1
Januari 2021
ISSN : 2085 – 1669
e-ISSN : 2460 – 0288
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek
Email : jurnalteknologi@umj.ac.id
U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A
*Email: nurul.hidayati@ftumj.ac.id
ABSTRAK
Salah satu jenis kemasan bahan pangan yang aman dan bersifat biodegradable adalah dengan pengemasan
menggunakan edible film. Edible film adalah suatu lapisan tipis yang rata, dibuat dari bahan yang dapat
dikonsumsi, dan dapat berfungsi sebagai barrier agar tidak kehilangan kelembaban. Tujuan penelitian ini adalah
membuat edible film dari nata de coco dan gliserol sebagai plasticizer, serta menguji pengaruh kenaikan
konsentrasi gliserol terhadap karakter mekanik edible film. Penelitian ini menggunakan metodologi mixing dan
casting. Variabel bebas pada penelitian ini meliputi konsentrasi gliserol 2%, 4%, 6%, 8%, 10% b/b. Penelitian
menggunakan analisa sampel yaitu analisa ketebalan, tensile strength dan elongation. Analisa data menggunakan
metode regresi. Semakin banyak gliserol yang ditambahkan, maka ketebalan film semakin meningkat dari 0,09
mm hingga 0,15 mm dan elongation semakin meningkat dari 1,59% sampai 13,75%, namun tensile strength
menurun dari 32,40 MPa sampai 2,267MPa. Hasil karakterisasi film menunjukkan bahwa komponen utama
penyusun nata adalah polimer selulosa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya puncak serapan gugus fungsi
karakteristik yaitu O-H, C-H dan C-O.
ABSTRACT
One type of safe and biodegradable packaging for food material is edible film. Edible film is a thin and flat layer
made of consumable material which can function as a barrier to moisture loss. The objective of this study is to
prepare edible film from nata de coco and glycerol as plasticizer employing mixing dan casting method, as well
as to characterize its mechanical properties. Independent variable in this study included glycerol concentration
2%, 4%, 6%, 8%, 10% w/w. Measurements performed in this study were for thickness, tensile strength and
elongation of samples. Data analysis employed regression method. Along with the rise of glycerol
concentrations, the samples thickened from 0.09 to 0.15 mm and became more elastic with elongation increase
from 1.59% to 13.75%, but became weaker as the tensile strength decreased from 32,40 MPa to 2,267MPa.
Characterization of film revealed that the backbone of nata is cellulose polymer. This fact was confirmed by the
existence of absorbance peaks of characteristic functional groups of O-H, C-H and C-O.
DOI: https://dx.doi.org/10.24853/jurtek.13.1.81-88
Jurnal Teknologi Volume 13 No. 1 Januari 2021 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288
82
Furqon Cipta Ismaya, Nurul Hidayati Fithriyah, Tri Yuni Hendrawati: Pembuatan Dan Karakterisasi Edible Film Dari Nata De Coco Dan
Gliserol
ditambahkan ke dalam persiapan pembentukan panjang ini sangat penting karena tersedia
film hidrokoloid bervariasi antara 10% dan dalam jumlah banyak, harganya murah dan
60% berat hidrokoloid. Senyawa yang paling bersifat non toksik (Krochta, 1994).
umum digunakan sebagai plasticizer adalah: Senyawa lipida yang dapat digunakan
gliserol, sorbitol, poliol (propilen glikol), sebagai lapisan pelindung terdiri dari
polietilen glikol, oligosakarida dan air. Gliserol monogliserida asetat, lilin alami dan surfaktan.
difungsikan sebagai plastileizer yang dapat Senyawa lipida yang paling efektif adalah
memberikan sifat fisis dan mekanik. Sifat paraffin wax dan beeswax. Film yang
mekanik dan fisis yang dipengaruhi gliserol terbentuk dari senyawa lipida umumnya
adalah tensile sternght, modulus elastisitas, memiliki sifat penghambat kelembaban yang
dan elongation at break pada plastik (Maulida, sangat baik karena senyawa lipida tergolong
2018 dan Isroi, 2017). Semakin banyak jumlah hidrofobik. Lipida yang sering digunakan
gliserol yang digunakan maka akan sebagai edible film antara lain lilin parafin dan
semakin banyak pula bagian dari lilin carnauba (Bourtoom, 2008).
bioplastikyang akan terdegradasi. Penambahan Komposit film terdiri dari komponen
gliserol yang tinggi akan mengurangi sifat fisik lipida dan hidrokoloid. Aplikasi dari komposit
dari bioplastik (Isroi, 2017). film dapat dalam lapisan satu-satu (bilayer), di
Edible film dapat diproduksi dari mana satu lapisan merupakan hidrokoloid dan
bahan yang memiliki kemampuan untuk satu lapisan lain merupakan lipida, atau dapat
membentuk lapisan tipis (film formingability). berupa gabungan lipida dan hidrokoloid dalam
Dalam proses pembuatannya bahan pembuat satu kesatuan film. Gabungan dari hidrokolid
film harus terlarut dan terdispersi dalam suatu dan lemak digunakan dengan mengambil
pelarut seperti air, alkohol, campuran air- keuntungan dari komponen lipida dan
alkohol, atau campuran pelarut lainnya. hidrokoloid. Lipida dapat meningkatkan
Pemlastis (plasticizer), zat antimikroba, zat ketahanan terhadap penguapan air dan
warna, dan zat perasa dapat ditambahkan hidrokoloid dapat memberikan daya tahan.
dalam proses pembuatannya. Dalam Perkembangan edible film atau yang dikenal
pengaplikaasiannya pada makanan, larutan ini sebagai bahan pelapis dari suatu produk
dapat digunakan dengan beberapa metode pangan akhir-akhir ini mengalami kemajuan
seperti pencelupan, penyemprotan, dan dengan pesat. Penelitian edible film yang pada
penyepuhan yang diikuti dengan pengeringan awalnya diutamakan formulasi film dan sifat
(Bourtoom, 2008) fisik, sekarang telah meningkat sampai
Komponen yang digunakan untuk kemungkinan struktur film mempengaruhi sifat
membuat edible film terbagi kedalam tiga film (Krochta, 1994).
kategori yaitu: hidrokoloid (seperti protein, Aplikasi edible film untuk buah dan
polisakarida dan alginat), lemak (seperti asam sayur, daging dan unggas, serta untuk flavor
lemak, acylglycerol, dan lilin), dan komposit. encapsulation. Beberapa dari edible film
Hidrokoloid yang digunakan dalam pembuatan adalah untuk memberikan penghalang
edible film dapat berupa protein atau semipermeabel terhadap gas dan uap, untuk
karbohidrat. Karbohidrat yang banyak membawa aditif seperti peningkat tekstur,
digunakan sebagai bahan film adalah antimikroba, antioksidan, dll . Secara umum,
polisakarida meliputi selulosa, pektin, pati, pati edible film merupakan suatu pilihan yang
modifikasi, ekstrak rumput laut, gum arab dan menarik untuk buah-buahan dan sayuran utuh,
kitosan. Polisakarida umumnya sangat karena penghalang dapat dibentuk untuk
hidrofilik sehingga menghasilkan sifat melindungi produk dan tingkat fisiologis
penghambat uap air dan gas yang kurang baik, pascapanen kerusakan berkurang.
walaupun demikian pelapis dari polisakarida Keberhasilan penerapan edible film sebagai
ini dapat memperlambat hilangnya hambatan untuk buah-buahan dan sayuran
kelembaban dari dalam produk pangan. terutama tergantung pada pengembangan film
(Bourtoom, 2008). Polisakarida sebagai bahan atau lapisan yang dapat memberikan komposisi
dasar edible film dapat dimanfaatkan untuk gas internal yang sesuai untuk buah tertentu /
mengatur udara di sekitarnya dan memberikan sayuran. Beberapa faktor harus diatasi ketika
ketebalan atau kekentalan pada larutan edible mengembangkan sebuah film di antaranya:
film. Pemanfaatan dari senyawa barantai bagaimana sifat larutan coating akan
83
Jurnal Teknologi Volume 13 No. 1 Januari 2021 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288
84
Furqon Cipta Ismaya, Nurul Hidayati Fithriyah, Tri Yuni Hendrawati: Pembuatan Dan Karakterisasi Edible Film Dari Nata De Coco Dan
Gliserol
85
Jurnal Teknologi Volume 13 No. 1 Januari 2021 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288
2% 32,40
4% 30,50
Gambar 3. Pengaruh Konsentrasi Gliserol 6% 13,86
terhadap Elongation Edible Film 8% 3,521
10% 2,267
Dari data yang diperoleh dapat dilihat
dengan meningkatnya konsentrasi gliserol
maka semakin tebal edible film yang
dihasilkan dari 1,589% sampai 13,75%.
Penambahan konsentrasi gliserol sebagai
plasticizer berpengaruh terhadap elongation
dari edible film; semakin besar gliserol yang
ditambahkan maka elongation semakin
meningkat. (Farahnaky, 2012; Fatnasari, 2018;
dan Ningsih, 2015).
Elongasi edible film meningkat seiring
peningkatan konsentrasi gliserol pada
formulasi edible film. Peningkatan elongasi ini Gambar 4. Pengaruh Konsentrasi Gliserol
dikarenakan sifat gliserol sebagai plasticizer terhadap Tensile Strength dari Edible Film
yakni meningkatkan fleksibilitas film. Gliserol
dapat berinteraksi dengan pati dengan cara Dari hasil tersebut diperoleh pada
membentuk ikatan pati-plasticizer dimana konsentrasi gliserol 2% sebesar 32,40 MPa;
ikatan ini akan mengakibatkan peningkatan pada konsentrasi gliserol 4% sebesar 30,50
elastisitas edible film (Fatmasari, 2018). MPa; pada konsentrasi gliserol 6% sebesar
Penambahan plasticizer juga dapat 13,86 Mpa; pada konsentrasi gliserol 8%
menyebabkan turunnya gaya intermolekular sebesar 3,521 MPa; dan pada konsentrasi
sepanjang rantai polimer sehingga gliserol 10% sebesar 2,267 MPa.
meningkatkan fleksibilitas film (Khwaldia, Dari data yang diperoleh dapat dilihat
2004; Huri dan Nisa, 2014). Gugus hidroksil di dengan meningkatnya konsentrasi gliserol
sepanjang rantai gliserol merupakan penyebab maka semakin rendah tensile strength dari
terbentuknya ikatan hidrogen antara polimer edible film yang dihasilkan dari 32,40 MPa
pati dengan plasticizer yang menggantikan sampai 2,267 MPa. Penambahan konsentrasi
ikatan hidrogen antara polimer pati selama gliserol sebagai plasticizer berpengaruh
pembentukan biopolimer film (Burtoom, terhadap tensile strength dari edible film,
2007). Poliol seperti gliserol berfungsi secara semakin besar gliserol yang ditambahkan maka
efektif sebagai plasticizer berdasarkan tensile strength semakin rendah. (Farahnaky,
2012; Fatmasari, 2018; dan Ningsih, 2015 ).
86
Furqon Cipta Ismaya, Nurul Hidayati Fithriyah, Tri Yuni Hendrawati: Pembuatan Dan Karakterisasi Edible Film Dari Nata De Coco Dan
Gliserol
1.0
0.9
elongation semakin meningkat dari
1054.647 1.669
0.8
1,589% sampai 13,75 %.
999.210 2.214
0.7
1108.624 3.753
3308.213 0.255
0.6
Absorbance
924.018 1.341
1315.752 0.420
850.363 0.744
0.4
1426.715 0.808
1363.333 0.419
2895.094 7.553
1206.237 0.345
3800 3600 3400 3200 3000 2800 2600 2400 2200 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800
d) Hasil Karakteristik film yang dihasilkan
Gambar 5. Hasil FTIR Edible Film
Wavenumber
ditinjau dari gugus fungsi menunjukkan
bahwa komponen utama penyusun nata
adalah polimer selulosa. Hal ini
87
Jurnal Teknologi Volume 13 No. 1 Januari 2021 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288
88