Bau busuk (protein amonia+sulfida) Harga bokar bersih & kotor tdk berbeda
DAMPAK DARI JUAL-BELI BOKAR DG BERAT BASAH & KKK SEC VISUAL
1. Petani berusaha mempertahankan berat basah setinggi mungkin dg: - menambahkan tatal & kotoran - menggunakan penggumpal yg dpt menahan air dlm bokar - menyimpan bokar dlm air (kolam) - membedaki bokar dg lumpur 2. Biaya pengangkutan menjadi mahal (50-60% air & kotoran) 3. Biaya pengolahan di pabrik menjadi mahal krn hrs dicacah & dicuci berulang kali & blanket digantung selama 7 21 hari
DAMPAK MUTU SIR 20 YANG DIOLAH DARI BOKAR PETANI TERHADAP MUTU DI PABRIK BAN BRIDGESTONE
AVERAGE VALUE
SIR SMR STR
GOOD
ASH/%
0.04
0.08 DIRT/%
0.12
0.16
STR
DIRT AND ASH CONTENTS OF SIR ARE HIGHER SIR CONTAINS MORE IMPURITY THAN SMR OR STR
320
SIR SMR ST R
310
300 55 60 65 70 75 80 PRI/%
PRI: SIR= SMR, STR TENSILE STRENGTH (Compounded with Carbon Black and Chemicals) SIR < SMR, STR LOWER TENSILE STRENGTH MAY RESULT IN HIGHER DIRT AND ASH CONTENT.
PROGRAM PEMERINTAH
Gerakan Nasional Bokar Bersih: di canangkan di Banjar Kalsel tgl 23 Maret 2010 SK Mentan No: 38/Permentan/OT.140/8/2008 Pedoman Pengolahan dan Pemasaran Bokar Petani SK Menperindag No: 53/M-DAG/PER/10/2009 Pengawasan mutu BOKORPabrik &
PABRIK
Memegang Komitmen dan Secara Konsisten hanya menerima Bokar Bersih Menolak Bokar Kotor
PEDAGANG
PEMERINTAH DAERAH
PETANI
Dengan Kesadaran dan Secara Konsisten hanya bersedia membuat Bokar Bersih
PERBANDINGAN SPESIFIKASI MUTU TSR 20 DARI BBRP NEGARA PENGHASIL KARET ALAM
INDONESIA (SIR) SIR 20 SIR 20VK MALAYSIA (SMR) SMR 20 SMR 20CV THAILAND (STR) STR 20 STR 20CV VIETNAM (SVR) SVR 20 INDIA (ISNR) ISNR 20 AFRICA (SAR) SAR 20 SAR 20CV
Parameter
Dirt (max), % wt
Ash (max), % wt
Nitrogen (max), % wt 0Volatile Matter (max), % wt Po (min)
0.20
1.00
0.60 0.80 30
0.20
1.00
0.60 0.80 30
0.16
1.00
0.60 0.80 30
0.16
1.00
0.60 0.80 NA
0.16
0.80
0.60 0.80 30
0.16
0.80
0.60 0.80 NA
0.16
1.00
0.60 0.80 30
0.20
1.00
0.60 0.80 30
0.16
1.00
0.60 0.80 30
0.16
1.00
0.60 0.80 NA
50
50
40
40
65 +7/ -5*
40
40
65 +7/ -5*
40
40
50
40
50(+5) 60(+5) 70(+5)
NA
60 (+5)*
NA
NA
NA
NA
NA
KKK lateks kebun : 28 % (mutu I) & 20 % (mutu II) KETEBALAN Sit : 3, 5, 10 mm Slab& Lump <50, 51-100, 101-150, >150 mm KEBERSIHAN Tidak terdapat kotoran JENIS KOAGULAN Sit : Asam semut & bahan lain yang tidak merusak mutu karet Slab & Lump : Asam semut & bahan lain yang tidak merusak mutu karet dan penggumpal alami
1.
KKK
Faktor-faktor yang mempengaruhi KKK Sit, Slab dan Lump:
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jenis penggumpal Ukuran/ketebalan slab/lump Lama penyimpanan Kebersihan Jenis klon Musim
PENENTUAN KKK
Penentuan KKK Lateks Kebun
Metode Laboratorium Baku Metode Hidrometri Metode Chee Metode Panci Penggoreng
PROSEDUR PENGUJIAN
KKK =
Skala Meniskus x 3
Metode Hidrometri
Dalam metode hidrometri penentuan KKK lateks didasarkan pada berat jenis lateks. Alat yang digunakan adalah: metrolaks, gelas ukur atau potongan tabung paralon diameter 2,5 inci (vol. 1500 ml), dan ember, sedangkan bahan yang diperlukan adalah air bersih
Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut : Satu bagian lateks (0,5 liter) dicampur dengan dua bagian air (1 liter) di dalam ember dan diaduk. Seluruh campuran lateks dan air tersebut dimasukkan ke dalam gelas ukur/tabung paralon hingga penuh. Metrolak dicelupkan ke dalam lateks dan dibaca skala miniskusnya (Gambar 1).
Nilai KKK dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: KKK = Skala miniskus x 3
Metode ini dapat dilakukan dengan cepat, praktis, memerlukan biaya sedikit, tetapi kurang teliti. Banyak faktor yang mempengaruhi ketepatan pengukuran, antara lain: tekanan udara, suhu, keadaan lateks, dan adanya bahan pencemar di dalam lateks.
Metode Chee
Pada dasarnya metode ini sama dengan metode laboratorium baku. Modifikasi dilakukan dengan menambah berat contoh dan penggunaan faktor pengering untuk penyederhanaan prosedur pengujian Alat yang digunakan adalah: canting, timbangan dengan ketelitian 0,1 g (misalnya OHAUS 740 S), mangkuk, dan oven. Bahan pembeku yang diperlukan adalah asam format (semut) 2%.
Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. Contoh lateks sebanyak 50 gram dituangkan ke dalam mangkuk, ditambahkan 25 ml asam semut 2% dan dibiarkan membeku. 2. Bekuan digiling sampai ketebalan 1-2 mm, kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 70oC selama 16 jam, dan krep ditimbang Cara perhitungan KKK adalah sebagai berikut: Bobot krep kering KKK = -------------------------- x 100% Bobot lateks
Penyederhanaan prosedur dapat dilakukan dengan menggunakan faktor pengering yang nilainya ditentukan berdasarkan pengamatan dalam jangka waktu maksimal 15 hari. Rumus perhitungannya sebagai berikut b KKK = -------- x Fp x 100% a b = bobot sit basah a = bobot contoh Fp = faktor pengering
Faktor pengering ditentukan berdasarkan rumus : c Fp = --b c = bobot krep kering Biasanya nilai faktor pengering adalah 0,70 - 0,72. Cara penyederhanaan ini biasanya diterapkan di pabrik pengolah, dengan maksud untuk mempercepat penentuan KKK. Apabila metode ini digunakan untuk dasar penentuan KKK dalam jual-beli lateks, maka penggunaan Fp harus dikaji lebih seksama karena banyak faktor yang mempengaruhi nilainya antara lain: jenis klon,kondisi tanah, musim, dll
Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut : Lateks ditimbang 10 g - 15 g, kemudian dituang ke dalam panci teflon, diratakan, dan digoyang sampai terbentuk lapisan tipis. Panci teflon dipanaskan di atas kompor sampai terbentuk film karet kering yang berwarna cokelat. Setelah itu bagian bawah panci teflon disiram atau dicelup di dalam air dingin. Lapisan karet kering tersebut diambil dan ditimbang. Berat yang diperoleh menyatakan KJP
Perhitungan KKK menggunakan rumus sebagai berikut: KKK = KJP x FK x 100% FK (Faktor koreksi) = 0,96 Dengan memakai perhitungan di atas maka pada penerapan di lapang hanya diperlukan nilai uji KJP. Lama pengujian dengan menggunakan metode ini ratarata 8 - 10 menit per contoh. Seorang operator (pelaksana) bisa menggunakan sekaligus 2 panci teflon, sehingga kemampuan uji bisa mencapai 12 -14 contoh/orang/jam Metode ini cepat, murah, dan cukup teliti
Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut : Lateks ditimbang 10 g - 15 g, kemudian dituang ke dalam panci teflon, diratakan, dan digoyang sampai terbentuk lapisan tipis. Panci teflon dipanaskan di atas kompor sampai terbentuk film karet kering yang berwarna cokelat. Setelah itu bagian bawah panci teflon disiram atau dicelup di dalam air dingin. Lapisan karet kering tersebut diambil dan ditimbang. Berat yang diperoleh menyatakan KJP
Perhitungan KKK menggunakan rumus sebagai berikut: KKK = KJP x FK x 100% FK (Faktor koreksi) = 0,96. Dengan memakai perhitungan di atas maka pada penerapan di lapang hanya diperlukan nilai uji KJP. Lama pengujian dengan menggunakan metode ini ratarata 8 - 10 menit per contoh. Seorang operator (pelaksana) bisa menggunakan sekaligus 2 panci teflon, sehingga kemampuan uji bisa mencapai 12 -14 contoh/orang/jam. Metode ini cepat, murah, dan cukup teliti.
CONTOH PENERAPAN :
BERAT LATEKS : 20 Kg KKK LATEKS : 25 % BERAT SLAB : 12,5 Kg BERAPA KKK SLAB ? ESTIMASI 20 KKK = ------- X 25 = 40% 12,5 BERAT LATEKS : 20 Kg KKK LATEKS : 30 % BERAT SLAB : 12,5 Kg BERAPA KKK SLAB ? ESTIMASI 20 KKK = ------- X 30 = 48% 12,5
5. 6. 7.
Formula Specta
30
As semut
Berat (kg)
25
20
15
10
0 5 10 15 20 25 30 35
hari ke-
Hari ke
15
20
25
30
35
KKK vs BERAT SLAB BERBANDING TERBALIK KKK vs UMUR SIMPAN SLAB KKK MANTAP PADA UMUR 14 HARI PENYIMPANAN KKK vs JENIS PEMBEKU DEORUB TERTINGGI TAWAS TERENDAH
1. Lum Mangkuk
Lum mangkuk adalah lateks kebun yang dibiarkan membeku secara alamiah dalam mangkuk. Pada musim penghujan, untuk mempercepat proses pembekuan lateks ditambahkan asam format/semut atau Deorub ke dalam mangkuk.
Keuntungan pembuatan lum mangkok: (1) curahan tenaga kerja relatif lebih sedikit; (2) tidak ada risiko prakoagulasi; dan (3) penanganannya mudah dan praktis. Kerugiannya : 1) masih ada kemungkinan terjadi manipulasi berat yang dilakukan dengan jalan menambahkan bahan-bahan nonkaret; 2) teknik pengukuran KKK yang akurat tidak mudah, karena tingkat kebersihan dan pemeraman lum mangkuk yang beraneka ragam; 3) terjadi penurunan mutu terutama nilai PRI dan laju vulkanisasi akibat penyimpanan yang tidak memenuhi syarat; 4) tidak dapat dihasilkan karet remah dengan mutu prima.
Lum Bambu
Salah satu alternatif perbaikan mutu bokar yang dapat dikembangkan di tingkat petani adalah sistem pembekuan lateks dengan menggunakan tabung bambu dengan penambahan asam format/semut secara simultan (Gambar ). Bekuan yang dihasilkan disebut lum bambu. Lum bambu ini mempunyai keunggulan: bermutu tinggi (nilai Po, PRI, VR tinggi), resiko terkontaminasi lebih kecil, penanganannya lebih praktis dan hemat waktu.
Tahapan pembekuan dengan menggunakan Deorub adalah sebagai berikut: Pengenceran larutan murni Deorub DEORUB MURNI : AIR BERSIH = 1 : 9 - Sebanyak 1 (satu) bagian cairan Deorub murni ditambah dengan 9 (sembilan) bagian air bersih. - Larutan yang diperoleh adalah larutan Deorub 10% untuk membekukan lateks.
Cara membekukan lateks menjadi slab (bekuan)/lum - Disediakan bak/tempat/wadah kosong yang bersih untuk membekukan lateks - Bak/tempat/wadah kosong tersebut diukur isi (volume)nya, misalkan sebanyak 50 l. - Kemudian ke dalam lateks sebanyak 50 l tersebut, ditambahkan pembeku Deorub sebanyak 50 x 100 ml = 5000 ml atau 5 l. Jadi untuk setiap liter lateks ditambahkan larutan Deorub sebanyak 100 ml. Rumus yang digunakan adalah: LATEKS : PEMBEKU DEORUB = 10 : 1 Atau 10 BAGIAN LATEKS + BAGIAN DEORUB - Selanjutnya dilakukan pengadukan campuran lateks dan pembeku Deorub tersebut, dan dibiarkan membeku menjadi slab/lum. - Slab yang diperoleh disimpan di tempat kering dan bersih, dilarang merendam di dalam air/kolam.
Blanket
Sleb tipis dapat diolah menjadi blanket melalui penggilingan dengan mesin mini creper. Proses penggilingan dilakukan sebanyak 4 - 6 kali sambil disemprot dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran yang terdapat di dalam sleb. Blanket mempunyai ketebalan sekitar 0,6 cm - 1 cm, dengan KKK sekitar 65 75 %.
Kendala pembuatan blanket adalah : (1) biaya investasi relatif tinggi; (2) lokasi pengolahan harus dekat dengan sumber air; (3) proses pengerjaan harus dilakukan secara kelompok; (4) perlu pengetahuan dan keterampilan pengelolaan mesin.
Alur
Tenaga Penggerak ( 2 set rol giling & pompa air) Pompa air
2 mm
60 Hp Tipe Ebara
Kapasitas Giling
250 kg/jam
Va V1 x
PENGGUMPALAN LATEKS
Lateks yang telah disaring dibubuhi larutan asam semut (atau asap cair 10%) masing-masing sebanyak 10 ml. Larutan asam semut (atau asap cair 10%) dibuat dengan mengencerkan asam semut 90% atau asap cair pekat 100% dengan air bersih dalam perbandingan 1: 10. Dosis yang digunakan untuk menggumpalkan lateks adalah 10 ml (1 sendok makan) larutan asam semut atau asap cair encer per liter lateks yang telah diencerkan. Pencampuran larutan asam semut atau asap cair ke dalam lateks disertai pengadukan secara merata, kemudian lateks dibiarkan menggumpal selama 2-6 jam sampai terbentuk gumpalan siap untuk digiling. Dosis bahan penggumpal lain menurut rekomendasi yang
Va V1 x
PEMIPIHAN GUMPALAN
Gumpalan yang diperoleh dikeluarkan dari bak, kemudian dipipihkan dengan menekan gumpalan menggunakan tangan atau alat lain di atas alas yang benar-benar bersih.
Va V1 x
PENGGILINGAN
Lembaran koagulum kemudian digiling tipis menggunakan gilingan tangan polos sebanyak 4 kali, setiap kali menggiling jarak gigi pengatur disetel agar menghasilkan lembaran karet setebal 5 mm. Setelah itu lembaran karet digiling menggunakan gilingan beralur (kembang) 1 kali sehingga tebal sit 3 mm.
Va V1 x
PENCUCIAN SIT
Lembaran sit dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan asam semut dan bahan penggumpal lain yang tertinggal.
Va V1 x
PERANGINAN/DI ANGINANGINKAN
KKK k KKK p KKK p
Lembaran sit yang diperoleh digantung di atas rak untuk dianginkan di udara terbuka kira -kira 10 hari, dan diusahakan agar tidak terkena sinar matahari langsung
PENGOLAHAN SLAB
Slab adalah gumpalan yang berasal dari lateks kebun yang sengaja digumpalkan dengan asam semut atau bahan pengumpal lain, atau dari lump mangkok segar yang direkatkan dengan atau tanpa lateks
2. Tahap-tahap Pengolahan Slab yang dihasilkan dari lump mangkok yang direkatkan/dicetak dengan penggumpalan lateks
-Lump segar (lump mangkok) harian hasil penggumpalan dengan asam semut atau asap cair di dalam mangkok sadap, ditata berjajar satu lapis dengan rapi dalam bak penggumpal dari kotak kayu atau plastik dengan ketebalan antara 50 150 mm. -Lateks kebun segar langsung ditambahkan larutan asam semut atau asap cair 10% sebanyak 10 ml (1 sendok makan) per liter lateks. -Larutan lateks yang telah dibubuhi asam semut atau asap cair, segera dituangkan secara merata ke dalam bak penggumpal yang berisi lump segar, sehingga lapisan lump segar tersebut terbungkus oleh lapisan lateks. -Koagulum yang diperoleh berbentuk slab dengan tebal 30 150 mm. Slab ini selanjutnya dipipihkan dengan tangan atau pemukul kayu di atas alas yang bersih. -Slab ditiriskan dan dianginkan di atas rak atau digantung seperti menggantungkan sit angin di udara terbuka selama 1-2 minggu dan tidak boleh terkena sinar matahari langsung. -Slab yang telah dianginkan disimpan di dalam bangsal penyimpanan.
SYARAT MUTU UTK KKK, KETEBALAN, KEBERSIHAN & JENIS KOAGULAN (SNI BOKAR 06-2047-2002)
KKK lateks kebun : 28 % (mutu I) & 20 % (mutu II) KETEBALAN Sit : 3, 5, 10 mm Slab& Lump <50, 51-100, 101-150, >150 mm KEBERSIHAN : Tidak terdapat kotoran JENIS KOAGULAN Sit : Asam semut & bahan lain yang tidak merusak mutu karet Slab & Lump : Asam semut & bahan lain yang tidak merusak mutu karet dan penggumpal alami
KENYATAAN BENTUK BOKAR YG TERBANYAK SAAT INI ADALAH LUMP MANGKOK/LUMP-SLAB, KENAPA?
1. Bentuk bokar yg paling mudah, cepat dan murah diolah dibandingkan dg yg lain 2. Pabrik yg menerima dan mengolah bokar petani adalah hampir semuanya pabrik karet remah (crumb rubber) yg mengolah menjadi SIR 20 atau 10 3. 91% ekspor karet Indonesia adalah SIR 20 dg bokar lump-slab yg berasal dari petani 4. 70% karet alam diolah menjadi ban yg cukup dg bahan baku SIR 20 (pemintaan pasar)
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI JENIS-JENIS KOAGULAN YG DIGUNAKAN OLEH PETANI KARET
SEBAGIAN BESAR JENIS KOAGULAN YG DIGUNAKAN OLEH PETANI SAAT INI DAN LOKASINYA
JENIS KOAGULAN 1. Asam sulfat (Cuka Para) 2. Pupuk TSP
3. Alami PETANI DI PROVINSI 1. Sumsel, Lampung, Jambi, Bengkulu, Riau, Sumbar 2. Kalsel, Kaltim, & Kalteng 3. Hampir semua provinsi pd saat musim kemarau di mangkok sadap (terutama Kalbar)
SPECTA
KELEBIHAN: 1. Mutu karet setara dg asam semut 2. Harga > murah diband as. semut KEKURANGAN: 1. Belum banyak dikenal oleh petani 2. Distribusi kurang merata (di desa2) 3. Kecepatan penggumpalan > lambat diband asam semut 4. Berbahaya bagi mns & pohon karet
KEKURANGAN: 1. PRI < PRI asam semut 2. Sifat pengusangan < asam semut setelah penyimpanan selama 14 hari 3. Bokar bau busuk 4. Jumlahnya terbatas
2. 3. 4.
KEKURANGAN: Tidak berbahaya 1. Dosis > tinggi bagi manusia dan 2. Distribusi blm merata pohon karet 3. Produksi blm banyak Bokar tidak bau Harganya tidak 4. Bau asap (bagi yg tdk mahal tahan) Produk asli Indonesia (sdh dipatenkan di (Sumber: Jurnal Penel
Karet, & Warta Perkaretan, 2003, 2007, dan 2008)
PENGGUNAAN DEORUB SEBAGAI PENGGUMPAL LATEKS PETANI DAN SISTEM PENJUALAN DEORUB
DI DESA AYUNAN PAPAN, KEC. LOK PAIKAT, KAB. TAPIN, KAL-SEL
PENGOLAHAN RSS DI KEL. KARYA SEPAKAT DESA MANDI KAPAU, KEC. KARANG INTAN, KAB. BANJAR, KAL-SEL
KONTAMINAN
Kontaminan adalah zat pencemar, yang berdampak buruk terhadap mutu
Jenis-jenis kontaminan
Tatal sadapan,
dll
Serat karung polipropilene yang berasal dari karung bekas pupuk yang biasa digunakan untuk mengemas lump mangkok Vulkanisat
Bila secercah benda pencemar ikut terbawa ke dalam ban, benda asing tersebut membentuk titik lemah dalam ban yang sewaktu-waktu dapat menyebabkan ban meledak dalam pemakaian pada kecepatan tinggi, sehingga membahayakan jiwa dan mendatangkan kerugian materi