Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

SINTESIS BIOPLASTIK DARI TONGKOL JAGUNG

(TEKNOLOGI PEMROSESAN PATI)

Disusun untuk memenuhi syarat Ujian Tengah Semester mata kuliah Kimia Polimer

Oleh:

Meidy Yuwanti Habary/E611811006

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK TEDC BANDUNG

2020
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena


berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Sintesis
Bioplastik dari Tongkol Jagung”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata
kuliah Kimia Polimer sebagai tiket Ujian Tengah Semester (UTS).
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi saya khususnya dan pembaca
pada umumnya.

Garut, 09 April 2020

Meidy Yuwanti Habary


ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3

2.1 Bioplastik .................................................................................................. 3


2.2 Pati ............................................................................................................. 7
2.3 Tongkol Jagung .......................................................................................... 12
2.4 Sintesis Bioplastik dari Tongkol Jagung .................................................... 16

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 19

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ ……..


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berbicara masalah sampah dan permasalahannya seakan-akan tidak
ada habis-habisnya. Bahkan berbagai argumen dan solusi pemecahan masalah
sampah sudah sering kali kita dengar maupun kita baca dari berbagai media
massa. Dari sekian banyak sampah yang ada, plastik memiliki persentase
tertinggi, sebab dalam kehidupan sehari-hari hampir setiap produk menggunankan
plastik sebagai kemasan atau bahan dasar.
Material plastik yang digunakan karena banyak mempunyai sifat unggul
seperti ketahanan kimia yang tinggi mudah dibuat bermacam bentuk dan ukuran,
dapat diatur keelastisannya serta harganya pun relatif murah dan terjangkau oleh
semua kalangan masyarakat. Penggunaan plastik yang cukup besar ini
mengakibatkan sampah cepat sekali menumpuk. Sampah plastik merupakan suatu
permasalahan global karena plastik sulit terdegradasi oleh mikroorganisme dalam
lingkungan juga cuaca, sehingga menyebabkan masalah lingkungan yang sangat
serius. Plastik yang berbentuk film ini akan menutup permukaan tanah, sehingga
aerase tidak dapat berjalan semestinya. Jenis plastik biodegradabel dapat
mengalami penguraian yang lebih cepat dibandingkan dengan plastik non-
biodegradabel,sehingga plastik biodegradabel tidak akan mengganggu
keseimbangan alam. Keuntungan lain dari plastik biodegradabel ketika dibuang
ke alam yakni akan lebih mempercepat kesuburan tanah yang diakibatkan
terurainya plastik dengan membentuk unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah.
Pendapat lain tentang definisi plastik biodegradabel adalah suatu material
dalam kondisi tertentu dan waktu tertentu dapat mengalami perubahan struktur
kimiawinya akibat mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan alga. Selain itu juga
plastik biodegradabel adalah suatu polimer yang berubah kedalam senyawa
2

dengan berat molekul rendah, dimana paling sedikit satu tahap pada proses
degradasinya melalui metabolisme organisme secara alamiah.
Salah satu biopolimer yang telah dikembangkan adalah selulosa asetat.
Biopolimer dari jenis ini dapat dibuat dari material yang banyak mengandung
senyawa kimia selulosa. Tongkol jagung merupakan material yang berpotensi
untuk dikembangkan menjadi biopolimer jenis selulosa asetat. Hal ini
dikarenakan Tongkol jagung banyak mengandung senyawa jenis selulosa.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah makalah ini yaitu:
1. Apa maksud dari bioplastik dan pati?
2. Bagaimana proses pembuatan bioplastik dari tongkol jagung?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk:
1. Menjelaskan pengertian bioplastik dan pati.
2. Menjelaskan proses pembuatan bioplastik dari tongkol jagung.
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bioplastik

2.1.1 Pengertian Bioplastik

Bioplastik atau yang sering disebut plastik biodegradable, merupakan


salah satu jenis plastik yang hampir keseluruhannya terbuat dari bahan yang
dapat diperbarui, seperti pati, minyak nabati, dan mikrobiota. Ketersediaan
bahan dasarnya di alam sangat melimpah dengan keragaman struktur tidak
beracun. Bahan yang dapat diperbarui ini memiliki biodegradabilitas yang
tinggi sehingga sangat berpotensi untuk dijadikan bahan pembuat bioplastik.

Permintaan bioplastik yang meningkat menyebabkan bioplastik


berkembang cepat dalam produk termoplastik global, baik yang bersifat
biodegradable atau non-biodegradable. Saat ini, segmen bioplastik
biodegradable adalah segmen terbesar dari kategori bioplastik, tetapi
diperkirakan akan digeser oleh kelompok produk bioplastik non-
biodegradable, yang paling tidak 100% berasal dari biomassa.

Penggunaan utama bioplastik ditujukan untuk kemasan, pelayanan


makanan sekali pakai, dan serat aplikasi (Halimi, 2006). Bioplastik dapat
dibuat dengan berbagai teknik dan metode sesuai dengan tujuannya.
Bioplastik diproduksi pada 8 skala industri dalam bentuk PCL (poli-ε-
kaprolakton), PHB (poli-β- hidroksi butirat), PBS (poli butilena suksinat),
dan PLA (polilactic acid). Bahannya pun dapat berupa bahan yang dapat
diperbarui seperi pati dalam pembuatan PLA atau minyak bumi seperti pada
pembuatan PCL. Cara lain yang lebih mudah adalah dengan membuat
bioplastik dari nata. Pembuatan bioplastik dengan cara ini membutuhkan
4

bahan dasar seperti dari air cucian beras, air kelapa, air limbah tahu dan sari
buah. (Anonim, 2010)

2.1.2 Jenis Bioplastik

Bioplastik terdiri atas beberapa jenis, yang paling luas penggunaan dan
produksinya yaitu Bioplastik berbasis pati Menguasai sekitar 50% pasar
Bioplastik, umumnya digunakan untuk bahan kemasan termoplast,
diproduksi dari bahan-bahan alam yang mengandung karbohidrat.
Bioplastik berbasis Asam Polilactat (PLA) PLA adalah bioplastik bening
yang biasanya diprodusi dari bahan jagung atau sumber gula alam,
umumnya digunakan sebagai bahan kemasan. PLA dihasilkan dari proses
fermentasi senyawa-senyawa gula yang diperoleh dari bahan alam. Hasil
fermentasi menghasilkan asam laktat yang dipolimerisasi untuk
menghasilkan plastik PLA, siap untuk dibentuk sesuai produk yang
diinginkan. Dari sisi aplikasi manufacturing, NEC dan Fujitsu Jepang
merupakan contoh perusahaan yang menunjukkan potensi Bioplastik
sebagai laternatif material yang dapat digunakan dalam industri elektronik.
Monsanto dan DuPont Chem perusahaan kimia raksasa yang merupakan
salah satu pionir pengembangan material Bioplastik.

Salah satu bagian proses pembuatan Bioplastik adalah modifikasi


genetik yang melibatkan mikroorganisme. Proses modifikasi genetik ini
dianggap merupakan kunci masa depan agar proses pembuatan Bioplastik
lebih murah dan lebih sdeikit mengkonsumsi bahan bakar minyak.
Metabolix salah satu perusahaan yang begerak dalam bidang pembuatan
Bioplastik mengkalim telah memiliki berbagai paten yang terkait dengan
proses rekayasa genetik mikroba untuk dapat membuat Bioplastik lebih
ekonomis.
5

2.1.3 Mekanisme Pembuatan Bioplastik

Mekanisme pembuatan bioplastik berdasarkan penelitian yang telah


dilakukan yaitu, pati (dapat dihasilkan dari penghalusan dedak) sebagai
bahan baku utama dan biopolimer (gelatin) diukur masanya sesuai dengan
kebutuhan. Kemudian pati dan gelatin yang telah diukur dicampurkan
dengan akuades di wadah anti panas yang berbeda. Volume larutan gelatin
sebesar 10% dari volume larutan pati. Volume gliserol pun diukur sebesar
1% dari volume larutan pati. Letakkan wadah berisi larutan gelatin pada
kompor hingga mencapai suhu 95˚C. setelah itu masukkan larutan gelatin
dan diaduk selama ±25 menit. Kemudian masukkan larutan gliserol dan
aduk sampai homogen. Setelah larutan telah homogen keluarkan wadah dari
kompor kemudian dinginkan sebelum dicetak. Tuang larutan ke dalam
cetakan. Cetakan dimasukkan ke dalam oven sampai mencapai suhu 60˚C
selama 24 jam. Setelah dikeringkan dalam oven, lepaskan plastik dari
cetakannya.

Pembuatan plastik di atas dengan bahan baku pati dengan gelatin dan
gliserol didapatkan hasil plastik berwarna transparan, terdapat pori (rongga)
dan elastis. Struktur bioplastik yang menggunakan gelatin memiliki banyak
pori (rongga) dibandingkan dengan struktur bioplastik yang tidak
menggunakan gelatin. Rongga pada bioplastik ini mudah terisi air sehingga
menyebabkan bioplastik dengan formula ini paling banyak menyerap air
dibandingkan dengan bioplastik dengan formula lainnya. Sedangkan
struktur bioplastik yang tidak menggunakan gelatin terlihat lebih rapat
(dense), hal ini yang menyebabkan bioplastik dengan formulasi ini memiliki
persen perpanjangan yang bagus, namun kurang dalam penyerapan air.
6

Oleh karena gelatin berbahan keras dan kaku diperlukan


penambahan plasticizer gliserol. Dengan penambahan gliserol, dapat
membuat struktur plastik lebih fleksibel, licin, dan elastis. Sehingga
didapatkanlah plastik yang bersifat transparan, elastis, hidrofilik (sifat suka
air), dan mudah terurai yang dinamakan sifat mekanik plastik. Sifat mekanik
plastik dipengaruhi oleh besarnya jumlah kandungan komponen-komponen
penyusun film plastik (lembaran tipis plastik) yang dalam hal ini ialah pati,
gelatin serta gliserol.

Film plastik dari campuran pati dan gelatin agar dapat digunakan
sebagai plastik kemasan harus memenuhi standar sifat mekanik tertentu.
Umumnya plastik kemasan komersil yang digunakan adalah polietilen.
Plastik berbahan pati harus memiliki kesamaan sifat mekanik untuk dapat
menggantikan polietilen sebagai polimer sintetik.

Plastik yang digunakan saat ini merupakan polimer sintetik dari bahan
baku minyak bumi yang terbatas jumlahnya dan tidak dapat diperbaharui.
Jenis plastik seperti polipropilen (PP), polietilen (PE), polivinil klorida
(PVC), polistiren (PS), dan polietilen tereftalat (PET) merupakan plastik
sintetik yang tidak dapat terdegradasi oleh mikroorganisme di lingkungan
karena mikroorganisme tidak mampu mengubah dan mensintesis enzim
yang khusus untuk mendegradasi polimer petrokimia Akibatnya plastik
yang tertimbun dalam tanah akan mempengaruhi kualitas air tanah serta
dapat memusnahkan kandungan humus yang menyebabkan tanah menjadi
tidak subur.

Salah satu bagian proses pembuatan bioplastik adalah modifikasi


genetik yang melibatkan mikroorganisme. Proses modifikasi genetik ini
dianggap merupakan kunci masa depan agar proses pembuatan Bioplastik
lebih murah dan lebih sedikit mengkonsumsi bahan bakar minyak.
7

Metabolix salah satu perusahaan yang begerak dalam bidang pembuatan


Bioplastik mengkalim telah memiliki berbagai paten yang terkait dengan
proses rekayasa genetik mikroba untuk dapat membuat Bioplastik lebih
ekonomis ( Businessweek 16 Juli 2008 ).

Sampai sejauh mana Bioplastik dapat menjadi penganti plastik


konvensional yang lebih ekonomis dan lebih ramah lingkungan,
kelihatannya masih membutuhkan waktu lebih lama. Tapi sampai sejauh ini
Bioplastik masih merupakan kandidat potensial sebagai material ramah
lingkungan, pengganti plastik konvensional.

Jadi kesimpulannya bioplastik yang ramah lingkungan merupakan


salah satu solusi yang dapat diambil untuk mengatasi masalah penumpukan
limbah plastik yang sulit terurai di alam dengan tetap mampu menghasilkan
produk dengan kekuatan yang sama dengan plastik sintetik. Namun,
Bioplastik juga memiliki beberapa kekurangan. Saat ini teknologi proses
Bioplastik masih lebih mahal dibandingkan biaya produksi plastik
konvensional. Isu kekuatan Bioplastik juga merupakan kelemahan plastik
jenis ini, Bioplastik dinilai kurang memiliki kekuatan dan daya tahan
mekanik dibandingkan plastik konvensional. Untuk meningkatkan kinerja
Bioplastik ditambahkan bahan-bahan aditif atau dicampur dengan plastik
konevnsional.

2.2 Pati

2.2.1 Pengertian Pati

Pati atau amilum merupakan karbohidrat kompleks yang tidak larut


dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Amilum sering
disebut juga dengan sebutan “pati”. Pati merupakan bahan utama yang
dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai
8

produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga


menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.

Pati atau amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas
pada kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau
sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Amilum
juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk
tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan
umbi. Umumnya amilum terdapat pada makanan pokok kita, seperti beras,
roti, sagu, kentang, ubi, dll.

Secara umum, gula terdiri dari gula sederhana (glukosa, fuktosa,


galakstosa). Amilum ini terdiri dari 3-10 gula sederhana yang saling
berikatan.Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80%
bahan kering umbi kentang.

Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin,


dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras
(pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa
memberikan warna ungu pekat padates iodin sedangkan amilopektin tidak
bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan.
Amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian
yang tidak larut air (amilopektin). Amilosa merupakan polisakarida berantai
lurus bagian dari butir-butir pati yang terdiri atas molekul-molekul glukosa
-1,4-glikosidik Amilosa merupakan bagian dari pati yang larut dalam air,
yang mempunyai berat molekul antara 50.000-200.000, dan bila ditambah
dengan iodium akan memberikan warna biru.

Amilopektin merupakan polisakarida bercabang bagian dari pati,


terdiri atas molekul-molekul glukosa yang terikat satu sama lain melalui
ikatan 1,4-glikosidik dengan percabangan melalui ikatan 1,6-glikosidik pada
9

setiap 20-25 unit molekul glukosa. Amilopektin merupakan bagian dari pati
yang tidak larut dalam air dan mempunyai berat molekul antara 70.000
sampai satu juta. Amilopektin dengan iodium memberikan warna ungu
hingga merah (Lehninger, 1988). atau asam dilakukan oleh asam atau
enzim. Jika pati dipanaskan dengan asam akan terurai menjadi molekul-
molekul yang lebih kecil secara berurutan dan hasilnya adalah glukosa.

Perbedaannya adalah jika pada hidrolisa amilum dengan


menggunakan enzim menghasilkan maltosa, sedangkan pada hidrolisa
amilum dengan menggunakan asam dapat langsung menghasilkan glukosa.
Maltosa merupakan hasil antara dalam proses hidrolisis amilum dengan
asam maupun dengan enzim. Maltosa mudah larut dalam air dan
mempunyai rasa lebih manis daripada laktosa, tetapi kurang manis daripada
sukrosa.

Pati Dextri Maltosa Glukosa Ada beberapa tingkatan dalam reaksi di


atas. Molekul-molekul pati mula-mula pecah menjadi unit-unit rantaian
glukosa yang lebih pendek yang disebut dextrin. Dekstrin adalah karbohidat
yang dibentuk selama hidrolisis pati menjadi gula oleh panas, asam atau
enzim. Dekstrin ini dipecah lebih jauh menjadi maltosa (dua unit glukosa)
dan akhirnya maltosa pecah menjadi glukosa.

Salah satu cara yang dapat membantu penyediaan gula di Indonesia


adalah membuat sirup glukosa (gula cair) dari pati. Sirup glukosa adalah
nama dagang dari produk hasil hidrolisa pati. Produksi sirup glukosa ini
diharapkan dapat menunjang kebutuhan gula di Indonesia pada saat ini dan
masa mendatang atau setidaknya dapt berguna pada keadaan tertentu. Sirup
glukosa juga dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam proses
pengolahan bahan makanan, misalnya dalam pembuatan kue, es krim,
permen dan lain-lain. Disamping mencari alternatif bahan substitusi gula.
10

Gula alternatif yang sekarang sudah digunakan antara lain adalah gula
siklamat dan stearin yang merupakan gula sintesis, serta gula dari pati
seperti sirup glukosa, fruktosa, maltosa, manitol, sorbitol dan xilitol.
tersebut melimpah di Indonesia. Diantara gula dari pati tersebut, sirup
glukosa dan fruktosa mempunyai prospek yang baik untuk mensubtitusi
gula pasir.

Hidrolisis amilum oleh asam mineral menghasikan glukosa sebagai


produk akhir secara hampir kuantitatif. Dalam buku ini, penulis akan
menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan amilum, baik itu rumus
molekulnya, sifat-sifatnya, fungsi, manfaat dan juga hal yang berhubungan
dengan Amilum lainnya.

Amilum mempunyai Rumus Molekul (C6H10O5)n, densitas 1.5 g/cm3.


Dalam air dingin amilum tidak akan larut tetapi apabila suspensi dalam air
dipanaskan akan terjadi suatu larutan koloid yang kental, memberikan warna
ungu pekat pada tes iodin dan dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam
sehingga menghasilkan glukosa.

Bila dihidrolisis akan menyerang ikatan 1-4 alfa glukosida pada pati
dan membentuk dekstrin atau glukosa tergantung pada derajat pemecahan
rantai polisakaridanya. Reaksi ini membutuhkan katalisator yang digunakan
sebagai mempercepat reaksi tersebut.
Beberapa hal yang mempengaruhi reaksi hidrolisis yaitu waktu
reaksi,suhu, katalisator. Persamaan reaksi hidrolisis pati:
(C6H10O5)n + n H2O ----> n C6H12O6 ..................................................................... (1)

(Eltracytaocktora, 2012)
11

2.2.2 Sumber pati atau amilum

Pati yang diperdagangkan dapat diperoleh dari berbagai bagian


tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum, jagung dan padi ; dari
umbi kentang ; umbi akar Manihot esculenta (pati tapioka); batang
Metroxylon sagu (pati sagu); dan rizom umbi tumbuhan bersitaminodia
yang meliputi Canna edulis, Maranta arundinacea, dan Curcuma
angustifolia (pati umbi larut).

2.2.3 Sifat-sifat Pati

Amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,


berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau yang mempunyai Rumus
Molekul (C6H10O5)n, Densitas 1.5 g/cm3.

Dalam air dingin amilum tidak akan larut tetapi apabila suspensi
dalam air dipanaskan akan terjadi suatu larutan koloid yang kental,
memberikan warna ungu pekat pada tes iodin dan dapat dihidrolisis dengan
menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa.

Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk


menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi
yang penting. Kandungan pati tersusun dari dua macam karbohidrat,
amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda.

Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin


menyebabkan sifat lengket. Pati digunakan sebagai bahan untuk
memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati
dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada
industri kosmetika.
12

2.3 Tongkol Jagung

2.3.1 Pengertian Tongkol Jagung

Tongkol pada jagung adalah bagian dalam organ betina tempat bulir
duduk menempel. Istilah ini juga dipakai untuk menyebut seluruh bagian
jagung betina (buah jagung). Tongkol terbungkus oleh kelobot (kulit buah
jagung).

Secara morfologi, tongkol jagung adalah tangkai utama malai yang


termodifikasi. Malai organ jantan pada jagung dapat memunculkan bulir
pada kondisi tertentu.

Tongkol jagung muda, disebut juga babycorn, dapat dimakan dan


dijadikan sayuran. Tongkol yang tua ringan namun kuat, dan menjadi
sumberfurfural, sejenis monosakarida dengan lima atom karbon.

Gambar 1. Tongkol Jagung

2.3.2 Pemanfaatan Tongkol Jagung

Jagung adalah salah satu jenis bahan makanan yang sangat umum dan
mudah ditemukan di sekitar kita. Pada umumnya ada berbagai jenis jagung
yang biasanya dijadikan sumber bahan makanan seperti jagung manis dan
jagung biji. Manfaat jagung sangat beragam termasuk untuk bagian batang,
daun, kulit, biji jagung dan bonggol jagung. Batang dan daun banyak
13

digunakan sebagai pakan ternak karena mengandung nutrisi yang baik untuk
hewan. Sedangkan kulit jagung sering menjadi bahan untuk berbagai produk
kerajinan. Biji jagung dimanfaatkan sebagai sumber bahan makanan untuk
manusia dan pakan ternak. Tongkol jagung juga memiliki banyak manfaat.
Berikut ini adalah daftar manfaat bonggol jagung.

1. Menjadi Sumber Pakan Ternak


Pengolahan bonggol jagung menjadi pakan ternak pertama kali
dikembangkan oleh Jepang. Jepang mengolah bonggol jagung sebagai
bahan makanan organik untuk sapi, kambing dan unggas. Bagian yang
diambil dari bonggol jagung adalah tepung kering yang didapatkan dari
proses penggilingan bonggol jagung kering. Tepung kering yang disebut
dengan nama concobu ini mengandung berbagai jenis asam amino,
karbohidrat komplek, protein dan mineral seperti zat besi, mangan,
kalsium dan jenis lain. Sumber nutrisi ini sangat penting untuk
melancarkan penyerapkan nutrisi dalam pencernaan hewan. Proses ini
sekarang banyak dikembangkan oleh beberapa ahli dan masyarakat di
Indonesia.

2. Sumber Bahan Kue atau Kuliner


Di Inggris bonggol jagung dimanfaatkan untuk sumber kuliner. Pada
dasarnya bonggol jagung manis tidak dibuang. Ibu rumah tangga di sana
biasanya akan menghaluskan bonggol jagung yang masih segar dengan
mesin penggiling. Setelah itu hasil penggilingan akan direndam dengan
air dingin. Setelah beberapa jam maka diperoleh pati khusus yang
mengendap. Pati ini memiliki rasa manis dan menyegarkan. pati akan
dimanfaatkan untuk membuat campuran kue, pudding atau es krim.
Bahkan beberapa orang biasanya memakai pati untuk membuat bahan
sup yang baik untuk diet.
14

3. Pengganti Bahan Plastik


Pengembangan bahan plastik dari bonggol jagung memang masih sangat
terbatas. Pada dasarnya bonggol jagung banyak mengandung bahan
selulosa yang bermanfaat untuk membuat senyawa kimia pada bahan
plastik. Dalam bonggol jagung banyak mengandung beberapa senyawa
selulosa yang bisa mengikat kimia plasti dengan baik. Ide untuk
menggantikan bahan selulosa plastik dengan bonggol jagung sangat baik
karena bisa menjadi bahan plastik yang ramah terhadap lingkungan.

4. Bahan Kerajinan
Kerajinan dari bonggol jagung menjadi salah satu kerajinan asal
Indonesia yang menarik bagi beberapa negara. Bongol jagung bisa
dibentuk menjadi kerajinan yang sangat unik dan menarik. Beberapa
pengrajin mengolah bonggol jagung menjadi kap lampu hias, hiasan
untuk ruang tamu dan berbagai jenis kerajinan lain. Potensi kerajinan dari
bonggol jagung bahkan sudah banyak disukai oleh beberapa negara lain
seperti Perancis, Inggris dan Eropa.

5. Bahan Pembakar
Memakai kayu bakar dari bonggol jagung adalah salah satu manfaat yang
sangat umum. Proses ini bisa menurunkan kebutuhan energi lain seperti
gas atau minyak tanah. Biasanya masyakarat yang memiliki hasil
pertanian jagung akan menggunakan bonggol jagung sebagai pengganti
kayu bakar. Bonggol jagung yang sudah dikeringkan bisa menghasilkan
panas yang maksimal.

6. Alternatif Pengganti Bahan Bakar Gas


Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh beberapa pakar ilmu
pengetahuan, ternyata bonggol jagung bisa menjadi pengganti bahan
bakar pengganti gas. Bonggol jagung akan dikeringkan agar bisa
15

menghasilkan zat panas dan uap. Setelah itu uap akan dilewatkan ke
sebuah perangkat yang menyaring uap cair dari sisa pembakaran. Uap
cair bisa menjadi bahan energi khusus yang sangat baik terhadap
lingkungan dan tidak menimbulkan efek samping.

7. Meningkatkan Ekonomi
Bonggol jagung bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan
termasuk sebagai benda kerajinan atau produk lain yang bermanfaat.
Langkah ini membuat beberapa orang yang memang mengolah bonggol
jagung mendapatkan manfaat ekonomi dan keuangan. Kerajinan bisa
dijual hingga pasar skala ekspor. Sementara petani bisa meningkatkan
penghasilan karena bonggol jagung tidak hanya menjadi sampah atau
bahan bakar pengganti kayu saja.

Bonggol jagung memang salah satu bahan khusus yang banyak


mengandung senyawa kimia. Manfaat bonggol jagung masih harus
dikembangkan untuk menemukan berbagai macam potensi lain. Hingga
saat ini beberapa pakar ilmu pengetahuan memang memanfaatkan
bonggol jagung sebagai bahan pengganti sumber energi utama.

2.3.3 Kandungan Pati pada Tongkol Jagung

Tongkol jagung merupakan salah satu limbah pertanian yang


mengandung bahan selulosa yang potensial untuk dikembangkan menjadi
bioplastik. Keberadaan limbah tongkol jagung ini melimpah dan kontinyu
setelah pasca panen. Di Indonesia limbah tongkol jagung dihasilkan sekitar
2,29 juta ton/tahun dengan kadar air 9,60%. Komponen utama limbah
tongkol jagung yaitu selulosa (32,3-45,6%), hemiselulosa (39,8%), dan
lignin (6,7-13,9%).
16

Tabel.1. Komposisi tongkol jagung


No Komposisi Jumlah (%)
1 Selulosa 40
2 Hemiselulosa 36
3 Lignin 16
4 Lain-lain 8

(Naibaho, 2012)

2.4 Sintesis Bioplastik dari Tongkol Jagung


Menurut Huda (2007) komposisi selulosa dan hemi selulosa yang cukup
besar, maka tongkol jagung sangat potensial untuk dimanfaatkan menjadi bentuk
biopolimer jenis selulosa asetat. Biopolimer selulosa asetat dapat diaplikasikan
sebagai pembungkus atau kemasan produk makanan. Untuk kurun waktu tertentu,
produk makanan dalam kemasan dapat mengalami kerusakan akibat adanya
mikroorganisme khususnya bakteri yang tumbuh di dalamnya. Pertumbuhan
bakteri dalam kemasan produk makanan dapat dihambat apabila pembungkus atau
kemasan juga mengandung bahan-bahan yang memiliki fungsi sebagai anti
bakteri. Bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai antibakteri adalah kitosan.
Untuk kitosan sendiri telah banyak dimanfaatkan dalam bidang farmasi
diantaranya sebagai antimikrobia, anti inflamasi, dan antioksidan dengan
memecah radikal superoksida (secara in vitro). Selulosa asetat dan kitosan dapat
dipadukan menjadi suatu biopolimer yang dapat dijadikan pembungkus atau
kemasan produk makanan dengan kemampuan menghambat pertumbuhan
mikroorganisme khususnya bakteri, sehingga makanan yang terdapat dalam
kemasan akan lebih bertahan lebih lama.
Menurut Huda (2007) metode pembuatan plastik biodegradabel dari
tongkol jagung dibuat dengan cara:
17

Ekstraksi tongkol jagung yang sudah dihaluskan dengan aquades, kemudian


disaring, diendapkan, dan dikeringkan.

Melarutkan 50 gr ekstrak tongkol jagung kering dalam blender berisi 50


ml n-pentanol, proses isolasi berlangsung 5 menit.

Proses polimerisasi campuran dengan pemanasan suhu 80-90 OC serta


penambahan aquades 300 ml, sampai terbentuk biopolimer.

Biopolimer yang terbentuk dicampur gliserol


(plasticizer), diaduk 3 menit, dan dicetak.

Melepaskan dari cetakan dan dikondisikan dalam suhu kamar atau


ruangan selama 24 jam

Terbentuk film plastik biodegradabel

Analisis morfologi terhadap film plastik biodegradable yang dihasilkan


dilakukan menggunakan mikroskop elektrik (EM 30 µm). Selanjutnya, dilakukan
uji karakteristik mekanik (tensile strength, elongation at break, elastic modulus)
terhadap film plastik biodegradable dengan ukuran sampel 3 x 25 cm
menggunakan tenso laboratorium. Untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya
18

plastik, saat ini telah dikembangkan plastik biodegradable, artinya plastik ini
dapat duraikan kembali mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang
ramah lingkungan. Plastik biodegradabel dapat mengalami penguraian yang lebih
cepat dibandingkan dengan plastik non-biodegradabel, sehingga plastik
biodegradabel tidak akan mengganggu keseimbangan alam. Keuntungan lain dari
plastik biodegradabel ketika dibuang ke alama yakni akan lebih mempercepat
kesuburan tanah yang diakibatkan terurainya plastik dengan membentuk unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanah.
Biasanya plastik konvensional berbahan dasar petroleum, gas alam, atau
batu bara. Namun kurang efektif karena sekarang petroleum, gas alam, atau batu
bara mulai habis dan tidak dapat di perbanyak lagi karna petroleum, gas alam,
atau batu bara merupakan barang yang tidak dapat di perbaruhi. Dengan demikian
di butuhkan bahan alternatife yang dapat menggantikan petroleum, gas alam, atau
batu bara. Bahan tersebut adalah tongkol jagung. Stok tongkol jagung saat ini
sangat melimpah. Apalagi mayoritas masyarakat Indonesia adalah petani yang
umumnya juga menanam jagung. Pemanfaatan tongkol jagung masih sangat
terbatas. Kebanyakan limbah tongkol jagung hanya digunakan untuk bahan
tambahan makanan ternak, atau hanya digunakan sebagai pengganti kayu bakar.
19

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah :
1. Bioplastik atau yang sering disebut plastik biodegradable, merupakan salah
satu jenis plastik yang hampir keseluruhannya terbuat dari bahan yang dapat
diperbarui, seperti pati, minyak nabati, dan mikrobiota.
2. Pati atau amilum merupakan karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
tidak berbau, tawar, dan berwarna putih.
3. Komponen utama limbah tongkol jagung yaitu selulosa (32,3-45,6%),
hemiselulosa (39,8%), dan lignin (6,7-13,9%).
4. Bioplastik dapat dibuat dari tongkol jagung dengan 4 tahapan yaitu :
mengekstrak tongkol jagung menggunakan aquadest, disaring, diendapkan,
lalu dikeringkan : kemudian dicampur dengan pentanol lalu dipanaskan
dengan suhu suhu 80-90 OC dengan penambahan aquades 300 ml, sampai
terbentuk biopolimer. Biopolimer yang terbentuk dicampur gliserol
(plasticizer), diaduk 3 menit, dan dicetak : setelah itu cetakan yang diperoleh
dioven selama dua hari (2 x 24 jam) pada suhu 45 OC, selanjutnya dilepaskan
dari cetakan dan dikondisikan dalam suhu kamar atau ruangan selama 24 jam.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Memanfaatkan limbah tongkol jagung dalam pembuatan plastik


biodegradabel. http://ilmu-kimia-
kimia.blogspot.com/2010/04/memanfaatkan-limbah-tongkol-jagung.html
Anonim.2015. Manfaat Bonggol Jagung. http://manfaat.co.id/manfaat-bonggol-
jagung.
Alfath, Harun. 2012. GREEN CHEMISTRY. http://harun-
alfath.blogspot.com/2012/07/green-chemistry.html
Eltracytaocktora. 2012. Amilum atau amilosa.
http://eltracytaocktora.blogspot.co.id/2012/09/amilum-atau-amilosa.html.
Elvianora, Rahmawati. 2014. Tongkol Jagung meningkatkan bobot badan ternak
ruminansia 100 gram per hari.
http://peternakan.litbang.pertanian.go.id/english/index.php?option=com_conte
nt&view=article&id=4567:tongkol-jagung-meningkatkan-bobot-badan-100-
gram-per-hari#sthash.hjhILBNx.dpuf
Halimi, Zaleha. 2006. Botani. http://zalehahalimi.tripod.com/pokok_jagung.htm
Huda, Thorikul. 2007. Tongkol Jagung Sebagai Bahan Plastik Masa Depan.
http://thoriq.wordpress.com/2007/02/01/hello-world/Pranamuda

Anda mungkin juga menyukai