ISSN 2597-5250
Volume 3, April 2020 | Halaman: 429-435 E-ISSN 2598-232X
Abstrak. Telah dilakukan pembuatan bioplastik dengan bahan dasar pati umbi ganja dengan plasticizer sorbitol dan telah dilakukan penambahan variasi CMC.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan CMC terhadap sifat mekanik dan biodegradabilitas bioplastik pada media tanah. Penelitian ini
dilakukan dengan 4 tahapan pekerjaan yaitu ekstraksi pati dari umbi ganja, sintesis pembuatan bioplastik dengan metode blending, pengujian sifat mekanik berupa
ketebalan, kuat tarik, elongasi, dan modulus muda. Karakteristik gugus fungsi telah diuji dengan FTIR dan telah dilakukan uji biodegradabilitas bioplastik pada media
tanah selama 21 hari dengan melihat susut bobot dari bioplastik. Variasi penambahan CMC yang digunakan adalah 0; 0,25; 0,5; 0,75; 1; 1,25; 1,5 dan 2 gram. Sifat
mekanik terbaik dihasilkan dengan ketebalan 0,0795 mm, kuat tarik 27,53 MPa, elongasi 3,018% dan modulus muda 885,66 MPa. Hasil pengujian biodegradasi
bioplastik pada media tanah selama 21 hari menunjukkan bahwa bioplastik yang dibuat bersifat biodegradable. Penurunan massa bioplastik pada media tanah
sebesar 86.032%.
Kata kunci: Bioplastik, Pati Bulb Canna, CMC, Sifat Mekanik, Biodegradasi.
PENGANTAR banyak, salah satunya berasal dari umbi canna (Canna edullis Kerr)
yang memiliki kandungan pati 93,30% (Harmayani et al., 2011). Kadar
Konsumsi penggunaan plastik akan terus berkembang seiring dengan karbohidrat yang tinggi pada ganja memiliki prospek yang sangat baik
meningkatnya kebutuhan masyarakat dan industri produksi plastik. untuk dikembangkan menjadi plastik biodegradable (Anas, 2012).
Akibatnya, semakin banyak orang yang menggunakan plastik, maka Bioplastik biodegradable yang berasal dari pati memiliki kelemahan
semakin besar pula pencemaran sampah plastik di lingkungan. Plastik yaitu cenderung kaku dan rapuh sehingga perlu ditambahkan
yang umum digunakan oleh masyarakat adalah plastik berbahan dasar plasticizer (Hidayat et al., 2013). Penambahan plasticizer dapat
minyak bumi yang memiliki sifat non renewable dan non biodegradable menurunkan kekuatan antarmolekul, meningkatkan mobilitas dan
karena memiliki struktur molekul yang sangat kompleks sehingga sulit kelenturan plastik sehingga dapat mengatasi sifat rapuh bioplastik
untuk terdegradasi oleh mikroorganisme (Darni et al, 2010). (Darni et al.,
2010). Salah satu jenis plasticizer yang sering digunakan adalah sorbitol.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah sampah plastik adalah dengan Penggunaan sorbitol sebagai plasticizer diketahui lebih efektif dibandingkan
membuat plastik yang berbahan dasar polimer alami dan dapat terdegradasi oleh dengan gliserol karena dapat mereduksi permeabilitas oksigen, memiliki
mikroorganisme tanah atau biasa disebut dengan bioplastik biodegradable stabilitas tinggi dan tidak beracun (Hidayati, et al., 2015).
(Hasanah et al, 2016).
Bioplastik adalah plastik yang dapat diperbarui dan didegradasi Bahan pengisi seperti CMC yang merupakan turunan selulosa
dengan cepat. Bahan yang dapat digunakan sebagai bahan baku juga dibutuhkan dalam pembuatan plastik untuk meningkatkan
bioplastik dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok. Kelompok kekuatan tarik dan memperbaiki struktur permukaan bioplastik
pertama adalah biopolimer yang diekstrak langsung dari biomassa (Hidayat et al, 2013). Interaksi antara gugus hidroksil pati dengan
yang terdiri dari polisakarida (seperti pati, selulosa, kitin, kitosan, serat, gugus hidroksil dan karboksil CMC menyebabkan ikatan hidrogen
dan getah), protein dan lipid. Kelompok kedua adalah biopolimer yang antara molekul pati dan CMC meningkat, sehingga meningkatkan
diproduksi langsung oleh organisme alami yang dimodifikasi secara kekuatan tarik bioplastik yang semakin meningkat (Elean, 2018).
genetik seperti poliester mikroba, selulosa bakteri, dan poliester yang Pemilihan pati ganja, plasticizer sorbitol, dan CMC diharapkan dapat
disintesis dari monomer yang diturunkan secara biologis menjadi solusi alternatif pembuatan bioplastik ramah lingkungan.
(Ghanbarzadeh et al.,
2010). Salah satu ciri penting yang harus dimiliki oleh bioplastik adalah
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan bioplastik kemampuannya untuk terdegradasi di lingkungan. Menurut
biodegradable pada penelitian ini adalah pati. Pati merupakan polisakarida (Khalistyawati, 2016), metode yang sering digunakan dalam pengujian
yang mengandung amilosa dan amilopektin yang dapat digunakan dalam biodegradasi oleh mikroorganisme adalah metode uji penguburan
pembuatan plastik biodegradable (Anas, 2012). Sumber pati di Indonesia tanah, dan metode batch mikroba campuran, dimana sampelnya
sangat banyak adalah
430 PROC. INTERNAT. CONF. SCI. ENGIN. 3: 429-435, April 2020
didegradasi oleh sekelompok spesies mikroba yang berbeda dan pengukuran ketebalan, uji kekuatan tarik, perpanjangan dan modulus
diinokulasi dalam media cair dengan spesimen uji dipengaruhi oleh muda.
jenis mikroba, pH, suhu dan kelembaban udara. Berdasarkan latar
belakang di atas, itu penting Uji Biodegradasi
untuk mengadakan penelitian di bioplastik Uji biodegradasi dilakukan pada dua media degradasi yaitu tanah.
biodegradasi berbasis pati ganja dengan penambahan variasi Preparasi sampel dilakukan dengan pemotongan bioplastik dengan ukuran
sorbitol dan CMC pada media tanah untuk mengetahui derajat 4x4 cm kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik. Pengujian
degradasi bioplastik pada kedua media degradasi tersebut. biodegradasi dilakukan dengan mengubur sampel bioplastik di dalam
tanah sedalam 5 cm selama 21 hari. Pengukuran reduksi massa dari
bioplastik dilakukan setiap 2 hari sekali dengan cara diambil dari media
kemudian dibersihkan menggunakan aquades kemudian dikeringkan
METODE PENELITIAN dalam oven dengan suhu pengeringan 50˚C̊ selama 1 jam kemudian
ditimbang pada timbangan analitik. Menurut
Alat dan Bahan Penelitian
Alat non elektronik yang digunakan antara lain seperangkat peralatan untuk Chinaglia (2018), itu persen
gelas, sumpit, pinset, termometer, pengaduk magnet, cetakan bioplastik biodegradasi sampel dapat ditentukan dari massa sampel yang
(mika), kertas saring, penguji tanah dan tabung media biodegradasi. hilang dengan persamaan:
Perangkat elektronik yang akan digunakan antara lain blender, hot plate,
% Biodegradasi = (a 1- Sebuah 2) / Sebuah 1 x 100%.
oven, dan alat analisis seperti timbangan analitik, spektrofotometer
FTIR, dan seperangkat alat pengukur kekuatan tarik dan elongasi. catatan:
Sedangkan bahan bahan yang digunakan adalah pati umbi ganja, CMC, Sebuah =
1 massa sebelum pengujian (gram) a 2
sorbitol, asam asetat glasial, dan akuades. = massa setelah pengujian (gram).
dengan rendemen sebanyak 7,4%. Pati tersebut kemudian dikarakterisasi gugus fungsinya
menggunakan instrumen FTIR dan siap digunakan sebagai bahan bioplastik. Tujuan
1,5; dan 2,0 gram, kemudian ditambahkan 1,1175 gram sorbitol dan
pengeringan pati adalah untuk menurunkan kadar air pati. Umur simpan pati diharapkan
1,5 ml asam asetat glasial kemudian dipanaskan pada suhu 80 ° C
lebih lama karena pertumbuhan bakteri dan kapang akan terhambat jika kadar air pada pati
hingga homogen selama 25 menit. Larutan bioplastik yang sudah
rendah. Pati yang telah dikeringkan tersebut kemudian diayak agar ukuran pati seragam.
tercampur rata dituang dengan hati-hati ke dalam cetakan. Kemudian
Pati yang diperoleh dari proses ekstraksi berwarna putih kecoklatan dengan tekstur halus
larutan yang dicetak dikeringkan dalam oven, kemudian didinginkan
dan abrasif. Pati murni dihasilkan umbi canna sebanyak 148 gram sebanyak 2000 gram
hingga suhu kamar. Bioplastik yang telah terbentuk kemudian
dengan rendemen sebanyak 7,4%. Pati tersebut kemudian dikarakterisasi gugus fungsinya
dilepaskan untuk dianalisis dan diuji lebih lanjut. Pengujian Sifat Fisik
menggunakan instrumen FTIR dan siap digunakan sebagai bahan bioplastik. Tujuan
Mekanik Bioplastik Pati akar ganja bioplastik dengan tambahan CMC
pengeringan pati adalah untuk menurunkan kadar air pati. Umur simpan pati diharapkan
yang telah dibentuk selanjutnya melalui serangkaian pengujian
lebih lama karena pertumbuhan bakteri dan kapang akan terhambat jika kadar air pada pati
berupa
rendah. Pati yang telah dikeringkan tersebut kemudian diayak agar ukuran pati seragam. Pati yang diperoleh
menggunakan spektrofotometer FTIR pada bilangan gelombang 400 terkait dengan struktur kimianya (Akbar, et al.,
4000 cm ^ (- 1). Identifikasi gugus fungsi pati kanna menggunakan 2013). Hasil sifat fisik dan mekanik bioplastik yang dilakukan
spektrofotometer FTIR bertujuan untuk membuktikan bahwa pati ditunjukkan pada Tabel 1 sebagai berikut.
kanna hasil sintesis telah terbentuk. Hasil analisis gugus fungsi pati
umbi ganja disajikan pada Gambar 1. Hasil analisis spektrum FTIR
dari pati umbi ganja menunjukkan serapan melebar pada bilangan Tabel 1. Hasil sifat fisik dan mekanik bioplastik.
ketebalan bioplastik setiap penambahan konsentrasi CMC. Dikatakan oleh Hufail (2012),
CMC merupakan material yang bersifat higroskopis, sehingga semakin banyak konsentrasi
CMC yang ditambahkan maka air pada material akan semakin banyak terserap dan terikat,
saya
gugus hidroksil pada CMC mampu mengikat air yang bebas larutan, emulsi, atau suspensi
n
t sebagai hidrat air sehingga bila ditambahkan ke dalam larutan emulsi atau suspensi akan
e
n menjadi kental sehingga mempengaruhi ketebalan bioplastik. Sehingga semakin banyak
si
t konsentrasi CMC yang ditambahkan akan cenderung meningkatkan ketebalan bioplastik.
y
Hasil analisis ketebalan bioplastik pada Tabel 1 menunjukkan nilai ketebalan bioplastik
%
yang bervariasi dari penambahan CMC. Selain volume larutan material, proses pencetakan
bioplastik pada plat cetak juga mempengaruhi nilai ketebalan. Nilai ketebalan yang
dihasilkan disebabkan karena penuangan larutan yang tidak merata saat mencetak, posisi
Panjang gelombang (cm- 1)
Gambar 1. Hasil analisis gugus fungsi pati umbi ganja. pelat miring saat menuang, sehingga larutan bioplastik akan berkumpul pada satu titik dan
menghasilkan ketebalan bioplastik yang tidak seragam dalam satu lembar bioplastik.
Pembuatan Bioplastik Menurut JIS (Japanese Industrial Standard), ketebalan bioplastik dikatakan standar jika
Pembuatan bioplastik pada penelitian ini dilakukan dengan memiliki ketebalan ≤ 0,25 mm. Ketebalan bioplastik dengan penambahan CMC rata-rata
menggunakan metode blending yaitu metode pencampuran dua atau dibawah 0,25 mm, sehingga dapat dikatakan bahwa bioplastik telah memenuhi standar.
lebih bahan menjadi satu. Kelebihan dari metode ini adalah material Penambahan variasi CMC menyebabkan kekuatan tarik bioplastik meningkat. Berdasarkan
yang digunakan relatif sedikit, waktu yang dibutuhkan relatif singkat beberapa peneliti sebelumnya juga menyatakan pengaruh yang sama, yaitu Hidayat et al
dan biaya yang jauh lebih murah. (2013) menyatakan bahwa bioplastik dengan penambahan CMC akan meningkatkan
kekuatan tarik bioplastik, karena adanya ikatan hidrogen yang terjadi antara gugus
Pembuatan bioplastik dilakukan dengan mencampurkan pati hidroksil (OH) dan karboksil (COOH) dari CMC. Ikatan hidrogen tersebut menyebabkan
ganja, sorbitol, asam asetat glasial dan variasi CMC. Pati ganja kekuatan material meningkat sehingga penambahan CMC terbukti meningkatkan kekuatan
dilarutkan terlebih dahulu dengan akuades selama 15 menit agar pati tarik bioplastik. Sari (2019) dalam penelitiannya menyatakan bahwa penambahan CMC
ganja dan aquades homogen, kemudian ditambahkan sorbitol, CMC pada larutan bioplastik menyebabkan peningkatan viskositas larutan. Ini karena CMC
dan asam asetat glasial. Penambahan CMC berfungsi sebagai filler dalam larutan cenderung membentuk ikatan silang molekul polimer. Ikatan silang bisa
yang dapat meningkatkan kekuatan tarik bioplastik. Menurut Ikatan hidrogen tersebut menyebabkan kekuatan material meningkat sehingga
Hardjono (2016), menyatakan bahwa bioplastik dengan penambahan penambahan CMC terbukti meningkatkan kekuatan tarik bioplastik. Sari (2019) dalam
CMC akan meningkatkan intensitas gugus karboksil OH dan penelitiannya menyatakan bahwa penambahan CMC pada larutan bioplastik menyebabkan
berdampak pada peningkatan kekuatan tarik bioplastik. peningkatan viskositas larutan. Ini karena CMC dalam larutan cenderung membentuk
ikatan silang molekul polimer. Ikatan silang bisa Ikatan hidrogen tersebut menyebabkan
tarik bioplastik. Sari (2019) dalam penelitiannya menyatakan bahwa penambahan CMC
Karakterisasi Bioplastik pada larutan bioplastik menyebabkan peningkatan viskositas larutan. Ini karena CMC
Banyaknya kandungan penyusun bioplastik akan mempengaruhi dalam larutan cenderung membentuk ikatan silang molekul polimer. Ikatan silang bisa
membentuk struktur molekul yang kaku dan tahan terhadap tekanan Berdasarkan Gambar 2. spektrum pati ganja terlihat adanya gugus
serta meningkatkan kekuatan tarik bioplastik. Standar kuat tarik OH dengan serapan melebar pada bilangan gelombang 3448.72 cm ^
bioplastik berdasarkan Standar Nasional Indonesia adalah 24,7-302 (- 1). Serapan gugus OH tumpang tindih dengan serapan di area
MPa. Pengujian kuat tarik pada bioplastik dengan penambahan variasi 2924,72 cm ^ (- 1) yang merupakan gugus CH. Keberadaan gugus
CMC memiliki kuat tarik berkisar antara 8,8433 sampai dengan CH_ (2) terlihat pada serapan 1373,32 cm ^ (- 1). Serapan pada
panjang gelombang 1165 cm ^ (- 1) menunjukkan adanya gugus CO.
27,5345 MPa. Jika dilihat dari nilai kuat tarik yang ada maka
bioplastik yang memenuhi standar SNI adalah bioplastik dengan
variasi penambahan CMC sebesar 2 gram. Spektrum FTIR pada bioplastik-sorbitol sedikit berbeda dengan
pati kanna. Keberadaan gugus OH ditandai dengan serapan yang
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai elongasi sedikit bergeser pada bilangan gelombang 3425,58 cm ^ (- 1).
berbanding terbalik dengan kuat tarik pada variasi penambahan Keberadaan gugus CH dibuktikan dengan serapan bilangan
CMC. Seiring dengan penambahan variasi CMC nilai persen gelombang 2924,72 cm ^ (- 1). Sedangkan keberadaan gugus CO
pemanjangan semakin menurun, hal ini dikarenakan kombinasi pati ditandai dengan serapan yang sedikit bergeser pada bilangan
dan CMC yang sama-sama mengandung banyak gugus hidroksil gelombang 1026.13cm ^ (- 1). Gugus C = O ditunjukkan dengan
(OH) yang menyebabkan ikatan hidrogen meningkat sehingga serapan bilangan gelombang
meningkatkan gaya intramolekul antar rantai sehingga menyebabkan
fleksibilitas bioplastik. menurun (Syaubari, et al., 1635,64cm- 1.
Spektrum bioplastik-sorbitol yang ditambahkan ke CMC memiliki fungsi
2015). Berdasarkan grafik tersebut dapat dikatakan bahwa dengan gugus serapan dengan bilangan gelombang yang tidak jauh berbeda
semakin meningkatnya variasi CMC maka nilai persen elongasi dari dengan spektrum bioplastik-sorbitol, keberadaan gugus OH dibuktikan
bioplastik akan semakin menurun. Berdasarkan Standar Nasional dengan serapan bilangan gelombang 3425,58 yang memiliki intensitas
Indonesia (SNI), bioplastik dengan variasi penambahan CMC secara serapan lebih tinggi dibandingkan dengan bioplastik. sebelum penambahan
keseluruhan memiliki rata-rata persentase pemanjangan yang masih belum CMC hal ini disebabkan adanya penambahan CMC yang menyebabkan
memenuhi standar yang ditetapkan. intensitas gugus OH semakin meningkat. Keberadaan gugus CH dibuktikan
dengan serapan bilangan gelombang 2924,72 cm ^ (- 1). Puncak pada
Berdasarkan grafik pada Tabel 1 diketahui bahwa dengan bilangan gelombang 1026,13 cm ^ (- 1) menunjukkan adanya gugus CO
penambahan variasi CMC maka modulus bioplastik muda semakin dan adanya gugus C = O yang ditandai dengan serapan pada bilangan
meningkat. Hal ini disebabkan dengan penambahan variasi CMC gelombang 1627,92 cm ^ (- 1) dengan intensitas serapan yang lebih tinggi
nilai kekakuan bioplastik meningkat. Peningkatan nilai kekakuan dibandingkan dengan spektrum bioplastik sebelum penambahan CMC .
bioplastik disebabkan oleh peningkatan kekuatan material bioplastik
akibat adanya ikatan hidrogen yang terjadi antara gugus hidroksil
(OH) pati dengan gugus hidroksil (OH) dan karboksil (COOH) dari
CMC yang saling mengikat ( Hidayat dkk, 2013). Spektrum bioplastik setelah degradasi pada media pendegradasi
menunjukkan adanya gugus fungsi yang sama dengan spektrum bioplastik
sorbitol dengan penambahan CMC. Kelompok OH dibuktikan dengan
serapan pada bilangan gelombang 3425.58 yang memiliki intensitas
Analisis kelompok fungsional bioplastik serapan yang lebih rendah dibandingkan dengan bioplastik setelah
Bioplastik hasil sintesis dilakukan karakterisasi kimiawi menggunakan penambahan CMC. Gugus CH dibuktikan dengan serapan bilangan
instrumen FTIR. Karakterisasi ini bertujuan untuk mengetahui gugus gelombang 2924.72 cm ^ (- 1). Puncak pada bilangan gelombang
fungsi yang terkandung dalam bioplastik dan juga untuk mengetahui
pengaruh pencampuran pati ganja, sorbitol dan bahan baku CMC 1026,13 cm ^ (- 1) menunjukkan adanya gugus CO dan keberadaan gugus
yang ditambahkan ke gugus fungsi yang dihasilkan sebelum dan C = O ditunjukkan dengan serapan pada bilangan gelombang 1627,92 cm ^
sesudah uji degradasi pada bioplastik. Hasil spektra analisis FTIR (- 1) dengan intensitas serapan yang lebih rendah dibandingkan dengan
dapat dilihat pada Gambar 2. spektrum bioplastik setelah penambahan CMC.
terjadinya dekomposisi kimiawi senyawa penyusun bioplastik yang Uji Korelasi Spearman
disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme dalam media Sifat mekanik bioplastik yang dihasilkan kemudian diuji dengan
pendegradasi. korelasi Spearman untuk mengetahui signifikansi hubungan variasi
Adanya gugus fungsi OH dan CO dalam bioplastik yang telah dibuat penambahan CMC dengan ketebalan, kuat tarik, elongasi dan
menunjukkan bahwa bioplastik memiliki kemampuan terurai secara hayati. modulus young dari bioplastik. Hasil uji korelasi Spearman dengan
Hal tersebut dikarenakan baik gugus OH maupun gugus CO merupakan Sifat mekanik bioplastik disajikan pada Tabel 2.
gugus hidrofilik, sehingga dapat mengikat molekul air yang berasal dari
lingkungan sekitarnya akibatnya mikroorganisme dapat masuk ke dalam
matriks bioplastik dan melakukan degradasi bioplastik (Elean, 2018).
Tarik Modulus
Variasi Ketebalan Pemanjangan
Kekuatan Muda
Rho Spearman Variasi Koefisien Korelasi 1.000 . 349 . 857 (**) -. 833 (*) . 857 (**)
Sig.
. . 396 . 007 . 010 . 007
(2-tailed)
N 8 8 8 8 8
Berdasarkan hasil uji korelasi spearman, Tabel 2 kemudian Tabel 3. Tingkat Hubungan Dua Variabel (Qudratullah, 2014).
lemah. Artinya penambahan variasi CMC tidak terlalu 0,01-0,24 Sangat lemah
Uji Biodegradasi
Sedangkan nilai korelasi spearman yang dihasilkan antara variasi Gambar 3 menunjukkan persentase penurunan massa sampel
penambahan CMC terhadap kuat tarik bioplastik adalah 0,857 bioplastik dengan penambahan variasi CMC setelah dilakukan uji
dengan nilai signifikansi 0,007. Artinya penambahan variasi CMC penguburan tanah selama 21 hari. Berdasarkan grafik terlihat bahwa
memiliki hubungan yang sangat kuat dengan nilai kuat tarik bioplastik dengan penambahan variasi CMC yang dibuat memiliki sifat
bioplastik. Semakin besar variasi konsentrasi CMC yang Biodegradable. Hal ini dibuktikan dengan semakin berkurangnya massa
ditambahkan maka akan meningkatkan kuat tarik secara signifikan. bioplastik selama proses pengujian biodegradasi pada media tanah.
Nilai korelasi Spearman antara variasi konsentrasi CMC terhadap Persentase penurunan bobot yang cenderung lebih besar menunjukkan
persen pemanjangan bioplastik adalah negatif 0,833 dengan nilai bahwa sampel mengalami degradasi lebih cepat. Kemampuan
signifikansi 0,010. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan variasi biodegradasi bioplastik meningkat dengan bertambahnya jumlah CMC
konsentrasi CMC memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap nilai yang ditambahkan. CMC sendiri merupakan penstabil yang dapat
elongasi bioplastik yang dihasilkan. Semakin besar konsentrasi CMC membentuk koloid di dalam air. Sifat koloid CMC berfungsi sebagai
yang ditambahkan, semakin rendah perpanjangan bioplastik. Nilai penstabil atau dapat menstabilkan ketegangan. Semakin banyak
korelasi antar variasi spearman dengan modulus young adalah 0,857 konsentrasi CMC yang ditambahkan menyebabkan semakin banyak air
dengan nilai signifikansi 0,007. Dari data tersebut dapat disimpulkan yang terserap dan terikat,
bahwa penambahan variasi CMC memiliki hubungan yang sangat
kuat dengan nilai modulus muda yang dihasilkan. Secara
keseluruhan dapat dikatakan bahwa penambahan CMC terhadap 2016). Karena sifatnya yang higroskopis, bioplastik dengan penambahan CMC
ketebalan memiliki hubungan yang lemah, sedangkan kekuatan tarik, memiliki kelembapan yang tinggi, tingkat kelembapan yang tinggi merupakan
elongasi dan modulus young memiliki hubungan yang sangat kuat habitat yang baik bagi mikroba untuk mendegradasi bioplastik (Hardjono et al,
terhadap variasi CMC yang ditambahkan. 2016). Dengan demikian kemampuan biodegradasi cenderung meningkat dengan
meningkatnya kadar CMC yang ditambahkan.
434 PROC. INTERNAT. CONF. SCI. ENGIN. 3: 429-435, April 2020
CMC 0 gram CMC 0,25 gram CMC 0,5 gram CMC 0,75 gram
CMC 1 gram CMC 1,25 gram CMC 1,5 gram CMC 2 gram
50 R² = 0,934
Hari 0 Hari ke-2 Hari 4 Hari 7 Hari 9 Hari 11 Hari 14 Hari 16 Hari 18 Hari 21
Chi-Square 0,000 17.947 18.440 10.547 5.640 7.387 12.347 12.547 8.093 10.733
Df 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
Makna 1.000 . 012 . 010 . 160 . 582 . 390 . 090 . 084 . 324 . 151
Pengaruh penambahan variasi konsentrasi CMC terhadap sifat Uji Plastik FTIR Biodegradable Terbaik dengan Penambahan CMC
degradasi bioplastik dianalisis lebih lanjut menggunakan metode
statistik Kruskal-Wallis yang bertujuan untuk mengetahui signifikansi Karakterisasi plastik biodegradable dilakukan dengan menggunakan FTIR.
perbedaan yang dihasilkan oleh setiap pengukuran uji biodegradasi Analisis menggunakan FTIR bertujuan untuk mengetahui gugus fungsi
pada hari kedua hingga dua puluh satu. hari. Hasil analisis dapat yang terkandung dalam plastik biodegradable. Plastik biodegradable
dilihat pada Tabel 4. dengan penambahan kenampakan puncak CMC pada daerah bilangan
gelombang 2916.26 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus CH, serapan
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa hasil analisis varians
yang telah dilakukan menunjukkan adanya perbedaan yang 1461.94 menunjukkan adanya gugus CH2. Pada bilangan
signifikan yang terjadi pada hari kedua dan hari keempat, karena gelombang 1014, 48 cm-1, 1076,20 cm-1, 1103,20 cm-1, dan
angka signifikansi pada hari kedua adalah 0,012 dan pada hari 1149,49 cm-1 menunjukkan adanya CO eter. Berdasarkan gambar
kedua adalah 0,012. hari keempat adalah 0,01, keduanya masih di di atas, spektrum plastik biodegradable dengan penambahan CMC
bawah 0,05. Artinya penambahan variasi CMC berpengaruh nyata menunjukkan adanya CH, CH2 dan CO.
terhadap penurunan massa bioplastik pada hari kedua dan
keempat. Sedangkan pada hari ke tujuh, sembilan, sebelas, empat
belas, enam belas, delapan belas, dan dua puluh satu hasil uji
biodegradasi menunjukkan tingkat signifikansi lebih dari 0,05. KESIMPULAN
Artinya, hasil analisis varians tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan. Artinya variasi variasi CMC tidak berpengaruh signifikan Uji biodegradasi bioplastik yang dilakukan dengan menggunakan media
terhadap reduksi massa bioplastik. tanah mengalami penurunan massa dari hari pertama pengamatan hingga
hari ke dua puluh satu. Penambahan variasi CMC cenderung meningkatkan
degrabilitas bioplastik.
REFERENSI
Singkong Terhadap Sifat Mekanikalnya. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol.2, Hidayati, S., AS Zuidar, dan A. Ardani. 2015. Aplikasi Sorbitol
No.2. pada Produksi Film Biodegradable dari Nata de Cassava. J. Reaktor, Vol. 15,
Elean, Samuel., Saleh, Chairul., Dan Hindryawati, Noor. 2018. Kusnandar, Feri. 2010. Kimia Pangan Komponen Makro. Jakarta:
Pembuatan Film Biodegradable Dari Pati Biji Cempedak dan Carboxy Dian Rakyat.
Methyl Cellulose Dengan Penambahan Gliserol. Novela, Inka, Amri, Idral, HS Irdoni. 2018. bahasa
Jurnal Atomik Vol. 3 No. 2. Hal.122-126. Bioplastik dari Komposit Limbah Cair Tahu (Whey) Dan Serat Daun
Ghanbarzadeh, Babakdan Almasi, Hadi. 2010. Biodegradable Nanas (Ananascomosus) Dengan Hidrokoloid Carboxy Methyl Cellulose
Polimer. University of Tabriz Press Bab 6 No. 146. (CMC). Jurnal Jom FTEKNIK Volume 5.
Hardjono, Suharti, Profiyanti Hermien, Permatasari, Dita Ayu, dan
Sari, Vivi Alvionita. 2016. Pengaruh Penambahan Asam Sitrat Quadratullah, Muhammad Farhan. 2014. Statistika Terapan Teori,
Terhadap Kata Film Plastik Biodegradable dari Pati Kulit Pisang Kepok Contoh Kasus, dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi.
(Musa Acuminata Balbisiana Colla).
Jurnal Bahan Alam terbarukan JBAT 5 (1) hal 22-28. Rahayu, Astria Pangesti. 2016. Kajian kategori Edible Film
Harmayani, Eni; Murdiyati, Agnes, dan Griyaningsih. 2011. Pati Hanjeli (Coixlacyma-jobi L.) Dengan Pengaruh Konsentrasi
Karakterisasi Pati Ganyong ( Canna edulis) dan Pemlastis Sorbitol Dan Konsentrasi Penstabil CMC. Jurnal Teknologi
Pemanfaatanya Sebagai Bahan Pembuatan Kue dan Pangan Universitas Pasundan Bandung.
Cendol. AGRITECH, Vol. 31. No. 34.
Hasanah, Yeti Resmiati .; Khasanah, UmiUswatun .; Wibiana, Sharma, Manika, Pratibta Sharma, Anima Sharma dan Subash
Endang; dan Haryanto. 2016. Pengaruh Penambhan CMC (Carboxy Chandra. 2015. Ulasan Singkat Mikroba Degradasi Plastik-A. Jurnal
Methyl Cellulose) Terhadap Tingkat Degrabilitas Dan Struktur Permukaan Mikrobiologi CIBTech Vol. 4 No. 1: 85-89.
Plastik Ramah Lingkungan. Jurnal Teknik Kimia Universitas Syaubari., Reza, Medyan., Rosnelly, Cut Meurah., Dan Irmayanti.
Muhammadiyah Purwokerto. 2015. Karakterisasi Plastik Biodegradable Dari Pati Bonggol Pisang dan
Hidayat, M. Khoirul .; Latifah; dan Sedyawati, Sri MR 2013. CMC (Carboxy Methyl Cellulose) Dengan Penambahan Anti Oksidan. Prosiding
Penggunaan Carboxy Methyl Cellulose Dan Gliserol Pada Pembuatan Seminar Nasional Hasil Riset dan Standarisasi Industri V tahun 2015.
Plastik Biodegradable. Jurnal Ilmu Kimia Indonesia.Sci 2.
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN