DISUSUN OLEH:
MUHAMAD FEBRYANDRI (17/413740/TK/46180)
MUHAMMAD YOGA BRILLIANTO (17/413745/TK/46185)
II. Pengertian
Biobased material adalah bahan (rekayasa) yang terbuat dari zat yang berasal dari
atau berbasis makhluk hidup.
Pada zaman dahulu biobased material masih didasarkan pada natural resources
seperti kayu, kulit, dan daun. Tetapi seiring berkembangnya zaman, biobased material kini
tidak hanya terpaku pada natural resources saja, namun lebih mengacu pada material/bahan
hasil olahan atau sintesis dari makhluk hidup yang umumnya tidak lagi memiliki kesamaan
bentuk, namun tetap memiliki kesamaan kandungan dengan makhluk hidup yang menjadi
sumbernya.
Seiring dengan kemunculan konsep eco-friendly, dibutuhkan kriteria baru dalam
pengembangan biobased material selain makhluk hidup sebagai basis pengembangannya.
Contohnya adalah material yang memiliki sifat biodegradable, yaitu kemampuan material
untuk terurai secara biologis di lingkungan sehingga lebih ramah lingkungan.
III. Food Packaging
c) Bioplastik
Bioplastik merupakan polimer yang secara alamiah dapat dengan mudah
terdegradasi baik melalui serangan mikroorganisme maupun cuaca. Biasanya
bioplastik terbuat dari pati, selulosa dan polylacticacid (PLA). Bioplastik
biasanya digunakan untuk pengemasan barang sekali pakai seperti makanan.
Gambar 3. Bioplastic
Edible coating dibuat dengan menggunakan metode casting. Pada metode ini
protein atau polisakarida didispersikan pada campuran air dan plasticizer, yang
kemudian diaduk. Setelah pengadukan dilakukan pengaturan pH, lalu campuran tadi
dipanaskan selama beberapa saat dan dituangkan pada casting plate. Setelah dituangkan
kemudian dibiarkan mengering dengan sendirinya pada kondisi lingkungan dan waktu
tertentu. Film yang telah mengering dilepaskan dari cetakan (casting plate) dan
kemudian dilakukan pengujian terhadap karakteristik yang dihasilkan. Pembuatan edible
coating berbasis pati pada dasarnya menggunakan prinsip gelatinisasi. Dengan adanya
penambahan sejumlah air dan dipanaskan pada suhu yang tinggi, maka akan terjadi
gelatinisasi. Gelatinisasi mengakibatkan ikatan amilosa akan cenderung saling
berdekatan karena adanya ikatan hidrogen. Proses pengeringan akan mengakibatkan
penyusutan sebagai akibat dari lepasnya air, sehingga gel akan membentuk film yang
stabil. Ketebalan film dapat diatur dengan memperhatikan rasio luas cetakan dengan
larutan edible film yang digunakan. Pembuatan larutan edible film komposit antara
bahan bersifat hidrofobik dengan hidrofilik, harus ditambahkan emulsifier agar larutan
akan lebih stabil (Santoso dkk., 2004). Proses pembuatan edible film dari pati singkong
dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.
Edible coating
J.W.,Claus. 2000. Biobased Packaging Materials For Food Industry. The Royal Veterinary
and Agricultural University Rolighedsvej. Denmark.
Ahmed, S. ed., 2018. Bio-based Materials for Food Packaging: Green and Sustainable
Advanced Packaging Materials. Springer.
Wahyu, M.K., 2009. Pemanfaatan pati singkong sebagai bahan baku edible film. Beswan
Djarum. Fakultas Teknologi Industri Pertanian. Universitas Padjadjaran. Bandung.