DISUSUN OLEH:
B. DASAR TEORI
1. Hilang Kanji
Penganjian adalah proses yang dilakukan dengan tujuan untuk menambah kekuatan
bahan dalam menahan gesekan yang terjadi selama proses pertenunan agar benang tidak mudah
putus. Kanji mengandung penyerapan (hydrophob) larutan baik dalam proses pemasakan,
pengelantangan, pencelupan, pencapan, dan penyempurnaan khusus sehingga hasil proses
tersebut kurang sempurna. Pada proses pencelupan dan pencapan zat warna tidak bisa masuk ke
dalam serat sehingga warna luntur dan tidak luntur. Pada saat ini kecepatan mesin- mesin
modern semakin meningkat untuk semua tahap pengerjaan kapas, hal ini mengakibatkan fiksi
dan abrasi menjadi masalah yang berciuman. Oleh karena itu penggunaan kanji untuk proses
pertenunan semakin diperbanyak untuk menghindari hal-hal tersebut. Penambahan kanji dapat
diberikan sampal dengan 20% berat bahan, beragam jenisnya, macam dan jumlah kanji yang
diberikan merupakan masalah bagi proses penghilangan kanji.
Proses penganjian dilakukan pada benang-benang lusi yang terbuat dari selulosa dan
sintetik maupun campuran serat sebelum proses pertenunan. Sedangkan untuk benang-benang
dengan antihan tinggi dan gintir tidak harus dilakukan penganjian karena memiliki kekuatan
yang lebih tinggi. Proses penganjian tidak dilakukan pada kain-kain rajut, selain itu memiliki
karakter yang berbeda, pada proses perajutan tidak diperlukan beban dan tegangan yang kuat
seperti halnya pada pertenunan. Penganjian benang lusi biasanya menggunakan kanji alam
maupun kanji sintetik tergantung dari jenis seratnya.
Penganjian benang lusi dari serat synthesis dan campuran, menggunakan kanji-kanji
synthesis atau campuran dari kanji synthesis, semi synthesis dan alam. Hasil penganjian dengan
menggunakan kanji synthesis dibanding dengan kanji adalah lebih baik, selain itu wajah
penghilangannya dari bahan tekstil memainkan lebih mudah. Namun perlu diketahui bahwa
harga kanji sintesis dibandingkan dengan kanji alam jauh lebih mahal. Sintesis kanji-kanji yang
sering digunakan untuk proses penganjian serat sintesis dan campurannya adalah: Kanji
Polyester, PVA (Polyvinyl Alkohol), CMC (Carboxyl Methyl Cellulosa) dan Akrilik.
Kanji yang tidak larut harus dihidrolisis dengan enzim amilase yang akan merubah kanji
biasa karbohidrat yang larut. Hal yang penting dalam penghilangan kanji adalah pengaturan pH,
karena aktivitas enzime sangat dipengaruhi oleh pH. Untuk kain dengan produksi yang cukup
banyak, seringkal penghilangan kanji dilakukan dengan sistem pembacaman. Kain dibenam
peras dalam larutan penghilang kanji kemudian dibacam dalam bentuk gulungan yang terus
berputar selama 4-8 jam.
Kain campuran polyester kapas biasanya dikanji dengan kanji yang larut merupakan
kombinasi campuran tepung kanji, lilin, lemak, pelemas dan anti static. Penghilangan kanji harus
dilakukan dengan hati-hati karena endapan kanji pada bahan akan menghasilkan warna yang
tidak dikehendaki
Untuk menghasilkan efek penghilangan kanji yang baik diperlukan tambahan pembasah
yang memenuhi syarat , dapat digunakan kieralon OL karen merupakan pembasah yang
mempunyai efek lemak dan tidak berbusa.
2. Pemasakan
Tujuan pemasakan pada serat-serat sintetis dan campuran adalah menghilangkan zat-zat
yang ditambahkan pada serat saat proses pembuatan benang atau pada pertenunan. Zat-zat
tersebut misalnya : zat pelemas, zat anti statik, sisa kanji, dan sebagainya. Proses pemasakan
serat sintetis merupakan proses pendispersian kotoran-kotoran yang menempel pada serat dengan
menggunakan sabun sebagal zat pemasaknya. Proses pemasakan ini bisa dilakukan bersama-
sama dengan proses hilang kanji.
Proses pemasakan dapat dilakukan dengan sistem rendam peras pegukusan, yang harus
diperhatikan pada proses ini adalah kondensasi dari uap yang terjadi karena kondisi dari uap
yang yang terlalu lembab atau kain masuk pada saat suhu masih terlalu rendah. Tetapi jika suhu
terlalu tinggi juga akan merusak kain, oleh karena itu impregnasi kain pada larutan dilakukan
pada suhu 60-95°C.
3. Kain T/C
Serat polyester pada saat pembuatannya sudah dalam keadaan bersih, bahkan beberapa
serat polyester sudah mengandung zat pemutih optic, sehingga pada saat pencampuran dengan
kapas berwarna kekuning kuning an akan jelas sekali perbedaannya.
Persiapan kapas pada kain campuran polyester kapas memerlukan pengerjaan yang hati –
hati karena perbedaan sifat dari kedua serat. Pemilihan proses persiapan tergantun dari tujuan
akhir penggunaan kain. Kain yang akan diwarnai baik dicelup maupun di cap memerlukan daya
serap yang lebih baik dan merata daripada kain putih. Sifat menyerap air merupakan sifat-sifat
yang memegang peranan penting dalam proses penyempurnaan. Sifat ini hanya dipunyai oleh
kapas.
Proses yang diakukan bertujuan untuk menaikkan derajat putih dan kilau kapas sehingga
dicapai hasil yang tidak terlalu berbeda dengan serat polyester nya. Untuk proses persiapannya
kain campuran polyester dan kapas dicari kombinasi dari proses pemasakan dan pengelantangan
yang seimbang. Harus diingat bahwa serat polyester dapat terhidrolisa oleh alkali kuat, sehingga
sebaiknya tidak digunakan alkali dengan konsentrasi yang terlalu tinggi seperti pada proses
untuk kain kapas.
Proses persiapan yang dilakukan sama dengan proses persiapan kain kapas, hanya untuk
kain polyester perlu dilakukan proses pemantapan panas ( heat setting ) untuk menstabilkan
dimensi. Beberapa kemungkinan proses yang dilakukan terhadap kain kapas dan polyester.
D. RESEP
R1 Pre Treatment
1. H2O2 ( 35 % ) : 50 cc/L
2. Na2CO3 : 1 g/l
3. Teepol : 2 cc/l
4. Tannex THS : 3 cc/l
5. Plexene Fed 01 : 1 cc/l
6. Suhu : 100℃
7. Waktu :90 menit
8. WPU : 80 %
R2 Optik
1. ZPO : 1 cc/l
2. Teepol : 1 g/l
3. Pembasah : 1 cc/l
4. WPU : 80 %
5. Pre drying : 100 – 120℃
6. Thermosol : 140℃
R3 pencucian sabun
1. Sabun : 2 g/l
2. Suhu : 80℃
3. Waktu : 15 menit
4. Vlot : 1 : 30
Perhitungan resep :
R1 Pre Treatment
R2 Pemutihan optik
R3 Pencucian
- Kebutuhan Air : 128 x 30 = 3,84 L
- Sabun : 2 g/l x 3,84 L = 7,7 g
3 H2O2 Sebagai zat hilang kanji yang mengoksidasi kanji pati dan
PVA pada benang lusi dari kain T/C
Ssebagai zat pengelantang yang mnegokisdasi pigmen
alam pada kain T/C sehingga didapat hasil kain yang
putih.
4 Plexene Fed 01 Sebagai zat pelunak air yang dapat mengikat ion logam
dan zat sadah agar tidak menganggu jalannya proses.
7 Sequester T Sebagai zat pelunak air yang dapat mengikat ion logam
dan zat sadah agar tidak menganggu jalannya proses.
F. CARA KERJA
a. Hilang kanji
1. Hitung kebutuhan air dan zat zat kimia yang akan digunakan dalam proses
2. Ambil air dan timbang zat kimia sesuai dengan kebutuhan
3. Masukkan Na2CO3 sebanyak 3,08 g, Tanaterge WAS sebanyak 3,08 cc, sequester T
sebanyak 0,38 g, H2O2 sebanyak 7,7 cc, dan Tannex THS sebanyak 0,77 cc ke dalam
gelas beaker.
4. Panaskan larutan yang akan digunakan untuk proses sampai suhu 85℃
5. Aduk kain yang sudah masuk ke larutan agar larutan bisa menyeluruh ke permukaan
kain.
6. Masukkan kain yang sudah dihilang kanji kedalam larutan proses selama 60 menit.
7. Setelah 60 menit cuci dengan pencucian panas, panas, dan bilas.
8. Keringkan dan evaluasi hasilnya.
G. FLOW PROSES
EVALUASI PENGERINGAN
1. Warna kain
2. Kebersihan kain
3. Derajat putih
H. DISKUSI ANALISA
Pada percobaan praktikum kali ini, dilakukan proses hilang kanji, pemasakan serta
pengelantangan secara simulatan yang kemdian dilanjutkan dengan proses optic dengan
menggunakan dua ZPO yang berbeda pada kain T/C yang bertujuan untuk menghilangkan kanji
pati dan PVA pada benang lusi serta menghilangkan kotoran luar dan alam yang ada pada kain
T/C sehingga diperoleh kain yang putih dan bersih serta memberikan arah warna dan
meningkatkan kilau pada kain. Berikut hasil uji pada bahan yang telah dilakukan hilang kanji,
pemasakan serta pengelantangan pada kain T/C :
1. Persiapan penyempurnaan
Kain T/C hasil proses penyempurnaan berwarna ungu kehitaman Ketika ditetesi larutan
KI menandakan bahwa kanji patinya tidak hilang secara sempurna. Hal ini dikarenakan H 2O2
tidak mampu mengoksidasi kanji pati secara sempurna sebab memiliki fungsi ganda yaitu
sebagai zat hilang kanji dan pengelantangan sehingga untuk menghilangkan kanji pati yan
tidak larut dalam air tidak maksimal, kain T/C hasil proses penyempurnaan bewarna kuning
kehijauan Ketika ditetesi larutan bikromat dan NaOH menandakan bahwa kanji PVA telah
hilang secara sepenuhnya karena H2O2 pada penggunaanya akan memutus rantai molekul kanji
menjadi lebih pendek sehingga mudah larut pada air.
Kebersihan kain T/C hasil proses persiapan penyempurnaan dihasilkan kain yang
bersih. Hal ini dikarenakan penggunaan Na2CO3 sebagai zat pemasak yang dapat
membersihkan kotoran luar dan alam pada kain T/C setelah itu juga akan terjadi proses
safonifikasi dimana sabun yang trbentuk dapat membersihkan kotoran luar dan mengeluarkan
kotoran yang ada pada kain T/C sehingga kebersihan nya baik.
2. Arah warna
Untuk kain T/C hasil proses optik dengan blankhopor menghasilkan arah warna kebiruan.
Hal ini dikarenakan blankhopor memiliki pigmen warna biru yang akan masuk kedalam serat
dan Ketika warna pigmen biru tersebut masuk maka akan memberi arah warna kebiruan, suhu
tinggi yang digunakan akan membantu membuka pori serat sehingga pigmen warna biru
tersebut bisa masuk ke dalam serat.
Untuk kain T/C hasil proses optic dengan uvitex menghasilkan arah warna kekuningan.
Hal ini dikarenakan konsentrasi dari uvitex tidak sesuai sehingga tidak memberi arah warna
putih melainkan arah warna kekuningan, jika konsentrasi yang digunakan sesuai akan
memberikan arah warna putih.
3. Kilau Kain
Untuk kain T/C hasil proses optic dengan blankhopor memiliki kilau kain yang lebih
rendah dibandingkan yang menggunakan uvitex. Hal ini dikarenakan pigmen warna biru yang
masuk kedalam serat akan menyerap sinar UV sehingga untuk sinar UV tersebut menjadi lebih
sedikit sedangkan untuk uvitex memiliki fungsi untuk memperbesar pemantulan cahaya
sehingga sinar yang terserap pada Panjang gelombang 340 sampai 380 nm dan akan
dipantulkan Kembali pada daerah sinar tampak dipanjang gelombang 400 – 500 nm sehingga
sinar UV yang dipatulkan akan lebih banyak dan akan didapat kilau yang lebih tinggi.
J. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan :
1. Kain T/C yang yang telah melalui proses pemasakan dan pengelantangan memiliki warna
yang lebih putih dibandingkan yang hanya melalui proses hilang kanji.
2. Kain T/C yang telah melalui proses pemasakan dan pengelantangan memiliki kebersihan
kain yang lebih bersih dibandingkan kain yang hanya melewati proses hilang kanji.
3. Kain T/C yang telah melalui proses pemasakan dan pengelantangan memiliki derajat
putih yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang hanya diproses hilang kanji.
4. Hasil tes kanji menunjukkan bahwa
K. DAFTAR PUSTAKA
1. Rosyida, Ainur Maret 2021. Buku Pegangan Kuliah Teknologi Pengelantangan.
Surakarta : STTW
2. Lubis, Arifin,dkk. 1994. Teknologi Persiapan Penyempurnaan. Bandung : STTT
3. Djafri, Rasyid. 1976. Teknologi Pengelantangan Pencelupan dan Pencapan. ITT
4. Olson, Edward S. , Textile Wet Processes, Clemson University.