PENDAHULUAN
A. Acara
Macam Pengolahan
B. Hari/Tanggal
2 November 2016
C. Tujuan
a. Tahu
1. Menyebutkan prinsip pembuatan tahu
2. Menjelaskan prosedur pembuatan tahu dengan baik
3. Membuat larutan batu tahu 5% dan pengenceran cuka 6.25%
b. Mie
1. Mengetahui prinsip pembuatan mie basah
2. Mengetahui karakteristik mie yang dibuat dengan tepung ubi jalar
dalam pembuatan tepung terigu
1.
2.
3.
4.
5.
c. Bakso ikan
Menerangkan prosedur pembuatan bakso ikan
Memilih ikan yang baik dan segar
Menyebutkan bahan bahan untuk membuat bakso ikan
Memisahkan daging dan kulit ikan
Mencetak bakso ikan dengan cara manual/menggunakan tangan
d. Ice cream
1. Mengetahui cara pembuatan eskrim jagung (nabati) yang baik
2. Mengetahui karakteristik es krim yang dibuat dengan menggunakan
bahan penstabil CMC dan gelatin
e. Nugget ayam
1. Mengetahui prosedur pembuatan nugget
2. Mengetahui perbedaan nugget dengan substitusi tepung terigu dan
tepung pisang
BAB II
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Tahu
Alat
1. Baskom
2. Panci
3. Sutil
4. Gelas ukur
5. Termometer
6. Blender
Bahan
1. Kacang kedelai 600 g
2. Air panas 4500 ml
3. Cuka
7. Wajan
8. Kain sifon
9. Gelas beaker
10.Timbangan
Mie
Alat
1. Alat penggiling mie
2. Talenan
3. Baskom
Bahan
1. Tepung terigu
2. Tepung tapioka
3. Garam
4. Minyak kedelai
5. Telur
6. Air
Bakso ikan
Alat
Bahan
1. Baskom
2. Ulekan
3. Sendok
4. Timbangan
5. Food processor
6. Pisau
7. Talenan daging
8. Kompor
9. Panci
10.Saringan
11.Centong sayur
Ice cream
Alat
1. Mixer
2. Baskom
3. Timbangan
4. Sutil
5. Panci
6. Kompor gas
7. Termometer
8. Cetakan ice cream
9. Ice cream maker
10.Blender
11.Kain sifon
12.Sendok
13.Ice cream maker
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nugget ayam
Alat
Pisau
Plastik
Baskom
Telenan
Timbangan
Blender daging
Baskom
Bahan
1. Jagung manis pipil 400 gram
2. Gula pasir 30 gram
3. Gelatin
4. CMC
5. Whipping cream
6. Air
Bahan
1. Daging ayam
2. Roti tawar 4 lembar
3. Telur 1 butir
4. Tepung panir
5. Bawang putih bubuk 1,5%
6. Merica bubuk 1%
7. Garam 1,5%
8. Alat penggorengan
8. Pala bubuk 0,25%
9. Panci
9. Kaldu balok
10.Wajan
10. Tepung terigu 5%
11, Tepung kanji 5%
B. Cara kerja
1. Tahu
Membersihkan dan merendam kacang kedelai selama 2-6
jam
2. Mie
Menggiling daging ayam yang dicampur dengan garam
3. bakso ikan
Membersihkan Ikan tenggiri dari kotoran (darah, organ
dalam) dengan air mengalir
4. Ice cream
Cara pembuatan susu jagung
5. Nugget ayam
Mencuci bersih daging
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Tabel hasil pengamatan pembuatan tahu
Berat tahu
Berat ampas
Volume filtrat
Hasil 1
7g
150 g
(
air
saringan
rebusan kedelai)
Aroma
Rasa
Bentuk
Tekstur
Warna
Hasil 2
270 g
4600 g
Langu
Hambar
Bulat
Kotak
Lembut, semi padat
Putih susu
Warna
ikan
tepung
Putih
cerah
Aroma
Flavor
Tekstur
Asam cuka
Keseluruhan
Kenyal,
asam
lengket
keabu-abuan
terigu
pada bagian
permukaan,
bulat
Bakso
tepung
ikan
Putih keabu-
Amis
abuan
tenggiri
tapioka
khas
Hambar,
seragam
Agak
gurih
kenyal,
rasa
ikan
padat,
tenggiri,
bagian
rasa tepung
dalam tidak
pada bagian
terlalu
dalam
matang,
bulat
10
tidak
tidak
seragam
Adonan
sebelum
Berat (gram)
Nugget
dengan
tepung pisang
250
terigu
250
diblender
Adonan
setelah
250
250
diblender
Rata-rata
nugget
403
386
setelah prebusan
Rata-rata
nugget
563
490
setelah penggorengan
b. Tabel hasil pengamatan organoleptik nugget ayam
Atribut
Aroma
Rasa
Tekstur
Warna
*Terlalu
Sampel nugget
Tepung pisang
Khas merica
Sangat khas merica
Kenyal
Coklat
banyak merica yang diberikan
Tepung terigu
Khas rempah
Khas merica
Empuk, kenyal
Coklat kekuningan
Warna
Aroma
es krim
Es
Krim
Kecepatan
meleleh
kekuninga
Khas
dengan
Jagung
CMC
Es krim
Kuning
Khas
jagung
muda
jagung
Kekerasan
di
Sandiness
(Rasa
mulut
++++
+++
berpasir)
+
+++
++
++
gelatin
5. Tabel hasil pengamatan pembuatan mie
11
Sampel
Mie
tepung
terigu
Mie
tepung
terigu
Warna
++++
Aroma
++++
+++
+++
Atribut
Rasa
+++
++
Tekstur
+++
+++
mocaf
B. Fungsi Alat
1. Dalam proses pembuatan es krim menggunakan beberapa alat seperti :
a. Blender digunakan untuk menghaluskan jagung pipil yang telah direbus
b. Mixer digunakan untuk mencampurkan gula, whipping cream, gelatin dan
CMC rata
c. Ice cream maker digunakan untuk mengaduk adonan es krim
d. Termometer digunakan untuk mengukur suhu adonan
2. Dalam proses pembuatan nugget ayam dibutuhkan beberapa alat seperti :
a. Food processor digunakan untuk menghaluskan daging ayam
b. Timbangan digunakan untuk mengukur berat daging agar sesuai prosedur
c. Pisau dan talenan digunakan untuk memotong daging yang akan
digunakan
d. Panci digunakan untuk mengukus adonan nugget ayam
e. Wajan digunakan untuk menggoreng adonan nugget ayam
3. Dalam proses pembuatan bakso ikan dibutuhkan beberapa alat:
a. Food processor digunakan untuk menghaluskan daging
b. Pisau dan talenan daging digunakan untuk memotong daging yang akan
digunakan
c. Ulekan digunakan untuk mengulek atau menghaluskan bumbu yang akan
digunakan
d. Timbangan digunakan untuk mengukur berat bahan agar sesuai prosedur
4. Dalam proses pembuatan tahu dibutuhkan beberapa alat:
a. Blender digunakan untuk menghaluskan kacang kedelai
b. Termometer digunakan untuk mengukur suhu tahu selama pemasakan
c. Panci digunakan untuk merebus sari kedelai
d. Gelas ukur digunakan untuk mengukur jumlah air dan sari kedelai sesuai
prosedur yang sudah ditentukan
5. Dalam proses pembuatan mie dibutuhkan beberapa alat:
a. Alat penggiling digunakan untuk menggiling adonan agar menjadi tipis dan
membuat adonan berbentuk mie
b. Baskom digunakan untuk wadah adonan yang akan digunakan
c. Talenan digunakan untuk tatakan dalam proses pembantingan adonan agar
menjadi lebih elastis.
C. Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai teknik macam pengolahan pada tahu, bakso ikan,
mie, nugget ayam dan ice cream.
a. Tahu
12
Tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui
proses pengolahan kedelai (Glycine sp.) dengan cara pengendapan proteinnya,
dengan atau tidak ditambah bahan lain yang diizinkan. Tahu merupakan bahan
pangan yang bertahan hanya selama 1 hari saja tanpa pengawet (Harti, 2013).
Tahu terdiri dari berbagai jenis, yaitu tahu putih, tahu kuning, tahu sutra, tahu
cina, tahu keras, dan tahu kori. Perbedaan dari berbagai jenis tahu tersebut ialah
pada proses pengolahannya dan jenis penggumpal yang digunakan (Sarwono dan
Saragih, 2003). Pada praktikum ini, dilakukan pembuatan tahu putih.
Tahu merupakan salah satu makanan olahan dari kacang kedelai, dengan
mengambil serta mengendapkan ekstrak sari kacang
tidak
digunakan
bahan
pewarna
apapun,
sedangkan
untuk
bahan
al.
2006).
Perendaman
kacang
kedelai
selama
2-6
jam
sebelum
Setelah
mendapatkan
ampas
maka
dilakukan
pemasakan
atau
pemanasan selama 30 menit lalu disaring dengan kain sifon untuk menggantikan
kain kasa kemudian proses penggumpalan dengan penambahan asam cuka.
Proses ini dilakukan selama 2 tahap, akibat pertimbangan praktikan yang menilai
13
serta
mikroba
seperti
Bacillus,
bakteri
asam
laktat
seperti
14
dipasaran memiliki rasa yang lebih gurih dari tahu buatan praktikan. Menurut
Mustofa (2006) Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mutu tahu yaitu :
a. Adanya bakteri yang tahan panas seperti golongan pembentuk spora dan
bersifat termodurik
b. Adanya bakteri kontaminan yang mencemari tahu pada saat proses
pembuatan tahu sampai selesai
c. Suhu penyimpanan
d. Adanya enzim tahan panas yang dihasilkan oleh jenis mikroba tertentu
yang dapat menghidrolisis lemak tahu
Menurut Suprapti (2005), beberapa hal yang menyebabkan kondisi (kualitas)
tahu berbeda-beda adalah sebagai berikut :
1 Tingkat kepadatan. Pembuatan tahu padat seperti halnya tahu kediri,
memerlukan bahan (bakal tahu) yang jauh lebih banyak daripada bahan
yang diperlukan dalam pembuatan tahu gembur.
2 Adanya bau asam. Tahu yang dicetak tidak terlalu padat, umumnya relatif
lebih mudah rusak (karena kadar airnya lebih tinggi). Oleh karena itu,
umumnya tahu gembur dipasarkan atau dijual dalam keadaan direndam
air.
3 Penampilan/penampakan
produk
tahu
menyangkut
warna
serta
15
digunakan dalam pembuatan bakso ikan, antara lain adalah lele, ikan mas, ikan
tenggiri dan nila merah. Sedangkan Ikan air payau adalah bandeng, payus, dan
mujair (Suprapti, 2007).
Ciri-ciri ikan segar adalah ikan yang belum mengalami perlakuan pengawetan
kecuali pendinginan (chilling). Ikan segar secara organoleptic mempunyai
karakteristik kenampakan mata cerah, cemerlang, bau segar spesifik jenis,
tekstur elastis, padat dan kompak, memiliki cemaran mikroba rata-rata 0,1,
cemaran kimia (histamine) maksimal 100, dan tidak mengandung residu kimia,
tidak
pula
mengandung
racun
hayati
dan
parasit
(SNI
2013).
Menurut
karakteristik SNI, ikan tenggiri yang digunakan termasuk ikan agak segar, namun
merupakan ikan yang cocok untuk dijadikan bahan baku bakso ikan.
Bakso ikan merupakan salah satu hasil olahan daging ikan sebagai bahan
utamanya dengan campuran tepung tapioka, beberapa campuran bumbu halus
dan berbentuk bulat dan kenyal. (Astawan, 2008)
Fungsi perlakuan pada pembuatan bakso ikan:
1 Penyiangan dan Pencucian
Selama pembuatan bakso ikan, dilakukan penyiangan. Menurut Soedarto
(2008), Penyiangan dan pencucian dapat mengurangi kandungan mikroba.
penyiangan dilakukan dengan membersihkan seluruh bagian ikan selain BDD.
Penambahan air juga diberikan dalam bentuk air es.
2 Perendaman
Daging direndam dalam air es selama 5 menit. Menurut Waridi (2004),
Pada saat pembentukan adonan bakso ikan ditambahkan es batu sekitar 15%
- 20%. Es ini berfungsi untuk mempertahankan suhu rendah dan menambah
air ke dalam adonan.
3 Penyaringan
Setelah perendaman, dilakukan penyaringan antara daging dan air yang
masih terkandung dengan menggunakan kain sifon.
4, Penggilingan daging
Setelah air terpisahkan, dilakukan penggilingan
menggunakan
food
16
kandungan
karbohidrat
yang
17
tinggi,
sedangkan
kandungan
pada
bakso.
Selain
itu
sebagai
pelarut
protein,
pengawet
dan
meningkatkan daya ikat air dari protein daging. Fungsi garam adalah memberi
rasa gurih pada bakso. Garam dapur selain memberi rasa juga berfungsi sebagai
pelarut protein, pengawet dan meningkatkan daya ikat air dari protein daging.
Gula merupakan bahan tambahan yang berfungsi mengikat air yang terkandung
dalam
bahan
pangan,
sehinga
mempunyai
sifat
sebagai
pengawet
dan
memberikan cita rasa manis pada bahan pangan (Faisal, 2011). Selain itu
digunakan juga jeruk nipis untuk menghilangkan bau amis, serta merupakan
antiseptik.
Garam yang ditambahkan berfungsi untuk meningktkan tekstur bakso ikan.
Garam juga dapat mengikat air sehingga dapat berfungsi sebagai pengawet dari
bakso ikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Winarno (2004), bahwa garam
berfungsi sebagai pengawet yakni menghambat pertumbuhan bakteri, pemberi
cita
rasa,
dan
sebagai
zat
anti-denaturan
protein.
Garam selain sebagai bahan pengisi, juga berfungsi untuk menjaga tekstur dari
suatu produk menjadi keras atau tidak terlalu lembek. Karena dari garam
tersebut dapat mengikat air yang ada dalam produk adonan.
Tekstur dan keempukan produk bakso dipengaruhi oleh kandungan airnya.
Penambahan air pada adonan bakso diberikan dalam bentuk es batu atau air es,
supaya suhu adonan selama penggilingan tetap rendah. Dalam adonan, air
18
kesalahan
praktikan
dalam
penggunaan
alat
yang
tidak
dicek
kebersihannya.
Kriteria bakso Ikan yang baik dapat dilihat dari syarat mutu bakso yang
terdapat didalam SNI 01-7266.1- 2006 adalah:
a. Bentuk
kusam.
b. Warna: putih merata tanpa warna asing lain.
c. Rasa : lezat, enak, rasa ikan dominan sesuai jenis ikan yang digunakan.
d. Aroma
: bau khas ikan segar rebus dominan sesuai jenis ikan yang
digunakan dan bau bumbu cukup tajam.
e. Tekstur : kompak, elastis, tidak liat atau membal, tidak ada serat daging,
tanpa duri
atau tulang, tidak lembek, tidak basah berair, dan tidak rapuh.
Hasil pembuatan bakso ikan dengan tepung terigu menghasilkan
produk
dengan warna putih cerah keabu-abuan, aroma asam cuka, rasa keseluruhan
asam dan tekstur kenyal, lengket pada bagian permukaan, bulat tidak seragam.
Sedangkan untuk bakso ikan dengan tepung tapioka warna putih keabu-abuan,
warna lebih gelap dari bakso ikan dengan tepung terigu, aroma amis khas ikan
tenggiri, rasa yang hambar, gurih rasa ikan tenggiri, namun terdapat rasa tepung
pada bagian dalam. Untuk tekstur agak kenyal, padat, bagian dalam tidak terlalu
matang, bulat tidak seragam.
c. Ice cream
Es krim merupakan salah satu jenis makanan yang diolah dengan pembekuan
dengan rasa yang manis dan memiliki aneka ragam rasa, salah satu jenis
makanan berbentuk beku yang dibuat dengan cara membekukan campuran
produk susu, gula, penstabil, pengemulsi dan bahan-bahan lainnya yang telah
19
Pencampuran
Pencampuran bahan antara sari jagung, gula, whipping cream, gelatin dan
Pasteurisasi
Dalam proses pembuatan es krim dilakukan penghalusan pada jagung pipil
hal
ini
bertujuan
untuk
membantu
pelarutan
komponen,
Homogenisasi
Homogenisasi dilakukan dalam proses pembuatan es krim hal ini bertujuan
mengurangi
ukuran
globula
lemak
dengan
memecah
globula
lemak
20
melakukan
pengujian
organoleptik,
dapat
disimpulkan
bahwa
terdapat perbedaan antara es krim buatan dengan es krim yang ada dipasaran
diantaranya ketika proses pembekuan tekstur terlalu keras dan ketika dilakukan
pencairan untuk menurunkan kekerasan tekstur es krim, hasilnya tidak seperti es
krim biasanya terlalu mencair.
d. Nugget ayam
Nugget adalah produk olahan daging yang memiliki rasa enak dan khas
sehingga digemari oleh semua kalangan masyarakat. Bahan baku nugget adalah
daging ayam atau daging sapi. Nugget adalah suatu bentuk produk daging giling
yang dibumbui,kemudian diselimuti oleh perekat tepung ,pelumuran tepung roti
21
berasal
dari
bumbu-bumbu
yang
ditambahkan
selama
proses
proses
pembuatan
dilakukan
penggilingan
daging
ayam
22
breading
berupa
tepung-tepungan
dengan
ditambahkan
bahan
23
enak.
Tingkat
kekenyalan
produk
semakin
meningkat
sejalan
dengan
hasil
pengamatan
nugget
ayam
menggunakan
tepung
terigu
didapatkan aroma nugget dengan tepung pisang khas merica dan nugget tepung
terigu khas rempah. Untuk rasa nugget dengan tepung pisang sangat khas
merica, nugget dengan tepung terigu khas merica. Untuk tekstur nugget dengan
tepung pisang kenyal, nugget dengan tepung terigu empuk, kenyal. Hal ini
disebabkan
karena
pada
terigu
dan
pati
sagu
mengandung
kandungan
amilopektin yang tinggi, sehingga nugget yang dihasilkan semakin lekat dan
kenyal (Rohaya, 2013). Sedangkan untuk warna nugget dengan tepung pisang
berwarna coklat, nugget dengan tepung terigu berwarna coklat kekuningan. Hal
ini
dikarenakan
perubahan
warna
nugget
berhubungan
dengan
reaksi
yang
mempengaruhi
tingkat
penerimaan
panelis
terhadap
parameter warna nugget antara lain bahan baku, variasi breading yang
digunakan, dan lama proses penggorengan. Proses penggorengan yang terlalu
lama akan menyebabkan warna nugget menjadi coklat bahkan sampai gosong
yang akan menurunkan tingkat penerimaan panelis. Menurut Winarno (1997)
dalam Rohaya (2013), perubahan warna nugget berhubungan dengan reaksi
pencoklatan yang terjadi selama penggorengan. Reaksi non enzimatis yang
terjadi berdampak langsung terhadap warna nugget yang dihasilkan, warna yang
ditimbulkan oleh reaksi antara gula dan asam amino yang dikenal dengan reaksi
maillard. Hasil reaksi tersebut menghasilkan bahan berwarna coklat, yang sering
dikehendaki atau menjadi tanda penurunan mutu.
Selain terjadi perubahan organoleptik, terjadi perubahan berat. Untuk
berat adonan sebelum diblender pada sampel 1 dan 2 yaitu 250 gram tidak
mengalami perubahan setelah diblender. Sedangkan setelah dilakukannya
perebusan pada sampel 1 meningkat 153 gram, untuk sampel 2 menjadi 386
meningkat 136 gram. dan setelah penggorengan pada sampel 1 meningkat 160
24
gram dan sampel 2 meningkat 104 gram. Kandungan zat gizi yang terkandung
dalam nugget ayam yaitu Menurut Badan Standarisasi Nasional (2002) dalam
Wijayanti (2013), standar kadar protein minimum chicken nugget sebesar 12%.
Selain itu standar kualitas kimia naget diantaranya adalah kadar air maksimal
60%, protein minimal 12%, dan lemak maksimal 20% (SNI NO.01-6683-2002).
Dari hasil pengamatan nugget ayam memiliki tingkat kegurihan yang lebih
rendah dari nugget yang ada dipasaran, warna pada nugget lebih coklat dari
nugget yang ada dipasaran selain itu, aroma rempah yang dihasilkan lebih
menyengat dari nugget yang ada dipasaran. Namun untuk rasa nugget disukai
banyak panelis.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam pembuatan nugget dan
terhadap karakteristik nugget yang dihasilkan adalah bahan baku daging yang
digunakan, bahan pengisi (filler) yang digunakan, campuran yang digunakan
dalam breading, dan lama penggorengan. Kandungan protein dalam daging
ayam sekitar 20 g untuk setiap 100 g daging (Muchtadi, 2010).
Ciri- ciri karkas ayam yang baik antara lain: (Pasaribu, 2009)
1. Karkas masih utuh dan dalam keadaan bersih dari kotoran dan bulu-bulu
ayam.
2. Warna daging putih dan agak mengkilat, tidak berwarna pucat pada kulit
3.
4.
5.
6.
ayam.
Serat otot halus berwarna putih agak mengkilat.
Kedua paha normal dan simetris serta bila ditekan akan terasa kenyal.
Dada ayam penuh daging dan tuang dada tidak menonjol kedepan.
Bagian dalam karkas berwarna putih dan bau daging khas.
f.
Mie
Mie merupakan makanan yang terbuat dari bahan hasil olahan gandum yaitu
tepung terigu, berbentuk pipih panjang dan memerlukan perebusan sebelum
dikonsumsi. mie basah adalah jenis mie yang mengalami proses perebusan
setelah tahap pemotongan dan sebelum dipasarkan. kadar airnya dapat
mencapai 52% sehingga daya taham simpannya relatif singkat (40 jam pada
suhu kamar) (Harahap,2007).
Menurut Koswara (2009), Tahapan pembuatan mie terdiri dari tahap
pencampuran,
roll
press
(pembentukan
lembaran),
pembentukan
25
mie,
Tahap
pencampuran
berlangsung
secara
bertujuan
merata
dan
agar
hidrasi
menarik
tepung
serat-serat
dengan
gluten.
air
Untuk
C) (Koswara, 2009).
2. Roll Press
Proses roll press (pembentukan lembaran) bertujuan untuk menghaluskan
serat-serat gluten dan membuat lembaran adonan (Koswara, 2009). Pasta
yang dipress sebaiknya tidak bersuhu rendah yaitu kurang dari 25 oC, karena
pada suhu tersebut menyebabkan lembaran pasta pecah-pecah dan kasar.
Mutu lembaran pasta yang demikian akan menghasilkan mie yang mudah
patah. Tebal akhir pasta sekitar 1,2 2 mm. (Koswara, 2009)
3. Pembentukan Mie
Proses selanjutnya, di akhir proses pembentukan lembaran, lembar adonan
yang tipis dipotong memenjang selebar 1 2 mm dengan rool pemotong mie,
dan selanjutnya dipotong melintang pada panjang tertentu, sehingga dalam
keadaan kering menghasilkan berat standar. (Koswara, 2009)
4. Pengukusan
Proses pengukusan, pada proses ini terjadi gelatinisasi pati dan koagulasi
gluten
sehingga
dengan
terjadinya
dehidrasi
air
dari
gluten
akan
26
27
28
KESIMPULAN
A. Tahu
1. Prinsip pembuatan tahu yaitu penggumpalan pada sari kacang kedelai
2. Dalam pembuatan tahu dilakukan proses perendaman, pengupasan kulit
kacang kedelai, penghalusan kacang dengan blender ditambah dengan
air panas, penyaringan sari kacang kedelai dari ampasnya dengan kain
sifon, perebusan sari kacang kedelai dengan penambahan cuka sebagai
zat penggumpal dilakukan sebanyak 2 kali 8 ml dan 20 ml , penyaringan
gumpalan dilakukan sebanyak 2 kali, pengambilan gumpalan dan
mencetaknya dengan memberi pemberat diatasnya serta perebusan
tahu.
3. Pembuatan tahu dibutuhkan cuka sebagai zat penggumpal. Larutan
cuka diberikan dalam adonan tahu untuk menggumpalkan sari kacang
kedelai sebanyak 8 ml untuk pemberian pertama dan 20 ml setelah
penyaringan gumpalan sari kacang kedelai pertama
B. Mie
1. Dalam
pembuatan
mie
dilakukan
pencampuran,
(pembentukan
lembaran),
pembentukan
mie,
roll
press
pengukusan,
sifon.
Penghalusan
daging
dengan
food
processor
disertai
29
c. Sisik menempel kuat dan tidak mudah lepas, perut utuh dan
lubang annus tertutup.
d. Mata cembung, cerah, putih jernih, pupil hitam dan tidak
berdarah.
e. Insang merah cerah dan tidak berlendir atau sedikit lendir.
f. Tekstur daging kenyal, lentur dan berbau segar atau sedikit amis.
3. Dalam pembuatan bakso ikan dibutuhkan beberapa bahan seperti
bahan utama yaitu daging ikan tenggiri sebanyak
tapioka sebanyak 150 gram dan tepung terigu 150 gram, air es. Untuk
bahan bumbu : bawang putih, bawang merah, garam dan lada bubuk.
4. Penyiangan ikan dengan memisahkan bdd daging ikan dilakukan dari
tulang/duri, sirip, kepala, ekor dan sisik agar mudah dikonsumsi dalam
bentuk bakso yang bulat.
5. Mencetak bakso ikan dengan menggunakan kepalan tangan dan sendok
agar memudahkan pembentukan serta menyesuaikan ukuran porsi
konsumen.
D. Ice cream
1. Dalam pembuatan es krim dilakukan pasteurisasi jagung pipil dengan
melakukan
perebusan,
ditambahkan
air
kemudian
dengan
penghalusan
blender.
jagung
Penyaringan
sari
pipil
dan
jagung
dari
ice
crema
maker
selama
45
menit.
Pengemasan
memisahkan
bdd
daging
30
ayam
dari
tulang
dan
kulit.
31
DAFTAR PUSTAKA
Afrisanti, DW 2010. Kualitas kimia dan organoleptik nugget daging kelinci dengan
penambahan tepung tempe. Fakultas Pertanian. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret
Astawan, Made (2008). Sehat Dengan Hidangan Hewani. Jakarta: Penebar Swadaya
Astuti, F. J. 2009. Pengaruh Jenis Tepung dan Cara Pemasakan Terhadap Mutu
Bakso Dari Surimi Ikan Hasil Tangkap Sampingan. Skripsi. IPB.
Astuti. Elvina Fuji (2009), Pengaruh Jenis Tepung Dan Cara Pemasakan Terhadap
Mutu Bakso Dari Surimi Ikan Hasil Tangkap Sampingan (Hts). Bogor :
Institut Pertanian Bogor
Badan Standardisasi Nasional (2002), Nugget Ayam. SNI 01-6683-2002. Jakarta :
Badan Standardisasi Nasional.
Badan Standarisasi Nasional, 2006. Bakso Ikan Beku SNI 01-7266.1-2006 Bagian 1: Spesifikasi. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional
Badan Standarisasi Nasional, 2013. Ikan Segar SNI 2729: 2013. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional
BSN. 2008. Metode Pengujian Mikrobia dalam Daging, Telur, dan Susu serta Hasil
Olahannya. SNI 2897-2008. Jakarta.
Darma, Geovani Surya (2013), Pembuatan Es Krim Jagung Manis Kajian Jenis Zat
Penstabil, Konsentrasi Non Dairy Cream Serta Aspek Kelayakan Finansial.
Surabaya : Universitas Wijaya Kusuma.
Faisal, Fathan (2011) Proses Pembuatan Bakso Ikan. Medan: Universitas
Sumatera Utara
Ginting. N., N. Umar (2005), Penggunaan Bahan Pengisi Pada Nugget Itik Air.
Jurnal Agrobisnis Peternakan. Vol.1 No. 3. Medan Universitas Sumatera
Utara
Harahap. Nur Astina (2007), Pembuatan Mie Basah Dengan Penambahan Wortel.
Medan : Universitas Sumatera Utara
Hartati, Puji 2006. Pengaruh Penambahan Berbagai Jenis Bahan Pengikat
Terhadap Mutu Nugget Rajungan. Jurnal Agrisistem 2(1).
Harti, A. S., Nurhidayati, A., dan Handayani., D. 2013. Potensi Chitooligosaccaride
(COS) Sebagai Prebiotik Dan Pengawet Alami Dalam Pembuatan Tahu
Sinbiotik. Prosiding SNST ke-4. Fakultas Teknik. Universitas Wahid Hasyim,
Semarang.
32
(L)
Merril)
Terhadap
Kadar
Protein
Susu
Dengan
Metode
Bakso
Ikan
Gabus
(Ophiocephalus
Striatus).
Manado
33
Jenderal
Pendidikan
Dasar
Dan
Menengah
Direktorat
34
Wijayanti. D.A, Dkk (2013), Kadar Protein Dan Keempukan Nugget Ayam Dengan
Berbagai Level Substitusi Hati Ayam Broiler (The Protein Content And
Tenderness Of Chicken Nuggets With Various Level Of Broiler Livers
Substitution). Semarang : Universitas Diponegoro.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Utama
Yuliana (2016), Uji Organoleptik Dan Kadar Kalsium Es Krim Dengan Penambahan
Kulit Pisang Dan Daun Kelor Sebagai Sumber Gizi Alternatif. Surakarta :
Universitas Muhammadiyah Surakarta
35