Anda di halaman 1dari 61

Oleh : M.

Solichin Balai Penelitian Sembawa Pusat Penelitian Karet

Setiap 20 liter lateks kebun petani setelah diaduk diambil contoh sebanyak 100 mililiter, lalu ditimbang dan hasil penimbangan dicatat (Wt)

a)
b)

c)

d)

e)

Setiap tumpukan ( maksimum 1 ton) diambil minimum 5 lembar secara acak. Lakukan pemotongan contoh pada bagian ujung dan tengah setiap lembaran sit angin dengan berat maksimum 0,5 kg Potongan dari masing-masing lembaran digabung menjadi satu contoh, dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi tanda, kantong plastik diikat rapat untuk menjaga keutuhan contoh dan kehilangan berat Selanjutnya contoh ditimbang. Setelah ditimbang, contoh harus secepatnya dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk membatasi kehilangan air Seluruh isi didalam kantong plastik ditimbang dan hasil penimbangan di catat (wt)

a)

b) c)

d)

Setiap tumpukan ( maksimum 1 ton) diambil 5 contoh dari tempat terpisah masingmasing dengan berat maksimum 0,5 kg Potongan contoh yang diambil, dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi tanda Contoh ditimbang, setelah penimbangan contoh harus cepat dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk membatasi kehilangan air. Seluruh isi dalam kantong plastik ditimbang. Hasil penimbangan dicatat (wt)

1.

Lateks kebun
Lateks kebun digumpalkan dengan menambahkan asam semut 2 % sebanyak 10 ml, diaduk kemudian dibiarkan beberapa saat sehingga menggumpal dan serumnya jernih Gumpalan digiling dengan gilingan tangan sehingga diperoleh lembaran setebal 2 ml Lembaran dikeringkan, kemudian ditimbang. Hasil penimbangan dicatat (w)

Dilakukan pencatatan identitas dari tiap-tiap contoh yang diambil (berat, ciri, kenampakan) Pengelompokan contoh yang sejenis, dalam hal ini agar dihindarkan penggabungan contoh tidak sejenis Penggilingan contoh. Tiap contoh digiling menjadi suatu lembaran krep tipis. Penggilingan dilakukan dengan pencucian berulang kali sampai krep merata, bersih dan tipis (ketebalan 2 mm). Selama penggilingan dihindarkan kehilangan butiran/remahan karet dalam air cucian. Butiran/remahan yang jatuh harus dikembalikan ke dalam gilingan Setelah digiling, lembaran basah diseka dengan kain kering atau ditiriskan kemudian ditimbang. Hasil penimbangan dicatat (w)

Pemerintah telah menetapkan standar untuk mutu bokar, yaitu SNI-bokar No. 06-20472002 tanggal 17 Oktober 2002, dengan kriteria
nilai KKK kebersihan ketebalan jenis koagulan

Tidak ditambahkan bahan-bahan non-karet Dibekukan dengan asam format/semut atau bahan koagulan lain yang dianjurkan dengan dosis yang tepat Segera digiling dalam keadaan segar Disimpan di tempat yang teduh dan terlindungi Tidak direndam dalam air

No 1.

Jenis Uji / Parameter KKK (min) - Mutu I - Mutu II Ketebalan (T) - Mutu I - Mutu II - Mutu III - Mutu IV Kebersihan (B)

Satuan

Lateks Kebun 28 20

Persyaratan Sit Slab Lump -

% %

2.

mm mm mm mm -

4.

Jenis Koagulan

3 < 50 50 5 51-100 100 10 101-150 150 >150 > 150 Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat kotoran kotoran kotoran Asam semut Asam semut dan Asam semut dan dan bahan lain bahan lain yang tidak bahan lain yang yang tidak merusak mutu tidak merusak mutu * merusak mutu karet ), serta karet*), serta karet*) penggumpalan alami penggumpalan alami

Ket : *) Bahan yang tidak merusak mutu karet yang direkomendasikan oleh lembaga penelitian yang kredibel. Sumber : Badan Standarisasi Nasional (2002).

KKK (Kadar Karet Kering) adalah jumlah karet yang terkandung dalam bahan olah karet, dinyatakan dalam prosen. Prinsip : penentuan KKK dengan cara penggilingan, pencucian dan pengeringan Peralatan : Gilingan krep (creper), timbangan dan alat pengering (oven)

Metode Laboratorium Baku Metode Chee Metode Hidrometri Metode Panci Penggoreng

Prinsip dalam metode laboratorium baku adalah pemisahan karet dari lateks yang dilakukan dengan cara pembekuan, pencucian dan pengeringan. Alat yang diperlukan adalah gelas piala 50 ml, mangkuk bersih, penangas air, desikator, timbangan analitik, dan oven. Sebagai bahan pembeku digunakan asam asetat 2% atau asam format (semut) 2%.

Prosedur pengujiannya : Lateks ditimbang 10-15 gram di dalam cawan aluminium dengan cara menuangkannya dari gelas piala 50 ml secara perlahan-lahan. Lateks dibekukan dengan asam asetat atau asam format 2% dan dipanaskan di atas penangas air sampai serumnya menjadi jernih. Koagulum/bekuan digiling menjadi krep dengan ketebalan 1-2 mm, dan dicuci. Krep kemudian dikeringkan di dalam oven, setelah itu didinginkan dalam desikator, dan ditimbang

Cara perhitungan KKK : Bobot krep kering KKK = -------------------------- x 100% Bobot lateks Metode ini menghasilkan perhitungan KKK dengan ketepatan tinggi, tetapi memerlukan waktu yang lama, biaya yang besar untuk pembelian alat, dan petugas yang terampil.

Pada dasarnya metode ini sama dengan metode laboratorium baku. Modifikasi dilakukan dengan menambah berat contoh dan penggunaan faktor pengering untuk penyederhanaan prosedur pengujian Alat yang digunakan adalah: canting, timbangan dengan ketelitian 0,1 g (misalnya OHAUS 740 S), mangkuk, dan oven. Bahan pembeku yang diperlukan adalah asam format (semut) 2%.

Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut: 1.Contoh lateks sebanyak 50 gram dituangkan ke dalam mangkuk, ditambahkan 25 ml asam semut 2% dan dibiarkan membeku. 2.Bekuan digiling sampai ketebalan 1-2 mm, kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 70oC selama 16 jam, dan krep ditimbang.

Cara perhitungan KKK adalah sebagai berikut:

Bobot krep kering KKK = -------------------------- x 100% Bobot lateks

Penyederhanaan prosedur dapat dilakukan dengan menggunakan faktor pengering yang nilainya ditentukan berdasarkan pengamatan dalam jangka waktu maksimal 15 hari. Rumus perhitungannya sebagai berikut b KKK = -------x Fp x 100% a b = bobot sit basah a = bobot contoh Fp = faktor pengering

Faktor pengering ditentukan berdasarkan rumus : c Fp = --b c = bobot krep kering


Biasanya nilai faktor pengering adalah 0,70 - 0,72. Cara penyederhanaan ini biasanya diterapkan di pabrik pengolah, dengan maksud untuk mempercepat penentuan KKK. Apabila metode ini digunakan untuk dasar penentuan KKK dalam jual-beli lateks, maka penggunaan Fp harus dikaji lebih seksama karena banyak faktor yang mempengaruhi nilainya antara lain: jenis klon,kondisi tanah, musim, dll

Dalam metode hidrometri penentuan KKK lateks didasarkan pada berat jenis lateks. Alat yang digunakan adalah: metrolaks, gelas ukur atau potongan tabung paralon diameter 2,5 inci (vol. 1500 ml), dan ember, sedangkan bahan yang diperlukan adalah air bersih

Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut : Satu bagian lateks (0,5 liter) dicampur dengan dua bagian air (1 liter) di dalam ember dan diaduk. Seluruh campuran lateks dan air tersebut dimasukkan ke dalam gelas ukur/tabung paralon hingga penuh. Metrolak dicelupkan ke dalam lateks dan dibaca skala miniskusnya.

Nilai KKK dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: KKK = Skala miniskus x 3 Metode ini dapat dilakukan dengan cepat, praktis, memerlukan biaya sedikit, tetapi kurang teliti. Banyak faktor yang mempengaruhi ketepatan pengukuran, antara lain: tekanan udara, suhu, keadaan lateks, dan adanya bahan pencemar di dalam lateks.

Penentuan KKK dengan metode Panci Penggoreng didasarkan pada pengukuran kadar jumlah padatan (KJP) di dalam lateks. KJP menggambarkan kandungan padatan karet dan bukan karet selain air. Ada korelasi antara KKK dengan KJP yang nilainya dicantumkan sebagai faktor koreksi. Alat yang digunakan adalah: panci teflon diameter 20 cm, kompor, dan timbangan dengan ketelitian 0,1-0,2 g (OHAUS 740 S).

Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut : Lateks ditimbang 10 g - 15 g, kemudian dituang ke dalam panci teflon, diratakan, dan digoyang sampai terbentuk lapisan tipis. Panci teflon dipanaskan di atas kompor sampai terbentuk film karet kering yang berwarna cokelat. Setelah itu bagian bawah panci teflon disiram atau dicelup di dalam air dingin. Lapisan karet kering tersebut diambil dan ditimbang. Berat yang diperoleh menyatakan KJP

Perhitungan KKK menggunakan rumus sebagai berikut: KKK = KJP x FK x 100% FK (Faktor koreksi) = 0,96. Dengan memakai perhitungan di atas maka pada penerapan di lapang hanya diperlukan nilai uji KJP. Lama pengujian dengan menggunakan metode ini rata-rata 8 - 10 menit per contoh. Seorang operator (pelaksana) bisa menggunakan sekaligus 2 panci teflon, sehingga kemampuan uji bisa mencapai 12 -14 contoh/orang/jam. Metode ini cepat, murah, dan cukup teliti.

Adalah rata-rata dari KKK masing-masing

K1 .... Kn adalah kadar karet kering setiap contoh

Bekuan adalah lateks yang membeku secara alami atau dibekukan dengan asam format/semut dan bahan pembeku lain yang dianjurkan. Jenis bokar dalam bentuk bekuan bermacam-macam, antara lain lum, ojol, sleb, sit angin, dan blanket. Penentuan KKK bekuan pada dasarnya adalah mengukur kandungan karet kering per satuan berat. Untuk itu diperlukan proses pembersihan dan pengeringan contoh uji.

Prosedur penentuan KKK bekuan :

Contoh secara acak sebanyak 5-10 % dari bobot bekuan diambil kemudian ditimbang (misal a kg). Contoh digiling dengan gilingan creper 10 - 12 kali sampai ketebalan 3 - 5 mm. Hasil gilingan (krep) ditiriskan selama 30 menit, kemudian ditimbang (misal b kg). Ambil contoh krep sebanyak 3 buah masingmasing di bagian atas, tengah dan bawah, dengan ukuran 10 cm x 10 cm, kemudian ditimbang bobotnya misalnya c1, c2 dan c3 (gram) dengan rataan bobotnya c gram. Contoh-contoh tersebut dikeringkan di dalam oven selama 3-4 jam pada suhu 110-120o C dengan sirkulasi udara yang cukup, kemudian dimasukkan ke dalam desikator. Setelah dingin lembaran krep kering ditimbang, misalnya d1, d2 dan d3 (gram), dengan rataan bobot d gram.

Penentuan KKK dihitung dengan rumus : b d KKK = --- x ---- x 100 % a c Untuk mempercepat waktu pengujian dapat digunakan faktor pengering (Fp) yang nilainya ditentukan berdasarkan pengujian jangka panjang. Dalam kondisi ini maka rumus penentuan KKK : b KKK = ----- x Fp x 100% a

Adalah rata-rata dari KKK masing-masing

K1 .... Kn adalah kadar karet kering setiap contoh

Kebersihan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pengotoran bahan olah karet dari bahan bukan karet seperti tanah, batu, ranting daun dan sebagainya Prinsip : pengamatan dilakukan secara visual, ada tidaknya kotoran di dalam bokar Peralatan : pisau

Penyiapan contoh. Contoh uji disiapkan sesuai dengan tatacara pengambilan contoh Diamati ada/tidaknya kotoran secara visual Apabila perlu, bokar dapat dipotong/dibelah untuk melihat kotoran yang ada didalamya

a)
b)

Terdapat kotoran dinyatakan terlihat nyata Tidak terdapat kotoran dinyatakan tidak terlihat nyata

Ketebalan dimaksudkan sebagai jarak terjauh antara permukaan satu dengan permukaan yang lain secara vertikal (dinyatakan dalam satuan milimeter (mm) Prinsip : ukuran melintang bokar Peralatan : meteran dan pisau

Penyiapan contoh. Contoh uji disiapkan sesuai tata cara pengambilan contoh Diukur jarak tegak lurus antara permukaan yang berhadapan. Lakukan pengukuran pada 3 tempat berbeda Pernyataan hasil. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan mili meter (mm) sebagai rata-rata dari 3 pengukuran

Spesifikasi mutu bokor SIR berdasarkan persyaratan : Kandungan kontaminan ringan ( max 5 %) Kandungan kontaminan berat (tidak ada) Kandungan kontaminan vulkanisat (tidak ada) Bahan penggumpal : asam format (asam semut) dan bahan penggumpal lain yang direkomendasikan oleh Lembaga Penelitian yang kompeten

PERMASALAHAN KONTAMINAN VULKANISAT

Kontaminasi terhadap sesuatu produk diartikan sebagai pencemaran. Kontaminan bisa didefinisikan sebagai zat pencemar, karena berdampak buruk terhadap mutu. Tatal sadapan, daun, kayu, bambu atau rotan, tanah, tali rafia Koagulan yang tidak tepat, seperti penggunaan tawas Serat karung polipropilene yang berasal dari karung bekas pupuk

yang biasa digunakan untuk mengemas lump mangkok


Vulkanisat

Bila secercah benda pencemar ikut terbawa ke dalam ban, benda asing tersebut membentuk titik lemah dalam ban yang sewaktu-waktu dapat menyebabkan ban meledak dalam pemakaian pada kecepatan tinggi, sehingga membahayakan jiwa dan mendatangkan kerugian materi

Mencegah kontaminasi sebenarnya sangat sederhana dan sangat mudah, karena baik lateks yang keluar dari luka sadapan di pohon maupun koagulum alam segar pada hakekatnya sangat bersih dan murni. Justru perlakuan orang terhadap lateks dan koagulum tadi yang menyebabkan bahan olah mengalami pencemaran. Ditambah dengan kemungkinan pencemaran di pabrik SIR akibat kecerobohan kerja. Kalau kontaminasi sudah masuk, mengatasinya jauh lebih sulit dan upaya apapun untuk mengatasi, tidak dapat menjamin efektifitasnya seratus persen.

Setiap pabrik secara mutlak perlu menempatkan petugas khusus untuk memisahkan bahan pencemar yang ada di permukaan setiap kepingan bokar tanpa kecuali. Bila ada potongan bahan pencemar yang tertanam di dalam bokar, misalnya sepotong kayu dalam slab, maka petugas tersebut wajib membelah kepingan bokar tersebut untuk mengeluarkannya. Lebih baik lagi jika setiap kepingan dibelah dulu menjadi dua, tiga atau empat bagian sebelum dicacah, untuk memeriksa apakah ada bahan pencemar yang terselip di dalamnya. Pada akhirnya, perlu dilakukan pengamanan terhadap kemungkinan pencemaran oleh benda logam dalam produk dengan menggunakan metal detector.

MASALAH KONTAMINASI VULKANISAT THD CRUMB RUBER !!!!!!


VULKANISAT BARANG JADI KARET = KARET MENTAH YANG TELAH DIVULKANISASI
Vulkanisasi = Karet + belerang (S) ikatan silang (cross-link)

SUMBER KONTAMINAN VULKANISAT Kontaminan vulkanisat dapat berupa limbah kompon lateks, koagulum kompon lateks, limbah lembaran vulkanisat barang jadi lateks (sarung tangan, kondom, busa) dan barang-barang lateks atau barang-barang karet padat dengan pengisi kaolin, kalsium karbonat atau silika.

Koagulum kompon lateks

limbah kompon lateks

Onderdil mobil

Ban

Limbah produk reject + limbah sisa proses


Pembeli produk reject+ limbah sisa proses

Dikirim ke tempat pembuangan

Pengumpul

Penyedia bahan olah karet (lump, sleb)

Busa
Glove
Penyedia bahan olah karet (lateks)

Pencampuran dengan lateks dan atau lump/slep dan penggumpalan

Bokar terkontaminasi limbah vulkanisat

Kondom

Pedagang / pengumpul bokar Pabrik crumb rubber

BOKAR

SORTASI AWAL WET PROCESS Proses pembersihan secara mekanis dengan media air

Deteksi Dini

Proses maturasi dengan cara pre-drying untuk menurunkan KA dan meningkatkan Po

Deteksi Dini

Lembar blanket

Press + Packaging

DRY PROCESS Proses peremahan dan pengeringan

Metode sinar X tidak dapat diterapkan, tidak dapat membedakan antara kontaminan dan non-kontaminan. Kemampuannya hanya terbatas mendeteksi bentuk benda dan ruang kosong yang terdapat didalam koagulum lateks.

LUMP KOAGULUM UTAMA

VULKANISAT

Metode FTIR, absorpsi sinar IR belum dapat membedakan struktur molekul vulkanisat dan non-vulkanisat Metode ultrasonik masih berpotensi digunakan untuk deteksi dini, berdasarkan kemampuannya untuk menentukan kadar air dan kadar kotoran. Namun disebabkan sampel yang diuji masih terbatas keragamannya, maka saat ini dinilai masih belum siap diimplementasikan.

Pengujian Kontaminan Vulkanisat

Uji Kelarutan (Solubility Test) Kelarutan Dalam toluene : Vulkanisat tidak larut dalam toluene

Uji Kandungan Belerang (Sulfur Test) Kadar sulfur yang tingi menunjukkan adanya kontaminasi vukanisat

Uji Kelarutan (solubility test)


Peralatan : Labu erlenmeyer tertutup 250 ml ( 1 buah) Gelas ukur 50 ml (1 buah) Gunting Timbangan Rotary shaker Gelas kimia 250 ml Bahan Kimia : Toluena, p.a

Prosedur pengujian
1) Contoh karet digunting dan ditimbang sebanyak 0,1 gram 2) Masukkan contoh ke dalam erlenmeyer. 3) Ukur sebanyak 50 ml toluene p.a dengan gelas ukur dan tuangkan ke dalam erlenmeyer yang telah berisi potongan contoh, kemudian tutup erlenmeyer tersebut. 4) Tempatkan erlenmeyer di atas rotary shaker dan biarkan satu malam dengan pengocokan perlahan-lahan. 5) Apabila tidak ada rotary shaker kocok larutan secara manual selama 2 menit setiap 0,5 jam pada 4 jam pertama, kemudian biarkan larutan selama satu malam. Ulangi pengocokan pada esok harinya. 6) Amati larutan, apakah contoh terlarut sempurna atau terjadi pemuaian (mengembang)

Pengamatan
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Jenis contoh Karet remah Sisa kompon sarung tangan Kompon hitam Sarung tangan yang telah digiling Lateks yang telah digumpalkan RSS Uji kelarutan Warna cairan Larut sempurna Mengemban g Mengemban g Mengemban g Larut sempurna Larut sempurna Kekuningkuningan Jernih Jernih Jernih Putih Kekuningkuningan

Contoh 1,5,6 larut sempurna di dalam toluena maka contoh bukan adalah karet yang belum mengalami pravulkanisasi Contoh 2,3,4 tidak larut dan mengembang dalam toluena maka contoh adalah karet yang telah mengalami pravulkanisasi

Uji Kandungan Belerang (Sulfur)


Peralatan : Labu destruksi 100 ml ( 2 buah) Gelas kimia 400 ml ( 2 buah) Batang pengaduk ( 2 buah) Corong penyaring ( 2 buah) Labu erlenmeyer 250 ml ( 2 buah) Cawan crus + tutup (2 buah) Labu ukur 500 ml ( 1 buah) Kaca arlogi (2 buah) Timbangan analitik (1 buah) Hot plate ( 2 buah) Botol semprot (1 buah) Tank cawan krus ( 1 buah) Tungku pemijar (furnace) ( 1 buah) Desikator ( 1 buah)

Bahan : 1) HNO3 pekat (69 %) 2) HClO4 pekat (60 % 3) H3PO4 pekat 4) HCl pekat (37) 5) HCl 1 N 6) BaCl2 0,1 N 7) AgNO3 0,1 M 8) Kertas saring bebas abu

Prosedur :
a. Oksidasi total sulfur menjadi sulfat Timbang contoh karet yang diduga karet pravulkanisasi 600 mg dan masukkan ke dalam labu destruksi 100 ml Tambahkan 5 ml HNO3 pekat kemudian panaskan di atas hot plate dengan panas yang kecil sampai zat-zat organik dari contoh hilang Tambahkan 5 ml HClO4 pekat dan 5 ml H3PO4 pekat, penambahan HClO4 haruslah setelah zat-zat organik dari contoh betul-betul habis, oleh karena itu dapat terjadi ledakan apabila zat-zat organik masih ada Panaskan kembali di atas hot plate dengan panas yang agak tinggi yakni 190 220 oC, sampai asap putih dari HClO4 terlihat, lanjutkan pemanasan lebih kurang 5 menit. Dinginkan campuran didalam labu tersebut Tambahkan 2 ml HCl dan panaskan kembali sampai asap putih HClO4 terlihat kembali Dinginkan dan pindahkan ke dalam gelas kimia 400 ml secara kuantitatif dan atur volume dengan larutan HCl 1 N sampai 250 ml

b. Pengendapan SO4-2 Larutan SO4-2 dalam gelas kimia dipanaskan sampai suhu 80 90 oC Tambahkan sedikit sedikit larutan BaCl2 0,1 N dengan pipet tetes, endapan putih akan terbentuk, biarkan larutan dalam keadaan panas. Lanjutkan penambahan larutan BaCl2 0,1 N sampai tidak terjadi lagi warna putih beberapa saat setelah penambahan iarkan larutan dalam keadaan panas beberpa lama ( 1 jam) supaya pengendapan sempurna

c. Pemurnian dan pengeringan endapan Endapan yang terbentuk disaring dengan kertas saring bebas abu melalui corong penyaring, sampai semua endapan terkumpul secara kuantitatif Cuci endapan sampai murni dengan aquadest sampai filtrat bebas ion Cl- , periksa dengan larutan AgNO3 0,1 M. Apabila filtrat masih membentuk endapan putih dengan AgNO3 0,1 N, pencucian harus dilanjutkan sampai ion Cl- benar-benar habis Lipat kertas saring yang berisi endapan basah sehingga endapan terbungkus, masukkan ke dalam cawan krus porselin yang sebelumnya sudah dipijarkan sehingga berat tetap Panaskan krus berisi endapan di atas hot plate sampai kertas saring menjadi arang dan mengabu Pindahkan krus ke dalam tungku pemijar, suhu 550 oC dan panaskan selama 3,5 jam Keluarkan krus dari tungku dan dinginkan dalam desikator 15 menit, kemudian timbang dengan neraca analitik Ulangi pemijaran tiap kali 10 menit lamanya sampai berat konstan

Perhitungan kadar sulfur dalam contoh dengan rumus

Pengamatan
No. Jenis contoh Kadar belerang (%) Keterangan kadar S

1.
2. 3.

Karet remah
RSS Sarung tangan yang sudah digiling

0,075
0,063 0,650

Rendah
Rendah Tinggi

4.
5. 6.

Kompon hitam
Sisa kompon sarung tangan Lateks yang digumpalkan dengan asam semut

0,589
0,567 0,040

Tinggi
Tinggi Rendah

Contoh nomor 1,2,6 mempunyai kadar sulfur rendah atau kecil

dari 0,100% maka contoh bukanlah karet yang telah mengalami pravulkanisasi Contoh nomer 3,4,5 mempunyai kadar sulfur tinggi atau lebih besar dari 0,500% maka contohg adalah karet yang telah mengalami vulkanisasi

PENCEGAHAN DI SUMBERNYA

PABRIK BARANG JADI LATEKS

Produk reject + Produk sisa proses Diolah menjadi produk ekonomis Shredding Grinding

Tidak dibuang sembarngan

Dilarutkan menjadi lem Bahan pencampur kompon segar Pencasmpur asphalt

Serbuk (karet mati) Karet reclaime Devulkanisasi / Reclaiming (karet dengan BM rendah, sulfur dan fillernya sudahdibuang)

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai