Anda di halaman 1dari 50

SEMINAR HASIL

PENELITIAN
11 MARET 2019
“ SINTESIS DAN KARAKTERISASI BIOPLASTIK DARI PATI TALAS
DENGAN SELULOSA TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT ”

Oleh :
MUHAMMAD BAHRUL HIKMAH K.

(1531010033)

MOCH ROKHMAT TAUFIQ HIDAYAT (1531010039)


1.

LATAR BELAKANG
jumlah

Industri bahan plastik biodegradabel telah sempat tercatat dalam
yang cukup banyak di negara-negara maju seperti Jepang,
Eropa dan Amerika Serikat. Meskipun demikian, dari penelusuran data
pada saat ini, perusahaan-perusahaan tersebut tampaknya banyak
yang sudah tidak memproduksi bahan plastik biodegradabel lagi,
kecuali untuk memenuhi kebutuhan khusus seperti di bidang medikal,
pembuatan film mulsa plastik untuk pertanian, dll
KENAPA BISA TERJADI ?
Harga Plastik Konvensional < Harga Bio
Plastik
JADI HARUS BAGAIMANA?

Pada dasarnya pembuatan plastik biodegradabel menggunakan bahan


dasar pati ataupun selulosa. Adapun pengembangan bioplastik berbahan dasar
pati dan selulosa sangat potensial di Indonesia, karena bahan baku yang
melimpah dan mudah didapat.
TALAS
Tandan Kosong Kelapa Sawit
2.
TUJUAN DAN MANFAAT
TUJUAN
✘ Mempelajari pengaruh perbandingan komposisi pati – kitosan – selulosa
terhadap karakteristik bioplastik

✘ Mempelajari sifat fisik dari bioplastik yang dihasilkan, biodegredabilitas, uji


ketahanan air (swelling), elongasi dan uji kuat tarik serta uji Scanning Electron
Microscopy (SEM).

✘ Membuat bioplastik ramah lingkungan berkualitas yang dapat diproduksi skala

industri
manfaat
✘ Bioplastik diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan lingkungan, dimana

sampah plastik selalu meningkat pertahun nya dan memerlukan waktu lama

untuk bisa terurai.

✘ Pembuatan bioplastik ini juga akan meningkatkan nilai ekonomis dari umbi talas

dan tandan kosong kelapa sawit.

✘ Pengaplikasiannya bioplastik menjadi produk kebutuhan sehari hari diharapkan

dapat mengurangi penggunaan plastik komersial dari bahan petrokimia sehingga


3.
PENELITIAN TERDAHULU
✘ Rahmawati, wida dkk. 2012 “Karakteristik pati talas sebagai alternative sumber

pati industry di Indonesia”. Semarang : Universitas Diponegoro.

Kadar air pati talas yang dihasilkan berkisar antara 5,3 – 13,18% sehinga masih memenuhi standart mutu pati industri yaitu

kurang dari 14%. Kadar pati yang dihasilkan dari umbi talas sebesar 80%, tepung talas sebesar 75%. Sedangkan kadar pati yang

diperoleh dari modifikasi talas hanya 65%.


✘ Fajri, G. dkk. 2017 “Pembuatan dan Karakterisasi bioplastik dari kitosan pati

talas”. Aceh: Universitas Diponegoro Syiah Kuala.


1. Hasil uji kuat tarik bioplastik komposisi pati talas/kitosan (40/60) memiliki nilai kuat tarik tertinggi yaitu 11.740 MPa,
sedangkan yang terendah pada komposisi pati talas/kitosan (60/40) dengan nilai kuat tarik sebesar 7470 MPa. Persen
elongasi terbesar terdapat pada bioplastik dengan komposisi pati talas/kitosan (60/40) yaitu 18,905% dan persen elongasi
terendah pada komposisi pati talas/kitosan (50/50) yaitu sebesar 14,028%.

2. Hasil pengamatan terhadap laju degradasi bioplastik dari yang paling cepat terdegradasi ke yang paling lambat terdegradasi
adalah komposisi pati talas/kitosan (40/60), komposisi pati talas/kitosan (60/40) dan komposisi pati talas/kitosan (50/50)
✘ Sembiring, Wira dkk. 2017 “Pengaruh nisbah dan suhu pencampuran selulosa

dan pati terhadap sifat dan morfologi bioplastik berbahan dasar pati umbi talas”.

Riau: Universitas Riau.


Semakin bertambahnya nisbah air menghasilkan kuat tarik menurun dan berbanding terbalik dengan elongasi.
Peningkatan suhu menghasilkan kuat tarik menurun dan berbanding terbalik dengan elongasi. Penambahan filler selulosa
menghasilkan kuat tarik meningkat dan berbanding terbalik dengan elongasi. Penambahan nisbah air dan filler selulosa
menghasilkan water uptake menurun, sedangkan biodegradasi meningkat. Bioplastik dengan karakteristik terbaik diperoleh pada
bioplastik dengan variasi nisbah air 20 v/b, suhu 75,77oC dan filler selulosa 15% dimana diperoleh nilai kuat tarik 6,9 MPa,
elongasi 10,9%, water uptake 28, 5% dan biodegradasi 54,14%.
4.
TINJAUAN PUSTAKA
Bioplastik
Bioplastik adalah plastik yang dapat digunakan layaknya seperti plastik

konvensional, namun akan hancur terurai oleh aktivitas mikroorganisme menjadi

hasil akhir berupa air dan gas karbondioksida setelah habis terpakai dan dibuang ke

lingkungan tanpa meninggalkan sisa yang beracun.


Talas
Talas di Indonesia pemanfaatannya hanya sebagai bahan makan cemilan

seperti keripik. Talas memiliki kadar air berkisar antara 5,3 – 13,18 sehingga masih

memenuhi standar mutu pati nasioal yang kurang dari 14%. Kadar pati yang

dihasilkan dari umbi talas sebesar 80%. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan

umbi-umbian lain di Indonesia. Pemanfaat talas sebagai bahan baku bioplastik akan

dapat meningkatkan nilai ekonomis dari umbi talas tersebut.


Tandan Kosong Kelapa Sawit
Berdasarkan data BPS tahun 2015, Indonesia memiliki luas perkebunan kelapa

sawit sebesar 6.735.300 hektar yang tersebar di 22 propinsi dengan produksi kelapa

sawit sebesar 31.070.000 ton per tahun. Sebanyak 25-26% dari total produksi

kelapa sawit tersebut merupakan tandan kosong yang menjadi produk samping.

Baru sebanyak 10% dari TKKS tersebut yang sudah dimanfaatkan untuk bahan

bakar boiler maupun kompos, dan sisanya masih menjadi limbah.


Kitosan
Kitosan adalah suatu biopolimer dari D-glukosamin yang dihasilkan dari proses

deasetilasi khitin dengan menggunakan alkali kuat. Kitosan memiliki beberapa sifat yang

menguntungkan yakni biocompability, biodegradabillity, hydrophilicity, dan, anti bacterial.

Biocompability adalah kemampuan suatu bahan dalam merespon memberi respon biologis baik.

Biodegradability yakni kemampuan dalam downgrade sifat kimia fisik suatu bahan baik itu

demineralisasi, deproteinasi, dan dipigmentasi. Fungsi anti bacterial dari kitosan membuat saat

pendegradasian bahan menjadi non toxic. Kitosan juga mempunyai sifat komponen reaktif,

pengikat, pengkelat, pengabsorbsi, penstabil, pembentuk film, dan penjernih


Sorbitol
Pada pembuatan plastik biodegradable, sorbitol berperan sebagai plasticizer. Penambahan

plasticizer ini digunakan untuk meningkatkan sifat plastisitasnya, yaitu sifat mekanik yang

lunak, ulet, dan kuat. sorbitol merupakan plasticizer yang efektif karena memiliki kemampuan

untuk mengurangi ikatan hidrogen internal pada ikatan intermolekuler, plasticizer ditambahkan

pada pembuatan edible film untuk mengurangi kerapuhan, meningkatkan fleksibilitas dan

ketahanan film terutama jika disimpan pada suhu rendah


5.
LANDASAN TEORI
  Mekanisme Pembentukan Bioplastik
✘ Pensuspensian bahan ke dalam pelarut
Pembuatan larutan bioplastik dilakukan dengan cara memsuspensi bahan kedalam pelarut

✘ Pengaturan suhu
Pengaturan suhu dilakukan pada saat proses gelatinisasi pati, agar pati yang digunakan dapat
tergelatinisasi dengan sempurna dan dapat diperoleh lapisan bioplastik yang homogen.

✘ Penambahan plasticizer
Plasticizer ditambahkan kedalam bahan guna untuk memperbaiki sifat fisik atau sifat mekanik
dari bahan tersebut.

✘ Pengeringan
Proses pengeringan dilakukan dengan cara menguapkan larutan sehingga dapat diperoleh
lembaran bioplastik.
  Karakter Bioplastik
Karakteristik utama yang paling penting dari bioplastik adalah kemampuan plastik untuk
dapat terdegradasi. Biodegredable diartikan sebagai kemampuan mendekomposisi bahan
menjadi karbondioksida, metana, air, komponen anorganik atau biomassa melalui mekanisme
enzimatis mikroorganisme dengan pengujian standar dalam periode waktu tertentu.
Standart Bioplastik Menurut SNI
6.
HIPOTESA
Dalam penelitian pembuatan bioplastik dari pati talas, selulosa tandan kosong kelapa

sawit, kitosan dan plasticizer sorbitol dapat menghasilkan bioplastik yang dapat terdegradasi

dalam waktu yang singkat kurang lebih 30 hari. Komposisi pati talas, selulosa tandan kosong

kelapa sawit, kitosan dan sorbitol dapat mempengaruhi karakteristik dari bioplastik tersebut.

Dimana semakin banyak komposisi kitosan daripada pati maka bioplastik yang dihasilkan akan

memiliki tensile strength yang semakin kuat. Serta semakin banyak sorbitol yang ditambahkan

maka semakin elastis bioplastik yang dihasilkan dan semakin banyak volume sorbitol yang

ditambahkan maka presentase swelling bioplastik semakin meningkat.


7.
METODOLOGI
PENELITIAN
✘ Bahan yang ✘ Alat yang digunakan ✘ Rangkaian alat
digunakan pada pada penelitian ini
penelitian ini adalah adalah kompor listrik, Keterangan :2
seluosa dari tandan beaker glass,
kosong kelapa sawit, magnetic stirrer, 1.
pati talas, plasticizer pipet tetes, Beaker Glass
yang digunakan yaitu termometer, 2.
sorbitol, aquadest eksikator, oven, 3
Motor Pengaduk
dan asam asetat 1%. petridist, neraca
3.
analitik, dan gelas
Thermometer
ukur. 1
4.
Kompor Listrik

4
Variabel tetap yang Variabel berubah yang
digunakan dalam digunakan dalam penelitian ini
penelitian ini yaitu : yaitu :
✘ Asam asetat 1% ✘ Rasio Pati talas : Selulosa
✘ Jumlah berat Kitosan = 0.5:0.5 ; 0.625:0.375 ;
0.75:0.25 ; 0.875:0.125 ;
dan 1:0 (w/w)
✘ Gliserol 1 ml, 1.5 ml, 2 ml,
2.5 ml, dan 3 ml
Diagram Alir
(Pembuatan Pati)

Talas

larutan
Perendaman selam 20 menit
garam 1%

Cuci Bersih dengan Aquadest

Aquadest
Parut Talas hingga menjadi bubur perbadingan
2:1
Pengadukan hingga rata

Penyaringan

Filtrat Pati
Endapkan Filtrat Pati 72 jam buang air yang ada diatasnya

Residu Pati

60 ºC sampai
Pengeringan
kering

Penggilingan

Pengayakan 120 Mesh

Pati
Diagram Alir
(Pembuatan Bioplastik)
Pati +S elulosa + Asam Asetat 70-80ºC
Aduk 30 1% 50ml
Kitosan + Asam Asetat 1% 50ml Aduk 30
menit
menit

Aduk 1 Tambah Sorbitol 2,5%, dari volume capuran pati dan kitosan
Jam 100 ml

Diamkan pada suhu kamar

Pencetakkan di plat kaca

Pengeringan

Diamkan pada suhu kamar

Bioplastik
8.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
  Hasil Pembuatan Pati dari Talas
✘ Pada penelitian ini didapatkan kadar pati yang terdapat dalam pati ubi talas sebesar 67,60
% dalam 20 gr sampel yang diuji, pengujian kadar pati tersebut menggunakan metode uji
Titrimetri. Secara umum kadar pati yang diperoleh dari umbi talas sebesar 80%, kadar air
13,4% dan sisanya adalah amilosa dan amilopektin.
Hasil Sifat Mekanik Bioplastik
Hasil Kuat Tarik (Mpa) Terhadap Perbandingan Berat Pati dengan Selulosa Dan Volume Sorbitol

Tabel. 1 Hasil Perhitungan Kuat Tarik Bioplastik (Mpa)


Variasi Volume Sorbitol (ml)
Pati : Selulosa
(gr) Sorbitol 1 ml Sorbitol 1.5 ml Sorbitol 2 ml Sorbitol 2.5 ml Sorbitol 3 ml
( MPa) (MPa) (MPa) (MPa) (MPa)
0.5:0.5 46.55 44.1 29.4 24.5 17.15
0.625:0.375 31.85 24.5 19.6 17.15 14.7
0.75:0.25 26.95 19.6 14.7 9.8 4.9
0.875:0.125 22.05 17.15 7.35 7.35 4.9
1:0 22.05 14.7 7.35 4.9 2.45
Kuat Tarik vs Sorbitol
50

40

Pati:Selulosa (0.5 : 0.5)


Kuat Tarik (Mpa)
30 Pati:Selulosa (0.625 : 0.375)
Pati:Selulosa (0.75 : 0.25)
Pati:Selulosa (0.875 : 0.125)
20 Pati:Selulosa (1 : 0)
Standart SNI

10

0
1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6 2.8 3

Sorbitol (ml)

Grafik. 1 Hubungan antara Variasi Volume Sorbitol Terhadap Kuat Tarik (MPa) dari Bioplastik
Hasil Elongasi (%) Terhadap Perbandingan Berat Pati dengan Selulosa Dan
Sorbitol
Tabel. 2 Hasil Perhitungan Elongasi Bioplastik (%)

Variasi Volume Sorbitol (ml)


Pati : Selulosa
(gr) 1 ml 1.5 ml 2 ml 2.5 ml 3 ml
(%) (%) (%) (%) (%)

0.5:0.5 3.817 3.933 14.133 15.933 17.450

0.625:0.375 6.067 8.550 13.067 16.150 18.367

0.75:0.25 10.100 14.150 15.100 16.933 23.033

0.875:0.125 13.917 13.950 16.417 19.450 22.867

1:0 17.883 23.550 27.667 28.383 34.867


Dari tabel diatas maka akan diperoleh grafik dibawah ini :

Grafik 2 Hubungan antara Variasi Volume Srbitol Terhadap Elongasi (%) dari Bioplastik

Elongasi vs Sorbitol
40.000

35.000

30.000
Pati:Selulosa (0.5 : 0.5)
25.000
Pati:Selulosa (0.625 : 0.375)
Elongasi

Pati:Selulosa (0.75 : 0.25)


20.000
Pati:Selulosa (0.875 : 0.125)
15.000 Pati:Selulosa (1 : 0)
Standar SNI
10.000

5.000

0.000
1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6 2.8 3

soritol (ml)
Hasil Modulus Young (MPa) Terhadap Perbandingan Berat Pati dengan Kitosan Dan Konsentrasi Glis

Tabel 3 Hasil Perhitungan Modulus Young (MPa) Pada Bioplastik

Variasi Volume Sorbitol (ml)


Pati : Selulosa
(gr) Sorbitol 1 ml Sorbitol 1.5 ml Sorbitol 2 ml Sorbitol 2.5 ml Sorbitol 3 ml
( MPa) (MPa) (MPa) (MPa) (MPa)

0.5:0.5 1219.65 1121.19 208.02 153.77 98.28

0.625:0.375 525.00 286.55 150.00 106.19 80.04

0.75:0.25 266.83 138.52 97.35 57.87 21.27

0.875:0.125 158.44 122.94 44.77 37.79 21.43

1:0 123.30 62.42 26.57 17.26 7.03


Dari tabel diatas maka akan diperoleh grafik dibawah ini :
Grafik. 3 Hubungan antara Variasi Volume Sorbitol Terhadap Modulus Young (MPa) dari Bioplastik

Modulus Young vs Sorbitol


1200.00

1000.00
Modulus Young (MPa)

800.00 Pati:Selulosa (0.5 : 0.5)


Pati:Selulosa (0.625 : 0.375)
600.00 Pati:Selulosa (0.75 : 0.25)
Pati:Selulosa (0.875 : 0.125)
400.00 Pati:Selulosa (1 : 0)

200.00

0.00
1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6 2.8 3

Sorbitol (ml)
Hasil Analisa Swelling (%) Terhadap Perbandingan Berat Pati dengan Selulosa Dan Sorbitol
Tabel 4 Hasil Perhitungan Swelling (%) Pada Bioplastik

Variasi Volume Sorbitol (ml)


Pati : Selulosa
(gr) Sorbitol 1 ml Sorbitol 1.5 ml Sorbitol 2 ml Sorbitol 2.5 ml Sorbitol 3 ml
(%) (%) (%) (%) (%)

0.5:0.5 9.00 15.34 24.73 43.39 50.67

0.625:0.375 14.04 18.34 28.94 45.05 52.02

0.75:0.25 15.80 22.77 31.46 47.19 59.21

0.875:0.125 16.34 29.78 39.73 49.87 76.55

1:0 20.11 39.33 43.40 58.81 76.94


Dari tabel diatas maka akan diperoleh grafik dibawah ini :

% Swelling vs sorbitol
90.00
80.00
70.00
60.00 Pati:Selulosa (0.5 : 0.5)
% swelling

50.00 Pati:Selulosa (0.625 : 0.375)


Pati:Selulosa (0.75 : 0.25)
40.00
Pati:Selulosa (0.875 : 0.125)
30.00
Pati:Selulosa (1 : 0)
20.00
10.00
0.00
1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6 2.8 3

Sorbitol

Grafik. 4 Hubungan antara Variasi Volume Sorbitol Terhadap Presentase Swelling (%) dari Bioplastik
Hasil Analisa Scanning Electron Microscopy (SEM) Pada Bioplastik

Pada analisa cross section film bioplastik ini dilakukan analisa pada variable
yang terbaik dengan formulasi, pati 0,5 gr, selulosa 0,5 gr, kitosan 1 gr dan
sorbitol 2 ml, diperoleh kuat tarik sebesar 29,4 Mpa, Elongasi sebesar 14,13%
dan Modulus young sebesar 208,02 Mpa.
Hasil Dan Pembahasan Biodegradasi Mekanik Bioplastik

Uji Biodegradasi Bioplastik Menggunakan EM-4


Tabel 5 Uji Biodegradasi Bioplastik Pada Hari ke-1

Variasi Volume Sorbitol (ml)


Pati :
Selulosa Sorbitol 1 Sorbitol Sorbitol 2 Sorbitol Sorbitol 3
(gr) ml 1.5 ml ml 2.5 ml ml
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
0.5:0.5
Terurai Terurai Terurai Terurai Terurai
0.625:0.3 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
75 Terurai Terurai Terurai Terurai Terurai
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
0.75:0.25
Terurai Terurai Terurai Terurai Terurai
0.875:0.1 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
25 Terurai Terurai Terurai Terurai Terurai
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
1:0
Terurai Terurai Terurai Terurai Terurai
Tabel 6 Uji Biodegradasi Bioplastik Pada Hari ke-5

Variasi Volume Sorbitol (ml)


Pati :
Selulosa
(gr) Sorbitol 1 Sorbitol Sorbitol 2 Sorbitol Sorbitol 3
ml 1.5 ml ml 2.5 ml ml

Terurai Terurai Terurai Terurai Terurai


0.5:0.5
10% 10% 15% 17% 20%

0.625:0.3 Terurai Terurai Terurai Terurai Terurai


75 12% 16% 16% 16% 17%

Terurai Terurai Terurai Terurai Terurai


0.75:0.25
22 % 22% 33% 23% 32%

0.875:0.1 Terurai Terurai Terurai Terurai Terurai


25 40% 40% 45% 40% 45%

Terurai Terurai Terurai Terurai Terurai


1:0
50% 50% 50% 55% 55%
9.
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan
• Hasil kandungan Pati dalam Pati Ubi talas telah di analisa berdasarkan metode titrimetric yaitu sebesar
67,60%.
• Semakin tinggi komposisi Sorbitol maka akan menurunkan nilai tensile strength dari bioplastik. Dan
semakin tinggi komposisi selulosa dalam bioplastik maka semakin kuat. Bioplastik terbaik yang
memenuhi nilai standart SNI dalam tensile strength yaitu pada perbandingan pati-selulosa 0,5:0,5 dan
Sorbitol 1 ml, yaitu sebesar 46,55 MPa.
• Presentase elongasi berbanding terbalik dengan tensile strength. Semakin tinggi komposisi Sorbitol yang
ditambahkan, maka bioplastik semakin elastis. Bioplastik terbaik yang memenuhi nilai standart SNI dalam
elongasi yaitu pada perbandingan pati-selulosa 1:0 dengan sorbitol 3 ml, yaitu sebesar 34.867 %.
• Semakin bertambahnya konsentrasi Sorbitol pada bioplastik, maka nilai Modulus Young semakin kecil.
Nilai Modulus Young terkecil yaitu pada perbandingan pati-selulosa 1:0 dengan sorbitol 3 ml, yaitu
sebesar 7.03 MPa.
• Semakin tinggi komposisi Pati Talas dan Sorbitol dalam bioplastik, maka semakin tinggi pula presentase
swelling. Presentase swelling terbaik yaitu pada perbandingan pati-selulosa 1:0 dan sorbitol 3 ml yaitu
sebesar 76.94%.
Saran
1. Disarankan pada penelitian selanjutnya tentang pembuatan
bioplastik tidak menggunakan bahan-bahan pangan, agar
kedepannya apabila bioplastik diproduksi secara industri tidak
berpengaruh terhadap ketahanan pangan.
2. Disarankan pada penelitian selanjutnya tentang pembuatan
bioplastik dilakukan penambahan zat kimia lain agar bioplastik yang
dihasilkan menjadi transparan.
thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai