Anda di halaman 1dari 8

MATA KULIAH : KLINIK SANITASI

DOSEN : SYAMSUDDIN S, SKM.,M.KES

RESUME

DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN

OLEH

NUR AZIKIN

PO714221201065

D.IV TK 3B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PRODI SARJANA TERAPAN

SANITASI LINGKUNGAN

2023
Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan kadang menghasilkan
dampak terhadap lingkungan. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif
maupun negatif. Salah satu dampak negatif akibat aktivitas manusia adalah
turunnya kualitas lingkungan hidup. Sebagai contoh turunnya kualitas tanah dapat
diakibatkan dari pencemaran limbah yang dihasilkan oleh manusia, kendaraan,
baik limbah rumah tangga, industri, maupun pertanian. Salah satu faktor
pencemaran tanah yang paling penting adalah limbah yang mengandung logam
berat.

Masalah kesehatan lingkungan secara umum ditandai dengan masih


tingginya angka kesakitan dan kematian yaitu penyakit-penyakit di masyarakat
yang tergolong berbasis lingkungan baik yang erat kaitannya dengan
permasalahan sanitasi dasar (classical risk) maupun akibat modernisasi (modern
risk). Penyakit-penyakit yang berkaitan erat dengan permasalahan sanitasi dasar
seperti diare, keracunan makanan, demam berdarah dengue, ISPA, TB paru pada
umumnya berkaitan erat dengan masalah air bersih, pengelolaan limbah cair,
pengelolaan sampah, pencemaran makanan oleh mikroba dan telor cacing,
bencana alam (kebakaran hutan, gunung meletus, banjir, dll), vektor penyakit
yang belum dapat terkendali (nyamuk. Lalat, lipas, rodent), dan lain-lain.

Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 22 ayat (1) bahwa


“setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan
hidup wajib memiliki Amdal” dan Pasal 34 ayat (1) bahwa “setiap usaha dan/atau
kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib Amdal, wajib memiliki UKL–
UPL”. Dokumen lingkungan ini digunakan sebagai instrumen pencegahan
pencemaran dan untuk meminimalisasi dampak yang dihasilkan dari usaha, maka
setiap pemrakarsa yang usahanya menghasilkan dampak negatif ke lingkungan
baik fisik maupun non fisik diwajibkan untuk membuat dokumen kelayakan
lingkungan sebelum usaha tersebut berjalan. Setelah mendapatkan rekomendasi
UKL–UPL dan kegiatan berjalan maka pemrakarsa harus melakukan pelaporan
secara periodik kepada instansi lingkungan hidup di wilayah administratifnya.
ADKL pada dasarnya merupakan model pendekatan guna mengkaji dan
atau menelaah secara mendalam untuk mengenal, memahami dan memprediksi
kondisi karakteristik lingkungan yang berpotensi terhadap timbulnya resiko
kesehatan, dengan mengembangkan tatalaksana terhadap sumber perubahan
media lingkungan, masyarakat terpajan dan dampak kesehatan yang terjadi.
Dengan demikian penerapan ADKL dapat dilakukan guna menelaah rencana
usaha atau kegiatan dalam tahapan pelaksanaan maupun pengelolaan kegiatan
serta melakukan penilaian guna menyusun atau mengembangkan upaya
pemantauan maupun pengelolaan untuk mencegah, mengurangi, atau mengelola
dampak kesehatan masyarakat akibat suatu usaha atau kegiatan pembangunan.

Kajian atau analisis dampak kesehatan lingkungan merupakan suatu


pendekatan yang efektif dalam menekan timbulnya pencemaran lingkungan dan
timbulnya berbagai penyakit dan atau gangguan kesehatan masyarakat. Kajian
tersebut diarahkan kepada 2 (dua) sasaran kegiatan yaitu terhadap suatu rencana
usaha dan atau kegiatan yang direncanakan agar dapat meminimasi kemungkinan
dampak yang akan timbul. Analisis/kajian ini merupakan bagian dari dokumen
AMDAL.

Sedangkan sasaran kedua adalah analisis terhadap masalah lingkungan


saat ini atau di masa lalu (misal lokasi tercemar), yakni analisis yang diawali
dengan keresahan masyarakat karena adanya kasus gangguan kesehatan dan
diikuti dengan pengujian bahaya potensial atau analisis yang diawali dengan
identifikasi bahaya potensial dan kemudian menguji dampaknya pada kesehatan
manusia. Selain itu, rencana pemantauan juga harus divisualisasikan untuk
mengukur potensi dampak buruk yang mungkin terjadi sebagai bagian dari
kegiatan pembangunan. Rencana ini harus dirancang, direncanakan, dan
diimplementasikan dengan hati-hati untuk teknik yang dirancang untuk
mengurangi dan mungkin menghilangkan keparahan efeknya. Proses ADKL
dapat dikembangkan dalam dua hal pokok yaitu:

1. Kajian aspek kesehatan masyarakat dalam rencana usaha atau kegiatan


pembangunan baik yang wajib atau tidak wajib menyusun studi AMDAL.
2. Kajian aspek kesehatan masyarakat dan atau kesehatan lingkungan dalam
rangka pengelolaan kualitas lingkungan hidup yang terkait erat dengan
masalah kesehatan masyarakat

Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan memiliki data dan informasi


dibedakan menjadi 2 cara pokok yaitu :
a. Pengumpulan Data Primer
1. Wawancara
2. Kuesioner
3. Pengamatan terhadap subjek
4. Pengukuran fisik atau kimiawi tentang subjek.
5. Pengukuran fisik atau kimiawi lingkungan atau dengan kunjungan
lapangan
b. Pengumpulan Data Sekunder
1. Data yang diperoleh dari instansi
2. Data dari puskesmas
3. Data dari kelurahan, kecamatan, dan kabupaten atau kota
4. Data yang tersedia dan sudah diolah

Telaah Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) sebagai


pendekatan kajian aspek kesehatan masyarakat, yaitu sebagai berikut :
1. Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak
rencanapembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan.
2. Proses dan potensi terjadi pemajanan.
3. Potensi besarnya risiko penyakit (angka dan kesakitan dan
angkakematian).
4. Karakteristik penduduk yang berisiko.
5. Sumber daya kesehatan.
6. Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran
penyakit.

Telaah tersebut di atas dilakukan dengan pengukuran pada :


1. Sumber dampak atau sumber perubahan (emisi).
2. Media lingkungan (ambien) sebelum kontak dengan manusia.
3. Penduduk terpajan (Biomarker).
4. Potensi dampak kesehatan

Tahapan-tahapan yang dapat dilakukan dalam pelaksaan AMDAL sebagai yang


meliputi:

1. Menghindari dampak
2. Meminimalkan dampak dengan membatasi tingkat atau besarnya Tindakan
3. Memperbaiki dampak dengan memperbaiki, merehabilitasi, atau
memulihkan lingkungan yang terkena dampak
4. Mengurangi atau menghilangkan dampak dari waktu ke waktu
5. Mengkompensasi dampak dengan mengganti atau menyediakan sumber
daya atau lingkungan pengganti.

AMDAL sering kali menantang karena memerlukan proyeksi dengan


informasi yang tidak lengkap. Metode penilaian dampak biasanya mencakup
informasi obyektif dan subyektif sehingga sulit untuk diukur. Oleh karena itu,
metode ini sering dianggap kompleks dan, seringkali, kontroversial. Meskipun
menjadi persyaratan bagi banyak proyek pembangunan, fungsi pernyataan
dampak lingkungan hanyalah prosedur. Tidak ada kekuatan hukum tindakan
tertentu jika informasi yang berasal dari analisis dampak lingkungan
mengkonfirmasi bahwa proyek tertentu dapat membahayakan lingkungan.
Akibatnya, sering diserahkan ke pengadilan untuk memutuskan apakah risiko
terhadap lingkungan terlalu tinggi atau tidak.

Meskipun AMDAL sering menimbulkan lebih


banyak pertanyaan daripada yang dijawabnya karena memeriksa berbagai
hubungan antara faktor sosial, ekonomi, teknologi, dan ekologis yang terlibat
dalam proyek pembangunan potensial, analisis dampak lingkungan juga
memberikan pendekatan praktis dan menarik untuk memahami dan mengapresiasi
banyak kerumitan dan ketidakpastian terkait dengan hubungan timbal balik ini.
Kerangka atau Langkah - Langkah Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan (ADKL)

1. Evaluasi data dan informasi yang berkaitan dengan lokasi kejadian


Evaluasi informasi kejadian pencemaran dilakukan untuk mengenal
lebih baik hal – hal yang berkaitan dengan kejadian dimaksud . Merujuk
pada paradigma kesehatan lingkungan, evaluasi diarahkan kepada 4
simpul. Tidak semua informasi diperlukan untuk kegiatan pengkajian,
namun makin lengkap informasi yang tersedia maka akan memberikan
hasil kajian yang lebih baik

2. Mempelajari kepedulian terhadap pencemaran.


Lebih lanjut, juga perlu ditangkap suasana dan respons yang
berkembang di lapangan untuk melengkapi 4 simpul informasi pada
langkah dalam mempelajari kepedulian dan respons tentang kejadian
pencemaran dari masyarakat, LSM, masmedia maupun kepedulian dari
sektor lain baik yang bersifat negatif (keluhan) atau positif (upaya
tindakan penanggulangan)

Simpul Informasi ADKL yaitu sebagai berikut :


Simpul 1
Jenis dan skala kegiatan yang diduga menjadi sumber pencemar atau
lokasi yang menjadi tempat timbunan atau buangan bahan pencemar.
Misalnya : pabrik, lokasi pembuangan limbah atau sampah, bekas
penambangan, dan sebagainya.

Simpul 2
Media lingkungan (air, tanah, udara, biota) dengan segala komponen
dan sifatnya. Misalnya : iklim dan cuaca, hidrogeologik tanah, sosio –
demografik, topografik, dan sebagainya.

Simpul 3
Hasil kontak (pemajanan) antara bahan pencemar dan manusia pada
titik – titik pemajanan. Misalnya : minum air tercemar, menghirup udara
tercemar, makan – makanan terkontaminasi, dan sebagainya.

Simpul 4
Dampak kesehatan yang timbul akibat kontak atau terpajan oleh
pencemar melalui berbagai cara. Misalnya : keracunan pestisida, kanker,
hipertensi, asmabrochiale, dan sebagainya.

3. Menetapkan bahan pencemar sasaran


Menetapkan pencemar sasaran adalah menetapkan bahan pencemar
yang akan dijadikan sasaran kajian lebih jauh tentang dampaknya pada
kesehatan. Penetapan ini mungkin tidak cukup dilakukan sekali tetapi
perlu berulang sehingga diperoleh keyakinan bahwa bahan tersebut benar
sebagai bahan pencemar penting.

4. Identifikasi dan evaluasi jalur pemajanan


Identifikasi dan evaluasi jalur pemajanan adalah suatu proses dimana
seorang mungkin terpajan oleh bahan pencemar. Jalur pemajanan
mencakup semua elemen yang menghubungkan sumber pencemar ke
penduduk terpajan. Jalur pemajanan itu terdiri dari 5 elemen.

Anda mungkin juga menyukai