PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk...................
1.2. Tinjauan Pustaka
Untuk mengatasi masalah penggunaan plastik sintetik global (Plastik
nonbiogredable), para peneliti telah mengembangkan plastic biogredable
(Bioplastik) yag terbuat dari bahan bahan yang dapat diperbarui dan secara
alami dapat tergradasi oleh mikroorganisme di alam setelah dibuang ke
lingkungan (Masyhur et al., 2021)
Bioplastik adalah solusi yang layak untuk mengurangi ketergantungan pada
plastik sintetik berbasis petrokimia konvensional. Sumber daya alam seperti
sisa tanaman pertanian dan biomassa kayu dapat berfungsi sebagai
prekursor untuk memulihkan blok bangunan bioplastik dan biopolimer.
Selain itu, bioplastik bersifat biokompatibel, dapat terurai secara hayati, dan
menunjukkan sifat mekanik yang setara atau lebih unggul dari plastik
berbasis petrokimia. Kemajuan terbaru dalam bioteknologi dan rekayasa
material berdampak positif pada produksi biopolimer dalam mengungkap
karakteristik biodegradasinya (Nanda et al., 2022).
Bioplastik adalah jenis spesifik bahan polimer berbasis sumber daya hayati
yang dianggap layak secara lingkungan dan ekonomi untuk menggantikan
plastik petrokimia konvensional. Banyak masalah lingkungan yang
berkaitan dengan plastik dapat dihilangkan dengan menggunakan
biopolimer dan serat berbasis bio yang dihasilkan dari sumber daya hayati
dan limbah terbarukan. Plastik berbasis bio adalah inovasi signifikan yang
dapat berkontribusi untuk membangun bioekonomi dan mengalihkan
ketergantungan dari bahan bakar fosil ke bioproduk (Nanda et al., 2022).
Beberapa contoh bioplastik adalah:
1. Polihidroksialkanoat (PHA)
Polihidroksialkanoat adalah poliester elastomer atau termoplastik dari
monomer asam (R)-3-hidroksialkanoat yang disintesis secara biologis
oleh berbagai bakteri gram positif dan gram negatif sebagai energi
intraseluler dan senyawa penyimpan karbon (Keshavarz & Roy, 2010)
Sifat PHA dapat berubah sesuai dengan susunan monomer berbeda yang
membentuk struktur polimer, atau bekerja pada koloni bakteri,
fermentasi, atau substrat. Dengan cara ini, PHA berbeda yang cocok
untuk pengemasan, serat, dan implan medis dikembangkan secara
berbeda dengan menggabungkan kelompok poliester dan rantai radikal
(Censi et al., 2022).
Perlu dicatat bahwa tidak semua plastik berbasis bio dapat terurai secara
hayati, juga tidak semua plastik yang dapat terurai secara hayati bersifat bio.
Misalnya, polietilen tereftalat dapat diproduksi dari turunan bahan bakar
fosil dan sumber daya hayati. Namun, polietilen tereftalat berbasis bio dapat
bertahan di lingkungan seperti mitra petrokimianya tanpa kondisi
pengomposan yang terkontrol. Sebaliknya, asam polilaktat nabati dapat
didaur ulang, dapat terurai secara hayati, dan dapat dibuat kompos.
Pemetaan biodegradabilitas untuk resin plastik berbasis bio dan bahan bakar
fosil. Bioplastik seperti asam polilaktat, polihidroksialkanoat, polibutilen
suksinat, serta biopolimer berbasis selulosa, pati, protein dan lipid, tidak
hanya berbasis bio tetapi juga dapat terurai secara hayati. Sebaliknya,
polietilen berbasis bio, polietilen tereftalat berbasis bio, poliamida berbasis
bio, dan poli (trimetilen tereftalat) berbasis bio adalah berbasis bio tetapi
tidak dapat terurai secara hayati. Meskipun polibutilena adipat tereftalat dan
polikaprolakton berasal dari bahan bakar fosil, keduanya dapat terurai secara
hayati. Last but not least, plastik seperti polietilen, polipropilen, polivinil
klorida, polietilen tereftalat, polietilen densitas tinggi, dan polietilen densitas
rendah berasal dari bahan bakar fosil dan dianggap tidak dapat terurai secara
hayati (Nanda et al., 2022).
Bioplastik membutuhkan lebih banyak penelitian dan pengembangan dalam
teknik daur ulang, produksi skala besar, biaya, daya tahan, keberlanjutan,
emisi gas rumah kaca, dan biodegradasi optimal. Residu tanaman yang tidak
dapat dimakan dan biomassa mikroba serta turunannya yang mengandung
serat selulosa dan biopolimer lignin dapat menjadi alternatif yang cocok
untuk pembuatan bioplastik. Bioplastik dianggap produk ramah lingkungan
dalam hal keberlanjutan dan penilaian risiko lingkungan (Nanda et al.,
2022).
BAB II
METODE PERCOBAAN
2.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain: beaker glass,
corong, .............................(dibuat paragraf). Sedangkan bahan yang digunakan
dalam percobaan ini antara lian: larutan HCl, ...........(dibuat paragraf).
2.2. Tahapan Percobaan
Percobaan ini diawali dengan.........................(langkah-langkah percobaan
dibuat paragraf dna menggunakan kalimat pasif).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Data Hasil Percobaan
Data yang diperoleh dari percobaan ini antara lain: