Nim : P07125218027
Tingkat : II reg A
Rangkum materi tentang konsep penyebaran penyakit dan berikan contoh proses
terjadinya COVID-19 melalui pelayanan kesehatan gigi dan bagaimana solusi
pencegahannya.
- Definisi epidemiologi yg paling akhir di kemukakan oleh Last (1988) ilmu tentang
destribusi dan determinan-determinan dan keadaan atau kejadian yg berhubungan dgn kesehatan
di dlm populasi tertentu, serta penerapannya untuk mengendalikan masalah masalah kesehatan.
Omran, 1974 Ilmu tentang apa yang terjadi pada rakyat dgn menjabarkan
Epi = pada
Demos = rakyat
Logos = Ilmu
Dari batasan ini tampak bahwa penerapan ilmu ini sangat luas karena dpt mengenai tdk hanya
masalah kesehatan.
Pemberantasan Smallpox (cacar). Tahun 1790 secaratidak sengaja diketahui cacar sapi
(cowpox) dapat menimbulkan kekebalan seseorang terhadap cacar. Tapi 200 thn kemudian baru
WHO menganjurkannya untuk digunakan secara luas yg akhirnya dpt menghilangkan sementara
(beberapa tahun) penyakit ini dari muka bumi (WHO).
- kegunaan epidemiologi
1. Epidemiologi Deskriptif
2. Epidemiologi Anailtik
3) Perubahan perawatan
4) Merencanakan kegiatan
- pengertian penyakit
∆ Suatu keadaan dimana proses kehidupan tidak lagi teratur / terganggu perjalanannya
∆ Suatu keadaan dimana tdp gangguan terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga
berada dalam keadaan yang tidak normal (Azwar, 1988)
1.Teori CONTAGION
• Penyakit terjadi akibat kontak antara satu orang dengan orang lain
2.Teori HIPPOCRATES
• Penyakit timbul akibat pengaruh lingkungan (air, udara, tanah, cuaca, dll)
3.TEORI HUMORAL
->Tubuh terdiri dari 4 cairan (putih, kuning, merah dan hitam) -> Bila terjadi ketidak
keseimbangan, timbul penyakit. Jenis penyakit tergantung pada jenis cairan yang dominan.
4.TEORI MIASMA
• Penyakit timbul akibat sisa makhluk hidup yang mengalami pembusukan sehingga
menyebabkan pengotoran udara dan lingkungan sekitarnya.
• Pada teori ini jasad renik (germ) dianggap sebagai penyebab tunggal penyakit.
• Manusia berinteraksi dengan berbagai faktor penyebab dalam lingkungan tertentu. Pada
keadaan tertentu akan menimbulkan penyakit.
- Timbulnya penyakit
∆ Timbulnya penyakit pada manusia sudah lama menjadi perhatian para ahli shg pada
awalnya dikemukakan teori Single causation of disease, bahwa timbulnya penyakit disebabkan
hanya oleh satu penyebab.
∆ Namun dengan berkembangnya iptek diyakini bahwa penyebab penyakit tidak hanya
oleh satu sebab, tetapi merupakan interaksi antara beberapa penyebab (Multiple causation of
disease).
1. host
Semua faktor yang ada pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta
perjalanan penyakit. Misalnya:
√ Keturunan
√ Umur
√ Jenis kelamin
√ Ras
√ Status perkawinan
√ Pekerjaan
√ Kebiasaan hidup
2. agent
Suatu substansi atau elemen makhluk hidup/bukan makhluk hidup yang kehadirannya
/ketidakhadirannya dapat menimbulkan /mempengaruhi perjalanan suatu penyakit
Jenis:
√ Nutrien
√ Kimia
√ Biologik
√ Fisik
√ Mekanik
3. environment
Agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan organisme.
Macam:
√ Fisik
√ Biologik
√ Sosial ekonomi
1. Orang/pribadi/person
1. Orang/Pribadi/Person
Umur
√ Kondisi seseorang merupakan. fungsi dan proses umur: Misal perkembangan fisiologis,
√ Perubahan daya tahan tubuh, misalnya karena pekeijaan. Infasi bakten semasa muda
muncul dihan tim mi clisebabkan pada waktu muda daya tahan tubuh tinggi, kemudian menurun
setelah tua.
Jenis kelamin
Umumnya angka kematian tinggi pd laki-laki karena mereka tidak merasakan bila penyakitnya
masih ringan, memeriksakan pada saat sudah parah. Angka kesakitan tinggi pd wanita.
Dugaan:
√ Faktor hormonal
Jenis pekerjaan
2. Tempat/place
√ Alam
√ Administrasi
Perubahan penyakit berdasarkan pekembangan waktu penting dalam upaya mencari etiologi
suatu penyakit
>> Perubahan angka kesakitan berlangsung beberapa jam, hari, minggu dan bulan, artinya dalam
jangka waktu tersebut terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit. Misal, epidemi ke
(beberapa jam), epidemi influenza (beberapa hari minggu), epidemi cacar (bulanan). racunan
makanan
>> Keadaan dimana timbulnya dan memuncaknya angka-angka kesakitan atau kematian terjadi
berulang-ulang tiap beberapa bulan, tiap tahun, atau setiap beberapa tahun: Peristiwa semacam
ini dpt terjadi baik pd penyakit infeksi maupun pada penyakit bukan infeksi.
c) Perubahan sekuler
>> perubahan angka kesakitan atau kematian suatu penyakit didalam jangka waktu yang
panjang, berpuluh-puluh atau ratusan tahun.
MASYARAKAT kembali dikhawatirkan dengan virus yang satu ini. Pasalnya, jumlah warga
negara Indonesia yang diketahui positif covid-19 naik dengan sangat pesat. Dari hasil
pemeriksaan tenaga medis Indonesia dan update yang dilakukan Universitas John Hopkins
malam ini menyebutkan, sejumlah 134 kasus warga negara Indonesia positif korona, 8 pasien
sembuh dan 5 pasien meninggal dunia.
Masa inkubasi dari virus ini memiliki rentang waktu cukup lama, yakni 14 hari. Keterbatasan
alat diagnosis serta keterlambatan pemeriksaan memungkinkan jumlah warga negara Indonesia
yang positif covid-19 baru dapat diketahui dekat-dekat ini.
Untungnya, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) telah mewaspadai penyebaran infeksi
covid-19. PDGI mempublikasi edukasi dalam bentuk infografis terkait standar operasional (SOP)
dalam penerimaan pasien dengan keluhan gigi dan mulut menanggapi kasus korona saat ini.
Secara garis besar, terdapat dua prosedur utama, yaitu prosedur manajemen pasien dan
manajemen ruang praktik. Dalam manajemen pasien, orang yang datang dengan suhu tubuh
>37,3° maupun <37,3° dengan gejala infeksi covid-19 atau pasca bepergian ke luar negeri
dengan kasus corona dalam 24 hari terakhir, perlu dilakukan penundaan dalam perawatan dan
disarankan untuk cek laboratorium.
Manajemen ruang praktik kedokteran gigi dilakukan dengan desinfeksi. Desinfeksi bertujuan
untuk memastikan ruangan praktik bersih dari bakteri maupun virus penyebab penyakit. Gagang
pintu, lantai, meja dan kursi gigi harus dipastikan telah bersih setiap pasien datang.
Manajemen lain yang efektif mencegah penyebaran covid-19 adalah hand hygiene procedure.
Hand hygiene atau mencuci tangan merupakan salah satu tindakan pencegahan penyakit yang
paling mudah dilakukan oleh siapa saja. Dokter gigi dan seluruh tenaga medis wajib mencuci
tangan 6 langkah dalam 5 waku, yaitu sebelum memeriksa pasien dan prosedur perawatan, serta
sesudah memegang cairan, benda bekas perawatan dan pasien itu sendiri.
Alat pelindung diri (APD) kesehatan merupakan kelengkapan yang wajib digunakan oleh tenaga
medis dalam memeriksa pasien. Penggunaan APD secara lengkap juga merupakan bentuk
manajemen pencegahan covid-19. Dokter gigi dan asisten harus menggunakan alat pelindung diri
yang lengkap, seperti jas dokter/asisten, masker, sarung tangan, kacamata pelindung dan penutup
kepala.
Meski sudah diberlakukan kebijakan #dirumahaja oleh beberapa pemerintah daerah dan provinsi,
namun rumah sakit dan klinik tetap ramai dikunjungi. Maka dari itu APD wajib dikenakan setiap
tenaga medis, termasuk dokter gigi.
Masker yang menjadi salah satu komponen wajib penggunaan APD saat ini mulai mengalami
keterbatasan stok. Hal ini sangat berbahaya tentunya bagi dokter gigi. Apabila masker tidak
digunakan, maka risiko tertularnya penyakit atau lebih spesifiknya covid-19 akan semakin tinggi.
Upaya pemerintah dalam penangkapan para ‘penimbun’ masker sepertinya belum cukup efektif.
Hal ini dapat dilihat pada ketersediaan masker di supermarket, apotek dan toko alat kesehatan
lainnya yang masih ‘out of stock’ atau habis.
Kerja sama antara pemerintah dengan masyarakat perlu dilakukan agar masyarakat pun dapat
bijak dalam penggunaan masker. Membeli masker secukupnya dan digunakan pada saat-saat
tertentu, misalnya saat sedang sakit. Karena ternyata penggunaan masker ini jauh lebih efektif
jika dikenakan oleh orang-orang yang sakit, daripada orang-orang yang sehat.
Terkait kerja sama dalam melawan penyebaran virus corona lainnya, beberapa institusi dengan
fakultas dan prodi kedokteran gigi telah meliburkan koas atau dokter gigi muda selama 14 hari.
Lalu, bagaimana dengan dokter gigi di rumah sakit dan klinik? Tindakan perawatan gigi dan
mulut di rumah sakit maupun klinik harusnya dibatasi.
Maka sebaiknya, pemerintah pusat atau daerah mengkaji kembali terkait perawatan dalam
kedokteran gigi. Kemudian mengeluarkan surat edaran, agar dapat dipatuhi oleh seluruh
pimpinan dan dokter gigi di rumah sakit dan klinik.
Dokter gigi juga diminta menunda penanganan pasien yang tidak mendesak dan menggunakan
alat berupa bor/scaler/suction.
"Menunda tindakan tanpa keluhan simtomatik, bersifat efektif, perawatan estetis, tindakan
menggunakan bor/scaler/suction," tulis PB PDGI.
Kemudian yang paling penting adalah selalu menggunakan alat pelindung diri sekali pakai yang
lengkap ketika melakukan penanganan terhadap pasien. Juga harus diikuti prosedur cuci tangan
yang benar serta mengganti pakaian yang dikenakan ketika praktik sebelum pulang ke rumah
masing-masing.
Adapun, untuk pasien diharuskan berkumur dengan hidrogen peroksida 0,5 persen selama 60
detik atau Povidone Iodine 1 persen selama 15-60 detik sebelum mendapatkan penanganan.
"Pembersihan alat kedokteran gigi dengan sodium hipoklorit 5 persen dengan perbandingan
1:100 (0,05 persen) selama satu menit. Untuk semua benda dan alat kedokteran gigi dapat
dibersihkan menggunakan etanol 70 persen sebelum proses sterilisasi dengan autoclave," papar
PB PDGI.
Selain itu pembersihan alat kedokteran gigi juga harus diikuti oleh pembersihan lingkungan
kerja, ruang tunggu pasien, gagang pintu, meja, kursi, dan dental unit dengan desinfektan. Untuk
lantai, bisa dibersihkan menggunakan benzalkonium klorida 2 persen atau produk pembersih
lantai pada umumnya.
-Selesai-