Anda di halaman 1dari 20

EPIDEMIOLOGI DAN KESEHATAN

MASYARAKAT
AMIN AMSYARI
I. PENDAHULUAN
• Meluasnya perhatian / liputan media pada kejadian /
peristiwa kesehatan, secara nyata telah memberikan
dampak positif pada perbaikan pelayanan kesehatan, baik
secara langsung ( oleh health providers ) maupun tidak
langsung, seperti melalui penerbitan regulasi / kebijakan
kesehatan baru ( oleh policy maker ) yang pada akhirnya
akan memperbaiki status kesehatan masyarakat
• Berikut 4 faktor penentu status kesehatan masyarakat
menurut HL Blum ( 1994): Genetik ( 5 % ), Pelayanan
Kesehatan ( 20 % ), Lingkungan ( 40 % ) dan Perilaku ( 35 % )
• Setiap kejadian / peristiwa kesehatan yang muncul
( Disease, illness, ill health ) pada umumnya dapat
terungkap melalui kajian epidemiologis ( Distribution:
sebaran penyakit, Determinant: kausalitas / penyebab,
Control: pencegahan dan pengendalian ).
• Epidemiologi sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan
dasar, terus berkembang seiring perjalanan waktu dan
menjadi landasan ilmiah untuk pembangunan dan
pengembangan kesehatan masyarakat ( public health )
• Sejauh ini ruang lingkup dan pemanfaatan metode
epidemiologi semakin luas dan hampir menyentuh
semua sendi kehidupan manusia.
• Intervensi epidemiologi modern, pada akhirnya mendorong
dan menjadikan masyarakat semakin sehat dan sejahtera.
• Pemanfaatan epidemiologi saat ini sejalan dengan usulan WHA
( Mei 1998 ): “himbauan penggunaan data, konsep dan
metoda epidemiologi dalam perencanaan, peningkatan,
pemantauan dan penilaian program kerja di lapangan dan
menggalakkan latihan epidemiologi modern yang tepat
dalam pendekatan penilaian yang digunakan”
• Berikut dibawah ini uraian tentang epidemiologi yang meliputi:
studi epidemiologi, terminologi epidemiologi ( distribusi,
determinan, aplikasi ), sejarah perkembangan epidemiologi
serta ruang lingkup dan pemanfaatan epidemiologi.
II. STUDI TENTANG EPIDEMIOLOGI
• Epidemiologi sebagai ilmu dasar kesehatan masyarakat:
 is a quantitative discipline ( mis. pengetahuan tentang
probabilitas dalam pekerjaan, statistic, metode riset
dst )
 is a method of causal reasoning ( dikembangkan dan
berdasarkan uji hipotesa ). Pencarian asas kausalitas /
penyebab berdasarkan data yang rasional dan dapat
dipertanggungjawabkan, pengamatan dilakukan dengan
penuh kehati-hatian serta menggunakan group
pembanding yang valid
• Epidemiologi adalah data. Pengumpulan, analisa
dan interpretasi data dilakukan secara sistimatis
dan unbiased
• Epidemiologi tidak hanya berupa aktivitas /
proses riset semata. Hasil riset merupakan bagian
dari keseluruhan komponen public health, dan
bisa digunakan sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan / praktek kesehatan masyarakat maupun
sebagai pijakan pengambilan keputusan dalam
penerbitan / perbaikan aturan / regulasi baru
III. TERMINOLOGI EPIDEMIOLOGI
• Epi – “on, upon, at, by, near, over, on top of,
against, among”
• Demos – “common people or citizenry”
• Ology / logos – “the study of”
 Epidemiology: “Study of disease among the
population”
 Last ( 1995 ): “study of the distribution and
determinants of health related states or events in
specified populations and the application of this
study to the control of health problems”
III.1. Distribusi Penyakit
• Frekuensi:
 Tidak hanya menggambarkan sejumlah kejadian / peristiwa
kesehatan / penyakit, mis. jumlah kasus gizi buruk / kasus
diare / diabetes di masyarakat ( berupa angka absolut )
 Juga menggambarkan hubungan dari sejumlah kejadian /
peristiwa kesehatan / penyakit terhadap ukuran / jumlah
penduduk, mis. jumlah kasus diare terhadap jumlah
penduduk disuatu tempat ( berupa perbandingan / Ratio )
• Pola penyakit / peristiwa kesehatan / kejadian yang timbul
berdasarkan karakteristik orang ( Person ), tempat ( Place )
dan waktu ( Time )
• Orang ( Personal characteristics )
 Gambaran karakterisitik personal ini antara lain, seperti:
umur, jenis kelamin, status perkawinan, status pendidikan,
keadaan sosial ekonomi, perilaku, ras dst.
• Tempat ( Place )
Pola tempat, bisa meliputi: variasi geografis ( pegunungan,
pesisir, lembah dst ), lingkungan perkotaan / pedesaan,
lingkungan tempat kerja, lingkungan sekolah dst.
• Waktu ( Time )
o Pola / interval waktu, merupakan rentang waktu kejadian,
misal: tahunan, musiman, mingguan, harian atau saat-
saat / waktu tertentu dimana penyakit / kejadian tersebut
muncul, dst.
III.2. Determinan
• Menggambarkan upaya pencarian penyebab penyakit
( causal ) atau faktor-faktor lain yang mempengaruhi
timbulnya penyakit / peristiwa kesehatan ( dikenal sebagai
faktor resiko / risk faktor )
• Epidemiologists: “illness does not occur randomly in a
population, but happens only when the right accumulation
of risk factors or determinants exists in an individual”.
• Untuk mencari jawaban kata “Why” dan “How” dari setiap
kejadian kejadian / penyakit yang muncul, pada umumnya
para epidemilogist menggunakan analytic epidemiology or
epidemiologic studies.
III. 3. Aplikasi Epidemiologi
• Epidemiologi digunakan untuk mengendalikan permasalahan
kesehatan ( Disease, illness, ill health ) yang muncul di
masyarakat
• Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian yang efektif
membutuhkan data penyakit / kejadian yang memadai / cukup
( sumber, kuantitas dan kualitas data ) dan dilakukan sesegera
mungkin untuk secepatnya memutus rantai penularan dan
meminimalkan dampak kejadian
• Keberhasilan intervensi epidemiologi dapat terlihat seperti,
misalnya: menurunnya puncak kejadian, singkatnya masa
kejadian, berkurangnya resiko kesakitan ( morbiditas ), kecacatan
ataupun kematian ( mortalitas ) dst.
IV. SEJARAH PERKEMBANGAN
EPIDEMIOLOGI
• Hippocrates ( The father of modern medicine ) sebagai
sumber pemikiran epidemiologi ( the fifth century B.C. ),
“That the development of human disease might be
related to the external as well as a personal environment
of an individual” ada faktor external yang perlu
dipertimbangkan terkait dengan penyakit pada manusia
• 2000 tahun kemudian ( Th 1662 ), John Graunt untuk
pertama kalinya mengkuantifikasi pola penyakit pada
suatu populasi “an excess of men compared with women
for both births and deaths, the high infant mortality rate (
IMR ) and the seasonal variation in mortality”
• 200 tahun kemudian, William Farr ( a
physician responsibility for medical statistic in
England and Wales ) → mengungkap beberapa
hal yang relevant dengan metodologi studi
epidemiologi ( “defining the exact population
at risk, choosing an appropriate comparison
group, considering whether other factors
could affect the result, such as age, duration
of exposure or general health status” )
• Baru pada abad XIX, pencapaian luar biasa studi
epidemiologi lewat John Snow ( 1850 ): “ bahwa resiko
kolera di London berhubungan dengan penyediaan air
minum oleh perusahaan air minum tertentu “ →
menunjukan adanya hubungan antara kondisi lingkungan
( air minum yang tercemar ) atau agen ( V.Cholera ) dan
timbulnya penyakit ( Kolera )
• Perkembangan epidemiologi modern digambarkan melalui
kinerja Doll, Hill dkk: “adanya hubungan yang kuat antara
kebiasaan merokok dan berkembangnya penyakit kanker
paru “ → sejumlah faktor ikut berperan sebagai penyebab
( faktor esensial dan faktor resiko lainnya ), awal
perkembangan Case Control study
• Framingham Heart Study, suatu studi yang melibatkkan
5200 penduduk Framingham, Massachusetts, kemudian
dipantau selama 35 tahun, untuk mengexplore
hubungan antara beberapa faktor resiko dengan
kejadian penyakit jantung koroner ( Cohort Study )
• Awal tahun 1950, dilakukan Human Experiment ( field
trial ) tentang vaccin Poliomyelitis pada hampir sejuta
anak sekolah ( experimental vaccin or an inert
placebo ), “clearly demonstrated the efficacy and safety
of the vaccine”. Sejak saat itu clinical trial menjadi
bagian dari evaluasi dan prosedur “ new preventive
therapeutic agents”
V. RUANG LINGKUP DAN PEMANFAATAN
EPIDEMIOLOGI
• Sejarah membuktikan bahwa ruang lingkup dan pemanfaatan
epidemiologi dalam pembangunan kesehatan masyarakat
sejalan dengan perjalanan waktu dan perkembangan
pengetahuan serta tehnologi
• Berawal pada penanganan yang berfokus pada epidemi penyakit
menular, kemudian berlanjut pada penyelesaian endemi
penyakit menular dan penyakit infeksi tidak menular.
• Di pertengahan abad 20, metode epidemiologi dikembangkan
dan diaplikasikan pada chronic diseases ( penyakit kronis ),
injuries, birth defects ( cacat bawaan ), maternal-child health
( KIA ), occupational health ( kesehatan kerja ), and
environmental health ( kesehatan lingkungan )
• Pada tahapan berikutnya, para epidemiolog mulai melihat
pengaruh perilaku ( behaviour ) terhadap status kesehatan
( health ) dan kesejahteraan ( well-being ), mis. penggunaan
sabuk pengaman, sejumlah aktivitas latihan dst.
• Berkembangnya metode molekuler saat ini, menjadikan
pemeriksaan melalui genetic marker sebagai suatu langkah
yang sangat penting untuk mengenal resiko penyakit lebih
dini.
• Pada akhirnya, dikenal ada epidemiologi penyakit,
epidemiologi klinis, epidemiologi kesehatan lingkungan,
epidemiologi kesehatan kerja, epidemiologi komunitas,
epidemiologi lapangan dst.
V.1. PEMANFAATAN EPIDEMILOGI
Faktor genetik

1. Penyebab dan faktor Tidak sakit –


Kesehatan baik
tidak sehat
resiko

Faktor lingkungan (termasuk gaya hidup)

2. Riwayat Penyakit
Mati
Kesehatan Perubahan sub Penyakit
baik klinik klinis
Sembuh
3. Deskripsi status kesehatan penduduk
kesehatan
baik

waktu

Tidak sakit – tidak sehat (proporsi tidak sakit – tidak sehat


Berubah menurut waktu, umur, dll)
Pengobatan
Perawatan
4. Evaluasi dari intervensi Tidak sehat –
Kesehatan baik tidak sakit

Peningkatan kesehatan
Pencegahan penyakit
Pelayanan kesehatan

5. Investigasi dan pengendalian kejadian luar biasa ( KLB )


6. Pemberian informasi untuk bahan pengambilan keputusan
VI. RUJUKAN PEMBELAJARAN
• Beaglehole R, Bonita R, Kjellstrom T. (1993 )
Basic Epidemiology, World Health
Organization, Geneva
• Gordis, L. ( 1996 ) Epidemiology, W.B.
Saunders Company, Philadelphia
• US CDC ( 2012 ) Principle of Epidemiology in
Public Health Third Edition, Atlanta

Anda mungkin juga menyukai