NIM : 1910912220001 Materi 1 : Pengantar Epidemiologi Kesehatan Lingkungan Dosen : Hadrianti H.D Lasari, SKM., MPH
Epidemiologi kesehatan lingkungan adalah sebuah cabang ilmu yang mempelajari
faktor-faktor lingkungan yang menyebabkan timbulkan suatu penyakit dengan cara mempelajari dan mengukur dinamika hubungan interaktif antara penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya pada suatu waktu dan kawasan tertentu. Hasil dari temuan tersebut dapat digunakan sebagai upaya promotif suatu penyakit. Terdapat 4 paradigma dari kesehatan lingkungan, yaitu: 1. Menggambarkan hubungan interaktif antara berbagai komponen lingkungan dengan dinamika perilaku penduduk 2. Model hubungan berbagai variabel dengan outcome penyakit 3. Merupakan dasar bagi analisis kejadian sehat-sakit dalam suatu wilayah 4. Diperlukan batasan yang jelas dalam kesehatan lingkungan Epidemiologi kesehatan lingkungan utamanya mempelajari dinamika perjalanan suatu bahan toksis dan atau faktor penyebab penyakit yang menumpang atau berada dalam vehicle transmisi hingga bagaimana kontaknya dengan manusia. Pada kesehatan lingkungan terdapat 4 parameter kesehatann lingkungan, yaitu: 1. Simpul A, berupa pengamatan, pengukuran, dan pengendalian agen penyakit pada sumbernya 2. Simpul B, berupa pengamatan, pengukuran, dan pengendalian bila komponen lingkungan sudah berada di sekitar manusia 3. Simpul C, berupa pengamatan, pengukuran, dan pengendalian bahan penyakit apabila sudah berada pada tubuh manusia 4. Simpul D, berupa pengamatan, pengukuran, dan pengendalian prevalensi korban (sudah menimbulkan dampak kesehatan) Hal-hal yang diidentifikasi dalam epidemiologi kesehatan lingkungan adalah populasi yang terdampak, kemungkinan waktu kontak, dan cara pemaparan/kontak. Setiap pada pencemaran ataupun agen yang menyebabkan penyakit terdapat standar normalitas yang menjadi perbandingan terhadap hasil pengukuran. Standar normal yang berlaku antara lain: 1. NAB Faktor Fisika: Kemmenaker Nomor: KEP-51/MEN/1999 2. NAB Faktor Kimia: Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor: SE 01/MEN/1997 Pada epidemiologi kesehatan lingkungan terdapat desain studi yang tidak berbeda dari desain studi epidmeiologi, yaitu observasional (case-control dn cohort) dan eksperimen (laboratorium dan lapangan). Hal lain yang dilakukan dalam epidemiologi kesehatan lingkungan juga termasuk analisis pajanan terpapar dengan mengamati setiap komponen lingkungan yang berpotensi memberikan dampak pada manusia jika terjadi kontak (pengukuran udara, pengukuran pemajanan pada air dan makanan, pemantauan vektor, dll). Hal yang diperhatikan saat terjadi kontak, yaitu: 1. Jenis agen 2. Sifat pemberi potensi dampak penyakit 3. Jumlah (pajanan atau dosis) 4. Waktu paparan 5. Tempat 6. Interventing variabel dalam exposure assessment 7. Impuriries Jika manusia sudah terdampak penyakit akibat lingkungan maka diperlukan penilaian dampak kesehatan dengan melakukan pemantauan dan pengukuran simpul C dan D. Hal-hal yang diukur dalam penilaian ini seperti pengukuran behavioral exposure, pengukuran bio indikator/biomarker, dan pengukuran/identifikasi kasus. Epidemiologi lingkungan yang telah dipelajari secara teori kemudian dapat diaplikasikan pada studi epidemiologi lingkungan, perencanaan dan pelaksanaan pemantauan kesehatan lingkungan, dan analisis dampak lingkungan (ADKL) yang merupakan bagian dari AMDAL. 1. Studi Epidemiologi Lingkungan Studi ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang digunakan untuk tindakan pencegahan lebih lanjut misalnya saat terjadi KLB. Diawali dengan merumuskan masalah, kemudian merumuskan tujuan studi, merumuskan hipotesis, menentukan metodologi penelitian, pelaksanaan, dan diakhiri dengan analisis. 2. Pemantauan Kesehatan Lingkungan Pemantauan dilakukan dengan surveilans kesehatan lingkungan. Surveilans ini dilakukan dengan melakukan pengukuran dan pencatatan kasus dan lingkungannya. Pengukuran yang dimaksud adalah mengukur hal-hal yang menyebabkan penyakit seperti udara, air, tanah, agen penyakit, dan lain-lain. Surveilans diawali dengan merencanakan parameter yang akan diukur, kemudian melakukan peninjauan lokasi pemantauan, menetapkan alat ukur yang diperlukan, merencanakan jadwal dan metode pengambilan data, dan merencanakan biaya. 3. ADKL ADKL dilakukan dengan mengidentifikasi populasi yang berisiko dan melakukan pengukuran berupa proporsi dan angka, angka prevalensi, dan angka insidens.