Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengemasan Bahan Hasil Pertanian
Disusun Oleh :
Kelompok : 5 (Lima)
Nama (NPM) : Sumarna 240110160042
Alya Sendetiana 240110160076
Herianto Jekson 240110160088
Rini Nurul F. 240110160108
Wilyam Leryon 240110167001
Puji syukur saya panjatkan ke hadhirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “APLIKASI BAHAN
KEMASAN EDIBLE DAN TREND PENGEMBANGANNYA”. Penyusun
berterima kasih kepada Asri Widyasanti,S.TP., M.Eng, selaku dosen pengampu
mata kuliah Pengemasan Bahan Hasil Pertanian yang telah membimbing
penyusun sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik.
Penyusun berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat sebagai
penambah wawasan serta pengetahuan pembaca. Penyusun menyadari bahwa di
dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Penyusun juga memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penyusun harapkan untuk perbaikan di masa mendatang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pokok dalam uraian ini antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan edible packaging?
2. Apa saja yang termasuk ke dalam jenis – jenis edible packaging?
3. Bagaimana aplikasi bahan kemasan edible?
4. Bagaimana trend perkembangan bahan kemasan edible?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui macam – macam edible packaging serta aplikasinya
2. Mengetahui cara pembuatan bahan kemasan edible
3. Mengetahui trend perkembangan edible packaging
2
BAB II
ISI
3
dimakan, dibentuk di atas komponen makanan yang berfungsi sebagai
penghambat transfer massa (misalnya kelembaban, oksigen, lemak dan zat
terlarut) dan atau sebagai carrier bahan makanan atau aditif dan atau untuk
meningkatkan penanganan makanan (Guilbert dkk.,1996 dalam Winarti, C dkk.,
2012).
4
ekstensif. Penerapan edible film dapat memperpanjang masa simpan dan
mempertahankan kualitas dari berbagai produk makanan.
Komponen penyusun edible film akan mempengaruhi bentuk morfologi
maupun karakteristik pengemas secara langsung. Komponen utama penyusun
edible film dikelompokkan menjadi tiga, yaitu hidrokoloid, lipida dan komposit.
Bahan-bahan tambahan yang sering dijumpai dalam pembuatan edible film adalah
antimikroba, antioksidan, flavor dan pewarna.
Hidrokoloid yang digunakan dalam pembuatan edible film berupa protein
atau polisakarida. Bahan dasar protein dapat berasal dari jagung, kedelai, wheat
gluten, kasein, kolagen, gelatin, corn zein, protein susu dan protein ikan.
Polisakarida yang digunakan dalam pembuatan edible film adalah selulosa dan
turunannya, pati dan turunannya, pektin, ekstrak ganggang laut (alginant,
karagenan, agar), gum (gum arab dan gum karaya), xanthan dan kitosan. Beberapa
polimer polisakarida yang murah dan mudah didapatkan adalah pati tapioka yang
sumber utamanya dari singkong.
Lemak yang umum digunakan dalam pembuatan edible film adalah lilin
alami (beeswax, carnauba wax, paraffin wax), asil gliserol, asam lemak (asam
oleat dan asam laurat) serta emulsifier. Campuran lipida dan hidrokoloid
(komposit) untuk edible film seringkali memanfaatkan lipida pada pati dari
jagung. Kali ini akan dicoba pati tapioka dari singkong untuk menggantikan lipida
dari jagung sehingga bersifat lebih ekonomis.
5
prosedur standar pembuatan edible coating adalah dengan bahan dasar isolate
protein kedele (ISP).
Edible coating adalah suatu metode pemberian lapisan tipis pada
perbukaan buah untuk menghambat keluarnya gas, uap air, dan menghindari
kontak dengan oksigen, sehingga proses pemasakan dan pencoklatan buah dapat
diperlambat. Lapisan yang ditambahkan di permukaan buah ini tidak berbahaya
bila ikut dikonsumsi bersama buah. Pemanfaatan edibe coating meupakan salah
satu metode untuk memperpanjang umur simpan dari produk pertanian,
mengurangi penurunan kualitas dan kehilangan hasil. Edible coating juga
memberikan efek yang hampir sama dengan penyimpanan modified atmospher.
6
Kemampuan edible film dalam melindungi pangan dapat ditingkatkan
dengan penambahan zat antioksidan dan antimikroba pada film. Edible film dapat
sebagai pembawa bagi bahan tambahan seperti perasa, nutrisi, pengawet dan lain-
lain pada produk pangan yang dikemas untuk meningkatkan kualitas pangan.
Selain itu dengan penggunaan edible film dapat memberikan penampakan produk
yang lebih baik pada produk yang dikemas, produk menjadi halus, berwarna, tidak
berminyak, tidak lengket dan tidak terjadi pemudaran warna pada permukaan
produk (Krochta and Johnson, 1997).
7
dicelupkan ke dalam larutan yang digunakan sebagai bahan coating. Edible
coating dapat membentuk suatu pelindung pada bahan pangan karena berperan
sebagai pembatas yang menjaga kelembaban, bersifat permeabel terhadap gas
tertentu, dan dapat mengontrol migrasi komponen larut air yang dapat
menyebabkan perubahan komposisi nutrisi. Edible coating digunakan pada buah-
buahan dan sayuran untuk mengurangi terjadinya kehilangan kelembaban,
memperbaiki penampilan, sebagai penghalang untuk pertukaran gas dari produk
ke lingkungan atau sebaliknya, serta sebagai antifungi dan antimikroba (Krochta,
Baldwin and Nisperos, 1994).
8
Penggunaan plasticizer dapat mengurangi gaya intermolekul sepanjang rantai
polimer, sehingga meningkatkan fleksibilitas edible film dengan menurunkan
permeabilitas film tersebut.
Bahan ini larut dalam tiap-tiap rantai polimer sehingga akan
mempermudah gerakan molekul polimer dan bekerja menurunkan suhu transisi,
suhu kristalisasi, atau suhu pelelehan dari suatu polimer. Plasticizer dapat
ditambahkan pada pembuatan edible film, untuk mengurangi kerapuhan,
meningkatkan fleksibilitas, dan ketahanan film terutama jika disimpan pada
suhu rendah.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahan edible merupakan pengembangan jenis kemasan dari bahan organik
dan berasal dari bahan-bahan terbarukan (renewable) dan ekonomis. Edibel
packaging dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu yang berfungsi yang
berfungsi sebagai pelapis (edible coating) dan yang berbentuk lembaran (edible
film). Edible coating banyak digunakan untuk pelapis produk daging beku,
makanan semi basah (intermediate moisture foods), sedangkan edible film adalah
lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang dapat dimakan, dibentuk di tas
komponen makanan yang berfungsi sebagai penghambat transfer massa dan
sebagai carrier bahan makanan atau aditif untuk peningkatan penanganan
makanan.
Secara umum parameter penting karakteristik mekanik yang diukur dan
diamati dari sebuah film kemasan termasuk edible film adalah kuat Tarik (tensile
strength), kuat tusuk(puncture strength), persen pemanjangan (elongation to
break) dan elastisitas (elastic modulus/young modulus). Aplikasi dari edible film
atau edible coating dapat dikelompokkan atas fungsinya, antara lain; sebagai
kemasan primer dari produk pangan, sebagai barrier, sebagai pengikat (Binding),
dan sebagai pelapis (Glaze).
Sifat-sifat fisik yang menjadi parameter mutu edible film adalah ketebalan
film, warna, suhu dan transisi gelas. Edible film yang terbuat dari hidrokloid
memiliki beberapa kelebihan, yaitu baik untuk melindungi produk terhadap
oksigen maupun CO2 dan lipid, serta memiliki sifat mekanis yang diinginkan.
Sedangkan kekurangannya yaitu bungkus dari karbohidrat kurang bagus untuk
mengatur migrasi uap air dan bungkus dan protein biasanya dipengaruhi oleh
perubahan pH.
3.2 Saran
Melihat dari kekurangan yang ada pada kemasan edible, doiperlukan
adanya pengembangan yang lebih mengkaji tentang bagaimana fungsi dari
10
pengaturan migrasi terhadap uap air sehingga bias lebih menjaga ketahanan dari
bahan makanan yang disimpan dalam kemasan tersebut.
11
DAFTAR PUSTAKA
Embuscado, M.E. and Huber, K.C. 2009. Edible Films and Coatings for Food.
Aplications. New York: Springer Science and Business Media.
Kinzel, B., 1992. Protein-rich edible coatings for foods. Agricultural research.
May 1992 : 20-21
Krochta,J.M. 1992. Control of mass transfer in food with edible coatings and film.
In Singh,R.P. and M.A.Wirakartakusumah (Eds) : Advances in Food
Engineering. CRC Press : Boca Raton, F.L. pp. 517-538.
Winarti, C., Miskiyah, dan Widaningrum. 2012. Teknologi Produksi dan Aplikasi
Pengemas Edible Antimikrobia Berbasis Pati.J. Litbang Pert. 31(3): 85-93
12