Anda di halaman 1dari 12

MODUL PRAKTIKUM

BIOMATERIAL

Oleh : Dina Wahyu Indriani, STP, M.Sc


Dr. Yusuf Wibisono, S.TP, M.Sc

Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian


Jurusan Keteknikan Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya
2019

BIOMATERIAL GANJIL 2019/2020 1


PERCOBAAN I
SINTESIS PLASTIK BIODEGRADABLE

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari sintesis plastik biodegradable dari bahan alam
2. Melakukan optimasi penambahan plastisizer terhadap plastik biodegradable
yang dihasilkan

II. DASAR TEORI


Plastik merupakan bahan pengemas yang penting dalam setiap produk. Baik
produk pangan dan non pangan. Pengemasan merupakan hal terpenting untuk
mempertahankan kualitas bahan pangan karena pengemas mampu bertindak
sebagai penahan migrasi uap air, gas, aroma, dan zat zat lain dari bahan ke
lingkungan atau sebaliknya. Plastik dipilih sebagai bahan pengemas karena
bersifat aman, kuat (tahan air, cahaya, dan panas) dan harganya yang murah.
Namun yang menjadi permasalahan, sebagian besar plastik yang sekarang
beredar di masyarakat termasuk bahan yang nondegradable (tidak dapat diurai)
sehingga akan menjadi permasalahan tersendiri bagi lingkunngan.Tingginya
kebutuhan plastik menyebabkan peningkatan limbah padat, apalagi jika plastik
tersebut tidak terdegradasi. Oleh karena itu perlu dilakukan pembuatan plastik
yang dapat didegradasi (plastik biodegradable).
Plastik biodegradable merupakan plastik yang dapat diuraikan kembali oleh
mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang ramah lingkungan. Biasanya
plastik konvensional berbahan dasar petroleum, gas alam, atau batu bara.
Sementara plastik biodegradable terbuat dari material yang dapat diperbaharui,
yaitu dari senyawa-senyawa yang terdapat dalam tanaman misalnya pati,
selulosa, kolagen, kasein, protein atau lipid yang terdapat dalam hewan.
Berdasarkan bahan baku yang dipakai plastik biodegradasi dibagi menjadi
dua kelompok yaitu kelompok dengan bahan baku petrokimia dan kelompok
dengan bahan baku produk tanaman seperti pati dan selulosa (Feris dan Anwar,
20104)
Pembentukan film plastik dari pati, pada prinsipnya merupakan gelatinasi
molekul pati. Pembuatan film berbasis pati pada dasarnya menggunakan prinsip
gelatinasi. Dengan adanya penambahan sejumlah air dan dipanaskan pada suhu
yang tinggi maka akan terjadi gelatinasi. Gelatinasi mengakibatkan ikatan amilosa
akan cenderung saling berdekatan karena adanya ikatan hidrogen. Proses
pengeringan akan mengakibatkan penyusutan sebagai akibat lepasnya air
sehingga gel akan membentuk film yang stabil (Cui, 2005)

BIOMATERIAL GANJIL 2019/2020 2


Karakteristik film yang dapat diuji adalah karakteristik mekanik, permeabilitas
dan nilai biodegradabilitasnya. Karakteristik mekanik suatu film kemasan terdiri
dari : kuat tarik (tensile strength), persen pemanjangan (elongation to break) dan
elastisitas (elastic/young modulus). Parameter-parameter tersebut dapat
menjelaskan bagaimana karakteristik mekanik dari bahan film yang berkaitan
dengan struktur kimianya. Permeabilitas suatu film kemasan adalah kemampuan
melewatkan partikel gas dan uap air pada suatu unit luasan bahan pada suatu
kondisi tertentu yang belum mengalami proses aktivasi. Beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat biodegradabilitas kemasan setelah kontak dengan
mikroorganisme, yakni : sifat hidrofobik, bahan aditif, proses produksi, struktur
polimer, morfologi dan berat molekul bahan kemasan. Proses terjadinya
biodegradasi film kemasan pada lingkungan alam dimulai dengan tahap
degradasi kimia yaitu dengan proses oksidasi molekul, menghasilkan polimer
dengan berat molekul yang rendah (Cui, 2005)
Pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa yang terdiri dari
amilosa dan amilopektin dengan perbandingan 1:3 (besarnya perbandingan
amilosa dan amilopektin ini berbeda-beda tergantung jenis patinya. Kandungan
amilosadan amilopektin pati kulit singkong adalah 15/73 (Cui, 2005).
Plastisizer (bahan pelembut) adalah bahan organik dengan berat molekul
rendah yang ditambahkan pada suatu produk dengan tujuan untuk menurunkan
kekakuan dari polimer, sekaligus meningkatkan fleksibilitas dan ekstensibilitas
polimer. Pada pembuatan biodegradable plastik ini sangat diperlukan sekali
adanya plastikizer untuk memperoleh sifat film yang khusus (Pilla, 2011).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan antara lain :

1. Beker Glass 250 ml


2. Gelas ukur 50 ml
3. Pipet ukur 10 ml
4. Pipet ukur 1 ml
5. Cawan alumunium foil
6. Timbangan analitik
7. Spatula
8. Oven
9. Kompor listrik
10. Termometer
11. Pengaduk kaca

BIOMATERIAL GANJIL 2019/2020 3


Bahan yang digunakan antara lain:
1. Pati (Singkong, Kentang, Jagung) / Selulosa
2. Akuades
3. Asam asetat
4. Gliserol

IV. CARA KERJA


1. Siapkan 2 cawan aluminium dan masing-masing diisi dengan pati
sebanyak 12 gram.
2. Siapkan 2 beaker glass 250 ml dan masing masing diisi dengan 50 ml
aquades, tambahkan 2 ml asam asetat 1 N yang berfungsi sebagai
pelarut. Aduk sampai homogen, kemudian ditambahkan gliserol yang
berfungsi sebagai plastisizer dengan variasi 3 dan 4 ml.
3. Campuran tersebut dipanaskan sampai suhunya ± 30oC sambil diaduk
dan ditambahkan pati sedikit-demi sedikit hingga homogen.
4. Campuran tersebut kemudian dituang dalam petri dish yang
sebelumnya sudah diolesi sedikit minyak, kemudian dikeringkan pada
suhu 50 °C selama 2-3 jam

V. HASIL PERCOBAAN
Jenis Pati :

No Gliserol (ml) Massa (g) Kenampakan


Bahan sblm Bahan sesudah
pengeringan pengeringan
1 3
2 4

VI. DAFTAR PUSTAKA


Cui, S.W. 2005. Food Carbohydrates Chemistry Physic, Properties and Aplication.
CRC Press : New York.
Firdaus Feris, Chairil Anwar. 2004. Potensi Limbah padat Cair Industri Tepung
Tapioka Sebagai Bahan Baku Film Plastik Biodegradable. Logika Volume
1 No. 2.
Pilla, Srikhant. 2011. Handbook of Bioplastics and Biocomposites Engineering
Application. University of Wincosin-Madison. USA

BIOMATERIAL GANJIL 2019/2020 4


PERCOBAAN II
PENGUKURAN SIFAT FISIK PLASTIK BIODEGRADABLE

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Melakukan pengukuran kuat tekan plastik biodegradable
2. Melakukan analisa foto permukaan plastik biodegradable dengan
menggunakan foto mikroskop

II. DASAR TEORI


Kekuatan tarik adalah gaya tarik maksimum yang dapat ditahan oleh film
selama pengukuran berlangsung. Kekuatan tarik dipengaruhi oleh bahan
pemplastis yang ditambahkan dalam proses pembuatan film. Sedangkan persen
pemanjangan saat putus merupakan perubahan panjang maksimum film
sebelum terputus. Berlawanan dengan itu, elastisitas akan semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya jumlah bahan pemplastis dalam film. Elastisitas
merupakan ukuran dari kekuatan film yang dihasilkan.
Film plastik yang dihasilkan diuji sifat mekanik seperti kekuatan tarik,
pemanjangan saat putus dan modulus young dengan menggunakan alat texture
analyzer.
Karakteristik film yang dapat diuji adalah karakteristik mekanik,
permeabilitas dan nilai biodegradabilitasnya. Karakteristik mekanik suatu film
kemasan terdiri dari: kuat tarik (tensile strength), persen pemanjangan
(elongation to break) dan elastisitas (elastic/young modulus). Parameter-
parameter tersebut dapat menjelaskan bagaimana karakteristik mekanik dari
bahan film yang berkaitan dengan struktur kimianya. Permeabilitas suatu film
kemasan adalah kemampuan melewatkan partikel gas dan uap air pada suatu
unit luasan bahan pada suatu kondisi tertentu.yang belum mengalami proses
aktivasi.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan antara lain
1. Penetrometer 6. Gunting
2. Foto mikroskop 7. Kamera
3. Kaca preparat
4. Sample holder
5. Penggaris
bahan yang digunakan adalah plastik biodegradable yang dihasilkan dari
percobaan 1

BIOMATERIAL GANJIL 2019/2020 5


IV. CARA KERJA
A. Pengukuran Kuat Tekan
1. Persiapan alat dan bahan
2. Pasang sample pada probe untuk di uji tarik
3. Hidupkan alat dan catat besarnya tekanan saat sampel putus

B. Analisis Foto Mikroskop


1. Menyiapkan preparat untuk tempat sampel
2. Letakkan sample pada preparat
3. Pilih perbesaran mikroskop yang diinginkan
4. Foto difokuskan / pilih area sample yang diinginkan
5. Hasil pengamatan dapat dilihat pada computer

V. HASIL PERCOBAAN
Jenis Pati :

No Uraian Luas Gaya Tarik Tegangan


penampang (kg) Tarik
melintang (kg/mm2)
(lebar x tebal)
mm2
A B c = B/A
1 Gliserol (3 ml)
2 Gliserol (4 ml)

1. Grafik Pengaruh volume gliserol dan berat pati terhadap kekuatan tarik film
plastik
Kuat Tarik (kgf/mm2)

Volume Gliserol (ml)

BIOMATERIAL GANJIL 2019/2020 6


Contoh Foto Hasil Pengamatan

VI. DAFTAR PUSTAKA


Platt, D. 1984. Biodegradable Polymers, Smithers Raphra limited, United Kingdom
roy, New York.

BIOMATERIAL GANJIL 2019/2020 7


PERCOBAAN III
PENENTUAN WAKTU BIODEGRADASI PLASTIK
BIODEGRADABLE

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menguji sifat biodegrable dari plastik hasil sintesis
2. Menentukan waktu biodegrasi plastik

II. DASAR TEORI


Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat biodegradabilitas kemasan
setelah kontak dengan mikroorganisme, yakni: sifat hidrofobik, bahan aditif,
proses produksi, struktur polimer, morfologi dan berat molekul bahan kemasan.
Proses terjadinya biodegradasi film kemasan pada lingkungan alam dimulai
dengan tahap degradasi kimia yaitu dengan proses oksidasi molekul,
menghasilkan polimer dengan berat molekul yang rendah (Bertolini, 2010)
Pengujian sifat biodegradable pada plastik dapat dilakukan dengan cara yang
sederhana, yaitu merendam plastik di dalam larutan Effective microorganism 4
(EM4). Bakteri EM4 yang digunakan adalah bakteri untuk fermentasi bahan
organic tanah. EM4 mengandung bakteri fermentasi, genus lactobacillus, jamur
fermentasi, actinomycetes bakteri fotosintetik, bakteri pelarut fosfat dan ragi.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah
1. gelas ukur
2. timbangan
3. cawan
Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah
1. EM4
2. plastik biodegradabel hasil percobaan 1

IV. CARA KERJA


1. Plastik biodegradabel hasil percobaan 1 dipotong dengan 3 x 3 ditimbang
terlebih dahulu
2. Kemudian masing masing direndam dengan EM4 sebanyak 20 ml kemudian
ditutup
3. Ditimbang berapa persen yang terurai selama 0-5 hari
4. Dilakukan pengambilan gambar penampakan fisik.

BIOMATERIAL GANJIL 2019/2020 8


V. HASIL PERCOBAAN
Persentase berat yang hilang dari setiap spesimen dihitung dengan persamaan:
Persentase berat yang hilang = [(a1 – a2) / a1] x 100 %

Dimana : a1 = berat sesaat setelah pencelupan (Hari 0)


a2 = berat setelah pencelupan

Pengamatan Massa
No Gliserol Berat Berat Sesudah dicelup (hari)
(ml) Sebelum 0 1 2 3 4 5
di celup
(gram)
1 3
2 4

Pengamatan Luasan
No Gliserol Luas Luas Sesudah dicelup (hari)
(ml) Sebelum 0 1 2 3 4 5
di celup
(cm2)
1 2
2 3
3 4
% terurai

Berat sesudah penelitian (hari)

BIOMATERIAL GANJIL 2019/2020 9


VI. DAFTAR PUSTAKA
Bertolini, Starches. 2010. Characterization, Properties, and Application. CRC Press.
New York.
Pilla, Srikhant. 2011. Handbook of Bioplastics and Biocomposites Engineering
Application. University of Wincosin-Madison. USA

BIOMATERIAL GANJIL 2019/2020 10


PERCOBAAN IV
PEMBUATAN BIOPLASTIK TERMODIFIKASI

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui proses pembuatan bioplastik dari pati talas/ubi
2. Mengetahui fungsi penambahan CMC

II. DASAR TEORI


Bahan baku bioplastik berasal dari senyawa-senyawa tumbuhan seperti pati,
selulosa dan lignin. Sintesis bioplastik memerlukan penambahan bahan pendukung
lainnya seperti plasticizer dan biopolimer untuk perbaikan sifat fisik, sifat mekanik
dan penyerapan bioplastik terhadap air. Sifat fisik dan mekanik bioplastik telah
mampu diperbaiki dengan penambahan plasticizer gliserol sehingga dapat
menyerupai sifat fisik dan kimia plastik konvensional LDPE (Darni, 2014).
Plastik biodegradable yang disentesis dengan menggunakan bahan dasar
berbasis pati memiliki kelemahan diantaranya memiliki sifat fisik yang rendah
(kekuatan Tarik dan elastisitas) dan struktur permukaan yang kurang halus sehingga
perlu adanya bahan tambahan untuk meningkatkan sifat fisik plastik tersebut. Untuk
mengatasi sifat kaku dari plastik biodegradable digunakan gliserol sebagai plasticizer
agar plastik yang dihasilkan lebih elastis. Sedangkan untuk meningkatkan kekuatan
Tarik dan memperbaiki struktur permukaan digunakan turunan selulosa yaitu CMC
(Caboxy Methyl Cellulose). Caboxy Methyl Cellulose (CMC) merupakan derivat
selulosa yang sifatnya mengikat air dan sering digunakan sebagai pembentuk tekstur
halus (Hasanah, 2016).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut
a. Beaker glass 500 mL
b. Gelas ukur 250 mL
c. Pipet ukur 1 mL
d. Cawan alumunium
e. Timbangan analitik
f. Spatula
g. Gelas ukur 5 mL
h. Oven
i. Kompor listrik
j. Termometer

BIOMATERIAL GANJIL 2019/2020 11


Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Pati ubi ungu/talas d. Asam asetat
b. Gliserol e. Minyak
c. Aquadest f. CMC

IV. CARA KERJA


1. Alat dan bahan disiapkan
2. Ditimbang pati dan CMC masing-masing sebanyak 4 gram
3. Dihomogenkan
4. Beaker glass diisi 50 mL aquadest dan ditambahkan asam asetat serta
gliserol masing-masing sebanyak 3 mL kemudian diaduk hingga
homogen
5. Ditambahkan campuran pati dan CMC sedikit demi sedikit ke dalam
beaker glass kemudian diaduk hingga homogen dan mengental
6. Campuran tersebut kemudian dipanaskan pada kompor listrik hingga
mencapai suhu 40°C
7. Minyak dituangkan di atas plat kaca kemudian campuran yang telah
dipanaskan tersebut dituangkan hingga merata di atas plat kaca
8. Dikeringkan di oven suhu 60°C selama 2 – 3 jam
9. Diamati kenampakan dan persen pemanjangan
V. HASIL PERCOBAAN
No Jenis Panjang (cm) Persentase Kenampakan
Pati Awal Akhir Pemanjangan Tanpa Mikroskop Mikroskop
(%) Mikroskop Perbesaran 4x Perbesaran
10x
1
2

VI. DAFTAR PUSTAKA


Darni, Yuli, T. M. Sitorus dan M. Hanif. 2014. Produksi Bioplastik dari Sorgum dan
Selulosa Secara Termoplastik. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan 10 (2) : 55 – 62
Hasanah, Y. Rusmiati, U. U. Khasanah, E. Wibiana dan Haryanto. 2016. Pengaruh
Penambahan CMC (Carboxy Methyl Cellulose) Terhadap Tingkat Degradibilitas dan
Struktur Permukaan Plastik Ramah Lingkungan. Simposium Nasional Teknologi
Terapan (SNTT) 4

BIOMATERIAL GANJIL 2019/2020 12

Anda mungkin juga menyukai