dan fasyankes.
Lingkungan sehat harus tersedia baik dalam situasi normal maupun dalam
situasi darurat akibat bencana alam. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor
66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan menjelaskan pengertian
kesehatan lingkungan yang merupakan upaya pencegahan penyakit
dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia,
biologi, maupun sosial. Sehingga kegiatan penyehatan lingkungan harus
meliputi semua aspek tersebut melalui upaya penyehatan, pengamanan
dan pengendalian.
Penyehatan lingkungan merupakan upaya pengendalian faktor risiko
penyakit baik menular maupun tidak menular melalui peningkatan
kemampuan penyehatan, pengendalian dan pengamanan terhadap media
lingkungan baik secara fisik, biologi, kimia maupun sosial. Sesuai dengan
RPJMN 2020-2024 dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020-
2024, kegiatan penyehatan lingkungan berperan serta dalam meningkatkan
penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan dan mendorong
ketercapaian sasaran program pembinaan kesehatan masyarakat.
Diharapkan dengan pengelolaan program yang baik dan benar, koordinasi
dan komunikasi yang dinamis secara lintas sektor dan lintas program,
kemampuan informasi dan edukasi yang baik serta didukung oleh regulasi
sebagai NSPK dapat terwujud tujuan dan sasaran program yang ditetapkan.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2020 pasal 60
menyatakan bahwa Direktorat Kesehatan Lingkungan menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut : a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang
penyehatan air dan sanitasi dasar, penyehatan pangan, dan penyehatan
udara, tanah, dan kawasan, serta pengamanan limbah dan radiasi; b.
pelaksanaan kebijakan di bidang penyehatan air dan sanitasi dasar,
penyehatan pangan, dan penyehatan udara, tanah, dan kawasan, serta
pengamanan limbah dan radiasi; c. penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria di bidang penyehatan air dan sanitasi dasar,
penyehatan pangan, dan penyehatan udara, tanah, dan kawasan, serta
pengamanan limbah dan radiasi; d. fasilitasi pengelolaan di bidang
penyehatan air dan sanitasi dasar, penyehatan pangan, dan penyehatan
udara, tanah, dan kawasan, serta pengamanan limbah dan radiasi; e.
pelaksanaan kegiatan teknis berskala nasional di bidang penyehatan air
dan sanitasi dasar, penyehatan pangan, dan penyehatan udara, tanah, dan
kawasan, serta pengamanan limbah dan radiasi; f. pemberian bimbingan
teknis dan supervisi di bidang penyehatan air dan sanitasi dasar,
penyehatan pangan, dan penyehatan udara, tanah, dan kawasan, serta
pengamanan limbah dan radiasi; g. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang penyehatan air dan sanitasi dasar, penyehatan pangan, dan
penyehatan udara, tanah, dan kawasan, serta pengamanan limbah dan
radiasi; dan h. pelaksanaan urusan administrasi Direktorat
Materi pokok ini akan membahas Peraturan perundangan dibidang
Penyehatan Lingkungan, Indikator dan target Program Penyehatan
Lingkungan
Definisi operasional :
Kabupaten/kota yang memenuhi kualitas kesling yaitu kabupaten/kota
yang :
1. 50% Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) memenuhi standard
2. 65% Tempat dan Fasilitas Umum (TFU) yang dilakukan pengawasan
sesuai standard
3. 68% sarana air minum dengan kualitas air minum sesuai standard
4. 60% desa/kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan
5. 40% RS melaksanakan penyelenggaraan kesehatan lingkungan
Perhitungan :
Jumlah kabupaten/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan
dibagi dengan jumlah kabupaten/kota dikali 100
SEKARANG SAYA TAHU
Pendahuluan
Lingkungan yang lebih sehat dapat mencegah hampir seperempat dari
beban penyakit global. Pandemi COVID-19 merupakan pengingat akan
kompleksitas hubungan antara manusia dan planet kita. Udara bersih, iklim
yang stabil, air yang memadai, sanitasi dan kebersihan, penggunaan bahan
kimia yang aman, perlindungan dari radiasi, tempat kerja yang sehat dan
aman, praktik pertanian yang baik, kota dan lingkungan yang mendukung
kesehatan, dan alam yang terpelihara adalah prasyarat untuk kesehatan
yang baik.
Sebesar 13,7 juta kematian per tahun yang merupakan 24% dari kematian
global, disebabkan oleh risiko lingkungan yang dapat dimodifikasi. Hampir 1
dari 4 total kematian global terkait dengan kondisi lingkungan (WHO, 2023).
Agen penyakit dan jalur paparan sangat banyak dan kondisi lingkungan
yang tidak sehat sering terjadi, akibatnya sebagian besar kategori penyakit
dan cedera terkena dampaknya. Penyakit tidak menular, termasuk penyakit
jantung iskemik, penyakit pernapasan kronis, dan kanker adalah penyakit
yang paling sering ditimbulkan akibat kondisi lingkungan yang buruk. Selain
itu juga cedera, infeksi pernapasan, dan stroke juga terkait hal tersebut.
Faktor risiko kesehatan lingkungan, baik fisik, kimia, biologi maupun social
berpengaruh besar terhadap status kesehatan. Hasil analisis Burden of
Disease (BOD) di Indonesia, pencemaran udara termasuk urutan keenam
penyebab kematian. Pencemaran udara menempati urutan ketujuh serta air
dan sanitasi menempati urutan ke-11 sebagai faktor risiko DALYs lost.
Pemaparan terhadap logam berat dan pestisida selama kehamilan diketahui
dapat meningkatkan risiko hipertensi dalam kehamilan. Paparan pestisida
juga berisiko terjadinya gangguan pertumbuhan balita, gangguan
pertumbuhan di dalam kandungan dan juga setelah lahir bisa menyebabkan
balita stunting.
Sehubungan dengan amanat dan target yang dimandatkan kepada
pemerintah Indonesia untuk Sustainable Development Goals (SDGs) goal
6.1 yaitu mencapai 100% akses Air Minum aman, maka disadari bahwa
kualitas Air Minum merupakan hal penting yang perlu dijamin
pemenuhannya dan karenanya perlu dilakukan pengawasan kualitas Air
Minum. intervensi untuk pencapaian Air Minum aman mencakup
pengamanan kualitas air dari penyelenggara Air Minum hingga ke
pengguna Air Minum.
Kualitas air sangat dipengaruhi oleh sanitasi yang aman. Sanitasi untuk
semua juga menjadi target SGD goal 6. Saat ini sebanyak 4,2 miliar orang
didunia hidup tanpa akses ke sanitasi yang dikelola dengan aman. Lebih
dari itu banjir, kekeringan dan naiknya permukaan air laut mengancam
sistem sanitasi-mulai dari toilet hingga tangki septik hingga ke system
pengolahannya, sanitasi berkelanjutan dan perubahan iklim menjadi isu
yang harus diperhatikan (UNSGD, 2023)..
Untuk itu, sejak tahun 2008, Kementerian Kesehatan mengembangkan
Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang merupakan
upaya untuk mendukung pencapaian universal akses sanitasi layak bagi
masyarakat Indonesia. Program STBM mencakup lima pilar yaitu stop
buang air besar sembarangan (SBS), cuci tangan pakai sabun (CTPS),
pengelolaan air minum/makanan rumah tangga (PAMRT), pengelolaan
sampah rumah tangga (PSRT), dan pengelolaan limbah cair rumah tangga
(PLCRT).
Materi pokok ini akan membahas Program Penyehatan Lingkungan, Arah
Kebijakan Dan Strategi
a) Media Air
1. Air Minum
a. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
Air Minum adalah air yang melalui pengolahan atau tanpa
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum. Air Minum digunakan untuk keperluan untuk
keperluan minum, masak, mencuci peralatan makan dan
minum, mandi, mencuci bahan baku pangan yang akan
dikonsumsi, peturasan, dan ibadah.
Standar baku mutu kesehatan lingkungan media Air Minum
dituangkan dalam parameter yang menjadi acuan Air Minum
aman. Parameter yang dimaksud meliputi parameter fisik,
parameter mikrobiologi, parameter kimia serta radioaktif. Dalam
Peraturan Menteri ini, parameter dibagi menjadi parameter
utama dan parameter khusus. Penetapan tambahan parameter
khusus menjadi tanggung jawab pemerintah daerah melalui
kajian ilmiah.
Standar baku mutu kesehatan lingkungan media Air Minum ini
sebagai acuan bagi penyelenggara Air Minum, petugas sanitasi
lingkungan di Puskesmas, dinas kesehatan provinsi, dinas
kesehatan kabupaten/kota, dan pemangku kepentingan terkait.
Upaya penyehatan dilakukan melalui pengamanan dan
pengendalian kualitas Air Minum yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas Air Minum memberikan manfaat yang
signifikan bagi kesehatan masyarakat.
Sasaran untuk penetapan standar baku mutu kesehatan
lingkungan media Air
Minum diperuntukkan bagi penyelenggara dan
produsen/penyedia/penyelenggara Air Minum yang dikelola
dengan jaringan perpipaan, bukan jaringan perpipaan, dan
komunal, baik institusi maupun non institusi di Permukiman,
Tempat Kerja, Tempat Rekreasi serta Tempat dan Fasilitas
Umum. Sasaran tersebut di atas harus memeriksakan seluruh
parameter wajib. Parameter wajib tercantum dalam Tabel 1.
Selain parameter wajib juga dapat ditetapkan parameter khusus
oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kondisi geohidrologi
wilayah dan jenis kegiatan lingkungan wilayahnya berdasarkan
hasil penelitian dan pengkajian. Penelitian dan pengkajian dapat
dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan melibatkan pihak
lain. Selain parameter wajib juga dapat ditetapkan parameter
khusus yang termasuk namun tidak terbatas pada Tabel 2
dibawah ini oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kondisi
geohidrologi wilayah.
Kondisi geohidrologi wilayah dan jenis kegiatan lingkungan
meliputi:
1) Karakteristik wilayah kegiatan pertanian/ perkebunan/
kehutanan ;
2) Karakteristik wilayah kegiatan industri; dan
3) Karakterisitik wilayah kegiatan pertambangan minyak,
gas,panas bumi, dan sumber daya mineral.
b. Persyaratan Kesehatan
Penilaian Persyaratan Kesehatan Air Minum bertujuan untuk
menilai risiko secara langsung terhadap sarana Air Minum yang
dapat mengakibatkan kontaminasi terhadap Air Minum.
Persyaratan Kesehatan Air Minum terdiri atas: Persyaratan
Kesehatan Air Minum yang diperuntukan bagi keperluan
Permukiman, Tempat Kerja, Tempat Rekreasi, serta Tempat
dan Fasilitas Umum. *(mengacu pada PMK No. 2 tahun 2023).
2. Air untuk Keperluan Higiene dan Sanitasi
a. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
Air untuk Keperluan Higiene dan Sanitasi adalah air yang
digunakan untuk keperluan higiene perorangan dan/atau rumah
tangga. Penetapan SBMKL media Air untuk Keperluan Higiene
dan Sanitasi diperuntukkan bagi rumah tangga yang mengakses
secara mandiri atau yang memiliki sumber air sendiri untuk
keperluan sehari-hari.
b) Media Udara
Sektor kesehatan berperan dalam pencegahan dan pengendalian
pencemaran udara, tidak hanya dalam kaitannya dengan pencapaian
SDGs, melainkan juga penyehatan udara melalui pencegahan
dampak risiko penyakit berbasis udara. Koordinasi dan sinergi dengan
lintas sektor terkait terutama pada mitigasi sumber pencemaran Udara
Dalam Ruang dan ambien yang berdekatan dengan Sarana dan
Bangunan baik permukiman maupun tempat dan fasilitas umum (TFU)
dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Dengan adanya pengaruh perubahan karakteristik iklim, geografi, adat
istiadat, dan perilaku masyarakat Indonesia, maka pencemaran udara
di luar ruang (outdoor)/ambien juga dapat berpengaruh terhadap
kualitas Udara Dalam Ruang (indoor). Apalagi di Indonesia kondisi
perumahan umumnya berventilasi alami, sehingga hal tersebut dapat
menggambarkan bahwa sumber-sumber pencemar udara, baik
ambien maupun dalam ruang sama-sama dapat berpengaruh
terhadap kualitas udara. Sumber pencemaran udara dalam rumah
juga dapat berasal dari kegiatan di luar rumah seperti kebiasaan
membakar sampah di halaman rumah dan asap kendaraan bermotor.
Sedangkan sumber pencemaran udara dalam rumah terutama
berasal dari penggunaan bahan bakar fosil, bahan berbahaya dan
beracun (B3) serta perilaku merokok.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, perlu dilakukan upaya
pencegahan penurunan kualitas udara baik di udara bebas (ambien)
maupun di dalam ruang (indoor). Upaya pencegahan penurunan
kualitas dilakukan melalui upaya penyehatan pada media udara agar
memenuhi SBMKL dan Persyaratan Kesehatan.
Standar baku mutu Kesehatan lingkungan dan persyaratan Kesehatan
lingkungan Media Udara Dalam Ruang (Indoor) di Permukiman,
Tempat Rekreasi, serta Tempat dan Fasilitas Umum (TFU) mengacu
pada Permenkes No. 2 Tahun 2023.
c) Media Tanah
SBMKL media Tanah terdiri atas unsur fisik, kimia, biologi dan
radioaktif alam. Unsur fisik paling sedikit meliputi suhu, kelembaban,
derajat keasaman (pH) dan porositas. Unsur kimia paling sedikit
meliputi timah hitam (Pb), arsenik (As), cadmium (Cd), tembaga (Cu),
krom (Cr), merkuri (Hg), senyawa organofosfat, karbamat dan
benzene. Unsur biologi terdiri dari jamur, bakteri patogen, parasit dan
virus serta unsur radioaktif terdiri dari radioaktivitas alam.
SBMKL diterapkan di permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta
tempat dan fasilitas umum. Lingkungan di permukiman antara lain
rumah dan perumahan, lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan
negara, kawasan militer dan panti dan rumah singgah. Lingkungan
tempat rekreasi antara lain tempat bermain anak, bioskop dan lokasi
wisata. SBMKL juga diterapkan di tempat dan fasilitas umum yang
antara lain fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, tempat ibadah,
hotel, rumah makan, sarana olahraga, stasiun dan terminal, pasar dan
pusat perbelanjaan, pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas
Negara dan tempat fasilitas umum lainnya.
d) Media Pangan
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait standar
kegiatan usaha dan produk pada penyelenggaraan perizinan
berusaha berbasis risiko sektor kesehatan, Pangan Olahan Siap Saji
dihasilkan atau diproduksi oleh Tempat Pengelolaan Pangan (TPP)
Persyaratan Kesehatan
Persyaratan Kesehatan Pangan Olahan Siap Saji adalah kriteria dan
ketentuan teknis kesehatan pada media Pangan Olahan Siap Saji
yang mengatur tentang persyaratan sanitasi yaitu standar kebersihan
dan kesehatan yang harus dipenuhi untuk menjamin sanitasi pangan
dan telah mencakup persyaratan higiene.
Persyaratan Kesehatan Pangan Olahan Siap Saji dikelompokkan
berdasarkan aspek bangunan, peralatan, penjamah pangan, pangan,
dan persyaratan spesifik sesuai jenis TPP.
Persyaratan Kesehatan masing-masing TPP disesuaikan dengan
faktor risikonya yang tertuang di dalam formulir Inspeksi Kesehatan
Lingkungan (IKL) masing-masing TPP. Formulir IKL sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan terkait penyelenggaraan
perizinan berusaha berbasis risiko sektor kesehatan.
1 ………………………………………
…….
2 ………………………………………
…….
3 ………………………………………
…….