Tahun 2019
J Jenis Filler
Variasi
Chitosan
Selulosa : Kitosan :Sorbitol
U Proses
0,4, 0,6, 0,8, 1,0 1,2 g : 2,7% : 2 mL
- Isolasi selulosa sekam padi : sekam padi (Maserasi : 7 hari) dikeringkan pada suhu 50 o C
R - Bioplastic Selulosa Sorbitol (CS) Selulosa dengan variasi dimasukkan ke 5 gelas kimia ,ditambahkan` sorbitol. Diaduk sampai homogen. Lalu dicetak, dikeringkan
dalam oven pada suhu 60 ° C
- Bioplastic Selulosa-Kitosan (CC) Selulosa dengan variasi dimasukkan ke dalam 5 gelas kemudian larutan kitosan 2,7% (b / v dalam 0,6 M CH3COOH kimia Yang ke
N dalam beker. diaduk sampai homogen. dicetakan dan diratakan. Lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 60 ° C
- Bioplastik selulosa-sorbitol-kitosan (CSC). variasi selulosa dimasukkan ke dalam 5 gelas, larutan kitosan 2,7% (b / v dalam 0,6 M CH3 kimia yang ditambahkan COOH)
A ke dalam masing-masing beker. diaduk sampai homogen. Sorbitol ditambahkan ke dalam gelas kimia, diaduk kembali. Bubur dicetak lalu di oven pada suhu 60 ° C
Analisa - FTIR
L - Thermo Scientific Nicolet iS 10
- Universal Testing Machines (UTM)
Hasil - Hasil proses bleaching mengalami penurunaan seiring dengan penambahan NaOCl
- Kuat uji Tarik 0,005 kgf/cm2 semakin meningkat seiring penambahan selulosa karena berikatan dengan kitosan
1 -
-
Kekuatan Tarik terendah ialah bioplastik CS yaitu 0,005 kgf/cm2
Kekuatan uji Tarik tertinggi yaitu bioplastik CC yaitu 0,266 kgf/cm2
- Selulosa yang didapat 59,2%(pemutih 2,0% NaOCl).
- bioplastik terbaik adalah bioplastik CSC pada konsentrasi selulosa 3.12% (kekuatan tarik 0,060 Kgf/ cm2 dan perpanjangan 4,75%.
- Hasil uji FTIR menunjukkan Puncak yang muncul adalah OH, NH, dan CO masing-masing pada wilayah 3450.64, 1638.41, dan 1087.76 cm-1.
Kekurangan - Kadar selulosa yang didapat lebih sedikit dikarenakan akibat proses bleaching menggunakan NaOCl
- Yang di variasikan hanya Selulosa saja
Judul Effect of Sugar Palm Fiber (SPF) to the Structural and Optical Properties of Bioplastics (SPF/Starch?Chitosan/Polypropylene) inSuporting Mechanical Properties and
Degradation Performance
Tahun 2021
Proses - SPF direndam dalam larutan NaOH 5% (1 jam) -> dibersihkan dengan akuades lalu dikeringkan (125 oC, 10 menit) -> disaring dengan saringan 10 mesh
N -
-
PP dilarutkan ke dalam gliserin dan dipanaskan, magnetic stirrer (350 oC, 2 jam)
Pati sagu dicampur dengan akuades, magnetic stirrer (100oC)
A -
-
Asam asetat dituangkan kedalam kitosan dan diaduk hingga terbentuk gel, kemudian ditambahkan SPF
Larutan PP dituangkan kedalam gelas kimia yang berisi SPF/Pati/Kitosan
- Semua bahan dicampur dan diaduk (100oC, 20 menit, 60 rpm sampai homogen)
L - Larutan bioplastik dituangkan ke wadah sampel lalu dikeringkan (80 oC, 16 jam)
Kelebihan - Bioplastik dengan tambahan polipropilen dari sampah plastik menunjukkan solusi potensial untuk mengurangi sampah plastik di dunia.
Hasil - secara termal, penurunan berat pada komposisi PET:selulosa 70%:30% yaitu 3,464 mg lebih stabil.
- secara biodegradabilitas, persen kehilangan berat paling besar terjadi pada plastik dengan komposisi PET:selulosa 70:30 yaitu sebesar 38,24%.
Kelebihan - variasi PET:selulosa 70:30 lebih homogen dan Biodegradable plastic dengan komposisi PET:selulosa 70:30, mengalami kehilangan berat yang besar, dikarenakan
kandungan selulosa yang lebih banyak.
Kekurangan - PET merupakan polimer yang sangat sulit untuk diurai oleh mikroorganisme.
Judul SINTESIS DAN KARAKTERISASI TERMAL PLASTIK RAMAH LINGKUNGAN POLYBLEND SELULOSA AMPAS TEBU DAN LIMBAH BOTOL
PLASTIK POLIETILEN TEREFTALAT
Tahun 2018
R Proses •
-
-
Preparasi ampas tebu dan isolasi selulosa dari ampas tebu
Sampel ampas tebu dipotong kecil-kecil, dicuci, dikeringkan selama 12 jam lalu dihaluskan dengan blender.
Ampas tebu ditimbang sebanyak 12,5g lalu dicampur NaOH 15% sebanyak 250mL kemudian diaduk dan direfluks pada suhu 110°C selama 4 jam.
N -
-
Leburan disaring dan endapan dinetralkan lalu dikeringkan pada suhu 100°C.
Residu yang dihasilkan dihidrolisis dengan HCl 0,1M sebanyak 250mL dipanaskan pada suhu 105°C selama 1 jam lalu dicuci dan endapan dipanaskan pada suhu
A
100°C.
• Isolasi limbah botol plastik PET
- Limbah botol plastik PET ditimbang sebanyak 5 g dilarutkan dalam asam sulfat pekat 10 mL selama 1 jam 20 menit.
L -
-
Campuran dimurnikan dengan cara diteteskan ke dalam gelas kimia yang berisi metanol
endapan PET yang diperoleh disaring dengan corong Buchner dan dikeringkan pada suhu 60ºC selama 24 jam.
• Pembuatan poliblend plastik ramah lingkungan
- Poliblend antara PET selulosa dibuat dengan variasi komposisi %
- PET dilarutkan dalam N-methyl-2-pirolidone selama 1 jam 38 menit.
4 -
-
Selulosa dilarutkan dalam dimetil sulfoksida selama 4 jam 20 menit dan ditambahkan 1 mL PEG 400.
Keduanya dicampurkan dan dihomogenkan selama 40 menit.
- Campuran dicetak dengan menggunakan plat kaca
Hasil - plastik ramah lingkungan memiliki sifat stabilitas plastik ramah ringkungan adalah variasi 50/50 lebih stabil secara termal.
Kelebihan - Variasi yang lebih stabil secara termal yaitu variasi 50/50 karena dilihat dari penurunan massa yang paling kecil yaitu 9,038 mg.
6 Nina Hairiyah, Pembuatan Mikrokomposit kombinasi material melalui Membandingkan uji tahan air, Suhu pirolisis 300oC dan waktu 2
R.Rizki Amalia, dan Purun Tikus (Eleocharis dulcis) pencampuran yang tidak homogen densitas, porositas dan daya serap jam
Aprilia Widyastuti dan Eceng Gondok (Eichornia air
crassipes) sebagai Filler dengan Limbah plastik PET dipirolisis
Limbah Plastik Polyethylene selama 2 jam dengan suhu 300oC Penambahan matrik kedalam
Terepthalate (PET) sebagai larutan perekat dilakukan pada
Matrix suhu 170oC
7 Nuryati, R. Rizki Pembuatan Komposit dari kombinasi material melalui Membandingkan uji tahan air, Hanya satu sample yang
Amalia, Nina Limbah Plastik Polyethylene pencampuran yang tidak homogen densitas, porositas dan daya serap memenuhi standar SNI yaitu KPL
Hairiyah Terephthalate (PET) Berbasis air 1 yang memiliki karakteristik
Serat Alam Daun Pandan Laut Limbah plastik PET dipirolisis terbaik yaitu dengan perbandingan
(Pandanus tectorius) selama ± Matrix dan Filler tercampur merata matrix 7 gram dan filler 3 gram
2 jam 15 menit dan berstekstur keras
Suhu pirolisis PET tidak
Penambahan matrik kedalam Hasil yang didapatkan sudah disebutkan
larutan perekat dilakukan pada memenuhi SNI
suhu 170oC
Kesimpulan
JUDUL Pembuatan plastik biokomposit metode blending plastik sintesis polipropilen dengan polimer alam dari serat kapuk
FILLER Polipropilen
1) Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai potensi serat kapuk dengan penambahan
filler plastik polipropilen yang dapat digunakan untuk pembuatan bioplastik.
2) Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai potensi dan proses pembuatan bioplastik dari
serat kapuk dengan penambahan filler plastik polipropilen yang dapat digunakan sebagai referensi
penelitian selanjutnya.
3) Memberikan solusi alternatif bagi masyarakat agar dapat mengurangi masalah pencemaran
lingkungan akibat limbah plastik sintesis.
Hipotesis
1. Gliserol yang ditambahkan, maka dapat menurunkan nilai kuat tarik dan meningkatkan nilai
elongasi (Ramadhan dkk, 2017).
2. Penambahan sorbitol dalam bioplastik menurunkan jumlah ikatan hidrogen sehingga
mengurangi kerapuhan bioplastik (Maryuni dkk, 2018).
3. Penambahan pati sebagai perekat selulosa asetat dengan plasticizer karena selulosa asetat
sukar terhomogenasi (Andahera dkk, 2019).
4. Polipropilen merupakan jenis plastik yang sering digunakan karena memiliki sifat tahan
terhadap bahan kimia (Sahwan, 2005).
Lingkup Penelitian
1) Bahan baku yang digunakan adalah serat kapuk yang diperoleh dari daerah Indralaya, Kab. Ogan Ilir.
2) Plasticizer yang digunakan adalah gliserol dan sorbitol.
3) Proses delignifikasi selulosa menggunakan natrium hidroksida (NaOH).
4) Proses bleaching selulosa menggunakan Natrium Hipoklorit (NaOCl).
5) Proses sintesa selulosa menggunakan Asam Asetat Glasial (CH3COOH) dan Asam Asetat Anhidrat
((CH3CO)2O)
6) Bahan perekat pada pencetakan bioplastik menggunakan pati tepung tapioka.
7) Rasio massa selulosa asetat dengan pati adalah 1:1,5.
8) Penambahan filler menggunakan biji plastik polipropilen.
TINJAUAN PUSTAKA
1. BIOPLASTIK
2. SERAT KAPUK
3. SELULOSA ASETAT
4. KOMPOSIT BIOPLASTIK
5. PEMLASTIS
6. FILLER
7. KARAKTERISTIK BIOPLASTIK
8. BIODEGRADASI
9. PENELITIAN TERKAIT
Waktu dan Tempat Penelitian