Anda di halaman 1dari 18

INDIKATOR, PARAMETER DAN

BAKU MUTU KESEHATAN


LINGKUNGAN

Prepared by
Sarip Usman.SKM.M.Kes
I.INDIKATOR
1. Lingkungan merupakan salah satu variabel utama kesehatan,
sedangkan kesehatan merupakan salah satu indikator penting
lingkungan.
2. Pengertian Indikator :
a. Indikator adalah petunjuk atau keterangan tentang
suatu keadaan atau kondisi. ( Webster, 1991).
Contoh : (1) Indikator Ekologis.
Suatu spesies tanaman atau khewan atau komunitas spesies, yang
keberadaannya menunjukkan eksistensi kondisi lingkungan ttt.
Misal ,bentos X dalam air danau Y hilang atau berkurang
populasinya secara bermakna. Pd waktu yang bersamaan dengan
meningkatnya secara dramatis konsentrasi pencemar Z, maka
dapat dikatakan bahwa X adalah indikator Z
Contoh : (2).Fitoplankton VS NH3
Diversitas fitoplankton air Danau Toba berbanding lurus
dengan konsentrasi NH3,dengan persamaan matematis 1 :
H’ = 2,O70 + 14,060 [NH3]

Berarti kelimpahan fitoplankton (H’) dpt menjadi indikator


pencemaran air oleh NH3 atau sebaliknya.

b.Indikator adalah alat pemantau (sesuatu) yang dpat


memberikan petunjuk atau keterangan (KBBI:1985)
Contoh: (3) Indikator Kesehatan
Keterangan yg dapat digunakan untuk mengukur
keadaan kesehatan pada masyarakat,misalnya: jumlah
rumahsakit, tenaga kesehatan.
Jadi Indikator Kesehatan Lingkungan adalah petunjuk
atau keterangan tentang baik-buruknya atau sehat-tidaknya
kualitas lingkungan.

KUALITAS LINGKUNGAN dapat dinyatakan(diwakili) oleh


media lingkungan,yaitu sbg perantara atau wahana /kenda-
raan yg ditumpangi agen-agen lingkungan untuk meyebar
(bertransmisi) dari sumbernya ke lingkungan sampai ke tar-
get organnya. Media ini dapat berupa udara, air, tanah,
makanan-minuman,khewan bahkan manusia sendiri.

Berdasar media transmisi ini, indikator kesehatan lingkungan


dapat berupa kualitas dan kuantitas :
 Sumber daya air
 Sarana pembuangan limbah dan ekskreta
 Kontruksi rumah,kantor,sekolah (misal : lantai dan ventilasi )
 Udara , indoor dan ouitdoor
 Makanan –minuman
 Fasilitas H&S TTU,dll
Media transmisi dibedakan juga menurut
kawasannya ,yi:
 Udara di tempat kerja

 Udara dalam rumah

 Udara ambien

 Air permukaan

 Air Tanah,dll.

Baku Mutu (BM) untuk setiap media dalam kawasan


tertentu berbeda-beda jumlah dan nilainya.
II. PARAMETER
 Baik buruknya atau sehat-tidaknya media lingkungan
dapat dinyatakan dengan suatu ukuran. Ukuran ini
disebut “PARAMETER 2”
 Kualitas media lingkungan sebagai indikator kesehatan
lingkungan ditentukan oleh ukuran-ukuran fisik, kimiawi
dan biologis
Contoh :
Indikator Media Parameter
SDA Air Sungai 1.Fisik : Warna,suhu, bau.
2.Kimiawi : pH,DO,BOD,NH3
TSS
3.Biologis :Bacteriologis
 Bagaimana dengan E.Coli dalam air minum termasuk
indikator atau parameter ?

 Setiap parameter nilainya ditentukan oleh beberapa


faktor, misalnya : bau oleh gas H2S dan NH3.
Faktor-faktor ini disebut variabel.
Pada waktu yang sama, variabel- variabel itu dapat pula
berdiri sendiri sebagai parameter, yg juga mempunyai
variabel-variabel lain.
Contoh : H2S dan NH3 dipengaruhi oleh
konsentrasioksigen terlarut (DO), padahal DO adalah
parameter pula yg mempunyai variabel-variabel seperti
suhu dan padatan tersuspensi (TSS) yg menyebabkan
kekeruhan.Demikian seterusnya,terdapat hubungan antar
parameter dan antar variabel.
 Parameter-parameter dan nilai-nilainya inilah yang ditetapkan
sebagai Baku Mutu. Jumlah parameter dalam baku mutu dipilih dari
ratusan bahkan ribuan yang teridentifikasi dan terkuantifikasi.

III. BAKU MUTU


Baku mutu (BM) adalah
 salah satu bentuk legislasi dalam pengendalian pencemaran,

 Merupakan produk hukum yg didasarkan pada fakta-fakta empiris

Beberapa BM yg biasa digunakan, yaitu :


a. BM pada sumber agen lingkungan, biasa disebut NAB
b. BM ditempat kerja  NAB
c. BM di lingkungan ambien, disebut Baku Mutu (BM)
d. BM dalam sistem biologis, disebut BEI ( Biological Exposure Indices)
 Perbedaan BM, NAB dan BEI.
 BM berarti konsentrasi, dosis atau populasi tertinggi zat, energi
atau spesies yang aman bagi manusia apabila agen atau agen-agen
lingkungan itu memajan terus menerus.

 NAB berarti konsentrasi, dosis atau populasi tertinggi zat, energi


atau spesies yang aman bagi hampir semua pekerja apabila agen
atau agen-agen lingkungan itu memajan selama waktu tertentu
(tidak terus menerus).
misal: 8 jam perhari selama 5 hari per minggu atau 40 jam
perminggu diselingi jeda 2 hari setiap 5 hari kerja.)

> BEI berarti konsentyrasi zat yg terakumulasi dalamsistem biologis,


tanpa memperhatikan jalu-jalur pemajanannya, yang tidak
menimbulkan gangguan fungsional atau struktural ( mulai dari
minor temporary ailment, acute illness, sampai chronic disease )
 BM  ditetapkan karena ada Environmental policies yg
mencakup : a. Pengurangan pencemaran
b. Preservasi sumber-sumber daya alam
c. Promosi kualitas hidup.

 Biasanya Environmental policies untuk melindungi


kesehatan dan kesejahteraan, dirumuskan melalui 2
tahap utama:
(1).Tahap ilmiah, meliputi
(a) Identifikasi atau Evaluasi hazard (bahaya)
(b) Analisis jalur pemajanan (Exposure assessment)
(c) Analisis Toksisitas (Toxicity assessment) dan
(d) Karakteristik resiko
(2).Tahap Administrasi, meliputi :
(a).Penentuan acceptable risk, yg lebih bersifat opini
bukan ilmiah.
(b).Penentuan populasi yg harus dilindungi, bukan
hanya kesehatan individu-individu tetapi juga
kelompok-kelompok populasi.
(c) Pertimbangan ekologi manusia, memperhatikan
keseimbangan manusia dengan lingkungannya.
(d) Pemilihan teknologi pengendalian
(e) Legislasi / standarisasi ( al: penetapan BM
(f) Pertimbangan cost dan benefit.
Bagi pemerintah banyak negara, penetapan BM mengan-
dung sejumlah masalah, karena :

a. Orang-orang atau kelompok orang yang berbeda


mempunyai pandangan berbeda pula tentang sejauh
mana pemerintah harus melindungi WN-nya dari
resiko akibat pencemaran.

b. Menyangkut biaya : siapa yang beresiko, siapa yang


harus membayar.

c. Resiko tidak terdistribusinya merata dalam segmen


populasi dan geografis, shg BM harus dikembangkan
dengan partisipasi masyarakat secara luas.
 Banyak negara, terutama negara sedang berkembang tdk
memakai prosedur formal analisis resiko dalam 2 tahap
untuk menetapkan BM, tetapi BM ditetapkan berdasarkan
pertimbangan subyektif terhadap sejumlah faktor seperti :
- ada bahaya yang muncul tiba-tiba
- karena public concern ( misal : adanya pemberitaan di
media masa )
- Kelayakan untuk dikendalikan ,karena terbatasnya
teknologi.
Cara praktis ini dapat dilakukan dengan berpedoman pada 5
Kriteria WHO 4 bagi penetapan prioritas polutan yang dapat
menimbulkan gangguan untuk dikendalikan, yaitu :
a.Keparahan dan frekuensi efek buruk thd kesehatan yang
diamati atau dicurigai
b.Sebaran dan kelimpahan polutan
c.Persistensi polutan di lingkungan
d.Kemungkinan transformasi polutan menjadi lebih toksik.
e.Jumlah popuasi yang terpajan.

> Selain dengan pendekatan analisis resiko, BM dapat juga ditetapkan


dengan pendekatan ekologis.
Pendekatan ini didasarkan pada natural tolerance suatu agen
(disebut juga faktor-faktor lingkungan yg secara umum terdiri atas
faktor fisik, kimia dan biologis)

Yang berada dalam sistem ekologi suatu media lingkungan tertentu.


Upper Control Limit dari control Chart suatu agen dpt diadopsi sbg
nilai BM sistem media ybs.
Cara sperti ini membutuhkan kuantifikasi parameter fisik, kimia, dan
bi0logi yang keberadaannya telah teridentifikasi.
Pendekatan ekologis dikembangkan dari 5 langkah
pengendalian pencemaran (Reeve )12, yaitu:

a. Identifikasi masalah pencemaran


b. Penentuan besaran masalah
c. Penentuan prosedur-prosedur pengendalian
d. Legislasi untuk kepastian implementasi prosedur-
prosedur pengendalian
e. Monitoring untuk memastikan bahwa masalah telah
terkendali
PROSES KAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN TERHADAP
GANGGUAN KESEHATAN MANUSIA

Sumber Emisi/ Konsentrasi Dosis zat Efek Kesehatan


Penghasil buangan Ambient zat pencemar manusia yang
Zat pence zat pence pencemar di yg masuk tdk diinginkan
mar mar udara,air, tubuh
makanan,dll manusia

ada BM
Dampak akhir
atau resiko

Pengendalian Dinamika & Pola pajanan Hubungan


Teknologi Mekanisme manusia Dosis-Respons

BM
Refferensi :
1 Wijiyanti,M.2000.” Hubungan antar parameter siklus Nitrogen dan
pengaruhnya thd kelimpahan fitoflankton air Danau Toba,
Skripsi.FKM-UI Depok.

2.Webster,1991 “ (Math) a.Quantity or constant whose value varies


with the circumstances of its application”

3. ACGIH( American Conference of Governmental Industrial Hygienists)

4. H.W.de Koning(Ed),1987 “Setting Environmental standars,


guidelines for Decision Making, WHO,Geneve.

5. Roger N.Reeve,1994 “Environmental Analysis, Analytical Chemistry


by Open Learning, John Wiley dan Sons, Chochester.

Anda mungkin juga menyukai