Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang ......................................................................................................3
Rumusan masalah .................................................................................................4
Tujuan pembahasan ..............................................................................................4
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) terus dikembangkan dan
dimanfaatkan dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar manusia, memperpanjang
harapan hidup dan menstimulasi keulitas hidup. Dalam pemanfaatan IPTEK untuk
berbagai tujuan selalu menimbulkan sisa proses atau limbah karena efisiensi tidak
penah mencapai 100%. Demikian juga dalam pemanfaatan , pengembangan, dan
penguasaan IPTEK pada lingkungan kerja limbah radioaktif sebagai sisa proses.
Pengaruh zat radioaktif yang berdampak pada pekerja dan pasti akan
mempengaruhi arus produksi harus ditangani dengan baik.
Dengan mengetahui dampak dan cara pengelolaannya maka zat ini dapat kita
kurangi pengaruhnya bagi lingkungan kerja. Selama sejarah perkembangan
radioaktif digunakan untuk mengukur jumlah radiasi pengion. Hal ini selalu
didasarkan didasarkan pada jumlah ion yang terbentuk dalam keadaan tertentu atau
pada jumlah energi radiasi yang diserahkan pada sejumlah massa bahan.
Penghampiran ini mengabaikan adanya sifat pengionan yang tidak
berkesinambungan. Namun, secara eksperimen dapat dibenarkan melalui
teramatinya hubungan antara nilai besaran dengan akibat yang ditimbulkan.
Dengan dampak dan pengaruh tersebut maka diharapkan adanya proteksi dari
berbagai pihak. Upaya proteksi radiasi mencakup upaya pemberian perlindungan
bagi seseorang dan kemanusiaan pada umumnya terhadap kerugian akibat radiasi
sambil tetap mengambil solusi dan manfaat dari para pemakainya. Pendekatan
dilakukan untuk mencapai upaya memberikan perlindungan yang didasarkan pada
pengetahuan yang terbaik yang sudah diketahui oleh para pekerja sebagai akibat
yang dapat ditimbulkan oleh radiasi pengion pada organ atau jaringan tubuh.
3
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan radioaktif ?
2. Apa saja sumber radioaktif dan dampak radioaktif ?
3. Bagaimana cara kita menangani efek radioaktif ?
4. Kenapa upaya keselamatan radiasi itu penting ?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui bahaya radioaktif
2. Agar mahasiswa mengetahui sumber radioaktif dalam lingkungan dan tubuh
manusia
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui penanganan terhadap radioaktif dan alat
pelindung diri yang diperlukan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN RADIOAKTIF
Radioaktif adalah bahan yang mampu memancarkan sinar atau meradiasi
dari bahan itu sendiri. Radiasi yang dipancarkan adalah sinar alfa, sinar beta, sinar
gamma, sinar neutron dan Iain sebagainya. Bahaya bahan-bahan radioaktif
terutama bertalian dengan radiasinya. Radiasi ini dapat terjadi dari luar atau dari
dalam jika bahan radiasi masuk ke dalam tubuh. Penggunaan bahan radioaktif
harus disertai usaha keselamatan kerja yang ketat, bahan-bahan radioaktif
dipergunakan dalam bidang kedokteran, industri dan pertanian selain untuk
maksud pertanahan. Dalam bidang kedokteran banyak dipakai cairan-cairan
radioaktif yang dimasukkan ke dalam tubuh atau isotopisotop radioaktif untuk
penyinaran. Pada bahan radioaktif dipakai untuk mengikuti jejak proses dalam
rangka penilaian dan pengendalian, juga dipakai langsung dalam proses produksi
untuk merangsang proses polimerisasi. Begitu juga dalam pertanian, isotop
radioaktif dipakai untuk menelusuri proses seperti penyerapan air, pemupukan, dan
Iainnya.
Atas dasar bahayanya pernakaian, pengangkutan dan pengurusan sisa-sisa
atau sampah radioaktif harus diselenggarakan menurut ketentuan semestinya.
Untuk kepentingan ini, telah dikembangkan peraturan perunndangan seperti:
1.Peraturan Pemerintah No.ll tahun 1975 tentang keselamatan kerja Terhadap
radiasi
2.Peraturan Pemerintah No.12 Tahun 1975 tentang Izin Pemakaian Zat radioaktif
atau sumber radiasi lainya
3.Peraturan Pemerintah N013 Tahun 1975 tentang Izin Pemakaian Zat Radioaktif.
5
mengisi suatu formulir, dan selanjutnya BATAN meneliti keterangan tersebut dan
bila perlu akan menugaskan inspektur untuk pemeriksaan setempat sebelum Surat
izin diberikan.
B. SUMBER RADIASI
Sumber
Radiasi
Pada
Lingkung
an
a. Radiasi Alam
Bahan-bahan radiasi alam yang berasal dari dalam bumi dan prinsipnya sudah
ada sejak alam ini terbentuk. Bahan-bahan ini berasal dari ruang angkasa yang
memberikan sumbangan terbesar pada penerimaan radiasi pada manusia.
b. Radiasi Buatan
Unsur-unsur radiasi buatan ini dapat terbentuk karena adanya reaksi fisi, proses
aktivasi maupun transmutasi inti lainnya. Unsur-unsur radioaktif buatan yang
terlepas ke lingkungan dapat berperan sebagai sumber radiasi buatan. Radiasi
buatan dapat pula berasal dari sumber Iain seperti pesawat sinar-X dan
akselerator.
6
Sumber Radiasi Pada Tubuh Manusia
Radiasi Yang diterima tubuh manusia dapat bcrasal dari dua sumber yaitu
sumber eksternal dan sumber internal.
a. Sumber Eksternal
Sumber eksternal adalah sumbcr yang berasal dari luar tubuh manusia.
Radiasi dapat berasal dari angkasa luar, serta sumber-sumber radiasi yang
berada di sekeliling manusia. Untuk jangka pendek, pelepasan unsur-unsur
radioaktif hasil fisi baik karena kecelakaan reaktor nuklir maupun ledakan
senjata nuklir dapat berpotensi sebagai sumber radiasi eksternal bagi
sekelbmpok penduduk yang berada di sekitar lokasi pelepasan.
b. Sumber Internal
Sumber radiasi internal berupa unsur-unsur radioaktif Yang masuk dan terikat
oleh organ tertentu di dalam tubuh. Terikatnya unsur radioaktif oleh organ
tubuh disebabkan unsur radioaktif tersebut memiliki sifat kimia yang sama
dengan unsur yang stabil. tubuh sulit membedakan unsur tersebut dengan
unsur stabil.
2. Radionuklida kritis
7
Radionuklida kritis yaitu radionuklida tertentu yang karena sifat-
sifatya mempunyai potensi masuk ke daam tubuh yang dapat masuk
melalui rantai makanan yang panjang.
3. Jalur kritis
Jalur yang mungkin dilalui oleh radionuklida kritis untuk sampai
kepada populasi kritis yang dapat masuk melalui pernafasan, makanan,
maupun minuman.
4. Organ kritis
Organ daam tubuh yang mempunyai kecenderungan mengikat
radionuklida kritis yang masuk daam tubuh. Organ tubuh sulit untuk
membedakannya karena memiliki sifat kimia yang sama.
C. DAMPAK RADIASI
Paparan radiasi dapat mengenai manusia melalui 2 jalur yaitu dari sumber
radiasi yang berasal dari luar tubuh dan dari dalam tubuh. Interaksi sinar radiasi
dengan sel-sel tubuh manusia akan menyebabkan terjadinya berbagai reaksi kimia.
Hal ini dikenal dengan efek somatik/non somak dan efek genetik/stokastik. Efek
somak dan efek non somatik disebut juga efek deteministik karena efek ini pasti
terjadi bila dosis yang diterima di atas dosis ambang (Treshold Limit Value).
8
Tubuh manusia pada dasarnya mempunyai mekanisme kemampuan
memperbaiki sel yang rusak pada dosis rendah. Sehingga probabilitas
terjadinya efek ini dapat ditekan dengan penggunaan dosis yang serendah-
rendahnya. Pada tingkat yang lebih rendah radiasi dapat menyebabkan mukositis.
Mukositis akibat penyinaran merupakan efek sampingan yang tidak terhindarkan
namun sifatnya sementara. Mukositis terjadi akibat terapi penyinaran (radiasi)
didefinisikan sebagai suatu proses reaktif yang menyerupai peradangan pada
membran mukosa orofaring dan terjadi setelah terapi penyinaran pada penderita
kanker daerah kepala dan leher.
Dengan pemahaman potensi terjadinya efek deterministik dan efek
stokastik dalam upaya perlindungan terhadap para pekerja dan anggota masyarakat
dari bahaya radiasi diterapkan sistem pembatasan dosis. Rekomendasi
internasional dalam publikasi Safety Series No.115 tahun 1996 pekerja pada
bidang radiasi diberi toleransi menerima dosis 20mSc per tahun. Untuk kurun
waktu saft tahun tidak boleh melebihi 50mSc.
9
dapat dipastikan dan mungkin tidak dapat diketahui secara langsung. Oleh sebab
itu perlengkapan, desain, sistem operasi fasilitas harus dirancang berdasarkan
prinsipprinsip ergonomi untuk mempermudah dalam operasi dan penggunaan alat,
sehingga dapat mengurangi kesalahan operasi yang mengakibatkan kecelakaan
kerja.
10
tersebut dengan sumber radiasi. Fluks radiasi didefinisikan sebagai jumlah yang
menembus luas permukaan(m2) per satuan waktu (s).
....1
S
2=
4 R2
2 ...............................................................................................
....2
1 1
1: 2= 2
: 2
R 1 R2
1 1 1
dirumuskan dengan D1 : D2 : D3 : 2 : 2 : 2
R1 R2 R3
Jadi jika jarak 2 kali semula maka dosis yang diserap akan berkurang
(1/2)2 atau 1/4 kali semula, jika jarak 3 atau 4 kali semula maka dosis akan
berkurang sebesar 1/9 dan 1/16 semula. Maka betapapun kecilnya sumber,
11
pekerja dilarang memegang sumber secara langsung. Untuk menanganinya
dapat dilakukan dengan menggunakan tang jepit panjang, pinset, dan Iain
sebagainya.
Zat radioaktif dalam jumlah yang sangat kecil sekalipun, jika dilihat dari
sudut bahaya eksternalnya dapat diabaikan, dapat memberikan penyinaran
internal dengan nilai dosis yang sangat besar pada organ tubuh di mana zat ini
mengendap di dalamnya. Penyinaran dari sumber internal perlu mendapatkan
perhatian yang serius karena potensi bahaya yang dapat ditimbulkan cukup
besar.
12
pengendalian ini adalah dengan membatasi penerimaan dosis radiasi pada organ
tubuh manusia. Hal yang dapat dilakukan antara lain:
2.1. Pengungkungan
Pengungkungan dilakukan sedemikian rupa sehingga zat radioaktif tidak
tersebar sampai ke lingkungan sampai ke dalam daerah kerja. Dalam hal
terjadinya pelepasan zat radioaktif ke lingkungan yang sifalnya direncanakan
maka jurnlah zat radioaktif harus dibatasi agar sedemikian rupa sehingga tidak
mengakibatkan pcnerimaan dosis oleh pekerja dan masyarakat umum melebihi
dosis yang telah ditetapkan.
2.2. Pemantauan
Pemantauan kadar zat radioaktif ke lingkungan ini dimaksudkan untuk
memastikan bahwa tingkat pencemaran radioaktif masih berada di bawah batas
yang ditetapkan. Dalam hal ini termasuk juga pemantauan air minum dan udara.
Pemantauan terhadap tubuh manusia juga sangat perlu dilakukan. Untuk tujuan
pemantauan dan pembatasan penyinaran dapat dibedakan 2 kategori radiasi
pekerja radiasi sebagai berikut:
1). Kategori A, yaitu pekerja radiasi yang mungkin menerima dosis radiasi
dari 15 m Sv (1500 m rem)/tahun.
2). Kategori B, yaitu pekerja radiasi yang menerima dosis radiasi < 15 m
Sv (15000 m rem)/tahun.
13
Pemantauan unluk pekerja radiasi A, dosis perorangan hans dilakukan
sccara khusus. Penentuan dosis pada pekerja radiasi dapat diperkirakan
berdasarkan hasil pengukuran penerimaan dosis pekerja radiasi lainnya atau
berdasarkan pemantauan radiasi di lingkungan pekerja.
Selain mendapatkan pemantauan dosis perorangan pekerja radiasi juga
mendapatkan pelayanan pengawasan. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
Pemeriksaaan kesehatan sebelum bekerja.
Pemeriksan kesehatan selama bekerja.
Pemeriksaan kesehatan pada waktu PHK.
14
Pemantauan Setiap kali 5-10 tahtn
Radiasi Dinding penahan mdiasi melakukan operasi 5-10 tahtn
pengendalian Setiap minggu
Batas daerah Setiap bulan 5-10 tahun
pengendalian
Pemantauan Daerah pengendalian Setiap minggu 5-10 tahun
Batas daerah pengendalian
kontaminasi Setiap bulan 5-10 tahun
permukaan
15
2.3. Pakaian Pelindung
Dalam setiap penanganan sistem terbuka ini, sering kali pekerja radiasi
memerlukan perlengkapan proteksi berupa pakaian pelindung yang dapat berupa
jas lab, sarung tangan, sepatu, atau alat pembungkus sepatu, pelindung muka dan
wajah, dan lainlain. Pakaian pelindung selalu mempunyai potensi terkontaminasi
sehingga pakaian itu harus dilepas ketika pekerja meninggalkan daerah kerja.
Pekerja tersebut juga harus dengan segera membersihkan diri dengan cermat
setelah kelua dari sistem radiasi.
16
E. UPAYA KESELAMATAN RADIASI
Pada dasarnya setiap kegiatan manusia selalu didasarkan pada
kesetimbangan antara manfaat tindakan terhadap biaya atau kerugian yang dapat
timbul sebagai akibat tindakan itu, akhirnya akan dapat diperoleh kesimpulan
apakah tindakan itu bermanfaat untuk dilaksanakan atau tidak. Apabila ternyata
harus dilaksanakan harus diusahakan agar setiap kegiatan dapat memberikan
keuntungan yang sebesar-besarnya bagi kepentungan Peforangan dan juga
masyarakat umum secara keseluruhan dengan pengertian bahwa nisbah keuntungan
terhadap keruan sebesar mungkin.
Radiasi dari beberapa sumber mungkin saja melintasi jalur lintasan yang
sama, sebaliknya yang berasal dari dacrah satu sumber dapat masuk kedalam suatu
lingkungan melalui berbagai jalur yang berbeda. Selain itu, suatu surnber dapat
memberikan penyinaran dari banyak sumber.
17
Dengan demikian maka proses perlindungan keselamatan dari sumber itu
tidak hanya merupakan tanggung jawab manajemen dan Petugas Proteksi Radiasi
(PPR) saja namun harus ada tanggung jawab dari pekerja itu sendiri. Para pekerja
harus mengetahui dan melaksanakan semua ketentuan keselamatan kerja
berdasarkan standar yang berlaku. Para pekerja juga diharapkan memanfaatkan
peralatan seperti alat pelindung dengan hati-hati, aman serta disiplin untuk
mengurangi risiko bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
Alat Pelindung Diri atau Perlengkapan proteksi yang biasa digunakan oleh pekerja
radiasi adalah :
1. Apron
Apron proteksi tubuh yang digunakan untuk pemeriksaan radiografi atau
fluoroskopi dengan tabung puncak sinar x hingga 150 kVp harus menyediakan
sekurang kurangnya setara 0,5 mm lempengan Pb.Tebal kesetaraan timah hitam
harus diberi tanda secara permanen dan jelas pada apron tersebut. Saat ini sudah
ada alat proteksi baru yaitu apron dengan desain yang lebih ringan tetapi
memenuhi persyaratan proteksi, biaya dan dapat mengurangi rasa sakit pada
pinggang karena beratnya lebih ringan dibandingkan dengan apron yang
sebelumnya ada.
Gambar 1 (Apron)
18
2. Penahan Radiasi Gonad
Penahan radiasi gonad jenis kontak yang digunakan untuk radiologi
diagnostik rutin harus mempunyai lempengan Pb, tebal sekurang kurangnya
setara 0,25 mm dan hendaknya mempunyai tebal setara lempengan Pb 0,5 mm
pada 150 Kvp. Proteksi ini harus dengan ukuran dan bentuk yang sesuai untuk
mencegah gonad secara keseluruhan dari paparan berkas utama.
19
Jendela pengamatan yang terpasang di penahan radiasi setidaknya
mempunyai ketebalan yang setara dengan 1,5 mm Pb. Ketebalan yang setara
dengan Pb tersebut harus tertera pada penahan radiasi dan jendela pengamat atau
kaca intip.
5. Masker
Gambar 5 ( Masker)
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Radioaktif adalah bahan yang mampu memancarkan sinar atau meradiasi dari
bahan itu sendiri.
2. Sumber radiasi dibagi menjadi dua golongan besa yaitu dari alam dan buatan
3. Untuk melindungi diri dari radiasi diperlukan penanganan eksternal maupun
internal
B. SARAN
1. Sebaiknya mahasiswa mendengarkan saat materi ini dipresentasikan
karena pentingnya memahami bahaya radioaktif.
2. Diharapkan mahasiswa tidak hanya tau tentang bahaya radioaktif namun
juga paham akan materi tersebut.
3. Diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmu ini dikehidupan sehari-hari
agar terhindar dari bahaya radioaktif.
DAFTAR PUSTAKA
21
Anonim. 2016. Alat Pelindung Diri Radioaktif. (http://belajar-
industri.blogspot .co.id/2013/03/alat-pelindung-diri-apd-radioaktif.html).
Diakses pada tang-gal 28 September 2016 pukul 05.15 WIB
22