PRAKTEK PENGELANTANGAN
Praktek Ke-8
Proses Pemutihan Optik Pada Kain Kapas Secara Pad-Batch Dan Pad-Steam
DISUSUN OLEH:
Perhitungan :
Berat kain :
- Perendaman : 6,4 g
- Steam : 41,8 g
- Currying : 42,8 g
a. Perendaman
- Kebutuhan air : berat bahan × vlot
: 6,4 gr × 30 g
: 192 gr
: 0,192 l
- ZPO : 6,4 gr × 1%
: 0,064 cc
- NaCl : 6,4 gr × 10%
: 0,64 gr
b. Pad-steam
BB−BK
- WPU : × 100%
BK
BB−41,8
80% : × 100%
41,8
7.524
BB :
100
BB : 75,24 g
Pengering
an
2. Pad–currying
Rendam larutan optik Pre-dry
Pad (WPU
Kain kapas (Suhu:120° ,t:
(Suhu : kamar, t:5’) : 80%)
5’)
Currying
Pengering
(Suhu:150° ,t:
an
3’)
VIII. PEMBAHASAN
Proses pemutihan optik adalah proses untuk menghilangkan pigmen warna dari serat
alam (serat selulosa, protein). Menghilangkan warna dari kotoran luar, sehingga
diperoleh bahan putih murni merata di seluruh kain mempersiapkan bahan untuk
pencelupan atau pencapan dengan warna muda. Pigmen ini tidak dapat hilang pada
proses pemasakan.
1. Kecerahan kain
Pada praktikum kali ini didapat hasil pengamatan diantara kain proses
pengelantangan dan kain proses pemutihan optik mendapat kesimpulan bahwa
bila dilihat secara langsung kain proses pemutihan optik memiliki tingkat
kecerahan yang lebih tinggi dibanding dengan kain proses kelantang. Hal ini
dikarenakan pada saat pengelantangan hasil penguraian H2O2 menghasilkan On
dan OOH- yang merusak ikatan rangkap pada pigmen-pigmen warna alam
menjadi warna putih. Pada saat proses pemutihan optik mekanismenya adalah zat
pemutih optik dapat menyerap sinar ultra violet yang tidak tampak dan
memancarkannya kembali pada daerah tampak dengan spektrum biru atau violet
sehingga menambah kecerahan bahan karena membesarkan pantulan sinar dan
kain nampak lebih putih dan lebih cerah.
2. Derajat keputihan
Pada praktikum kali ini diadapat hasil pengamatan diantara kain proses
pengelantangan dan kain proses pemutihan optik mendapat kesimpulan bahwa
bila dilihat secara langsung kain proses pemutihan optik memiliki tingkat derajat
keputihan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kain proses kelantang. Hal ini
dikarenakan zat pemutih optik ini berbeda dengan zat pemutih secara kimia secara
kimia yaitu oksidator dan reduktor pada proses pengelantangan, dimana zat
pemutih optik ini menghasilkan efek pemutihan secara fisika melalui pancaran
sinar tampak dipermukaan kain atau serat. Senyawa yang berfungsi sebagai zat
pemutih optik ini memiliki syarat diantaranya mampu menyerap energi dari sinar
ultraviolet dan memancarkannya kembali pada daerah sinar tampak sehingga kain
menjadi tampak lebih putih.
Penambahan NaCl juga berfungsi sebagai zat anti permukaan dan ditambahkan
juga zat pembasah sebagai zat pembantu penyerapan larutan secara merata dan
seperti yang diketahui fungsi NaCl adalah untuk membantu penyerapan OBA
pada kain.
IX. KESIMPULAN
1. Didapatkan kesimpulan bahwa kain proses pemutihan optic memiliki kecerahan
yang lebih tinggi daripada kain proses kelantang
2. Didapatkan kesimpulan bahwa kain proses pemutihan optic memiliki derajat putih
yang lebih tinggi daripada kain proses kelantang
X. DAFTAR PUSTKA
1. Ir. Ainur Rosyida, MSi, Buku Pegangan Kuliah Praktek Pengelantangan I
2. Ir. Ainur Rosyida, MSi, Buku Pegangan Kuliah Pengelantangan
3. Lubis, Arifin, dkk, 1994. Teknologi Persiapan Penyempurnaan. Bandung : STTT
4. Suprapto, Agus; Ichwan, Muhammad, 2005. Teknologi Persiapan
Penyempurnaan. Bandung : STT