EDIBLE FILM
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Kelas 7 C
2017
i
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan .............................................................................................. 2
D. Manfaat ............................................................................................ 2
BAB II ......................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
A. Pengertian Edible Film (Packaging) ................................................. 3
B. Variasi yang Dikembangkan dalam Pembuatan Edible film ............. 3
C. Proses Pembuatan Edible film ......................................................... 3
D. Bahan yang digunakan dalam pembuatan Edible Film .................... 4
E. TEKNIK PEMBUATAN EDIBLE FILM .............................................. 5
BAB III ...................................................................................................... 10
PENUTUP ................................................................................................ 10
A. Kesimpulan .................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................. 10
Daftar pustaka.......................................................................................... 11
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan kemasan sudah tidak dapat terpisahkan dari kehidupan
sehari-hari, termasuk untuk kemasan makanan. Umumnya jenis
pengemas yang sering digunakan adalah kemasan plastik. Kemasan
plastik merupakan bahan pembungkus makanan yang murah, mudah
didapat dan tahan lama. Kemasan plastik memiliki kelemahan sebagai
bahan pengemas yaitu dapat mencemari lingkungan karena mempunyai
karakter yang nonbiodegradable (Saragih, et al 2016). Pengemasan telah
berkembang sejak lama. Sebelum manusia membuat kemasan, alam
sendiri telah menyajikan kemasan misalnya jagung terbungkus seludang,
buah-buahan terbungkus kulitnya, buah kelapa terlindung baik oleh
serabut dan tempurung, polongan terbungkus kulit polong. Tidak hanya
bahan pangan, kosmetik dan bahan industri lainnya, bahkan manusiapun
menggunakan kemasan sebagai pelindung tubuh dari gangguan cuaca
supaya tampak lebih anggun dan menarik.
Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, teknologi
pengemasan juga berkembang dengan pesat. Akhir-akhir ini kemasan
yang lebih maju (modern) telah banyak digunakan secara meluas pada
produk bahan pangan dan hasil pertanian misalnya plastik, kertas,
alumunium foil, logam dan kayu. Kini telah berkembang pembungkus yang
ramah lingkungan yaitu edible film. Edible film merupakan bahan yang
sangat diperlukan bagi kehidupan manusia dan telah berkembang menjadi
industry besar. Bahan kemasan yang berasal dari polimer petrokimia yakni
plastic sangat popular digunakan karena memiliki beberapa keunggulan,
fleksibel (mengikuti bentuk produk), trasparan, tidak mudah pecah, dapat
dikominasikan dengan kemasan yang lain, dan tidak korosif. Namun
polimer plastic tidak tahan terhadap panas dan dapat mencemari produk
1
dengan migrasi komponen-komponen monomernya sehingga berdampak
pada keamanan dan kesehatan konsumen karena plastic mengandung
DEHA (diethylhydroxsylamine) yang dapat bereaksi dengan makanan
yang dikemas. Sifat plastic yang tidak dapat diuraikan (non-degradable)
B. Rumusan masalah
1. Variasi apa saja yang dikembangkan dalam pembuatan edible film?
2. Bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan edible film ?
3. Bagaimana teknik yang digunakan dalam membuat edible film ?
C. Tujuan
1. Mengetahui variasi yang dikembangkan dalam pembuatan edible film.
2. Mengetahui bahan yang digunakan dalam pembuatan edible film.
3. Mengetahui teknik yang digunakan dalam membuat edible film.
D. Manfaat
Dengan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui
perkembangan bioteknologi dalam bidang produksi pangan mengenai
edible film, variasi dan teknik yang digunakan dalam membuat edible film.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Pengeringan.
Edible film kemudian dikeringkan pada aliran udara kering selama
10 12jam (Kinzel, 1992).
D. Bahan yang digunakan dalam pembuatan Edible Film
Komponen penyusun edible film mempengaruhi secara langsung
bentuk morfologi maupun karakteristik pengemas yang dihasilkan.
Komponen utama penyusun edible film dikeompokkan menjadi tiga,
yaitu hidrokoloid, lipida dan komposit.
1. Hidrokoloid
Hidrokoloid yang digunakan dalam pembuatan edible film berupa
protein atau polisakarida. Bahan dasar protein dapat berasal dari
jagung, kedele, wheat gluten, kasein, kolagen, gelatin, corn zein,
protein susu dan protein ikan. Polisakarida yang digunakan dalam
pembuatan.
4
edible film semakin tebal, hal ini terjadi karena terbentuknya
jaringan kristal lilin lebah pada matriks film sehingga ketebalan film
bertambah.
3. Plasticizer
Komponen yang cukup besar dalam pembuatan edible film adalah
plasticizer. Plasticizer adalah bahan organik dengan berat molekul
rendah yang ditambahkan dengan maksud untuk memperlemah
kekuatan polimer (Ward and Hadley, 1993), sekaligus
meningkatkan fleksibilitas dan ekstensibilitas polimer (Ferry, 1980).
Beberapa jenis plasticizer yang sering digunakan dalampembuatan
edible film adalah gliserol dan sorbitol. Gliserol dan sorbitol
merupakan plasticizer yang efektif karena memiliki kemampuan
untuk mengurangi ikatan hidrogeninternal pada ikatan
intromolekuler. Jenis- jenis plasticizer lainnya yang dapat
digunakan adalah asam laurat, asam oktanoat, asam laktat, trietilen
glikol, dan polietilen glikol.
5
dalam air. Karaginan murni (refined carageenan) biasanya
digunakan untuk industri farmasi dan industri makanan. Cara
pembuatan karaginan murni (refined carageenan) biasa dilakukan
dengan penggunaan larutan alkali yang dimasukkan ke dalam
larutan pemasak untuk membentuk kappa karaginan. Larutan di
ekstrak biasanya mengandung 1-2% karaginan, kemudian disaring
dan dimurnikan dengan penyaringan kembali. Filtrat yang murni
kemudian dilarutkan dengan alkohol atau garam seperti KCl untuk
menghasilkan presipitat karaginan. Koagulan ini kemudian
dipisahkan dengan cara makanik atau juga dengan cara
pengeringan.
a. Pembuatan Edible Film
Pada tahap ini akan didapatkan edible film dengan
karakteristik terbaik untuk konsentrasi refined carageenan yang
digunakan. Pembuatan edible film berdasarkan metode
Herliany (2011), yang dimodifikasi edible film dilakukan dengan
cara 1,5g, 2g, 2,5g refined carageenan yang telah ditimbang
dengan menggunakan timbangan analitik dimasukkan kedalam
gelas beaker 250 ml dan ditambah aquades hingga volume 100
ml. Kemudian dilakukan pengadukan menggunakan magnetic
stirrer dan dipanaskan menggunakan hot plate selama 30 menit
pada suhu 60C. Diusahakan suhu pada saat pemanasan
diatas hot plate tidak lebih dari 70C, dikarenakan akan
membuat refined carageenan lebih cepat mengalami
penjendalan. Larutan ditambahkan gliserol dengan konsentrasi
0,5%; (b/v) sambil terus diaduk hingga larutan homogen.
Larutan edible film dituang kedalam plat kaca yang dilapisi
plastik dan dilakukan pengeringan menggunakan oven selama
14 jam pada suhu 65C. Setelah dioven dan edible film
mengering di plat kaca edible film dilepaskan dari plat secara
hati-hati agar edible film tidak mudah sobek. Edible film yag
6
dihasilkan diuji kuat tarik, persen pemanjangan dan WVTR.
Semua perlakuan dilakukan tiga kali ulangan. Pada tahap ini
dipilih data terbaik, yang akan digunakan pada penelitian utama
(Tarigan, 2010).
7
8) Selanjutnya pengamatan yang dilakukan meliputi kadar air edible
film, ketebalan edible film, kuat tarik, dan persen perpanjangan.
8
2%; 2,5% dan 3% dilarutkan dalam akuades, diaduk dengan
magnetic stirrer dan dipanaskan di atas hot plate hingga suhu
mencapai 80C. Larutan karagenan kemudian dicampurkan
dengan larutan pati pada suhu (70-80)C, hingga homogen.
Gliserol 1% dan 1,5% dimasukkan ke dalam larutan tersebut.
Larutan edible flm kemudian dituang pada plat kaca sesuai
ukuran. Film pada plat kaca dikeringkan dalam oven pada suhu
60 C selama 5-6 jam.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan bioteknologi pangan mengenai Edibel film dapat
disimpulkan diantaranya sebagai berikut :
1. Bioteknologi pangan saat ini sangat berkembang pesat terutama di
bidang pembuatan edibel film yang memiliki beberapa variasi seperti
Edible film dari Refined Carageenan, Edible film dari kolang-kaling,
Edible Film dari Pati Buah Lindur
2. Pembuatan edibel film memiliki berbagai macam teknik yang hampir
sama yaitu pembuatan bahan utama (Refined Carageenan, bubur
kolang-kaling, Buah Lindur yang dihaluskan) kemudian pembuatan
emulsi, casting dan pengeringan sehingga terbentuk Edibel film.
B. Saran
Makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam memahami adanya
perkembangan ilmu bioteknologi pangan maupun bioteknologi lainnya,
dan diharapkan adanya praktik langsung dalam pembuatan Edibel film.
10
Daftar pustaka
11