Anda di halaman 1dari 18

PERUBAHAN LINGKUNGAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

Oleh : Kelompok V

1. Almida Yeni
2. Eka Mailisidiani
3. Rahmani
4. Yanri Pisa

Kompetensi Dasar
3.11 Menganalisis data perubahan
lingkungan, penyebab, dan
dampakny bagi kehidupan

Indikator Pencapaian Kompetensi


3.11.1 mendeskripsikan jenis-jenis perubahan lingkungan
berdasarkan faktor penyebabnya.
3.11.2 menjelaskan jenis-jenis pencemaran lingkungan hidup.
3.11.3 mengidentifikasi zat-zat terjadinya pencemaran udara.
3.11.4 menjelaskan parameter kualitas air
3.11.5 mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan
pencemaran air.
3.11.6 mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan
pencemaran tanah.
3.11.7 mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan
pencemaran suara.
3.11.8 menganalisis jenis-jenis limbah.
3.11.9 mengaitkan jenis-jenis limbah dengan cara
penanganannya
A. Perubahan Lingkungan
1. Lingkungan
Lingkungan dapat diartikan sebagai suatu kesatuan ruang, dan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang
memoengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya. Sebagai makhluk hidup manusi merupakan komponen dalm ekosistem.
Dengan begitu, kehidupannya juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat
hidupnya.
Dalam keadaan normal, lingkungan membentuk suatu keseimbangan yang disebut
keseimbangan dinamis (equilibrium). Dalam kondisi keseimbangan ini, komponen-
komponen yang menyusun ekosistem saling mendukung satu sama lain. Komponen-
komponen tersebut terdiri atas :
a) Komponen biotik, terdiri atas makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan,
dan mikroorganisme.
b) Komponen abiotik atau lingkungan, terdiri atas benda-benda tidak hidup, seperti
tanah, air, udara, kelembaban, dan suhu atau temperatur. Lingkungan abiotik
merupakan faktor penting yang mendukung kehidupan.

Contoh lingkungan yang seimbang adalah hutan. Di


dalam ekosistem hutan yang masih alami,
terdapat pohon-pohon atau tumbuhan lain yang
berperan sebagai produsen. Sebagai produsen,
tumbuhan merupakan penghasil makanan (energi)
dan oksigen, karena mampu melakukan
fotosintesis. Proses fotosintesis menghasilkan
karbohidrat sebagai sumber energi bagi
konsumennya, termasuk manusia.
Gambar 1. Hutan yang masih alami salah
satu contoh lingkungan seimbang
2. Faktor Penyebab terjadi Perubahan Lingkungan
Keseimbangan lingkungan dapat terganggu jika terjadi perubahan lingkungan
berupa pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang
dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalm ekosistem. Faktor penyebab
perubhan lingkungan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Faktor manusia
Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh manusia, diantaranya :
1) Penebangan hutan secara liar (illegal logging)
2) Konversi lahan subur menjadi permukiman
3) Intensifikasi pertanian dengan penggunaan pestisida yang berlebihan
4) Pertanian monokultur
5) Pencemaran lingkungan,

b) Faktor alami
Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh faktor alam, antara lainletusan
gunung berapi,badai, angin, gempa bumi, musim kemarau yang panjang,kebakaran
hutan, banjir, dan tanah longsor.

Perubahan Lingkungan Page 2


B. Pencemaran Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup merupakan komponen penting yang menyediakan berbagai
kebutuhan untuk manusia. Pada awal peradaban, mula-mula manusia hanya
memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhannya. Kekayaan alam yang masih
melimpah, tingkat pengetahuan dan konsumsi yang masih rendah masih mampu
menyediakan kebutuhan dasar untuk hidup. Peradaban manusia terus berkembang,
jumlah penduduk makin banyak, tingkat kebutuhan makin beragam, perkembangan
budaya manusia semakin kompleks, dan lingkungan tidak lagi mampu memenuhi
kebutuhan manusia. Terjadi berbagai bentuk pergeseran cara hidup manusia.
Manusia tidak lagi hanya sekedar mengandalkan alam, lebih dari itu mulai
menggunakan ilmu dan teknologi untuk memanfaatkan dan mengelola lingkungan hidup.
Banyak upaya yang sudah dilakukan manusia untuk memanfaatkan dan mengelola
lingkungan hidup melalui sentuhan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua itu
dilakukan agar manusia dapat menikmati hidup, tidak lagi sekedar melakukan hidup.
Kondisi ini semakin mendorong manusia untuk terus melakukan ekploitasi yang tanpa
batas. Ekploitasi, aktivitas hidup dan proses produksi lainnya memberikan hasil
samping yang terbuang pada media lingkungan yang sering dinamakan limbah

Menurut UU No.23 Tahun 1997 pasal 1 ayat 12,


Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan komponen
lain ke dalam Lingkungan Hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Bahan penyebab
pencemaran disebut Polutan.

Gambar2 Cerobong pabrik salah


Pencemaran dapat dibedakan menjadi empat satu sumber pencemaran udara
macam, yaitu pencemaran udara, pencemaran air,
pencemarn tanah, dan pencemaran suara

1. Pencemaran Air
Air merupakan salah satu komponen abiotik utama yang sangat diperlukan untuk
kehidupan. Semua makhluk hidup memerlukan air, baik itu manusia, hewan, maupun
tumbuhan. Air mempunyai berbagai fungsi dan juga merupakan habitat hewan dan
tumbuhan tertentu. Untuk menentukan air sudah tercemar atau belum, dapat
dilakukan pengujian terhadap tiga parimeter, yaitu sebagai berikut:
a) Parimeter fisik, meliputi kandungan partikel padat, zat padat terlarut,
kekeruhan, warna, bau, suhu, dan pH air.
b) Parimeter kimia, meliputi BOD (biochemical oxygen demand) yaitu ukuran
oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan
organic di dalam air. COD (chemichal oxygen demand) yaitu ukuran kandungan
oksigen yag dibutuhkan agar bahan buangan dalam air dapat teroksidasi melalui

Perubahan Lingkungan Page 3


reaksi kimia. DO (dissolved oxygen) yaitu ukuran kandungan oksigen terlarut di
dalam air.

2. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,
hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak
properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun
kegiatan manusia. Asap rokok dan asap dari kendaraan bermotor juga merupakan
sumber pencemaran udara. Pencemaran udara dapat berupa gas, seperti karbon
monoksida(CO) dan karbon dioksida (CO2). Gas CO ini tidak berbau dan tidak
berwarna, serta bersifat racun. Gas ini berasal dari pembakaran tidak sempurna
pada kendaraan berbahan bakar bensin dan solar. Karbon monoksida juga
dihasilkan dari pembakaran sampah dan dari industri, terutama industri baja dan
besi. Gas karbon monoksida (CO) yang masuk dalam sistem peredaran darah akan
menggantikan posisi oksigen dalam berikatan dengan hemoglobin (Hb) dalam darah.
Gas CO akhirnya mudah masuk ke dalam jantung, otak dan organ vital penunjang
kehidupan manusia lainnya. Gas ini sifatnya sangat beracun bagi tubuh manusia,
sehingga akibatnya bisa fatal. Ikatan CO dan Hb dalam darah akan membentuk
karboksi haemoglobin. Ini menyebabkan dua hal:
a) Oksigen akan kalah bersaing dengan karbon monoksida sehingga kadar oksigen
dalam darah manusia akan menurun drastis. Seperti yang kita tahu, oksigen
diperlukan dalam proses metabolisme tubuh sel, jaringan dan organ dalam tubuh
manusia. Dengan keberadaan CO di dalam darah, maka akan menghambat
metabolisme tubuh manusia.
b) Gas CO akan menghambat terjadinya proses respirasi atau oksidasi sitokrom.
Hal ini akan mengakibatkan pembentukan energi tidak maksimal. Karbon
monoksida akan berikatan langsung dengan sel otot jantung dan sel tulang.
Akibatnya terjadi keracunan CO pada sel tersebut dan merembet pada sistem
saraf manusia.

3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana
bahan kimia buatan manusia masuk dan
mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran
ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah
cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan
pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air
Gambar 3. Penggunaan pestisida yangberlebihan
limbah dari tempat penimbunan sampah serta
dapatmencemari tanah pertanian limbah industri yang langsung dibuang ke tanah
secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Perubahan Lingkungan Page 4


4. Pencemaran Suara
Pencemaran suara disebabkan oleh kebisingan atau bunyi-bunyi yang
mengganggu atau merusak pendengaran manusia, memiliki intensitas di atas 50
desibel (dB). Sumber pencemaran suara antara lain kendaraan bermotor, kapal
terbang, deru mesin pabrik, dan radio tape yang berbunyi keras. Pencemaran suara
merupakan pencemaran serius, karena dapat menimbulkan cacat pendengaran
permanen.

C. Zat yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara


1. Karbon Monoksida (CO)
Zat ini memiliki sifat tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Pada saat
suhu normal CO berbentuk gas, sedangkan ketika suhu dibawah -19 0C Coberbentuk
cair. Sebagian besar berasal dari gas buangan dari pembakaran tidak sempurna
bahan yang mengandung karbon atau bahan bakar hasil fosil (minyak). Gas CO
terkadang dapat muncul dari dalam tanah melalui kawah gunung dan sumur. Pada
konsentras tinggi,gas CO sangat mematikan bagi manusia.
2. Nitrogen Oksida (NOX)
Zat ini terbagi atas dua macam, yaitu nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen
dioksida (NO2). Sumber pencemaran berasal dari alat transportasi (kendaraan
bermotor), generator pembangkit listrik, pembuangan sampah dan lain-lain. Dalam
keadaan normal NO tidak berbahya, tetapi apabila dalam konsentrasi tinggi
menyebabkan iritasi mata dan gangguan sistem saraf. Gas NO 2 meupakan penyebab
terjadinya hujan asam yang membahyakan kehidupan tumbuhan dan hewan,
menyebabkan korosi logam, seta merapuhkan struktur candi dan bangunan.
3. Chloroflourocarbon (CFC) dan Halon
Zat ini terbentuk dari tiga jenis unsur yaitu Klor (Cl), Flour (F), dan karbon (C).
Sementara itu, halon memiliki unsur seperti CFC ditambah dengan brom (Br). Gas
CFC bersifat tidak berbau, tidak udah terbakar, dan tidak mudah bereaksi, gas
CFC dimanfaatkan sebagau gas pendorong dalam kaleng semprot, pendingin lemari
es dan AC. Gas CFC yang naik ke atmosfer dapat merusak lapisan ozon (0 3).
Menipisnya lapisan ozon, akan menyebabkan semakin tingginya intensitas paparan
sinar ultraviolet (UV) ke bumi, sehingga memicu terjadinya kanker kulit dan
Pkerusakan mata pada manusia, serta mematikan spesies tumbuhan tertentu.
4. Ozon (03)
Di atmosfer, ozon terdapat di lapisan stratosfer dan lapisan troposfer.
Pencemaran gas ozon menimbulkan efek pusing dan gangguan paru-paru. Gas ozon
mudah beraksi dengan bereaksi dengan zat-zat lain dengan melepaskan satu atom
oksigennya sehingga terbentuk 02
5. Gas Rumah kaca (H20, CO2, CH4, O3, dan NO)
Gas rumah kaca ini berada pada lapisan pada lapisan troposfer (lapisan terendah
pada atmosfer). Gas rumah kaca menyebabkan terjadinya efek rumah kaca
(greenhouse effect).

Perubahan Lingkungan Page 5


6. Belerang oksida (SOX)
Zat ini dapat berupa SO2 dan SO3. Gas SO2 berbau dan menyengat dan tidak
mudah terbakar , sedangkan SO3 bersifat reaktif, di udara mudah bereaksi dengan
uap air membentuk asam sulfat (H 2SO4) yang dapat menyebabkan hujan asam dan
korosif logam

D. Parameter Kualitas Air


Pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup atau zat lain kedalam air yang
meyebabkan kualitas air menurun ketingkat tertentu sehingga tidak dapat berfungsi
sesuai peruntukannya. Pencemaran dapat terjadi pada air didarat maupun dilaut.
Untyk menentukan air sudah tercemar atau belum, dapat dilakukan pengujian
terhadap tiga parameter, yaitu sebagai berikut:
1. Parameter fisik
Parimeter fisik, meliputi kandungan partikel padat, zat padat terlarut,
kekeruhan, warna, bau, suhu, dan pH air. Air normal yang dapat dikonsumsi memiliki
sifat tidak berbau, tidak bewarna, dan tidak berasa. Air normal memiliki pH
sekitar 6,5-7,5
2. Parimeter kimia
meliputi BOD (biochemical oxygen demand) yaitu ukuran oksigen terlarut yang
diperlukan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan organic di dalam air.
COD (chemichal oxygen demand) yaitu ukuran kandungan oksigen yag dibutuhkan
agar bahan buangan dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. DO (dissolved
oxygen) yaitu ukuran kandungan oksigen terlarut di dalam air.
3. Parameter Biologi
Jumlah dan susunan organisme dalam air sangat berhubungan dengan tingkat
polusi air. Beberapa fitoplankton, seperti diatom dan dinoflagelata, dan
zooplankton dari kelompok rotifera, rentan terhadap polutan sehingga
keberadaannya di perairan mengindikasikan kondisi air yang cukup bersih.
Sebaliknya keberadaan protozoa parasit dan bakteri koliform dalam air
mengindikasikan telah terjadi polusi air. Tingginya jumlah bakteri koliform pada
perairan menunjukkan bahwa perairan tersebut telah tercemar kotoran/ tinja
manusia dan hewan. Keberadaan bakteri koliform pada perairan dapat
mengindikasikan adanya mikroorganisme patogen, seperti protozoa parasit, bakteri
patogen, dan virus, yang juga biasa terdapat pada manusia dan hewan.

E. Faktor-faktor Pencemaran Air


Penyebab pencemaran air dapat berasal dari berbagai sumber langsung dan sumber
tidak langsung. Suber pencemaran langsung berupa buangan (efluen) yang langsung
dibuang ke badan air, misalnya sungai, saluran air, selokan laut, dan danau. Sumber
pencemaran tidak langsung merupakan kontamin yang tidak masuk melalui air tanah
akibat pencemaran air permukaan oleh limbah industri maupun limbah domestik.
Pencemaran air disebabkan oleh limbah dari berbagai kegiatan manusia, antara lain
sebagai berikut.

Perubahan Lingkungan Page 6


1. Limbah domestik
berasal dari kegiatan rumah tangga, restoran, penginapan. Contoh: Air sabun,
air cucian, tinja, sisa makanan yang berwujud cair. Air bekas mandi dan cucian adl
limbah yang paling berbahaya karena senyawa penyusunnya sukar teruraikan oleh
mikroorganisme.
2. Limbah industri
berasal dari hasil kegiatan proses
produksi barang disuatu industry. Jika
jumlahnya melebihi batas ambang
sangat berbahaya karena mengandung
zat kimia yang sulit diuraikan. Contoh:
cairan bekas pencelupan kain di pabrik
tekstil, cairan sisa pada industry zat
kimia, seperti industry amonia, asam
sulfat, sianida, cairan-cairan lain yang Gambar4. Air sungai yang tercemar akibat pembuangan
berhaya sisa kegiatan industri. Sebelum limbah cair pabrik
limbah dibuang haus mengalami tahap
pengolahan limbah sehingga ketika
dibuang sudah tidak berbahaya.
3. Limbah Pertanian
Limbah dari kegiatan pertanian berupa pupuk kimia dan pestisida. Kelebihan
pupuk di lahan pertanian akan tercuci oleh hujan dan masuk ke saluran irigasi,
sungai, dan danau, sehingga menyebabkan terjadinya, peningkatan unsur hara
dibadan perairan yang disebut Eutrofikasi. Peningkatan unsur hara menyebabkan
terjadinya blooming, yaitu pertumbuhan ganggang atau enceng gondok secara cepat
sehingga menutup permukaan air.
4. Limbah Pertambangan
Limbah yang berasal dari area pertambangan. Contohnya, tambang emas yang
menggunakan merkuri (Hg) untuk memisahkan emas dan bijihnya. Tumpahan minyak
dari pertambangan minyak lepas pantai dan kebocoran kapal tanker akan
mematikan oraganisme dilaut, misalnya ganggang ikan, mamalia laut, dan burung
pemakan ikan dilaut.

F. Indikator Pencemaran Tanah


Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah
atau tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman.
Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah,
yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis
tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida
bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorganisme yang berguna di
dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya.
Selain itu penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama
tanaman kebal terhadap pestisida tersebut. Adapun beberapa indikator yang dapat
dijadikan acuan kita untuk melihat apakah tanah tersebut tercemar atau tidak,
terbagi atas:

Perubahan Lingkungan Page 7


1. Indikator Tanah Sehat
Tanah tersebut berwarna gelap, pH keasamaan 6-8, lembab dan banyaknya
terdapat oragnisme diatas tanah tersebut.
2. Indikator Tanah Tercemar
a) Indikator fisik, tanah bewarna terang dan kering
b) Indikator kimia, pH leacing, jamur, bakteri)bih dari 8, terdapat zat kimia, dan
salinitas tinggi
c) Indikator biologi, tidak terdapatnya organisme pada tanah tersebut (cacing,
jamur, bakteri)

G. Faktor Pencemaran Suara


Pencemaran suara adalah suara yang tidk diinginkan menggangu, dan merusak
pendengaran manusia. Pencemaran suara dapat dibedakan menjadi empat macam,
yaitu sebagai berikut.
1. Kebisingan impulsif
Yaitu, kebisingan yang terjadi dalam waktu singkat dan biasanya mengejutkan.
Contohnya: suara ledakan mercon, suara tembakan senjata, dan suara petir
2. Kebisingan impulsif kontinu
Yaitu, kebisingan impulsif yang terjadi terus-menerus, tetapi hanya sepotong-
sepotong. Contohnya: suara palu yang dipukul terus menerus
3. Kebisingan kontinu
Yaitu, kebisingan kontinu yang sekejab,
kemudian hilang dan muncul lagi. Contohnya:
suara lalu-lalang kendaraan bermotor di
jalan dan suara pesawat terbang yang
sedang melintas
Gambar5. Limbah yang berupa suara yang dihasilkan
oleh mesin pesawat
4. Kebisingan kontinu
Yaitu,kebisingan yang datang secara terus-menerus dalam waktu yang cukup
lama. Contohnya: suara mesin pabrik. Kebisingan kontinu, terutama yang
berintegritas tinggi, sering menjadi penyebab rusaknya pendengaran.

H.Jenis-jenis Limbah
Jenis-Jenis limbah dapat dikelompokan berdasarkan karakteristik nya misalnya :
berdasarkan kandungan jenis zatnya, wujudnya, sumbernya dan tingkat bahayanya.
1. Pengelompokan Limbah berdasarkan kandungan jenis zatnya.
Zat kimia ada 2 yaitu zat kimia organik adalah zat kimia yang mengandung unsur
hidrokarbon (unsur hydrogen dan unsur karbon), dan zat kimia anorganik adalah
zat kimia yang tidak mengandung hidrokarbon. Maka Limbah juga ada:
a) Limbah Organik
Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang berasal dari hewan maupun
tumbuhan yang bersifat organik. Misal: Tinja, sisa kotoran hewan, sampah
dedaunan, sisa makanan. Limbah organik juga limbah yang mudah diuraikan oleh
organisme melalui proses yang alami, salah satu caranya dengan membusukkan

Perubahan Lingkungan Page 8


limbah tersebut. Manfaat dari limbah organik: membuat kompos. Kompos : pupuk
yang berasal dari hasil pelapukan/pembusukan sampah organik oleh organisme.
b) Limbah Anorganik
Limbah ini terdiri atas
limbah industri atau limbah
pertambangan yang selain
mengandung zat-zat kimia
anorganik, juga mengandung
zat kimia organik yang sulit
diuraikan oleh organisme
(besi, kaca, plastik, kaleng,
kemasan makanan, Gambar 6. Limbah organik dan anorganik

kertas,aluminium).

2. Pengelompokan limbah berdasarkan wujudnya.


a) Limbah berwujud padat (sampah):
Struktur bentuk yang relative tetap dan kalau dipegang terasa padat. Jenis
dari limbah padat:
 Limbah padat organik yang mudah busuk (sampah
sisa makanan, sampah sayuran, kulit buah-buahan,
dedaunan) dapat dipakai untuk kompos.
 Limbah padat organik yang tidak mudah busuk
(kertas, kain, batang kayu) maka perlu
pendaurulangan dan limbah anorganik yang tidak
mudah busuk (karena tersusun atas unsur-unsur
jenis logam, sulit untuk diolah secara biasa,
memerlukan perlakuan dan keahlian khusus : besi-
besi tua, sampah kaleng, dll).
Limbah padat berupa debu (meski ukurannya kecil
tapi termasuk kedalam sampah padat, karena
memiliki partikel yang tetap): dari kebakaran hutan
Gambar 7. Limbah berwujud padat
dan gunung berapi yang meletus dan akan
menggganggu jangkauan pandangan dan saluran
pernafasan.

b) Limbah berwujud Cair


Limbah cair adalah hasil buangan sisa dari suatu kegiatan manusia yang
berwujud cair. Umumnya dibuang ke saluran air: sungai, danau, kolam, laut. Jenis-
jenisnya:
 Limbah cair domestic: berasal dari kegiatan rumah tangga, restoran,
penginapan. Contoh: Air sabun, air cucian, tinja, sisa makanan yang berwujud
cair. Air bekas mandi dan cucian adl limbah yang paling berbahaya karena
senyawa penyusunnya sukar teruraikan oleh mikroorganisme.
 Limbah cair industri: berasal dari hasil kegiatan proses produksi barang disuatu
industry. Jika jumlahnya melebihi batas ambang sangat berbahaya karena

Perubahan Lingkungan Page 9


mengandung zat kimia yang sulit diuraikan. Contoh: cairan bekas pencelupan kain
di pabrik tekstil, cairan sisa pada industry zat kimia, seperti industry amonia,
asam sulfat, sianida, cairan-cairan lain yang berhaya sisa kegiatan industri.
Sebelum limbah dibuang haus mengalami tahap pengolahan limbah sehingga
ketika dibuang sudah tidak berbahaya.
 Air hujan yang tercemar: penggunaan bahan bakar fosil menimbulkan banyak
dihasilkan zat pencemar udara spt: CO 2, gas ammonia, gas asam sulfat. Akibat
pencemaran udara maka air hujan yg terjadi mengandung zat-zat tersebut.

c) Limbah berwujud gas


Limbah gas adalah hasil buangan berupa
gas yang mengakibatkan tercemarnya
udara. Udara adalah media pencemar untuk
limbah gas. Limbah gas atau asap yang
diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan
udara. Secara alamiah udara mengandung
unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2
dan lain-lain. Penambahan gas ke dalam
Gambar 8. limbah gas berupa asap pabrik udara melampaui kandungan alami akibat
kegiatan manusia akan menurunkan kualitas
udara.

3. Pengelompokan limbah berdasarkan sumbernya:


a) Limbah Industri
Limbah ini dihasilkan atau berasal dari hasil
produksi oleh pabrik atau perusahaan
tertentu. Limbah ini bisa dikategorikan
sebagai limbah yang berbahaya karena
limbah ini mempunyai kadar gasyang
beracun, pada umumnya limbah ini dibuang
di sungai-sungai disekitar tempat tinggal
masyarakat dan tidak jarang warga
masyarakat mempergunakan sungai untuk
kegiatan sehari-hari, misalnya MCK(Mandi,
Gambar 9. Ikan mati akibat limbah industri
Cuci, Kakus) dan secara langsung gas yang
dihasilkan oleh limbah pabrik tersebut
dikonsumsi dan dipakai oleh masyarakat.

b) Limbah Rumah Tangga


Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah
tangga, limbah ini bisa berupa sisa-sisa sayuran seperti wortel, kol, bayam, slada
dan lain-lain bisa juga berupa kertas, kardus atau karton. Limbah ini juga
memiliki daya racun tinggi jika berasal dari sisa obat dan aki.

Perubahan Lingkungan Page 10


I. Penanganan Limbah Berdasarkan Jenis-Jenis Limbah

1. Penanganan Limbah Padat


Limbah padat dapat dihasilkan dari industri, rumah tangga, rumah sakit, hotel,
pusat perdagangan/restoran maupun pertanian/peternakan. Berikut ini beberapa
metode penanganan limbah organik padat :
a) Composting,
yaitu penanganan limbah organik menjadi kompos yang bisa dimanfaatkan
sebagai pupuk melalui proses fermentasi. Bahan baku untuk membuat kompos
adalah sampah kering maupun hijau dari sisa tanaman, sisa makanan, kotoran
hewan, sisa bahan makanan dll. Dalam proses pembuatan kompos ini bahan
baku akan mengalami dekomposisi / penguraian oleh mikroorganisme.Proses
sederhana pengomposan berlangsung secara anaerob yang sering
menimbulkan gas. Sedangkan proses pengomposan secara aerob membutuhkan
oksigen yang cukup dan tidak menghasilkan gas. Di dalam kompos terdapat
unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman, sehingga digunakan sebagai
pupuk tanaman dan disebut pupuk organik.
Cara pembuatan kompos, melalui beberapa cara, yaitu:
1) menggunakan komposter
2) tumpukan terbuka (open windrow)
3) cascing (menggunakan cacing)

b) Empat R ( 4 R = replace, reduce, recycle dan reuse )


1) Replace yaitu usaha mengurangi pencemaran dengan menggunakan barang-
barang yang ramah lingkungan. Contohnya memanfaatkan daun daripada
plastik sebagai pembungkus, mengganti penggunaan kantong plastik biasa
dengan plastic biodegradable, plastic biodegradable merupakan plastic
ramah lingkungan.
2) Reduce yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan
meminimalkan produksi sampah. Contohnya membawa tas belanja sendiri
yang besar dari pada banyak kantong plastik, membeli kemasan isi ulang
rinso, pelembut pakaian, minyak goreng dan lain-lain daripada membeli
botol setiap kali habis, membeli bahan-bahan makanan atau keperluan lain
dalam kemasan besar daripada yang kecil-kecil.
Contoh kegiatan reduce sehari-hari yang lainnya:
 Memilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
 Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam
jumlah besar.
 Menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis
yang bisa diisi ulang kembali).
 Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai.
 Menggunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat

Perubahan Lingkungan Page 11


3) Recycle yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan mendaur
ulang sampah melalui penanganan dan teknologi khusus. Proses daur ulang
biasanya dilakukan oleh pabrik/industri untuk dibuat menjadi produk lain
yang bisa dimanfaatkan. Dalam hal ini pemulung berjasa sekaligus
mendapatkan keuntungan karena dengan memilah sampah yang bisa didaur
ulang bisa mendapat penghasilan.Misalnya plastik-plastik bekas bisa didaur
ulang menjadi ember, gantungan baju, pot tanaman dll.
Contoh lainnya dari kegiatan recycle sehari-hari:
 Memilih produk dan kemasan yang dapat dilakukan pengolahan ulang
dan mudah terurai.
 Mengolah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
 Melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos.
 Lakukan pengolahan sampah non organik menjadi barang yang
bermanfaat dan bahkan memiliki nilai jual.
 Mengolah sampah menjadi sumber bahan bakar

4) Reuse yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara


menggunakan dan memanfaatkan kembali barang-barang yang seharusnya
sudah dibuang. Misalnya memanfaatkan botol/kaleng bekas sebagai
wadah, memanfaatkan kain perca menjadi keset, memanfaatkan kemasan
plastik menjadi kantong belanja / tas dll.
Contoh kegiatan reuse sehari-hari:
 Memilih wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali
atau berulang-ulang. Misalnya, menggunakan sapu tangan dari pada
menggunakan tissu, menggunakan tas belanja dari kain dari pada
menggunakan kantong plastik.
 Menggunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan
ditulis kembali.
 Menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.

c) Insenerator
adalah alat yang digunakan untuk membakar sampah secara terkendali pada
suhu tinggi. Insenerator efisien karena sanggup mengurangi volume sampah
hingga 80 %. Residunya berupa abu sekitar 5 – 10 % dari total volume sampah
yang dibakar dan dapat digunakan sebagai penimbun tanah. Kekurangan alat ini
adalah mahal dan tidak bisa memusnahkan sampah logam.

d) Sanitary Landfill
adalah metode penanganan limbah padat dengan cara membuangnya pada area
tertentu.
Ada 3 metode sanitary landfill, yaitu :
 Metode galian parit (trenc method), sampah dibuang ke dalam galian parit
yang memanjang. Tanah bekas galian digunakan untuk menutup parit. Sampah
yang ditimbun dipadatkan dan diratakan. Setelah parit penuh, dibuatlah parit
baru di sebelah parit yang telah penuh tersebut.

Perubahan Lingkungan Page 12


 Metode area, sampah dibuang di atas tanah yang rendah, rawa, atau lereng
kemudian ditutupi dengan tanah yang diperoleh ditempat itu.
 Metode ramp, merupakan gabungan dari metode galian parit dan metode
area. Pada area yang rendah, tanah digali lalu sampah ditimbun tanah setiap
hari dengan ketebalan 15 cm, setelah stabil lokasi tesebut diratakan dan
digunakan sebagai jalur hijau (pertamanan), lapangan olah raga, tempat
rekreasi dll.
e) Penghancuran sampah (pulverisation)
adalah proses pengolahan sampah anorganik padat dengan cara
menghancurkannya di dalam mobil sampah yang dilengkapi dengan alat pelumat
sampah sehingga sampah hancur menjadi potongan-potongan kecil yang dapat
dimanfaatkan untuk menimbun tanah yang cekung atau letaknya rendah.
f) Pengepresan sampah (reduction mode)
yaitu proses pengolahan sampah dengan cara mengepres sampah tesebut
menjadi padat dan ringkas sehingga tidak memakan banyak tempat.

2. Penanganan Limbah Cair


Sekitar 80% air yang digunakan manusia untuk aktivitasnya akan dibuang lagi
dalam bentuk air yang sudah tercemar, baik itu limbah industri maupun limbah
rumah tangga. Untuk itu diperlukan penanganan limbah dengan baik agar air
buangan ini tidak menjadi polutan.Tujuan pengolahan limbah cair ini adalah :
 Untuk mencegah pengotoran air permukaan (sungai, waduk, danau, rawa dll)
 Untuk melindungi biota dalam tanah dan perairan
 Untuk mencegah berkembangbiaknya bibit penyakit dan vektor penyakit seperti
nyamuk, kecoa, lalat.
 Untuk menghindari pemandangan dan bau yang tidak sedap.

Metode penanganan limbah cair, meliputi beberapa cara :


a) Dillution (pengenceran)
Air limbah dibuang ke sungai, danau, rawa atau laut agar mengalami
pengenceran dan konsentrasi polutannya menjadi rendah atau hilang. Cara ini
dapat mencemari lingkungan bila limbah tersebut mengandung bakteri patogen,
larva, telur cacing atau bibit penyakit yang lain. Cara ini boleh dilakukan dengan
syarat bahwa air sungai, waduk atau rawa tersebut tidak dimanfaatkan untuk
keperluan lain manusia.
b) Sumur resapan
yaitu sumur yang digunakan untuk tempat penampungan air limbah yang telah
mengalami pengolahan dari sistem lain. Air tinggal mengalami peresapan ke
dalam tanah, dan sumur dibuat pada tanah porous, diameter 1 – 2,5 m dan
kedalaman 2,5 m. Sumur ini bisa dimanfaatkan 6 – 10 tahun.
c) Septic tank
merupakan metode terbaik untuk mengelola air limbah walaupun biayanya
mahal, rumit dan memerlukan tanah yang luas. Septic tank memiliki ruang-ruang
untuk tahap-tahap pengolahan, yaitu :

Perubahan Lingkungan Page 13


 Ruang pembusukan, air kotor akan bertahan 1-3 hari dan akan mengalami
proses pembusukan sehingga menghasilkan gas, cairan dan lumpur (sludge).
 Ruang lumpur, merupakan ruang tempat penampungan hasil proses
pembusukan yang berupa lumpur. Bila penuh lumpur dapat dipompa keluar.
 Dosing chamber, berfungsi sebagai pengatur kecepatan air yang akan
dialirkan ke bidang resapan agar merata.
 Bidang resapan, bidang yang menyerap cairan keluar dari dosing chamber
serta menyaring bakteri patogen maupun mikroorganisme yang lain.
d) Riol (parit)
Menampung semua air kotor dari rumah, perusahaan maupun lingkungan.
Apabila riol inidigunakan juga untuk menampung air hujan disebut combined
system. Sedang bila penampung hujannya dipisahkan maka disebut separated
system. Air kotor pada riol mengalami proses pengolahan sebagai berikut :
 Penyaringan (screening), menyaring benda-benda yan mengapung di air.
 Pengendapan (sedimentation), air limbah dialirkan ke dalam bak besar secara
perlahan supaya lumpur dan pasir mengendap.
 Proses biologi, menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan senyawa
organik.
 Saringan pasir (sand filter).
 Desinfeksi (desinfection), menggunakan kaporit untuk membunuh kuman.
 Dillution (pengenceran), mengurangi konsentrasi polutan dengan
membuangnya di sungai / laut.
e) Instalasi Pengolahan Limbah Cair Domestik
Biasanya dibangun untuk perkantoran, restoran, hotel, dan rumah sakit.
Pengolahannya melalui tiga proses, yaitu fisik, kimia, dan biologis. Urutan tahan
pengolahan sebagai berikutnya:
 Pengolahan pendahuluan (penyaringan) yaitu dengan menyaring benda-benda
kasar yang terbawa dalam limbah cair, mencampur limbah dalam bak
ekualisasi, dan mengatur agar aliran limbah yang menuju ke bak aerasi selalu
tetap (tidak berflukuasi)
 Pengolahan pertama (Pengendapan), yaitu dengan mengendapkan pasir dan
partikel padatan lainnya.
 Pengolahan kedua ( Biologis), yaitu dengan menguraikan bahan organik secara
biokimiawi, pengendapan partikel padatan kedua, dan disenfektan
(membunuh kuman penyakit). Pengolahan limbah rumah sakit memerlukan
disenfektan dosis khusus.
 Pengolahan lumpur, yaitu mengumpulkan lumpur dan mengurangi kadar air
(pemekatan lumpur), menstabilkan, dan mengeringkan lumpur.

Perubahan Lingkungan Page 14


3. Penanganan Limbah Gas, Debu Dan Partikel
Limbah gas dapat berupa gas, uap, kabut, awan, debu, haze (partikel tersuspensi
dalam tetesan air), dan asap. Pada umumnya limbah gas berupa kendaraan
bermotor dan industri. Penanganan limbah gas dapat dilakukan dengan
menambahkan alat bantu untuk mengurangi pencemaran udara. Cara penanganan
pencemaran udara oleh limbah gas dan partik yang terbawa bersamanya sebagai
berrikut:
a) Mengontrol emisi Gas Buang
Gas buang seperti sulfur oksida, nitogen monoksida, karbon monoksida,
hidrokarbon dapat dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas
sulfur oksida dapat dihilangkan dari udara hasil pembakaran bahan bakar
dengan cara desulfurisaasi menggunakan filter basah. Nitrogen oksida dapat
dikurangi dari hasil pembakaran sepeda motor dengan cara menurunkan suhu
pembakaran.Sedangkan gas karbon monoksida dan hidrokarbon dari hasil
pembakaran kendaraan bermotor dapat dikurangi dengan dilakukan dengan
memasang alat pengubah katalitik.
b) Menghilangkan Materi Partikel dari udara pembuangan
 Filter udara
filter udara dipasang pada cerobong untuk menyaring kotoran. Filter udara
harus dikontrol secara rutin. Bila filter sudah penuh dengan debu, maka
harus diganti dengan yang baru. Filter udara dapat digunakan pada ventilasi
ruangan atau bangunan, mesin atau cerobong pabrik, mesin kendaraan
bermotor, atau pada area lain yang membutuhkan udara bersih. Jenis dan
bahan yang digunakan sebagai filter udara bermacam-macam, tergantung
pada kandungan udara yang disaring, rnisalnya apakah berdebu banyak,
bersifat asam atau alkalis, dan sebagainya.
 Pengendap siklon
Pengendap siklon merupakan pengendap debu(abu) yang terdapat dalam
gas buangan atau udara diruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap
siklon adalah memanfaatkan gaya sentrifugal dari udara/ gas buangan
sengaja diembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga partikel yang
relatif berat akan jatuh ke bawah.
 Filter basah (scrubbers atau wet collector)
Prinsip kerja filter basah adalah membersihkan udara yang kotor dengan
cara menyemprotkan air. Debu akan turun ke bawah saat mengalami kontak
dengan air.filter basah ini digunakan biasanya pada kendaraan bermotor dan
pabrik. Air yang digunakan untuk menyemprot udara kotor juga dapat diganti
dengan senyawa cair lain yang dapat melarutkan polutan udara. Contoh
senyawa atau materi partikulat yang dapat dibersihkan dari udara dengan
menggunakan filter basah adalah ammonia (NH4), debu, hidrogen klorida
(HCl), sulfur oksida, dan senyawa asam atau basa lain.
 Pengendap sistem gravitasi
Pengendap sistem gravitasi hanya dapat digunakan untuk membersihkan
udara kotor yang partikelnya besar.prinsip kerja alat ini adalah mengalirkan
udara kotor ke dalam alat yang dibuat sedemikian rupa sehingga pada saat

Perubahan Lingkungan Page 15


terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba ( speed drop), partikel jatuh
terkumpul ke bawah akibat gaya gravitasi.

 Pengendap elektrostatik
Pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara kotor
dalam volume besar dan totoran dalam udara berupa eorosol atau uap air.
Alat ini sudah relatif bersih. Pengendap elektrostatik digunakan pada pabrik
yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar. Batu bara yang digunakan
sebagai bahan bakar mengandung SO2 (Sulfur dioksida) menghasilkan gas/
asap yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

4. Penanganan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)


Kegiatan Pengelolaan limbah B3 merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan dan
pengolahan serta penimbunan hasil pengolahan tersebut. Dalam rangkaian kegiatan
tersebut terkait beberapa pihak yang masing-masing merupakan mata rantai dalam
pengelolaan limbah B3, yaitu :
a) Reduksi limbah B3 : Suatu kegiatan pada penghasil untuk mengurangi jumlah
dan mengurangi sifat bahaya dan racun limbah B3, sebelum dihasilkan dari suatu
kegiatan
b) Penyimpanan limbah B3 : kegiatan menyimpan limbah B3 yang dilakukan oleh
penghasil dan/atau pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau
penimbun limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara.
c) Pengumpulan limbah B3 : kegiatan mengumpulkan limbah B3 dari penghasil
limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara sebelum diserahkan kepada
pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun limbah B3
d) Pengangkutan limbah B3 : kegiatan pemindahan limbah B3 dari penghasil
dan/atau dari pengumpul dan/atau dari pemanfaat dan/ atau dari pengolah ke
pengumpul dan/atau ke pemanfaat dan/atau ke pengolah dan/atau ke penimbun
limbah B3
e) Pemanfaatan limbah B3 : kegiatan perolehan kembali (recovery) dan/atau
penggunaan kembali (reuse) dan/atau daur ulang (recycle) yang bertujuan untuk
mengubah limbah B3 menjadi suatu produk yang dapat digunakan dan harus juga
aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia
f) Pengolahan limbah B3 : proses untuk mengubah karakteristik dan komposisi
limbah B3 untuk menghilangkan dan/atau mengurangi sifat bahaya dan/atau
sifat racun
g) Penimbunan limbah B3 : kegiatan menempatkan limbah B3 pada suatu fasilitas
penimbunan dengan maksud tidak membahayakan kesehatan manusia dan
lingkungan hiduP.

Perubahan Lingkungan Page 16


J. Dampak Pencemaran Lingkungan
Kita semua mengetahui bahwasannya di Bumi ini manusia dan bahkan makhluk hidup
lainnya hidup di suatu lingkungan. Lingkungan ini merupakan berbagai komponen yang
ada di sekitar kita. Oleh karena itulah betapa dekatnya lingkungan ini dengan kita.
Lingkungan yang menjadi tempat tinggal kita dan akan mempengahruhi keadaan dan
juga kehidupan kita sehari- hari.
Maka dari itulah keadaan lingkungan ini memegang peranan yang sangat penting.
Lingkungan yang bersih pastinya akan memberikan dampak berupa kehidupan yang
sehat. Sebaliknya, lingkungan yang tercemar pasti akan menyebabkan berbagai
dampak buruk. Beberapa dampak pencemaran lingkungan buruk yang dapat
ditimbulkan dari adanya lingkungan yang tercemar antara lain sebagai berikut:
1. Terganggunya keseimbangan lingkungan
Pencemaran lingkungan akan dapat menyebabkan dampak berupa
ketidakseimbangan lingkungan atau eksositem (baca: ekosistem darat dan
ekosistem air) yang ada. Hal ini jelas terjadi karena pencemaran lingkungan
otomatis akan merusak keadaan yang mulanya baik menjadi tidak baik. Ketika
terjadi pencemaran maka akan banyak pihak yang terganggu, bukan hanya manusia
namun juga binatang hingga tumbuh- tumbuhan.
2. Punahnya berbagai spesies flora dan fauna
Pencemaran lingkungan ini sangat besar pengaruhnya dalam mempengaruhi
keadaan lingkungan. Ketika polutan sudah masuk ke dalam lingkungan hidup, maka
akan mematikan beberapa jenis flora dan fauna yang telah hidup. Hal ini didukung
oleh keadaan kekebalan setiap flora dan fauna yang berbeda- beda pula.
3. Berkurangnya kesuburan tanah
Pencemaran lingkungan juga akan menyebabkan terjadinya pengurangan
kesuburan pada tanah (baca: ciri-ciri tanah subur). Penurunan kesuburan pada
tanah ini diakibatkan oleh penggunaan insektisida yang berlebihan. Ketika
penggunaan insektisida ini berlebihan, maka hal ini akan mencemari tanah.
Akibatnya tanah akan kehilangan kesuburannya sedikit demi sedikit dan
produktivas tanah dapat terganggu.
4. Meledaknya pertumbuhan hama
Penggunaan insekstidida yang berlebihan juga dapat menyebabkan lingkungan
yang tercemar. Insektisida ini juga akan mematikan predator. Ketika predator ikut
punah karena terkena insektisida, maka pertumbuhan hama ini akan menjadi
berkembang pesat. Bahkan pertumbuhan hama ini akan tumbuh secara berlebihan
dan tanpa kendali. Hal ini tentu saja akan merugikan banyak pihak. Apabila hama
yang muncul ini tidak dapat dikendalikan maka akan menjadi menjadi bencana alam.
Bisa jadi manusia tidaka kan mendapatkan jatah makanannya karena jatah makanan
tersebutsudah dimakan hama sebelum siap memanennya.
5. Menyebabkan terjadinya lubang ozon
Pencemaran lingkungan akan menyebabkan kerusakan pada lingkungan tersebut.
Salah satunya berupa menipisnya lubang ozon. Ketika lubang ozon sudah semakin
menipis, maka hal ini lama kelamaan akan menjadi berlubang. Kita semua
mengetahui bahwasannya lapisan ozon sangat membantu untuk melindungi Bumi dari
paparan sinar ultraviolet secara langsung. Apabila lapisan ozon ini berlubang maka

Perubahan Lingkungan Page 17


otomatis hal ini akan menyebabkan sinar ultraviolet menyinari Bumi secara
langsung.
Sinar ultraviolet ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai
macam penyait, seperti kanker kulit, mematikan binatang- binatang laut, dan
sebagainya. Penipisan lapisan ozon ini terjadi karena adanya penumpukan gas- gas
rumah kaca yang terdiri dari gas- gas karbonmonoksida atau CO, karbondioksida
atau CO2, dan lain sebagainya.

Perubahan Lingkungan Page 18

Anda mungkin juga menyukai