Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KESEHATAN LINGKUNGAN

(RANGKUMAN MATERI)

HAZLIZA
220304501025
KELAS B

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
A. DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN
1. PENGERTIAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Kesehatan lingkungan membandingkan aspek kesehatan manusia, termasuk kualitas
hidup yng ditenttukan oleh faktor fisik, kimia, biologi, sosial, dan psikososial dalam
lingkungan. ( WHO)
2. SEJARAH KESEHATAN LINGKUNGAN
a. Ancient Origin
Kondisi kesehatan lingkungan masih berfokus pada penyajian makanan, polusi
udara akibat pembakaran dan perairan yang tercemar.
b. Industrial Awakenings
Pada era ini industri mulai memperkerjakan posisi sanitarian. Selain itu, fokus
kesehatan lingkungan menjadi lebih kompleks. Misal kebisingan, supply air,
ventilasi dan lainnya.
c. Modern Era
Era ini terjadi setelah Perang Dunia II. Kesehatan lingkungan pada era ini sudah
fokus pada ekosistem mengingat dampak peperangan yang menghancurkan
beberapa ekosistem.
3. ASPEK KESEHATAN LINGKUNGAN
Aspek dalam kesehatan lingkungan dikenal dengan istilah DPSEEA
Driving force : population growth, economic development
Pressure : production, consumption, waste release
State : natural hazard, resource availability, pollution levels
Exposure : external exposure, absorbed close, target organ dose
Effect : well being morbidity, mortality
Action : economic and social policies clean technologies, hazard management
B. EKOLOGI DAN EKOSISTEM
1. PENGERTIAN EKOLOGI DAN EKOSISTEM
Ekosistem adalah sistem kompleks antara organisme dan lingkungan mereka,
termasuk komponen biotik dan abiotik, dan interaksi yang menghubungkan
keduanya. ( Parkes And Horwitz )

Biodiversity adalah derajat dari variasi kehidupan yang meliputi variasi genetik,
variasi fenotip, tahapan sejarah kehidupan yang berbeda pada spesies, komunitas,
dan ekosistem.
2. EKOLOGI POPULASI DAN KOMUNITAS
 Ekologi populasi berfokus pada dinamika dari populasi suatu spesies,
bagaimana populasi ini berinteraksi dan berkembang dari waktu ke waktu.
 Populasi diklasifikasikan berdasarkan karakteristik seperti : umur, jenis
kelamin, strategi reproduksi, dan migrasi.
 intervensi proses ekologi memicu pertumbuhan populasi dan ddikndalikan
oleh predation, prasitism dan competition.
3. EKOLOGI DAN KESEHATAN

C. SIMPUL PERJALANAN PENYAKIT


1. SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
a. Host merupakan organisme yang beresiko untuk sakit dan berpengaruh
terhadap pengendalian penyakit.
b. Agent merupakan faktor esensial dalam suatu penyakit baik berupa makhluk
hidup atau bukan. misal: virus, bakteri, lemak, radiasi dan benturan
c. Environtment merupakan segala sesuatu yng ada di luar host yang menunjang
terbbentuknya interaksi antara host dan agent. Berupa lingkungan fisik dan non
fisik.
2. DETERMINAN KESEHATAN
Teori klasik H. L. Bloom menyatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan secara berturut-turut, yaitu: 1) gaya hidup (life style); 2) lingkungan (sosial,
ekonomi, politik, budaya); 3) pelayanan kesehatan; dan 4) faktor genetik (keturunan).
Keempat determinan tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi status kesehatan
seseorang.

 Genetik : faktor keturunan yang mempengaruhi kondisi kesehatan individu


 Pelayanan kesehatan : sistem kesehatan yang disediakan untuk diakses guna
meningkatkan kualitas kesehatan individu atapun populasi.
 Pola hidup : sikap dan perilaku yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan
individu atau populasi.
 Lingkungan : hal-hal yang ada di sekitar individu atau populasi yang
mempengaruhi kesehatan yang terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik.

3. TEORI SAMPUL
 Sumber penyakit : agen penyakit yang dapat menimbulkan penyakit melalui
paparan kontak langsung atau tidak langsung.
 Komponen lingkungan : komponen yang berperan sebagai media transmisi
terjadinya penyakit.
 Penduduk : hubungan interaktif antara komponen lingkungan dan perilaku
individu yang dapat diukur dalam konsep pemajanan ( jumlah kontak
manusia dan lingkungan yang memicu penyakit )
 Konsep sehat/sakit : hasil pajanan yang mendukung sumber penyakit dalam
tubuh manusia sebagai akibat dari media transmisi.
 Variabel suprasistem : variabel yang meliputi kondisi iklim, topogrfi hingga
keputusan politik.
D. LIMBAH B3
1. PENGERTIAN LIMBAH B3
Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegitn yang menganung senyawa bahan
berbahaya dan beracun. ( menurut PP NO. 22 THN 2021 PENYELENGGARAAN
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP).
Adapun beberapa karakteristik Limbah B3 yaitu :
 Kemampuan terbakar : karakteristik zat cair yang uapnya kemungkinan
terbakar karena keberadaan sumber pembakaran.
 Corrosivity : karakteristik zat yang menunjukkaan keasaman tinggi atau
dapat menyeebabkan karat pada baja.
 Reaktivitas : karakteristik zat yang memiliki tendensi perubahan kimia
hebat (contoh bahan peledak, bahan piroporik, bahan yang bereaksi dengan
air )
 Beracun : didefinisikan menurut sebuah prosedur ekstraksi standart diikuti
oleh analisis kimia bagi zat spesifik.
2. KLASIFIKASI LIMBAH B3
 Sumber spesifik : limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan yang
secara spesifik dapat diteentukan
 Sumber tidak spesifik : pada umumnya berasal bukan dari proses
utamanya tetapi dari kegiatan pemelihraan alat , pencucian, pencegah korasi
( inhibator korosi ) , pelarut kerak, pengemsan, dll
 Tidak memenuhi spesifikasi : limbaah B3 dari bahan kimia kadaluarsa,
tumpahan, sisa kemasan, atau buangan produk yang tidak memenuhi
spesifikasi , karena tidak dapat dimanfaatkan kmbali.
3. PENGOLAHAN LIMBAH B3
Limbah di klasifikasikan berdasarkan karakteristik dan jenis limbahnya seperti
mudah meledak, mudah terbakar, berdsifat reaktif, menyebabkan infeksi, bersifat
korosif, limbah organic beracun, limbah anorganik beracun dll. Setelah itu, limbah
B3 akan diolah baik secara fisika-kimia,solidifikasi/stabilisasi, insinerasi atau
pnghancuran termal, ataupun recovery (pemanfaatan kembali). Setelah diolah maka
limbah B3 kan berubah menjadi 3 bentuk yaitu gas, cairan, dan juga padatan. Yang
dimana ketika ketiganya sudah memenuhi baku mutu limbah atau ssesuai izin maka
akan mengalami penimbunan sesuai izin.
4. LOKASI PENGOLAHAN LIMBAH B3
 Daerah bebas banjir
 Jarak dengaan jalan paaling dekat 150 m dari jalan utama/jalan tol dan 50
meter untuk jalan lainnya.
 Jaarak ke fasilitas umum paling dekat 300 meter dari daerah pemukiman,
perdagangan, rumah sakit, pelayanan kesehatan atau fasilitas umum.
 Jaarak ke perairan paling dekt 300 meter dari pasaang garis pasang naik
laut, sungai, daeraah pasang surut, kolam, danau, rawa, mata air dan sumur
penduduk.

E. PENCEMARAN UDARA
1. Polutan
Polusi adalah berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam sehingga kualitas lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi
lagi sesuai peruntukkannya.
Polutan merupakan senyawa yang memicu terjdinya pencemaran baik berbentuk
gas, padat, maupun cair.
Polutan udara terbagi menjadi 4 yaitu :
 Materi partikulat : komponen senyawa yang terdiri dari sulfat, nitrat, dan
partikel debu yang memenuhi atmosfer sebagai bentuk dari aktifitas
manusia.
 Sulfur dioksida : hasil dari pembakarran fosil dan lettusan gunung merapi.
Senyawa ini cenderung tidak berwarna, sehingga sulit dilihat dengan mata
telanjang jika dalam jumlah kecil.
 Karbon monoksida : zat ini berbentuk partikel kecil sebagai hasil dari proses
pembakaran bahan bakar( skala kecil maupun skala besar)
 Nitrogen dioksida : gas ini dihasilkan dari proses pembakaran kendaraan
bermotor dan industri. Gas ini berkontribusi terhadap pembentukan kabut
fotokimia.

2. Tingkat pencemaran udara


a. ISPU atau Indeks Standar Pencemar Udara merupakan nilai rata-rata dari
gabungan nilai unsur ISPU yaitu CO, PM10, SO2, NO2, dan O3 yang masing-
masing unsur tersebut dihitung menurut kadar tertimbang, kemudian dihitung
nilai standarnya.

3. Climate change
Adapun penyebab dari climate change yaitu :
 Karbon dioksida : dihasilkan secara berlebihan dari proses pembakaran
hutan, letusan gunung dan aktivitas manusia. Meningkat hingga 48 % sejak
revolusi industri.
 Metana : gas yang dihasilkan dari pengolahan limbah pertanian, peternakan,
hingga industri besr. Gas ini berkonstribusi terhadap efek rumah kaca lebih
besar dibandingkan CO2, namun jumlahnya lebih kecil.
 Nitrogen dioksida : gas rumah kaca yang kuat dihasilkan oleh praktik
budidaya tanah, terutama penggunaan pupuk komersial dan organik,
pembakaran, dan baahan bakar fosil.
 CFC : senyawa sintetik yang seluruhnya berasal dari industri digunakan
dalam sejumlah aplikasi. Namun, penggunaannya diatur oleh perjanjiaan
internasional karena kontribusinya yang sngat besar terhadap efek rumah
kaca.

Anda mungkin juga menyukai