Anda di halaman 1dari 4

Proposal Skipsi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi saat ini plastik menjadi salah satu bahan yang paling umum
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Plastik merupakan material polimer kimia yang
dikemas dengan keaneka ragaman bentuk yang berbeda. Teksturnya yang awet, kuat,
dan ringan membuat plastik semakin digemari oleh masyarakat. Selain itu, banyak
produsen plastik yang berlomba-lomba memproduksi plastik dengan berbagai kualitas
terbaik. Sehingga plastik saat ini menjadi salah satu gaya hidup manusia. Dengan
demikian, hal itu yang membuat kebutuhan plastik di dunia semakin tinggi. Hampir
setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar karena harganya
yang relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Plastik telah
menjadi kebutuhan yang terus meningkat jumlahnya.
Kebutuhan plastik tercatat dalam tahun 2012 sebesar 1,55 juta ton dan melonjak
naik menjadi 1,9 juta ton pada tahun 2013. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
(BPS), import plastik dan barang dari plastik selama tahun 2012 sebesar 2,22 miliar US
Dollar sedangkan pada tahun 2013 naik 11,7% menjadi 2,48 miliar US Dollar. Oleh
karena itu, kebutuhan plastik akan meningkat secara terus-menerus
(Kompasiana.com.30/4/14).
Ada beberapa jenis plastik diantaranya, PETE (Polietilen tereftalat), HDPE (High
Density polyethylen), PVC (Polyvinyl Cloride), LDPE (Low Density Polyethylene), PP
(Polipropilen), PS (Polistirena), PC (Polycarbonate). Jenis plastik tersebut termasuk
polimer sintetis atau polimer buatan manusia. Plastik sintetis tidak dapat terdegradasi
oleh mikroorganisme di lingkungan karena mikroorganisme tidak mampu mengubah
dan mensintesa enzim khususnya bahan-bahan polimer berbasis petrokimia. Plastik
sintetis agar dapat taerurai secara alami membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan
tahun. Saat ini, plastik adalah salah satu faktor yang menyebabkan kerusakan
lingkungan hidup karena tergolong berbahaya dan sulit dikelola. Plastik yang digunakan
saat ini merupakan polimer sintetis dari bahan baku minyak bumi yang terbatas
jumlahnya dan tidak dapat diperbaharui. Oleh karena itu dibutuhkan adanya modifikasi
atau alternatif bahan baku plastik yang mampu menghasilkan produk dengan kekuatan

Pembuatan Bioplastik dari Bekatul Beras 1


Teknik Kimia ITATS
Proposal Skipsi

yang sama seperti plastik sintetis namun diperoleh dari bahan yang mudah didapat,
tersedia banyak, harganya murah dan tidak merusak lingkungan.
Saat ini sampah bahan plastik menjadi permasalahan yang serius di dunia. Metode
yang popular masa kini untuk menanggulangi sampah yaitu dengan mendaur ulang dan
membakarnya. Namun kedua metode ini kurang efektif. Daur ulang memerlukan biaya
sangat besar. Selain itu pada proses pembakaran plastik dapat menimbulkan gas yang
bersifat korosif dan beracun, pembakaran yang kurang sempurna akan menjadi dioksin
di udara. Dioksin ini manusia dapat menyebabkan penyakit bagi manusia diantaranya,
kanker, gangguan sistem syaraf, hepatitis, pembengkakan hati, dan gejala depresi. Oleh
karena itu untuk menanggulangi sampah plastik yang ramah lingkungan dengan biaya
murah yaitu dengan membuat plastik yang dapat diuraikan kembali oleh
mikroorganisme secara alami yaitu plastik biodegradable.
Plastik biodegradable adalah suatu bahan dalam kondisi tertentu, waktu tertentu
mengalami perubahan dalam struktur kimianya, yang mempengaruhi sifat-sifat yang
dimilikinya oleh pengaruh mikroorganisme (bakteri, jamur, algae) (Griffin (1994). Ada
beberapa jenis bioplastik antara lain polyhidroksialkanoat (PHA) dan poli-asam amino
yang berasal dari sel bakteri, polylaktida (PLA) yang merupakan modifikasi asam laktat
hasil perubahan zat tepung atau jagung oleh mikroorganisme, dan poliaspartat sintesis
yang dapat terdegradasi. Untuk pembuatan plastik menggunakan bahan dasar yang
berasal dari selulosa, khitin, khitosan, atau tepung yang terkandung dalam tumbuhan
(www.wordpress.com).
Indonesia adalah salah satu penghasil tanaman pati yang melimpah. Bahan yang
mengandung pati misalnya padi-padian, jagung, gandum, kentang sorgum, malt,
beras,umbi kayu, dan lain-lain. Harga bekatul rendah sehingga dengan
memanfaatkannya sebagai bahan plastik akan memberi nilai tambah ekonomi yang
tinggi.
Bekatul adalah hasil sampingan dari proses penggilingan padi yang terdiri dari
lapisan sebelah dalam padi dan sebagian kecil endosperm berpati. Sebutir gabah terdiri
atas pelindung luar, sekam, dan karyopsis (beras pecah kulit). Beras pecah kulit terdiri
dari lapisan luar (perikarp, selimut biji, dan badan bakal biji), lembaga (embrio) dan
endosperm. Selama ini yang dianggap layak dikonsumsi manusia hanyalah beras saja.
Sedangkan bekatul dan dedak dimanfaatkan terbatas untuk pakan ternak.

Pembuatan Bioplastik dari Bekatul Beras 2


Teknik Kimia ITATS
Proposal Skipsi

(www.wikipedia.org).
Plastik degradable adalah plastik yang dibuat dengan menggunakan bahan dari
tumbuhan sehingga mudah diuraikan kembali secara alami oleh mikroba dan alga.
Degradable artinya bisa dihancurkan oleh mahluk hidup menjadi substansi lain yang
berbeda struktur kimia dengan periode waktu tertentu (2-3 tahun di tempat pembuangan
sampah). Plastik biodegradable yang terbakar tidak menghasilkan senyawa kimia
berbahaya. Selain itu dengan adanya plastik biodegradable, kualitas tanah akan
meningkat karena hasil penguraian mikroorganisme meningkatkan unsur hara dalam
tanah (www.wordpress.com).
Penelitian tentang plastik biodegradable terus berkembang dari masa ke masa.
Bermacam – macam modifikasi dan alternatif lain yang digunakan untuk
menyempurnakan plastik biodegrable. Berdasarkan penelusuran pustaka, penelitian
pembuatan bioplastik atau plastik biodegrable dari bekatul beras dan gliserol sebagai
plastisizer belum pernah ada, sehingga penelitian ini layak untuk dilakukan. Pada
penelitian ini akan dibuat bioplastik dari bekatul beras – gliserol – gelatin dan bekatul
beras – gliserol - chitosan dengan berbagai variasi terhadap karakteristik ketebalan, kuat
tarik dan lamanya degradasi.

1.2 Rumusan Masalah


Proses pembuatan bioplastik sangat dipengaruhi oleh perbandingan bekatul beras
terhadap gelatin, gliserol dan chitosan. Disamping itu kondisi operasi yang meliputi
suhu pemanasan, suhu pengeringan, dan waktu reaksi juga menentukan kualitas
bioplastik yang dihasilkan. Oleh karenanya, pada penelitian ini akan dipelajari beberapa
variabel proses yaitu perbandingan antara bekatul beras – gliserol – gelatin dan bekatul
beras – gliserol - khitosan, sedangkan untuk suhu pemanasan, suhu pengeringan, dan
waktu reaksi dipelajari sebagai variabel tetap.

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mempelajari proses pembuatan plastik biodegrable.
2. Mengetahui pengaruh variasi penambahan komposisi bekatul beras – gliserol –
gelatin dan bekatul beras – gliserol - khitosan terhadap kualitas plastik

Pembuatan Bioplastik dari Bekatul Beras 3


Teknik Kimia ITATS
Proposal Skipsi

biodegrable yang meliputi ketahanan air, kuat tarik, morfologi dan sifat
biodegredablenya.
3. Mengetahui perbandingan komposisi dalam pembuatan bioplastik yang
memenuhi standart plastik biodegradable.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah :
1. Memanfaatkan bekatul beras untuk dijadikan bahan baku pada pembuatan
plastik biodegrable.
2. Solusi pemecahan masalah sampah plastik sintetis yang tidak terurai oleh
lingkungan.
3. Meningkatkan nilai ekonomi bekatul beras.

Pembuatan Bioplastik dari Bekatul Beras 4


Teknik Kimia ITATS

Anda mungkin juga menyukai