Anda di halaman 1dari 25

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Khusus Riset.................................................................................2
1.4 Manfaat Riset............................................................................................2
1.5 Urgensi Riset.............................................................................................2
1.6 Temuan yang ditargetkan..........................................................................2
1.7 Kontribusi Riset.........................................................................................2
1.8 Luaran Riset..............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
BAB III METODE RISET.......................................................................................5
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN......................................................8
4.1 Anggaran Biaya.........................................................................................8
4.2 Jadwal Kegiatan........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
LAMPIRAN...........................................................................................................11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, serta Dosen Pendamping.......1Error!
Bookmark not defined.
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan.......................................................17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas...........19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana.................................................21

i
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia saat ini sedang dihadapkan dengan permasalahan sampah yang
semakin meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. berdasarkan data dari Sistem
Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), Indonesia menghasilkan
17.441.415,28 ton sampah selama tahun 2023 dengan sampah plastik sebagai
produsen terbanyak kedua setelah sampah sisa makanan dengan persentase
18,75% (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2023). Plastik
merupakan senyawa polimer sintetik yang sulit terurai oleh mikroorganisme.
Penguraian plastik membutuhkan waktu sampai 1000 tahun (Rahmi & Selvi,
2020). Kesulitan penguraian inilah yang menjadi penyebab penumpukan sampah
yang semakin banyak. Oleh karena itu, dibutuhkan plastik yang biodegradable,
yaitu plastik yang terbuat dari biopolimer yang dapat terurai secara alami oleh
mikroorganisme (Hidayat et al., 2020).
Plastik biodegradable merupakan plastik ramah lingkungan yang terbuat
dari biopolimer yang dapat terurai oleh aktivitas mikroba dalam tanah. Plastik
biodegradable memiliki fungsi dan menghasilkan kekuatan yang sama dengan
plastik konvensional. Pengembangan plastik biodegradable dapat dilakukan
melalui beberapa cara, salah satunya dengan memanfaatkan bahan yang
mengandung pati atau selulosa (Nafianto, 2019). Plastik biodegradable berbahan
dasar pati memiliki sifat mekanik yang buruk sehingga perlu adanya penambahan
bahan lain seperti selulosa. Selulosa pada plastik biodegradable membantu
meningkatkan daya tahan tarik dan elongasi plastik biodegradable (Budianto et
al., 2019).
Selulosa adalah polimer organik yang biokompatibel dan ramah
lingkungan karena memiliki sifat biodegradable, tidak beracun, dan dapat
diperbaharui (Rahmasari, 2022). Selulosa termasuk homopolisakarida dengan
rumus molekul (C6H10O5)n. Homopolisakarida terdiri dari unit monomer D-
glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4-glikosidik. Selulosa dapat ditemukan
pada banyak bahan alami, salah satunya sabut kelapa muda. Satu butir kelapa
muda dapat menghasilkan 0,4 kg yang mengandung 30% serat (Yustinah et al.,
2023), 27% selulosa, dan 18% hemiselulosa. Selain itu, sabut kelapa muda
mengandung 41% lignin yang dapat dihidrolisis menjadi selulosa untuk
meningkatkan kandungan selulosa dari sabut kelapa muda (Nurwidiani, 2022).
Kitosan adalah polisakarida yang berasal dari kitin yang telah mengalami
proses deasetilasi (Kanani et al., 2023). Pada penelitian ini, kitosan digunakan
sebagai plasticizer untuk meningkatkan elastisitas, daya tarik, dan kekuatan
plastik biodegradable. Penelitian ini memanfaatkan jamur lingzhi (Ganoderma
lucidum) sebagai sumber kitin untuk pembentukan kitosan. Kandungan kitosan
yang dihasilkan oleh jamur ini sebesar 8,33% dari bobot kering jamur
(Kusumawati et al., 2023).
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana potensi pemanfaatan sabut kelapa muda dalam pembuatan
plastik biodegradable?
2. Bagaimana pengaruh penambahan variasi konsentrasi kitosan dari
jamur Ganoderma lucidum terhadap plastik biodegradable sebagai
plasticizer?
1.3 Tujuan Khusus Riset
1. Menilai potensi sabut kelapa muda sebagai bahan baku dalam
pembuatan plastik biodegradable.
2. Mengidentifikasi efek penambahan variasi konsentrasi kitosan dari
jamur lingzhi terhadap sifat biodegradable plastik yang dihasilkan.
3. Menganalisis karakteristik fisik (kekuatan dan kekerasan) dan mekanik
(daya regang dan elastisitas) dari plastik biodegradable.
1.4 Manfaat Riset
1. Membantu menemukan alternatif pengganti plastik konvensional
sebagai upaya untuk mengurangi penggunaan plastik konvensional.
2. Membantu dalam pengembangan produk plastik biodegradable.
1.5 Urgensi Riset
1. Memanfaatkan produksi limbah sabut kelapa muda untuk
meminimalisir ketergantungan bahan sintetik untuk produksi plastik.
2. Membantu mengurangi penggunaan plastik konvensional dengan
menggunakan plastik biodegradable yang lebih ramah lingkungan.
1.6 Temuan yang ditargetkan
1. Plastik biodegradable yang membutuhkan waktu yang singkat agar
dapat terdegradasi oleh mikroorganisme dalam tanah.
2. Plastik biodegradable yang memiliki elastisitas dan daya tahan yang
tinggi.
1.7 Kontribusi Riset
1. pengembangan plastik biodegradable yang lebih kuat, elastis, dan
tahan lama dengan adanya penambahan kitosan jamur Ganoderma
lucidum.
1.8 Luaran Riset
Rencana target luaran penelitian yang direncanakan adalah:
1. Laporan kemajuan
2. Laporan akhir
3. Artikel ilmiah
4. Akun sosial media
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Plastik Biodegradable
Plastik biodegradable adalah plastik yang diproduksi dengan bahan
bakunya diperoleh dari bahan organik seperti kandungan pati sehingga dapat
terurai oleh mikroorganisme (Fitryanti and Wahyudi, 2021). Plastik
biodegradable ini dapat didaur ulang karena mengandung bahan seperti pati,
selulosa, dan lignin. Selain itu, terdapat berbagai jenis polimer alam yang dapat
dijadikan bahan pembuatan plastik biodegradable seperti tapioka dan kitosan
yang biasanya memerlukan penambahan senyawa lain untuk meningkatkan sifat
mekaniknya. Produksi plastik biodegradable memerlukan penambahan kitosan
dan amilosa dari pati untuk mendapatkan plastik yang lebih kuat, lebih plastis, dan
lebih licin. Kitosan yang ditambahkan selama produksi plastik biodegradable
dapat mempengaruhi jumlah porositas didalam strukturnya. Pori tersebutlah yang
menyebabkan plastik bersifat hidrofilik karena mudah menyerap air (Sasria et al,
2020).
2.2 Sabut Kelapa Muda
Pohon kelapa biasanya dikenal dengan pohon serbaguna, seluruh bagian
pohon kelapa mulai dari akar hingga daun dapat dimanfaatkan. Komponen buah
kelapa terdiri dari daging buah kelapa, air kelapa, tempurung kelapa dan sabut
kelapa. Sabut kelapa merupakan limbah dari sisa buah kelapa yang tidak terpakai,
sabut kelapa ini juga merupakan bagian terluar dari buah kelapa. Sabut kelapa
berfungsi untuk membungkus tempurung kelapa dan mempunyai ketebalan kira-
kira sekitar 5-6 cm. Lapisan yang berada paling luar dari sabut kelapa disebut
exocarpium dan lapisan yang berada paling dalam disebut endocarpium. Satu
buah kelapa dapat menghasilkan 0,4 kg sabut yang mengandung 30% serat
(Yustinah et al., 2023).
2.3 Jamur Lingzhi (Ganoderma Lucidum)
Ganoderma lucidum dalam bahasa China sering dikenal dengan “Ling-
zhi”, sedangkan dalam bahasa Jepang sering dikenal dengan “Reishi”, dan dalam
bahasa Korea sering dikenal dengan “Yeongji”. Jamur ini ialah jamur busuk putih
basidiomycete yang sudah digunakan sebagai agen pemeliharaan kesehatan dan
terapi. Ganoderma lucidum merupakan jamur busuk putih yang sudah banyak
digunakan sebagai tonik untuk meningkatkan umur panjang dan kesehatan.
Ganoderma lucidum mengandung banyak berbagai molekul bioaktif, diantaranya
yaitu triterpenoid, polisakarida, nukleotida, asam lemak, glikoprotein, sterol,
steroid, protein dan peptida (Ma et al., 2015). Jamur dari Ganoderma lucidum ini
berbentuk seperti kipas, dan memiliki diameter sekitar 5-8 cm. Bentuk tubuh dari
jamur ini memiliki permukaan yang tidak rata dengan tepi yang bergelombang
(Bella et al., 2022).
4

2.4 Kitin dan Kitosan


Kitin adalah biopolimer alami terbanyak kedua setelah selulosa. Senyawa
kitin (α (1-4)-N-asetil-D-glukosamin) dipertimbangkan sebagai suatu senyawa
turunan dari selulosa, yang mana gugus hidroksil (-OH) selulosa pada atom C-2
digantikan oleh gugus asetamida (-NH-COCH3). Kitosan adalah produk hasil
deasetilasi kitin melalui reaksi kimia yang meliputi tahap deproteinasi,
demineralisasi, depigmentasi, dan deasetilasi (Silalahi et al., 2020). Karakteristik
yang dimiliki kitin yaitu kaku dan keras, serta keberadaannya sebagai bahan
penyusun eksoskeleton atau dinding sel terbanyak pada organisme diduga terkait
dengan peran kitin sebagai model biomineralisasi kalsium silika, dimana tahapan
klasifikasi dan silikafikasi terkonsentrasi di wilayah dimana kitin berada sekarang
(Nainggolan, 2023). Kitosan memiliki sifat yang lebih menguntungkan
dibandingkan kitin, antara lain mudah mengalami biodegradasi, bersifat
polikationik, dan mudah berinteraksi dengan bahan organik (Kusumawati et al.,
2023).

Gambar 2.3.1. Struktur senyawa kitin

Gambar 2.3.2. Struktur senyawa kitosan


5

BAB III
METODE RISET
3.1 Waktu dan Tempat Riset
Pelaksanaan riset dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala selama 4 bulan.
3.2 Alat dan Bahan
a. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik,
oven, hotplate, gelas kimia, blender, gelas ukur, labu ukur, erlenmeyer,
plat kaca, kertas saring Whatman, serbet, saringan, pengaduk magnet,
pipet tetes, kertas laminating, FTIR, mikro pipet, dan pH meter.
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sabut kelapa muda,
aquades, NaOH 50%, asam asetat glasial, NaOCL 0,315%, H 2SO4,
anhidrida asetat, jamur lingzhi, aseton, asam asetat, HCl 0,2 M, dan
H2O2 10%.
3.3 Variabel Riset
a. Variabel bebas: Konsentrasi kitosan yang ditambahkan ke dalam
plastik biodegradable
b. Variabel terikat: Plastik biodegradable yang dihasilkan dari sabut
kelapa muda
c. Variabel kontrol: Plastik biodegradable tanpa adanya penambahan
kitosan
3.4 Prosedur Riset
3.4.1 Proses pembuatan selulosa dari serbuk sabut kelapa muda
3.4.1.1 Proses persiapan sabut kelapa
Langkah pertama keluarkan sabut kelapa dari gabus. Sabut kelapa tersebut
kemudian dijemur dibawah sinar matahari selama kurang lebih 2 minggu
hingga kering. Sabut kelapa yang telah dikeringkan kemudian dihaluskan
dan diayak hingga diperoleh serbuk sabut kelapa dengan ukuran yang
sama.
3.4.1.2 Proses Prehidrolisis
Campurkan 50 gram serbuk sabut kelapa dengan aquades dengan
perbandingan 1:18. Panaskan campuran pada suhu 100ºC selama 1 jam
sambil diaduk. Selanjutnya saring campuran untuk menghilangkan
padatan. Padatan tersebut kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu
100ºC.
3.4.1.3 Proses Delignifikasi
Tambahkan NaOH 5% pada serbuk sabut kelapa hasil prehidrolisis hingga
tenggelam. Kemudian panaskan pada suhu 60ºC selama 3 jam sambil
diaduk. Campuran kemudian disaring untuk menghilangkan padatan. Cuci
6

padatan dengan air suling sampai netral. Padatan kemudian dikeringkan


dalam oven pada suhu 100ºC.

3.4.1.4 Proses penghilangan Hemiselulosa


Serbuk sabut kelapa ditambahkan 0,2 M HCl dan dipanaskan pada suhu
600ºC selama 1 jam. Selanjutnya larutan disaring dan diambil padatannya.
Padatan kemudian dicuci dengan air suling sampai netral. Padatan
kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 100ºC.
3.4.1.5 Proses Bleaching
Serbuk sabut kelapa ditambahkan dengan H 2O2 10% dan dipanaskan diatas
hotplate hingga suhu 700ºC. Hal ini menyebabkan serbuk sabut kelapa
berubah warna menjadi lebih terang. Larutannya kemudian disaring untuk
menghilangkan padatan. Keringkan padatan dalam oven pada suhu sedang.
Setelah dikeringkan, serbuk sabut kelapa dapat digunakan sebagai bahan
baku pembuatan plastik yang terbiodegradasi (Yustinah et al., 2023).
3.4.1.6 Sintesis selulosa asetat
Selulosa sebanyak 10 gram dicampur dengan 250 mL asam asetat glasial
dan diaduk menggunakan pengaduk magnet dengan kecepatan skala 3
pada suhu 50ºC selama 30 menit. Selanjutnya 1,6 mL H 2SO4 dan 97 mL
asam asetat glasial ditambahkan kedalam larutan dan diaduk dengan
kecepatan skala 3 selama 25 menit. Anhidrida asetat ditambahkan kedalam
campuran dengan perbandingan selulosa terhadap anhidrida asetat 1:10
(w/v) dan dibantu dengan pengadukan pada kecepatan skala 3 selama 30
menit pada suhu 50ºC. Campuran didiamkan pada suhu kamar selama 14
jam. Kemudian dilanjutkan dengan penyaringan. Air ditambahkan tetes
demi tetes ke dalam filtrat yang diperoleh dari penyaringan sampai
terbentuk endapan. Endapan yang dihasilkan dipisahkan dari larutannya,
kemudian dicuci hingga netral, kemudian dikeringkan pada suhu kamar
hingga kering. Selulosa asetat yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji
FTIR dan analisis kadar asetil untuk mengetahui jenis selulosa asetat yang
dihasilkan (Lismeri et al., 2016).
3.4.2 Proses Pembuatan Kitosan dari Jamur Ganoderma Lucidum
3.4.2.1 Persiapan sampel
Jamur lingzhi (Ganoderma lucidum) dibersihkan terlebih dahulu dengan
air, kemudian dijemur dibawah panas matahari ±7 jam. Kemudian jamur
yang telah dikeringkan, dihancurkan hingga menjadi bubuk.
3.4.2.2 Deproteinasi (penghilangan protein)
Sebanyak 160 gram bubuk dari jamur dicampurkan dengan NaOH 3,5%
(perbandingan 1:10 (w/v)). Kemudian dipanaskan selama 3 jam pada suhu
100ºC, campuran dibiarkan hingga dingin dan disaring dengan
menggunakan kertas saring Whatman. Residu dari hasil penyaringan
dicuci dengan akuades sampai pH-nya netral.
6

3.4.2.3 Depigmentasi (penghilangan warna)


Residu yang dihasilkan pada tahap deproteinasi ditambahkan aseton dan
dibiarkan selama 1 jam, kemudian disaring. Hasil penyaringan dilakukan
7

pemutihan dengan menggunakan NaOCl 0,315% (perbandingan 1:10


(w/v)) selama 1 jam. Campuran dicuci dengan pH netral kemudian
dikeringkan dalam oven selama 4 jam pada suhu 60ºC. Residu yang
dihasilkan dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer FT-IR untuk
mengetahui gugus fungsinya.
3.4.2.4 Pembentukan Kitosan
Pembentukan kitosan dapat dilakukan dengan menggunakan proses
deasetilasi pada kitin berdasarkan metode No dan Meyers (1989). Residu
yang dihasilkan pada tahap depigmentasi dicampurkan dengan NaOH 50%
(perbandingan 1:10 (w/v)) selama 6 jam pada suhu 70-80ºC. Campuran
dibiarkan hingga dingin dan disaring dengan menggunakan kertas saring
Whatman. Campuran dicuci dengan pH netral kemudian dikeringkan
dalam oven selama 4 jam pada suhu 60ºC. Kitosan yang dihasilkan
dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer FT-IR untuk mengetahui
gugus fungsinya (Tanasale et al., 2018).
3.4.2 Proses Pembuatan Plastik Biodegradable
Mula-mula bahan serbuk selulosa asetat kering sebanyak 5 gram
ditambahkan akuades 50 mL. Larutan dipanaskan sampai mengental
menjadi bubur (pulp). Pulp ditambahkan kitosan dengan variasi massa 2;
2,5; 3; 3,5 dan 4 gram yang telah dilarutkan dalam 1% asam asetat
sebanyak 50 mL. Pulp tersebut dicetak diatas plat kaca yang telah dilapisi
oleh plastik laminating. Cetakan pulp tersebut dikeringkan dalam oven
pada suhu 50ºC selama seharian. Kemudian hasil cetakan di angin-
anginkan di udara agar plastik bisa lepas dari plat kaca. Plastik
biodegradable yang diperoleh dilakukan berbagai uji seperti uji sifat
mekanik (uji kuat tarik, uji elongasi, dan modulus young), uji daya serap
air, uji biodegradasi, analisis dengan menggunakan FT-IR dan uji
morfologi menggunakan SEM (Scanning Electron Microscopy) (Yustinah
et al., 2023).
8

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Table 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Sumber Dana Besaran Dana (Rp.)


Belmawa Rp. 3.870.000
1 Bahan habis pakai Perguruan Tinggi Rp. -
Instansi Lain Rp. -
Belmawa Rp. 970.000
2 Sewa dan Jasa Perguruan Tinggi Rp. -
Instansi Lain Rp. -
Belmawa Rp. 960.000
3 Transportasi Perguruan Tinggi Rp. -
Instansi Lain Rp. -
Belmawa Rp. 1.480.000
4 Lain-lain Perguruan Tinggi Rp. -
Instansi Lain Rp. -
Jumlah Rp. 7.280.000

Belmawa Rp. 7.280.000


Perguruan Tinggi Rp. -
Rekap Sumber Dana
Instansi Lain Rp. -
Jumlah Rp. 7.280.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2. Jadwal kegiatan

No Bulan
Jenis Kegiatan Penanggung Jawab
. 1 2 3 4
1. Studi literatur Ayu Fadhilah
2. Penyusunan proposal Cut Nurul Aklana Bintan
Perizinan dan
3. Fauzan Zaki Irsandi
administrasi penelitian
Perencanaan dan
Muhammad ‘Ariq
4. persiapan alat dan
Athallah
bahan penelitian
Preparasi sampel dan
5. sintesis plastik Fauzan Zaki Irsandi
biodegradable
Karakterisasi plastik
6. Ayu Fadhilah
biodegradable
Evaluasi dan analisis Muhammad ‘Ariq
7.
data Athallah
8. Penyusunan laporan Cut Nurul Aklana Bintan
8

kemajuan dan akhir


9

DAFTAR PUSTAKA
Bella, I. C., Rondonuwu, S., & Tangapo, A. M. 2022. Inventarisasi jamur
makroskopis di perkebunan kelapa tengatuel desa tokin baru kecamatan
Motoling Timur. Journal of Biotechnology And Conservation In
Wallacea. 2 (1):16-28.
Budianto, A., Ayu, D. F., & Johan, V. S. 2019. Pemanfaatan pati kulit ubi kayu
dan selulosa kulit kacang tanah pada pembuatan plastik biodegradable.
Sagu. 18 (2):11-18.
Fitriyanti, R., & Wahyudi, A. 2021. Pemanfaatan limbah biji durian (Durio
zibethinus murr) sebagai bahan baku pembuatan plastik biodegradable.
Jurnal Redoks. 6 (2):157-165.
Hidayat, F., Syaubari, S., & Salima, R. 2020. Pemanfaatan pati tapioka dan
kitosan dalam pembuatan plastik biodegradable dengan penambahan
gliserol sebagai plasticizer. Jurnal Litbang Industri. 10 (1):33-38.
Kanani, N., Wardhono, E. Y., Adiwibowo, M. T., Pinem, M. P., Wardalia, W.,
Demustila, H., & Anwari, R. 2023. Ekstraksi kitosan berbasis cangkang
keong mas (Pomacea canaliculata) menggunakan gelombang
ultrasonikasi. Jurnal Integrasi Proses. 12 (2):73-80.
Kusumawati, E., Syabila, M. R., Febrianti, P., & Hidayatulloh, I. 2023. Uji kinerja
biokoagulan kitin dan kitosan dalam jamur merang pada air limbah
laundry. In Prosiding Industrial Research Workshop And National
Seminar. 14 (1):321-327.
Lismeri, L., Zari, P. M., Novarani, T., & Darni, Y. 2016. Sintesis selulosa asetat
dari limbah batang ubi kayu. Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan. 11
(2):82-91.
Ma, H. T, Sieh, J. F., & Chen, S. T. 2015. Efek anti-diabetes dari Ganoderma
lucidum. Fitokimia. 114:109-113.
Nafianto, I. 2019. Pembuatan plastik biodegradable dari limbah bonggol pisang
kepok dengan plasticizer gliserol dari minyak jelantah dan ko. Integrated
Lab Journal. 7 (1):75-89.
Nainggolan, K. N. 2023. Ekstraksi enzimatik kitin dan kitosan dari limbah udang.
Manfish Journal. 4 (1):50-71.
Nurwidiyani, R., & Triawan, D. A. 2022. Sintesis bioplastik ramah lingkungan
berbasis pati biji durian dengan filler selulosa sabut kelapa. Kovalen:
Jurnal Riset Kimia, 8 (1):32-38.
Rahmasari, E., Zamhari, M., & Silviyati, I. 2022. Plastik biodegradable berbasis
carboxymethyl cellulose dari ampas tebu. Jurnal Pendidikan Dan
Teknologi Indonesia. 2 (2):385-391.
Rahmi, N., & Selvi, S. 2021. Pemungutan cukai plastik sebagai upaya
pengurangan sampah plastik. Jurnal Pajak Vokasi. 2 (2):66-69.
Sasria, N., Asrilsyah, A., Lubis, M. P. D., Zulfikar, A., & Tanjung, R. A. 2020.
Sintesis dan karakterisasi plastik biodegradable berbasis pati nasi aking
10

dan kitosan cangkang udang. Teknika: Jurnal Sains dan Teknologi. 16


(2):231-236.
Silalahi, A. M., Fadholah, A., & Artanti, L. O. 2020. Isolasi dan identifikasi kitin
dan kitosan dari cangkang susuh kura (Sulcospira testudinaria).
Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy. 4 (1):1-9.
Tanasale, M. F., Bandjar, A., & Sewit, N. 2018. Isolasi kitosan dari tudung jamur
merang (vollvariella volvaceae) dan aplikasinya sebagai absorben logam
timbal (Pb). Indonesian Journal of Chemical Research. 6 (1): 44-50.
Yustinah, Y., Syamsudin, A. B., Solekhah, P. P., Novitasari, G. P., Nuryani, F.,
Djaeni, M., & Buchori, L. 2023. Pengaruh jumlah kitosan dalam
pembuatan plastik biodegradabel dari selulosa sabut kelapa dengan
pemplastik gliserol. Jurnal Riset Sains Dan Teknologi. 7 (2):143-149.
17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


Harga Satuan Total
No. Jenis Pengeluaran Volume
(Rp) (Rp)
1 Belanja Bahan (maks.60%)
ATK 1 set 200.000/set 200.000
Corong saring 2 pcs 60.000/pcs 120.000
Gelas kimia 50 mL 5 pcs 25.000/pcs 125.000
Gelas kimia 100 mL 2 pcs 30.000/pcs 60.000
Gelas kimia 250 mL 1 pcs 40.000/pcs 40.000
Gelas kimia 500 mL 1 pcs 85.000/pcs 85.000
Tabung reaksi 5 pcs 20.000/pcs 100.000
Blender standar 1 pcs 400.000/pcs 400.000
Gelas ukur 100 mL 2 pcs 90.000/pcs 180.000
Plat kaca 20 cm x 20 cm 5 pcs 40.000/pcs 200.000
Kertas saring whatman 1 kotak 10.000/kotak 10.000
Serbet 1 pcs 10.000/pcs 10.000
Magnetic stirrer 2 cm 1 pcs 60.000/pcs 60.000
Pipet tetes 1 kotak 100.000/kotak 100.000
Mikropipet standar 1 pcs 600.000/pcs 600.000
Kaca arloji 2 pcs 35.000/pcs 70.000
Spatula 2 pcs 15.000/pcs 30.000
Labu ukur 100 mL 2 pcs 60.000/pcs 120.000
Labu ukur 50 mL 1 pcs 50.000/pcs 50.000
Aquadest 2L 10.000/L 20.000
NaOH 5% 100 gr 30.000/50 gr 60.000
HCl 0,2 M 100 mL 15.00/50 mL 30.000
H2O2 10% 100 mL 20.000/50 mL 40.000
Asam asetat glasial 500 mL 30.000/50 mL 300.000
H2SO4 100 mL 20.000/50 mL 40.000
Anhidrat asetat 50 gr 100.000/25 gr 200.000
Jamur lingzhi 500 gr 150.000/250 gr 300.000
Aseton 100 mL 30.000/50 mL 60.000
NaCl 0,315% 200 mL 15.000/50 mL 60.000
Asam asetat 6% 500 mL 20.000/50 mL 200.000
SUB TOTAL 3.870.000
2 Belanja Sewa (maks.15%)
Sewa oven 1 pcs 300.000/pcs 300.000
Sewa hotplate 1 pcs 100.000/pcs 100.000
Sewa timbangan analitik 1 pcs 70.000/pcs 70.000
18

500.000/
Analisis SEM 1 sampel 500.000
sampel
SUB TOTAL 970.000
3 Perjalanan Lokal (maks.30%)
Transportasi pengambilan
4 orang 240.000/orang 960.000
sampel
SUB TOTAL 960.000
4 Lain-lain (maks.15%)
Masker mulut 1 kotak 80.000/kotak 80.000
Sarung tangan 1 kotak 50.000/kotak 50.000
150.000/
Analisa FTIR 4 sampel 600.000
sampel
150.000/
Analisa uji daya Tarik 5 sampel 750.000
sampel
SUB TOTAL 1.480.000
GRAND TOTAL 7.280.000
GRAND TOTAL (Terbilang tujuh juta dua ratus delapan puluh ribu rupiah)
18
19

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas


Program Bidang Alokasi waktu
No. Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (jam/minggu)
1 Muhammad S-1 Kimia Kimia 20 jam/minggu Memimpin
‘Ariq Organik rapat,
Athallah/210 bertanggung
8103010021 jawab dalam
jalannya
penelitian,
menyusun dan
merencanakan
penelitian,
membantu
serta
mengawasi
pelaksanaan
penelitian, dan
menyusun
laporan hasil
penelitian
2 Fauzan Zaki S-1 Kimia Biokimia 20 jam/minggu Mewakili
Irsandi/21081 ketua dalam
03010003 menjalankan
tugas jika
berhalangan,
penanggung
jawab
pelaksanaan
riset, dan
membantu
ketua dalam
menyelesaikan
laporan hasil
penelitian
3 Cut Nurul S-1 Kimia Kimia 28 jam/minggu Sebagai
Aklana Organik bendahara
Bintan/21081 yang
03010033 mengelola
pengeluaran
untuk
kebutuhan
riset,
20

membantu
jalannya
penelitian,
mendokumenta
sikan
penelitian, dan
meng-upload
dokumentasi
ke sosial media
4 Ayu S-1 Kimia Biokimia 20 jam/minggu Membantu
Fadhilah/210 jalannya
8103010031 penelitian,
menghubungi
dosen
pembimbing
tentang
perkembangan
penelitian, dan
penanggung
jawab alat,
bahan, serta
sampel
penelitian

Anda mungkin juga menyukai