PRODUK HEWANI
DAGING
Daging : urat (otot) yang melekat pada kerangka, kecuali urat daging bagian bibir, hidung dan telinga, yang berasal dari hewan sehat sewaktu dipotong
KOMPOSISI
Air (%) Protein (%) Lemak (%)
SAPI
66 18,8 14.0
DOMBA
56 16 27
AYAM
74 23 4
Giyatmi/PTP/Pascapanen Hewani
Giyatmi/PTP/Pascapanen Hewani
Fase Pre Rigor : Suatu fase yang terjadi setelah hewan mengalami kematian. Pada fase ini otot berada dalam keadaan
Giyatmi/PTP/Pascapanen Hewani
Fase Rigor Mortis : Suatu fase pasca mortem yang terjadi dalam otot dan mempunyai pengaruh langsung terhadap
Kekakuan
disebabkan
terjadinya
persilangan
Giyatmi/PTP/Pascapanen Hewani
Giyatmi/PTP/Pascapanen Hewani
PERUBAHAN FISIOKIMIA - perubahan pH - perubahan rigor jaringan otot - perubahan kelarutan protein - perubahan daya ikat air
Giyatmi/PTP/Pascapanen Hewani
2. Curing Daging
proses dasar pengolahan daging, dengan penambahan garam Garam : NaCl, garam nitrat/nitrit, gula NaCl cita rasa, pengawet (ion Cl) : 2 5% Gula rasa Nitrat/nitrit pembentuk warna (mioglobin+nitrat) nitrosamin (karsinogenik) pemakaian maksimal 200 ppm 3. Pembekuan suhu 170 C -400 C
Giyatmi/PTP/Pascapanen Hewani
S U S U
Dari segi gizi sempurna makanan alamiah bagi mamalia setelah lahir Binatang : sapi, domba, kuda
KOMPOSISI Air Lemak 87 3,8 Pelarut dan membentuk emulsi Flavor : asam butirat, kaproat, kaprat, laktat
Protein
Laktosa
3,5
4,8
Mineral
0,6
>>>
10
Perbedaan Komposisi
- Faktor Keturunan - Faktor Makanan Jersey, Holstein, dll Kand. Protein & Mineral konstan untuk makanan Kand. Lemak tergantung ransum - Faktor Iklim - Suhu - Umur - waktu laktasi - waktu pemerahan - prosedur pemerahan Kandungan lemak/protein tergantung iklim : musim dingin rasio kandungan lemak/protein lebih tinggi
Giyatmi/PTP/Pascapanen Hewani
11
Perubahan setelah pemerahan : 1. Perubahan Fisik konsistensi lemak menjadi lebih padat BJ terbentuk lapisan lemak/krim di permukaan 2. Perubahan Mikrobiologis medium yang baik untuk m.o akibat : a. fermentasi laktosa asam laktat asam pH casein menggumpal b. berlendir kapsul oleh bakteri c. bau busuk (protein terurai) bau tengik (lemak terurai) pembentuk gas penggumpalan tanpa pH 3. Perubahan Kimia erat dengan perubahan mikro - pH - perubahan komposisi kimia - terbentuk senyawa volatil
Giyatmi/PTP/Pascapanen Hewani 12
Proses :
1. Ambing dibersihkan dengan air hangat, juga wadah 2. Pendinginan di tingkat pengumpul/koperasi 6 2 0C
3. Pasteurisasi
- holding method : 65 0C, 30 menit - HTST (High Temperature Short Time) : 71,7 0C , 15-16 dtk 4. Sterilisasi UHT (Ultra High Temperature) : - 125 0C , 15 dtk - 131 0C . 0,5 dtk
Giyatmi/PTP/Pascapanen Hewani 13
TELUR
KOMPOSISI
Protein Lemak
AYAM
12,9 11,5
ITIK
13,3 14,5
PUYUH
13,1 11,1
PENYU
16,5 11,6
Karbohidrat
Air
0,9
73,7
0,7
70,4
1,0
73,7
3,3
66,7
Giyatmi/PTP/Pascapanen Hewani
14
Telur
- kualitatif mempunyai a.a esensial lengkap standar untuk evaluasi protein bahan pangan lain - mempunyai semua vitamin : A, D, E, K, B komplek, - tidak mengadung vitamin C - kolesterol Penggunaan & Fungsi Telur dalam Pangan Produk Pangan cakes candy custard mayonnaise Sifat Fungsional foaming & coagulan flavor warna penghambat kristalisasi koagulasi flavor emulsifikasi
Giyatmi/PTP/Pascapanen Hewani 15
Ruang udara 1/8 semakin besar kehilangan air & gas CO2 BJ (1,008 0,825)
Asam karbonat dalam albumen Co2 pH encer.
Giyatmi/PTP/Pascapanen Hewani
16
PENANGANAN TELUR
Tujuan : memperlambat penurunan mutu dan kerusakan telur 1. Pembersihan hilangkan kotoran dari permukaan kulit menyemprot dengan air berisi sanitizer bilas dengan air hangat keringkan dengan aliran udara panas 2. Pendinginan : 50 60 0F (10 15 0C) RH 75 80% pencegahan penguapan : pengemasan 3. Pelapisan telur dengan minyak menutup pori-pori kulit jenis : parafin, biji kapas, pentana ( tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa )
Giyatmi/PTP/Pascapanen Hewani 17