Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENCELUPAN 1

Proses Pencelupan Kapas Dengan Zat Warna Direk


Nama

: Aji Setiawan
Devia Apriani Agustin

14020087
14020102

Muhammad Padli Khusaeri 140200


Putri Indah Permata S.

14020084

Dosen

: Muhammad Ichwan, AT, MS.Eng.

Asisten

: Eka O., S.ST.


Anna S.

Group

: 2K4

Kelompok : 1

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL


BANDUNG
2015

BAB I
MAKSUD DAN TUJUAN

1.1 MAKSUD
Praktikan dapat memahami dan mempelajari bagaimana cara melakukan proses degumming
pada kain sutera dengan sabun dan Na2CO3 menggunakan metode exhaust.
1.2 TUJUAN
Menghilangkan kandungan serisin dan sedikit lemak pada serat, dimana kandungan serisin
dapat mencapai 25% dari berat bahan.

BAB II
TEORI DASAR
2.1

TEORI DASAR
Proses Pemasakan
Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting bagi bahan
tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan untuk menyerap zat-zat yang
ada pada proses basah selanjutnya.Secara umum pemasakan akan menghilangkan kotoran
alami berupa lemak,minyak,pectin,serisin,gum,kulit biji kapas (pada serat selulosa dan
protein) dan kotoran luar seperti oli,debu,spinning oil (pada serat sintetik).Istilah
pemasakan biasa disebut dengan scouring dan kadang pada jenis tekstil tertentu disebut
dengan degumming (seperti pada sutera,wol,rami,linen).Proses pemasakan dapat
dilakukan pada benang maupun kain,sedangkan pada serat batang seperti rami dan
linen,proses degumming dilakukan saat pemisahan serat dari bundel seratnya.
a. Tujuan pemasakan
Tujuan proses pemasakan

adalah untuk memperoleh bahan tekstil yang bersih dari

kotoran alami dan kotoran luar sehingga meningkatkan daya serap pada seluruh
permukaan bahan secara merata.Sedangkan pada serat batang adalah untuk
menghilangkan gum sehingga serat dapat dipisahkan dari bundel serat sebelum proses
pemintalan.
b. Kotoran pada bahan tekstil
Bahan tekstil yang terbuat dari serat alam seperti selulosa dan protein memiliki
kandungan kotoranalami yang cukup tinggi, sedangkan bahan tekstil dari serat sintetik
umumnya mudah bersih, namun kadang masih terdapat kotoran luar saat proses
pembuatan benang atau kainnya.tabel berikut menunjukkan kandungan kotoran berbagai
jenis serat tekstil:

No

Bahan Tekstil

Kotoran alami

Kapas

Pektin,wax,protein,

minyak, Oli mesin, zat pelumas,

debu,

organic debu

senyawa

Kotoran luar

lainnya
2

Serat batang

Gum, Lignin

Idem

Sutera

Serisin

Idem

Wol

Minyak, Keringat

Ranting, debu

Serat sintetik

Oli mesin, zat anti static, zat


pelumas, debu

c. Mekanisme pemasakan
Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran berupa lemak, oli, serisin,
gum sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat efek detergensi dari
larutan pemasakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada bahan.Oleh karena itu hasil
dari proses pemasakan akan dipengaruhi oleh:
a) Pemilihan zat pemasakan dan zat pembantu serta konsentrasi yang digunakan
b) Kondisi proses
c) Air proses
d) Metoda proses

e)
f)
g)

d. Metoda pemasakan

Pemasakan dapat dilakukan secara proses tersendiri maupun dilakukan

simultan dengan proses penghilangan kanji dan pngelantangan.Untuk bahan dengan


kandungan kotoran yang tinggi sebaiknya dilakukan secara terpisah (serat-serat alam),
sedangkan untuk bahan yang terbuat dari serat sintetik atau serat campuran biasanya
dilakukan proses simultan.Adapun netoda yang dapat bdilakukan tergantung dari
mesin yang tersedia, yaitu metoda perendaman/exchaust menggunakan mesin bak,
jigger, winch, jet-dying, rotary washer dll, dan metoda kontinyu seperti pad steam.
h)
i)

b. Degumming pada sutera

j)

Proses degumming biasanya dilakukan pada filamen atau kain sutera. Pada

kain serisin yang ada pada benang lusi dapat melindungi filamen sutera dari gesekan
saat ditenun. Berdasarkan hasil penghilangan serisin maka filamen sutera dibagi atas
tiga yaitu:
a) Ecru silk, mengalami penghilangan serisin 2-5%, karena akan dipakai sebagai
benang lusi.
b) Souple silk, mengalami penghilangan serisin sebagian, kira-kira 8-15%,
digunakan untuk benang pakan.
c) Boil off silk, mengalami penghilangan serisin sempurna, beratnya berkurang 2030%
k) Pada proses degumming ini pH larutan merupakan faktor yang sangat penting,
mengingat sutera akan rusak pada pH tinggi maka proses degumming berlangsung
pada pH 9-10.
l)

m) BAB III
n) DATA PERCOBAAN
o) 3.1 ALAT
1) Beaker gelas 500ml
2) Batang pengaduk
3) Kassa + Kaki tiga + bunsen
4) Timbangan analitik
5) Bahan sutera
6) Zat sesuai resep
p)
q) 3.2 DIAGRAM ALIR
r)

Diagram alir praktek

s)
t)

Timbang bahan

u)
v)

Proses pemasakan

w)
x)

Pencucian

y)
z)

Pengeringan

aa)
ab)

Evaluasi:

1) Pengurangan berat
2) Uji daya serap
3) Handling
ac)
ad)
ae)
af)
ag)
ah)
ai)
aj)
ak)

al)

3.3

SKEMA PROSES

am)

Skema proses

an)

Metode Exhaust/Perendaman

ao)
ap)

Zat sesuai resep

aq)
ar)

30C

30C
as)
at)
au)

10

20

80

90 Menit

av)
aw)

3.5

RESEP

ax)
ay)

RESEP

az)

Sabun

10

20

20

ba)

Zat Anti Sadah

bb)

Na2SO3

bc)

Detergen

10

bd)

Suhu

40

be)

Vlot

1:20

bf)

Waktu

45

bg)
bh)

3.5

FUNGSI ZAT

1) Sabun/deterjen: Menyabunkan serisin sehingga dapat larut.


2) Na2CO3 (gr/l): Memberikan suasana pH alkalis, membantu melarutkan serisin.
bi)

bj)

3.6

CARA KERJA

bk)
1. Menyiapkan kain, alat-alat yang akan digunakan dan zat seusai resep;
2. Timbang kain dan hitung zat sesuai resep;
3. Masukkan kain kedalam bejana, kemudian diaduk selama waktu yang sudah
ditentukan;
4. Cuci bahan dan lakukan pengeringan

5. Evaluasi
bl)

3.7

DATA PERHITUNGAN

bm)
bn)

RESEP 1 Putri Indah Permata S

bo)

RESEP 2 Fenty Rochmatillah T

bp)

RESEP 3 Aji Setiawan

bq)
br)

Resep 1

bs)

: Berat Awal

Air

Sabun

bu)

Zat Anti Sadah

bv)

Na2CO3

bt)

bw)
bx)

Resep 2

by)

: Berat Awal

Air

Sabun

ca)

Zat Anti Sadah

cb)

Na2CO3

bz)

cc)
cd)

Resep 3

ce)

: Berat Awal

: 2,28 gr

Air

: 2,28 x 30 = 68,4 ml

Sabun

: 20/1 x 68,4/1000 =1,368 gr

cg)

Zat Anti Sadah

ch)

Na2CO3

: 1/1 x 68,4/1000 = 0,0684 gr

ci)

Berat Akhir

: gr

cf)

cj)

ck) 3,8 EVALUASI


cl)
cm)
cn)
co)
cp)
cq)
cr)
cs)

ct) BAB IV
cu)
cv)
cw)
cx)
cy)
cz)
da)
db)
dc)
dd)
de)
df)
dg)
dh)
di)
dj)
dk)
dl)
dm)
dn)
do)
dp)
dq)
dr)
ds)

DISKUSI

dt)
du)
dv)

BAB V
KESIMPULAN

dw)

DAFTAR PUSTAKA

dx)Pedoman

Praktikum

Teknologi

Persiapan

Penyempurnaan,

Bandung, 2015.
dy) .Teknologi Penyempurnaan Tekstil, 1977. ITT

dz)
ea)

2). Suprapto Agus, Muhammad Ichwan, Teknologi Persiapan Penyempurnaan,


Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung, 2005.
eb)

STTT

Anda mungkin juga menyukai