Anda di halaman 1dari 21

KARYA TULIS ILMIAH

BIOPLASTIK

Di Susun Oleh :
Kelompok 6 (Pink Beach) Kelas X.E
1. Nabil Febrian Chena
2. Nabila Ayu Fa’izah
3. Raffa Wildan Meiwan
4. Rahmat Ali Hasan
5. Seviera Kartika Dewi
6. Sharone Eliezer Purba

Kelas X.E SMAN 5 Tambun Selatan


Tahun Pelajaran 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga karya
tulis ilmiah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari seluruh pihak yang telah berkontribusi sehingga karya tulis ilmiah ini
dapat diselesaikan dengan baik.

Kami ucapkan terimakasih kepada guru pembimbing yang memberikan dukungan dan
bimbingannya selama kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Kami sangat berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan tentang cara penanggulangan sampah lebih dalam dan pengalaman bagi para
pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami memohon
maaf atas kekurangan tersebut.

Kami ucapkan terimakasih atas waktunya sudah membaca karya tulis ilmiah yang kami
buat.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Bekasi, 17 Oktober 2023

Kelonpok 6

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………i
Daftar Isi………………………………………………………………………………………….ii

Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………………………1
B. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………………...3
C. Manfaat Penelitian…………………………………………………………………………….3

Bab 2 Kajian Teori


A. Sampah Plastik……………………………………………………………………………….4
B. Pengertian Bioplastik………………………………………………………………………….4
C. Jenis Jenis Bioplastik………………………………………………………………………….5
D. Komponen Penyusun Bioplastik……………………………………………………………....6
E. Penguraian Bioplastik………………………………………………………………………….6
F. Karakteristik Kulit Buah Nanas……………………………………………………………......7

Bab 3 Metodologi Penelitian


A. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………………………………………9
B. Jenis Penelitian………………………………………………………………………………...9
C. Instrumen Penelitian…………………………………………………………………………...9
D. Langkah-Langkah Penelitian…………………………………………………………………10

Bab 4 Pembahasan
A. Hasil Penelitian……………………………………………………………………………….11
B. Hasil Uji Coba………………………………………………………………………………..13

Bab 5 Penutup
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………...14
B. Saran………………………………………………………………………………………….14

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………...15
Lampiran………………………………………………………………………………………...17

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak lama plastik dikenal sebagai bahan yang sangat multifungsi. Bukan hanya kemasan,
plastik juga digunakan untuk bahan pembuatan jalan, hingga bagian komponen mobil. Sayangnya,
bahan plastik adalah sumber pencemaran air dan tanah terbesar di dunia. Setiap tahun terdapat 200 juta
ton sampah plastik di planet bumi. Kabar baiknya, kini muncul inovasi Bioplastik untuk mengurangi
sampah plastik. Bioplastik menjadi bahan alternatif kantong plastik tradisional di berbagai negara.
Sebagai alternatif, Bioplastik dianggap lebih ramah lingkungan karena terbuat dari limbah pertanian
seperti pati jagung atau pati kentang.

Bioplastik atau plastik biodegradable adalah suatu jenis plastik ramah lingkungan yang
dapat terurai oleh mikroorganisme serta seluruh komponennya terbuat dari bahan baku yang
dapat diperbaharui. Keberadaan plastik ramah lingkungan ini berpeluang menjadi solusi limbah
plastik saat ini. Mengingat bioplastik tidak menghasilkan senyawa kimia berbahaya sebagaimana
plastik biasa, maka plastik tetap aman saat terbakar. Bila terbuang ke tanah, bioplastik justru
akan memperbaiki kesuburan tanah karena hasil penguraian mikroorganisme meningkatkan
unsur hara dalam tanah.

Ada beberapa cara untuk membuat bioplastik. Bioplastik biasanya terbuat dari sumber
yang dapat diperbarui seperti glukosa (gula), pati, atau protein yang berasal dari berbagai
tanaman. Bioplastik berbeda dari plastik biasa yang menggunakan bahan dasar gas alami
seperti petroleum, yang mana bukan sumber yang dapat diperbarui. Beberapa bahan-bahan
yang sering digunakan untuk membuat bioplastik adalah rumput laut, ganggang, pati jagung,
jagung, kacang-kacangan, tebu, dan akar sayur. Tanaman-tanaman ini bisa ditanam kembali
berkali-kali.

Kantong bioplastik dibuat dari campuran granula pati (5-20 persen) dan polimer sintetis
serta bahan tambahan (prooksidan dan autooksidan). Komponen dengan angka biodegradabilitas
yang rendah dan bio fragmentasi yang sangat terbatas. Kemasan bioplastik yang aman digunakan
untuk makanan ditunjukkan dengan simbol PP (Polypropylene).

Kegunaan Bioplastik sering dimanfaatkan untuk barang-barang sekali pakai seperti


kemasan, kantong belanja, alat catering sekali makan dan untuk keperluan pembukus bahan-
bahan makanan lainnya. Untuk kemsan makanan, bioplastic aman untuk digunakan terbuat dari
bahan-bahan yang tidak akan minimbulkan reaksi kima saat makanan dikemas. Bahakan tidak

1
hanya itu, jenis bioplastic dengan sample setebal 2 mm bisa terurai 90% menjadi CO2 dalam 6
bulan, jadi dapat menguntungkan juga untuk lingkungan.

Salah satu bahan organik yang memiliki potensi untuk dibuat bioplastik adalah kulit buah
nanas. Selama ini nanas hanya dimanfaatkan daging buahnya, sedangkan limbah padatnya
seperti kulit dan ampas dibuang begitu saja. Nanas terdiri dari 30-42% kulit yang jarang
dimanfaatkan. Padahal kulit nanas diketahui mengandung selulose dan zat gula sebesar 52.05 %
sehingga memiliki potensi untuk menjadi bahan pembuatan bioplastik.

Kitosan adalah turunan senyawa kitin yang bersifat hidrofobik. Kitosan merupakan
biopolimer yang dapat berfungsi sebagai zat penguat, tidak beracun, dan ramah lingkungan
karena mudah terbiodegradasi. Pada sintesis bioplastik, penggunaan kitosan dapat membentuk
lapis tipis yang bening, kuat, dan fleksibe. Bioplastik berbahan dasar selulosa-kitosan masih
memiliki kelemahan yaitu rendahnya nilai elastisitas sehingga diperlukan bahan pengisi berupa
plasticizer. Salah satu plastisizer yang banyak digunakan dalam pembuatan bioplastik adalah
gliserol. Penambahan plastisizer ke dalam bahan pembentuk bioplastik dilakukan untuk
meningkatkan fleksibilitas, menurunkan kekakuan dari polimer, dan membantu memperbaiki
sifat mekanik bioplastik.

Pada umumnya kulit buah nanas akan dikembalikan ke lahan untuk digunakan sebagai
pupuk dan belum dikembangkan untuk menjadi produk tertentu yang dapat meningkatkan nilai
ekonomi dari kulit buah nanas itu sendiri. Hal ini mengingat masih sangat jarangnya penelitian
pembuatan Bioplastik berbahan dasar kulit buah nanas dan masih terdapat banyak kekurangan
terhadap Bioplastik berbahan pati sehingga mendorong peneliti untuk membuat plastik
Biodegradable yang ramah lingkungan. Selain itu, plastik Biodegrdable ini akan mudah terurai
karena terbuat dari bahan ramah lingkungan.

Bioplastik memiliki kekurangan dari segi biaya produksinya. Kelemahan lainnya adalah
pada daya tahan bioplastik yang dianggap sangat minim ketimbang plastik biasa. Bioplastik tidak
sekuat dan sefleksibel plastik konvensional. Bahkan disinyalir tidak tahan panas, sehingga pada
penggunaannya masih terbatas

2
B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada para pembaca akan
bahayanya sampah plastik, dan dampak yang ditimbulkan kepada lingkungan sekitar,serta
bertujuan untuk membuat produk plastik yang lebih ramah lingkungan.

Penelitian ini akan mengembangkan bioplastik berbahan dasar pektin kulit nanas dengan
penambahan karagenan, kitosan dan gliserol untuk menganalisis sifat fisik dan mekanik
bioplastik yang dihasilkan. Pengembangan bioplastik berbahan dasar pektin kulit nanas
diharapkan dapat menjadi alternatif pengganti plastik yang tentunya lebih ramah lingkungan.

Upaya yang dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap sampah plastik yaitu
dengan membuat bioplastik yang lebih ramah terhadap manusia dan lingkungan,

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat penelitian ini bagi penulis yaitu untuk menambah informasi ilmiah tentang
pemanfaatan kulit nanas sebagai bahan dasar pembuatan Bioplastik
2. Manfaat penelitian ini bagi pembaca yaitu untuk memberitahukan kelebihan bioplastik sebagai
alternatif pengganti plastik sintetik dalam menangani permasalahan lingkungan akibat
penumpukan sampah.

3
BAB 2
KAJIAN TEORI

A. Sampah Plastik

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang


Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam
yang berbentuk padat (Depkes RI, 2008). Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan
rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, puingan
bahan bangunan dan besibesi tua bekas kendaraan bermotor. Sampah merupakan hasil
sampingan dari aktivitas manusia yang sudah terpakai (Sucipto, 2012). Setiap aktivitas manusia
pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat
konsumsi terhadap barang atau material yang digunakan seharihari (Sejati, 2009).

Menurut Kumar (2011), plastik adalah salah satu makromolekul yang dibentuk dengan
proses polimerisasi. Polimerisasi adalah proses penggabungan beberapa molekul sederhana
(monomer) melalui proses kimia menjadi molekul besar (makromolekul atau polimer). Plastik
merupakan senyawa polimer yang unsur penyusun utamanya adalah Karbon dan Hidrogen.
Untuk membuat plastik, salah satu bahan baku yang sering digunakan adalah naphta, yaitu bahan
yang dihasilkan dari penyulingan minyak bumi atau gas alam. Plastik merupakan salah satu
bahan yang banyak digunakan untuk pembuatan peralatan rumah tangga, otomotif dan
sebagainya (Sucipto, 2012). Semakin lama penggunaaanya semakin meningkat dan tentunya
setelah tidak dapat digunakan lagi akan menjadi sampah plastik.

B. Pengertian Bioplastik

Bioplastik atau yang sering disebut plastik biodegradable, merupakan salah satu jenis
plastik yang hampir keseluruhannya terbuat dari bahan yang dapat diperbarui, seperti pati,
minyak nabati, dan mikrobiota. Ketersediaan bahan dasarnya di alam sangat melimpah dengan
keragaman struktur tidak beracun. Bahan yang dapat diperbarui ini memiliki biodegradabilitas
yang tinggi sehingga sangat berpotensi untuk dijadikan bahan pembuat bioplastik (Stevens,
2002).

Plastik biodegradable merupakan jenis plastik yang terbuat dari biopolimer, yaitu sejenis
polimer yang tersusun atas biomassa yang dapat diperbaharui. Bioplastik dapat digunakan
sebagai kemasan karena tidak mudah ditembus uap air sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pengemas pengganti plastik biasa. Bioplastik yang terbakar tidak menghasilkan senyawa
kimia berbahaya. Selain itu, kualitas tanah akan meningkat dengan adanya bioplastik, karena
hasil penguraian mikroorganisme meningkatkan unsur hara dalam tanah

Berikut definsi dan pengertian bioplastik dari beberapa sumber buku:

 Menurut Pranamuda (2001), bioplastik adalah plastik yang dapat digunakan layaknya
seperti plastik konvensional, namun akan hancur terurai oleh aktivitas mikroorganisme

4
menjadi hasil akhir air dan gas karbondioksida setelah habis terpakai dan dibuang ke
lingkungan.
 Menurut Griffin (1994), bioplastik adalah suatu bahan dalam kondisi tertentu, waktu
tertentu mengalami perubahan dalam struktur kimianya, yang mempengaruhi sifat-sifat
yang dimilikinya karena pengaruh mikroorganisme (bakteri, jamur, alga).
 Menurut Seal (1994), bioplastik adalah suatu material polimer yang mengubah pada
senyawa yang berat molekul rendah dimana paling sedikit satu tahap pada proses
degradasinya melalui metabolisme organisme secara alami.
 Menurut Agustin dan Padmawijaya (2016), bioplastik adalah plastik ramah lingkungan,
dapat terurai oleh aktivitas mikroorganisme, yang sebagian atau hampir seluruh
komponennya berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui.

C. Jenis-Jenis Bioplastik

Menurut Widyasari (2010), berdasarkan bahan dasarnya, bioplastik dapat dikelompokkan


menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Campuran biopolimer dengan polimer sintetis

Bioplastik dengan film jenis ini dibuat dari campuran granula pati (5 - 20 %) dan polimer sintetis
serta bahan tambahan (prooksidan dan autooksidan). Komponen ini memiliki angka
biodegradabilitas yang rendah dan biofragmentasi sangat terbatas.

2. Polimer mikrobiologi (poliester)

Biopolimer ini dihasilkan secara bioteknologis atau fermentasi dengan mikroba genus
Alcaligenes. Berbagai jenis ini diantaranya polihidroksi butirat (PHB), polihidroksi valerat
(PHV), asam polilaktat dan asam poliglikolat. Bahan ini dapat terdegradasi secara penuh oleh
bakteri, jamur dan alga. Tetapi karena proses produksi bahan dasarnya yang rumit
mengakibatkan harga kemasan biodegradable ini relatif mahal.

3. Polimer pertanian

Biopolimer ini tidak dicampur dengan bahan sintetis dan diperoleh secara murni dari hasil
pertanian. Polimer pertanian ini diantaranya selulosa (bagian dari dinding sel tanaman), kitin
(pada kulit Crustaceae) dan pullulan (hasil fermentasi pati oleh Pullularia pullulans). Polimer ini
memiliki sifat termoplastik, yaitu mempunyai kemampuan untuk dibentuk atau dicetak menjadi
film kemasan. Kelebihan dari polimer jenis ini adalah ketersediaan sepanjang tahun (renewable)
dan mudah hancur secara alami (biodegradable). Namun, memilki kekekurangan daalm hal
penyerapan air yang tinggi dan tidak dapat dilelehkan tanpa bantuan aditif.

5
D. Komponen Penyusun Bioplastik

Menurut Nahwi (2016), komponen penyusun bioplastik terdiri dari beberapa jenis, antara lain
sebagai berikut:

1. Hidrokoloid

Hidrokoloid yang digunakan dalam pembuatan bioplastik adalah protein dan karbohidrat. Film
yang terbentuk dari karbohidrat dapat berupa pati, gum (alginat, pektin, dan gum arab), dan juga
pati hasil modifikasi secara kimia. Pembentukan film berbahan dasar protein dapat menggunakan
kasein, protein kedelai, gluten gandum, dan protein jagung. Film yang terbuat dari hidrokoloid
sangat baik digunakan sebagai penghambat perpindahan oksigen, karbondioksida, dan lemak.
Film ini memiliki karakteristik mekanik yang sangat baik, sehingga cocok untuk memperbaiki
struktur film agar tidak mudah hancur.

2. Lipida

Bioplastik yang berasal dari lipida biasanya digunakan sebagai penghambat uap air, ataupun
bahan pelapis dalam meningkatkan kilap pada produk-produk permen. Film yang terbuat dari
lemak murni bersifat terbatas karena menghasilkan kekuatan struktur film yang kurang baik.
Lipida yang sering digunakan sebagai edible film antara lain seperti lilin (wax), asam lemak,
monogliserida dan resin. Lipida turut ditambahkan dalam edible film karena berperan dalam
memberi sifat hidrofobik.

3. Komposit

Komposit Bioplastik terdiri dari komponen lipida dan hidrokoloid. Aplikasi dari komposit film
terdapat dalam lapisan satu-satu (bilayer), dimana satu lapisan hidrokoloid dan satu lapisan lain
merupakan lipida atau dapat berupa gabungan antara lipida dan hidrokoloid dalam satu kesatuan
film. Gabungan keduanya digunakan dengan mengambil keuntungan dari komponen lipida dan
hidrokoloid. Lipida diketahui dapat meningkatkan ketahanan terhadap penguapan air dan
hidrokoloid sendiri dapat memberikan daya tahan. Film gabungan antara lipida dan hidrokoloid
dapat digunakan sebagai pelapis buah-buahan atau sayur-sayuran.

E. Proses Penguraian Bioplastik

Bioplastik biodegradable dapat terbuat dari bahan baku alami (biobased) dan berbasis
minyak bumi ataupun katalisator yang terdiri dari garam mineral. Logam memungkinkan
struktur molekul plastik terurai saat terkena panas dan oksigen. Material bioplastik akan
dapat terurai saat mencapai kondisi di mana mikroorganisme dapat memprosesnya. Keadaan
inilah yang mempersingkat proses degradasi dari abad ke bulan atau beberapa tahun.

Keberadaan aktivitas mikroorganisme akan mempercepat proses degradasi. Hal ini


memberikan keuntungan tersendiri dibandingkan metode lain untuk mendegradasi plastik.

6
Waktu degradasinya sendiri berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh kondisi alam seperti sinar
matahari, panas dan kondisi mikroorganisme. Jika digunakan dengan tepat, bioplastik jenis
ini tidak akan bertahan bertahun-tahun, melainkan akan terdegradasi dalam waktu 6 sampai
35 bulan.

Setelah diproduksi, bioplastik biodegradable akan diaplikasikan diberbagai kemasan


atau kantong. Setelah digunakan dan masa pakainya habis, bioplastik biodegradable akan
terurai di alam.

Biodegradasi memiliki dua tahapan proses penguraian. Tahap pertama, dimulai


dengan fase "degradasi abiotik". Tujuan dari fase pertama ini adalah untuk mengurangi rantai
molekul polimer secara fisik agar mikroorganisme dapat menguraikannya. Fase ini sangat
melibatkan faktor fisik. Fase abiotik dipengaruhi oleh sinar UV, suhu atau oksigen yang
berada di TPA. Faktor fisik itulah yang dapat memecah rantai molekul bioplastik
biodegradable

Tahap kedua adalah fase biotik. Pada tahap ini, mikroogranisme sangat berperan besar
dalam proses mengurai penguraian plastik biodegradable. Aktivitas penguraian bioplastik ini
oleh mikroorganisme dapat menghasilkan H2O, CH4, CO2 dan biomassa. Produk hasil
penguraian tersebut kemudian dapat dimanfaatkan lebih lanjut, CH4 misalnya dapat
dimanfaatkan menjadi sumber energi baru.

F. Karakteristik Kulit Buah Nanas

Buah nanas merupakan salah satu jenis buah asal daerah tropis yang mempunyai nilai
ekonomis dapat diolah menjadi olahan pangan. Sisa produksi buah nanas menghasilkan limbah
padat berupa kulit dan bonggol nanas. Limbah buah nanas dapat mencapai 48,6% dari total berat
buah.

Kulit nanas memiliki tekstur yang tidak rata dan berduri kecil pada permukaan luarnya.
Kulit nanas hanya dibuang begitu saja sebagai limbah, padahal kulit nanas mengandung vitamin
C, karotenoid, antosianin, flavonoid, enzim bromelain, air, serat kasar, gula reduksi, karbohidrat,
protein, dan tannin. Enzim bromelain dapat digunakan sebagai efek antibakteri. Zat-zat dalam
enzim bromelain dapat mengubah sifat fisik dan kimiawi selaput sel dan dapat menghalangi
fungsi normalnya sehingga mampu menghambat dan membunuh bakteri tersebut.

Senyawa lain yang terkandung dalam kulit nanas yang dapat digunakan sebagai
antibakteri adalah flavonoid, saponin, dan tannin. Flavonoid merupakan senyawa fenol yang
berfungsi sebagai antibakteri dan antijamur. Saponin dan tannin merupakan suatu senyawa alami
yang banyak terdapat pada tanaman didaerah tropis dan juga bersifat antibakteri

7
Nanas merupakan jenis buah yang diminati masyarakat, baik lokal maupun dunia.
Produksi nanas setiap tahun selalu meningkat, termasuk produksi di Indonesia. Akan tetapi nanas
yang juga meninggalkan limbah setelah diproses juga meninggalkan limbah yang bisa
dimanfaatkan untuk membuat asam laktat yang bisa menjadi bahan baku plastik ramah
lingkungan.

Limbah nanas itu bisa diolah menjadi asam laktat, semacam senyawa organik yang
banyak digunakan dalam bidang makanan, farmasi, dan saat ini menjadi bahan baku banyak
industri besar di Indonesia. Penggunaan asam laktat, kata dia, di antaranya untuk bahan polimer
atau plastik yang ramah lingkungan, sebagai pengganti plastik yang tidak ramah lingkungan
karena terbuat dari bahan-bahan yang tidak terbarukan.

8
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian ini yaitu dimulai sejak
berlangsungnya program Projek Penguatan Ptofil Pelajar Pancasila (P5) dari tanggal 4 Oktober
s/d 20 Oktober 2023. Waktu yang diberikan meliputi kegiatan penelitian serta pembimbingan
pembuatan karya tulis ilmiah oleh guru pembimbing

Tempat berlangsungnya penelitian ini yaitu penelitian ini dilaksanakan di sekolah kami
SMAN 5 Tambun Selatan yang beralamat di Jl. Sunset Ave Grand Wisata, kelurahan
Lambangsari, kecamatan Tambun Selatan, kabupaten Bekasi, provinsi Jawa Barat.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang kami lakukan yaitu penelitian eksperimental. Penelitian


eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan pendekatan saintifik dengan
menggunakan dua set variabel. Set pertama bertindak sebagai konstanta, yang Anda gunakan
untuk mengukur perbedaan dari set kedua. Metode penelitian kuantitatif, misalnya, bersifat
eksperimental.

Jika peneliti tidak memiliki cukup data untuk mendukung keputusan peneliti, peneliti
harus terlebih dahulu menentukan faktanya. Penelitian eksperimental mengumpulkan data yang
diperlukan untuk membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik. Setiap penelitian yang
dilakukan di bawah kondisi yang dapat diterima secara ilmiah menggunakan metode
eksperimental. Keberhasilan studi eksperimental bergantung pada peneliti mengkonfirmasikan
perubahan variabel hanya didasarkan pada manipulasi variabel konstan. Penelitian harus
menetapkan sebab dan akibat yang menonjol.

C. Instrumen Penelitian

1. Alat-Alat Penelitian

a. Panci
b. Blender
c. Kompor Gas
d.Gelas Ukur
c. Talenan Kayu
d. Baskom
e. Piring
f. Saringan 100 mesh
g. Timbangan Skala Kecil (100g)
h. Pan Teflon
i. Sendok
j. Spatula

9
k. Pisau
l. Serbet/Tissue

2. Bahan-Bahan Penelitian

a. Tepung biomaterial dari limbah kulit nanas yang sudah dikeringkan


b. Cuka makan 1 botol
c. Tepung tapioka 1 bungkus
d. Alkohol 70% 1 botol
e. Gliserin
f. Air mineral 600ml

D. Langkah – Langkah Penelitian

1. Cuci kulit buah nanas hingga bersih


2. Untuk proses pengeringan, jemur kulit buah nanas yang sudah dicuci di bawah terik matahari
3. Setelah kering, sangrai kulit buah nanas untuk memudahkan saat di blender
4. Lalu blender kulit nanas yang sudah di sangrai agar halus
5. Kemudian saring hasil blender dengan saringan 100 mesh agar mendapatkan tekstur yang
halus seperti tepung
6. Buat campuran pertama yaitu : a. 15g tepung tapioka
b. 10g tepung biomaterial
c. 150ml air mineral
7. Buat campuran kedua yaitu : a. 1 sendok teh gliserin
b. 1 sendok teh cuka
c. 1 sendok teh alcohol 70%
8. Campuran 1&2 diaduk merata kemudian dipanaskan di atas kompor dengan api kecil hingga
mengental jangan sampai kering
9. Setelah itu campuran segera dituangkan di atas cetakan seperti Pan Teflon yang permukaannya
tahan panas dan mulus supaya saat kering bioplastik mudah lepas dan tidak lengket
10. Setelah kering, bioplastik dilepas dari cetakannya untuk di uji coba

10
BAB 4
PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berikut ini adalah tabel hasil percobaan pembuatan bioplastik berbahan dasar tepung biomaterial
yang berasal dari kulit nanas

Percobaan Gambar Metode Keterangan Hasil Percobaan


Ke- Tekstur Ketebalan Elastisitas
Percobaan Di cetak di Terlalu Terlalu tebal, Tidak elastis,
Ke-1 atas Pan lengket dan tidak mudah patah,
Teflon lalu menempel di transparan sangat rapuh
dipanaskan di atas Pan
atas kompor Teflon
dengan api
kecil

Percobaan Di cetak di Terlalu Terlalu tebal, Tidak elastis,


Ke-2 atas piring kering tidak lengket di
keramik lalu sehingga transparan piring
dijemur di tidak bisa
bawah sinar dilepaskan
matahari dari piring

Percobaan Di cetak di Halus pada Tidak terlalu Cukup


Ke-3 atas Loyang permukaan tebal, cukup elastis, tidak
logam lalu bawah dan transparan mudah robek
dijemur kasar pada
permukaan
atasnya, tidak
lengket

11
Percobaan Di cetak di Tidak Tidak terlalu Kuat, elastis,
Ke-4 atas wadah lengket, tidak tebal, cukup tidak mudah
plastik dan kering, halus transparan sobek
diangin-
anginkan

Pada percobaan pertama kami mencoba mencetak bioplastik di atas Pan Teflon lalu
dipanaskan di atas kompor dengan api kecil. Kami sudah mencampur semua bahan dengan
takaran yang diperlukan, namun hasilnya adalah bioplastik terlalu lengket dan susah dilepaskan
dari Pan Teflon, ketika sudah berhasil dilepaskan tekstur bioplastik yang kami dapatkan adalah
terlalu kering, ini membuatnya mudah patah dan sangat rapuh dan jauh dari sifat plastik yang
elastis dan fleksibel.

Pada percobaan kedua kami mencoba mencetak bioplastik di atas piring keramik lalu
dijemur di bawah terik sinar matahari. Hasil dari percobaan ini adalah bioplastik yang kami cetak
terlalu kering dan lengket sehingga tidak bisa dilepaskan dari atas piring.

Pada percobaan ketiga kami mencoba cara lain yaitu mencetaknya di atas loyang logam
lalu kembali dijemur di bawah sinar matahari namun tidak terlalu lama. Hasil percobaan ketiga
ini adalah hasil bioplastiknya masih cukup kering namun bisa dilepaskan dari loyang logamnya.
Setelah dilepaskan, bioplastik yang kami buat bertekstur kasar pada bagian atas dan halus pada
bagian bawah. Bioplastik pada percobaan ketiga ini hasilnya cukup elastis namun masih ada
bagian yang sobek saat dilepaskan dari loyang

Pada percobaan keempat kami mencoba dengan mencetak di atas wadah plastic dan tidak
dijemur melainkan hanya diangin-anginkan. Hasilnya ternyata lebih memuaskan. Bioplastik ini
tidak lengket sama sekali, mudah dilepaskan dari cetakannya. Teksturnya juga cukup baik,
elastis, tidak mudah robek dan kuat.

B. Hasil Uji Coba Bioplastik

Kami melakukan uji coba pada bioplastik yang kami buat agar nantinya produk yang
kami hasilkan bisa berguna di kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah hasil uji coba yang kami
lakukan di sekolah

12
1. Uji kemudahan Bioplastik sebagai Bioplastik Wrap

Limbah kulit buah yang digunakan adalah kulit buah nanas


Produk yang dibungkus Permen
Kemudahan digunakan sebagai bioplastik wrap Sangat mudah digunakan
Elastisitas Cukup elastis saat digunakan untuk membungkus
Kerapuhan/mudah sobek Cukup kuat dan tidak mudah rapuh
Kemampuan melipat produk Sangat mudah digunakan untuk melipat produk
Lengket atau tidak Tidak lengket karena sudah kering

2. Uji kelarutan bioplastik dalam air

Menit Ke- Warna kekeruhan air (skala 1-10)


0 1
5 2
20 3
50 4
75 6

3. Uji sifat biodegradable bioplastik dalam tanah

Hari ke- Hasil Pengamatan


0 Bioplastik masih terlihat utuh
3 Bioplastik sudah terurai di dalam tanah

13
BAB 5
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil peneltian dan percobaan yang kami lakukan dapat diketahui bahwa
Bioplastik dapat digunkan sebagai pengganti plastik konvensional. Keuntungan bioplastik ini
yaitu mudah terdegradasi dalam tanah yang tidak akan menimbulkan sampah dibandingkan
dengan plastik konvensional. Jika ini dilakukan dalam skala besar, masalah sampah plastik di
Indonesia dapat teratasi dengan baik.

Pada percobaan pertama kami mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Ini
dikarenakan Bioplastik yang kami cetak di atas Pan Teflon tidak bisa dilepaskan karena terlalu
lengket. Karena dipanaskan di atas kompor, tekstur yang kami dapatkan yaitu terlalu kering dan
sangat rapuh sehingga mudah patah.

Pada percobaan kedua kami tidak memanaskan bioplastik di atas kompor melainkan
menjemurnya dibawah sinar matahari. Namun hasil yang kamib dapatkan masih kurang
memuaskan. Bioplastik kedua ini terlalu kering sehingga tidak bisa dilepaskan dari cetakan.

Pada percobaan ketiga kami mencoba memperbaiki kesalahan tersebut dengan


mencetaknya di atas loyang alumunium. Hasilnya cukup memuaskan. Bioplastik yang kami
cetak bisa dilepaskan dari loyang tersebut. Tetapi setelah dilepaskan, bioplastik yang kami buat
mengalami sobek dibeberapa sisi, namun sudah cukup elastis untuk digunakan

Pada percobaan keempat kami masih mencari hasil yang lebih baik dengan menggunakan
metode lain. Kami mencetak bioplastik di atas wadah plastik dan tidak menjemurnya melainkan
hanya diangin-anginkan. Ternyata benar hasilnya lebih memuaskan. Hasil bioplastik yang tidak
dijemur teksturnya tidak terlalu kering sehingga mudah dilepaskan dari cetakannya. Kami pikir
cara ini adalah cara yang tepat

B. Saran

Dari beberapa hasil percobaan yang kami lakukan, kami mendapatkan hasil yang
memuaskan pada percobaan keempat. Pada percobaan sebelumnya yaitu percobaan pertama
hingga ketiga, kami tidak mendapatkan hasil yang kami inginkan karena kami terlalu lama
memanaskan/menjemur bioplastik sehingga teksturnya menjadi sangat kering. Pada percobaan
sebelumnya juga bioplastik yang kami cetak terlalu lengket dan sulit dilepaskan dari cetakan
karena terlalu banyak air. Untuk percobaan selanjutnya kami tidak akan menjemurnya terlalu
lama dan sedikit mengurangi takaran airnya agar mendapatkan hasil yang sesuai.

14
DAFTAR PUSTAKA

Admin LP2M. 2021. “Penelitian Eksperimental – Definisi, Jenis, Desain, serta Kelebihannya”
https://lp2m.uma.ac.id/2021/12/23/penelitian-eksperimental-definisi-jenis-desain-serta-
kelebihannya/, Di akses pada tanggal 12 Oktober 2023

Admin. 2023. “Bioplastik Biodegradable VS Bioplastik Compostable: Apa Bedanya?”


https://www.greenhope.co/news-blogs/bioplastik-biodegradable-vs-bioplastik-
compostable, Di akses pada tanggal 11 Oktober 2023

Alifia Agustri. 2012. “Preparasi dan Karakterisasi Bioplastik dari Air Cucian Beras dengan
Penambahan Kitosan” https://eprints.uny.ac.id/8366/3/bab%202%20-
%2008307144019.p, Di akses pada tanggal 11 Oktober 2023

Anonim. Tanpa Tahun. Tanpa Judul. http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/206/5/BAB%20III


%20metode%20%28MA%29.pdf, Di akses pada tanggal 12 Oktober 2023

Anonim. Tanpa Tahun. Tanpa Judul. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1083/2/4%20BAB


%20II.pdf, Di akses pada tanggal 17 Oktober 2023

Anonim. Tanpa Tahun. Tanpa Judul. http://scholar.unand.ac.id/8788/2/BAB%20I


%20PENDAHULUAN.pdf, Di akses pada tanggal 11 Oktober 2023

B1. 2011. “Manfaatkan Limbah Nanas untuk Bahan Baku Plastik”


https://www.beritasatu.com/iptek/15025/manfaatkan-limbah-nanas-untuk-bahan-baku-
plastik, Di akses pada tanggal 17 Oktober 2023

Erlin Dwi Cahyani. 2021. “Pemanfaatan Limbah Kulit Nanas Sebagai Antimikroba”
http://digilib.uinsa.ac.id/45673/2/Erlin%20Dwi%20Cahyani_H75216033.pdf, Di akses
pada tanggal 17 Oktober 2023

Huyogo Simbolon. 2022. “Pengertian Bioplastik dan Cara Pembuatannya”


https://www.liputan6.com/regional/read/5050191/pengertian-bioplastik-dan-cara-
pembuatannya?page=2, Di akses pada tanggal 11 Oktober 2023.

Hyundai Motor Studio Senayan Park. 2022. “Bioplastik: Solusi Sederhana untuk Kurangi
Pencemaran Lingkungan”
https://hyundai.motorstudio.co.id/id/senayan-park/newsrooms/bioplastik, Di akses pada
tanggal 11 Oktober 2023
.
Muchlisin Riadi. 2020. “Bioplastik (Pengertian, Jenis, Komponen, dan Cara Pembuatannya”
https://www.kajianpustaka.com/2020/05/bioplastik-pengertian-jenis-komponen-dan-cara-
pembuatan.html, Di akses pada tanggal 11 Oktober 2023
SEO Management. 2022. “Proses Pembuatan Bioplastik”
https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/proses-pembuatan-bioplastik/, Di akses pada
tanggal 11 Oktober 2023

15
Tim Alibabanews. 2021. “Mengenal Kemasan Produk Ramah Lingkungan & Pentingnya Bagi
Lingkungan” https://id.alibabanews.com/kemasan-ramah-lingkungan-berkelanjutan-
untuk-b2b/, Di akses pada tanggal 11 Oktober 2023

LAMPIRAN

16
17
18

Anda mungkin juga menyukai