Anda di halaman 1dari 6

SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V

“Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam


Pembangunan Bangsa yang Berkarakter”
Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS
Surakarta, 6 April 2013

MAKALAH KIMIA FISIKA


ISBN : 979363167-8
PENDAMPING (Kode : F-07)

SINTESA PLASTIK BIODEGRADABLE DARI PATI SAGU


DENGAN GLISEROL DAN SORBITOL SEBAGAI PLASTICIZER
Medyan Riza*, Darmadi, Syaubari dan Nur Abidah
Magister Teknik Kimia, Pascasarjana, Universitas Syiah Kuala

*Keperluan korespondensi, E-mail : medyan_riza@yahoo.com

ABSTRAK

Pembuatan film plastik biodegradabel telah dilakukan dengan menggunakan pati sagu
yang berfungsi sebagai bahan baku utama, air yang berfungsi sebagai pelarut, serta gliserol
dan sorbitol yang berfungsi sebagai plasticizer. Sagu dipilih sebagai bahan baku pembuatan
plastik karena selain mudah didapat dan harganya murah, penggunaannya juga masih sangat
minim jika dibandingkan dengan tumbuhan lainnya yang merupakan bahan makanan pokok
masyarakat, seperti beras, jagung, kentang, gandum, dan lain sebagainya. Penelitian ini
bertujuan untuk membuat plastik yang dapat mengurangi dampak lingkungan dengan melihat
pengaruh plasticizer yang digunakan terhadap sifat mekanik film, daya serap air, dan laju
penguraian dari plastik tersebut. Plasticizer yang digunakan adalah gliserol dan sorbitol dengan
konsentrasi berat 7%, 8%, dan 9% dari berat totalnya, serta perbandingan berat pati sagu dan
air adalah 1 : 5, 1 : 7, dan 1 : 9. Pengujian sifat mekanik (kuat tarik dan elongasi) menggunakan
Electronic System Universal Testing Machines, pengujian daya serap air dilakukan dengan cara
merendam film tersebut di dalam air selama 24 jam, dan pengujian laju penguraian dilakukan
dengan cara menguburkan film ke dalam tanah. Hasil penelitian menunjukkan nilai kuat tarik
tertinggi diperoleh sorbitol dengan perbandingan berat pati sagu dan air 1 : 5 pada konsentrasi
2
7% yaitu sebesar 0,363 kgf/cm , sebaliknya persen elongasi tertinggi diperoleh gliserol dengan
perbandingan berat pati sagu dan air 1 : 9 pada konsentrasi 9% yaitu sebesar 125%. Daya
serap air terendah diperoleh pada komposisi gliserol 9% dengan perbandingan berat pati sagu
dan air 1 : 9 yaitu sebesar 11,11%, dan proses penguraian terjadi selama 9 - 12 hari.

Kata kunci : Plastik biodegradabel, pati sagu, gliserol, sorbitol.

PENDAHULUAN dan konsumtif mendorong pemakaian


Semaraknya isu mengenai plastik semakin bertambah tiap tahunnya.
pemanasan global (global warming) dan Meningkatnya jumlah sampah plastik ini
lingkungan, menjadi suatu permasalahan menjadi sebuah hal yang dapat
tersendiri pada abad ini. Salah satu mengancam kestabilan ekosistem
permasalahan penting mengenai lingkungan, mengingat plastik yang
lingkungan di dunia ataupun di Indonesia digunakan saat ini adalah plastik
khususnya adalah mengenai sampah konvensional. Sampah plastik juga
plastik. Tuntutan gaya hidup yang praktis mempunyai daur siklus terbatas hingga

Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 499


ISBN = 979363167-8

kualitas tertentu yang masih bisa di ubah Beberapa penelitian terdahulu telah
menjadi produk lain, setelah itu tetap akan dilakukan untuk menghasilkan bioplastik.
menjadi limbah. Plastik telah menjadi Namun plastik berbahan baku pati memiliki
kebutuhan utama masyarakat saat ini. beberapa kelemahan. Bioplastik ini kurang
Permasalahan tersebut tidak dengan serta tahan terhadap air (hidrofilik) dan sifat
merta dapat terselesaikan melalui mekaniknya masih rendah. Salah satu cara
pelarangan atau pengurangan penggunaan untuk mengurangi sifat hidrofilik serta
plastik. Hal tersebut, memberikan peluang memperbaiki sifat mekaniknya adalah
pengembangan kemasan plastik dengan mencampur pati dengan plasticizer.
biodegradabel. Oleh karena itu, dalam pembuatan plastik
Selama ini telah dikenal sejumlah dari pati sagu ini, akan dikaji pengaruh
produk pertanian yang memiliki potensi penambahan plasticizer gliserol dan sorbitol
pembuatan plastik biodegradabel yaitu yang diharapkan dapat memperbaiki sifat
kentang, jagung, sagu, dan ubi kayu. bioplastik yang dihasilkan.
Umumnya senyawa utama yang
dimanfaatkan adalah karbohidrat (selulosa METODE PENELITIAN
dan pati) dan protein. Pemilihan bahan Penelitian ini dilakukan dalam
baku utama sangat bergantung pada bentuk eksperimen dengan metode solution
penggunaan plastik karena masing-masing casting. Pembuatan diawali dengan
bahan baku memberikan karakteristik pencampuran, pengadukan, serta
produk plastik yang berbeda (Steintbutcel, pemanasan pati sagu dengan aquadest
2004). Salah satu yang menarik untuk sampai mencapai suhu gelatinisasi (70˚C),
dikembangkan saat ini adalah pati sagu. selanjutnya pati yang telah menjadi gelatin
Selama ini sagu sebagai sumber tersebut didinginkan (50˚C) sambil
karbohidrat kurang diminati oleh dicampur dengan plasticizer sesuai dengan
masyarakat sebagai produk pangan, variasi konsentrasinya. Larutan tersebut
karena teksturnya yang lengket dan sejauh selanjutnya dicetak diatas casting kaca
ini penggunaannya hanya untuk bahan selama 24 jam. Film plastik yang terbentuk
tradisional atau campuran tepung terigu tersebut selanjutnya di uji untuk
dalam pembuatan kue. Oleh karena mengetahui karakteristiknya.
kurangnya aneka olahan dari sagu, maka
perlu dilakukan penganekaragaman HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan pemanfaatan pati sagu tersebut Kuat tarik (tensile strength)
sebagai bahan baku pembuatan plastik merupakan tarikan maksimum terakhir
biodegradabel yang diharapkan dapat sebelum putus. Pengujian ini bertujuan
menggantikan penggunaan plastik untuk melihat perubahan yang terjadi pada
konvensional sehingga menjadi solusi kekuatan mekanik plastik. Pengujian kuat
alternatif bagi permasalahan limbah, tarik dilakukan dengan menggunakan
lingkungan, dan pemanasan global saat ini. Electronic System Universal Testing

Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 500


ISBN = 979363167-8

Machines berdasarkan standar ASTM menurun kuat tarik dari film plastik tersebut.
D638. Tabel 1 menunjukkan nilai kuat tarik Hal ini disebabkan, peningkatan
yang diperoleh dengan menggunakan konsentrasi plasticizer akan menurunkan
plasticizer giliserol dan sorbitol. ikatan hidrogen dalam film sehingga
penambahan gliserol berkisar antara 0,016 meningkatkan fleksibilitas, dengan
2 2
kgf/cm – 0,056 kgf/cm , sedangkan nilai meningkatnya fleksibiltas maka kuat tarik
kuat tarik yang diperoleh untuk dari film akan semakin kecil, karena film
penambahan sorbitol berkisar antara 0,096 yang dihasilkan menjadi lebih lentur,
2 2
kgf/cm – 0,363 kgf/cm . lembut, dan fleksibel sehingga kuat tariknya
Kuat tarik dari film plastik sangat cenderung menurun (Krochta, 1994).
dipengaruhi oleh kandungan plasticizer Pada penambahan gliserol dengan
yang ditambahkan. Semakin tinggi komposisi 7% dan sorbitol dengan
konsentrasi plasticizer yang ditambahkan komposisi 9% tidak dapat dilakukan
ke dalam campuran, maka semakin pengujian kuat tariknya karena campuran
antara pati dan air pada perbandingan memiliki struktur yang rapuh (Myllarinen,
tersebut masih sangat viskos. Pada kadar 2001)
plasticizer rendah, polimer yang terbentuk

Tabel 1. Data Nilai Kuat Tarik dengan menggunakan plasticizer gliserol dan sorbitol.
Perbandingan Variasi Gliserol, Kuat Tarik Gliserol Kuat Tarik Sorbitol
pati dan air Sorbitol (%) (kgf/cm2) (kgf/cm2)
7 - 0,363
1:5 8 0,053 0,16
9 0,036 -
7 0,056 0,256
1:7 8 0,043 0,15
9 0,023 0,106
7 0,046 0,156
1:9 8 0,036 0,11
9 0,016 0,096

Elongasi merupakan perubahan panjang film plastik yang dihasilkan dengan


maksimal film sebelum terputus (Latief, penambahan gliserol berkisar antara 105%
2001). Semakin tinggi nilai elongasi dari - 125% sedangkan dengan penambahan
suatu plastik maka semakin bagus kualitas sorbitol berkisar antara 105% - 120%,
dari plastik tersebut. Nilai elongasi pada seperti ditunjukkan pada Gambar 1.

Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 501


ISBN = 979363167-8

Penambahan plasticizer yang


semakin tinggi akan meningkatkan sifat
adhesive antar molekul sehingga jumlah air
yang terikat dengan senyawa polisakarida
akan mengalami penurunan yang
menyebabkan kadar airnya semakin
rendah.

Gambar 1. Pengaruh Komposisi Plasticizer


terhadap Persen Elongasi
dengan Perbandingan Berat
Pati Sagu dan Air 1 : 9.

Penambahan plasticizer sangat


berpengaruh terhadap nilai elongasi.
Semakin tinggi konsentrasi plasticizer maka
akan semakin tinggi nilai elongasinya. Hal
Gambar 2. Pengaruh Komposisi Plasticizer
ini terjadi karena peningkatan konsentrasi
terhadap Daya Serap Air
plasticizer akan meningkatkan kecepatan
dengan Perbandingan Berat Pati
respon viskoelastis dan mobilitas molekuler
Sagu dan Air 1 : 9.
rantai polimer plastik. Meningkatnya
mobilitas molekuler rantai polimer
Gambar 2 menunjukkan nilai daya serap air
ditunjukkan dengan bahan semakin elastis
terendah film plastik terdapat pada
sehingga nilai elongasi cenderung akan
konsentrasi plasticizer gliserol 9% yaitu
meningkat. Peningkatan tersebut akan
11,11%, sedangkan nilai daya serap air
berlaku selama masih terbentuk interaksi
tertinggi terdapat pada konsentrasi sorbitol
molekuler rantai polimer dengan plasticizer.
7% yaitu 37,5%, hal ini disebabkan karena
Salah satu sifat dari plastik
sifat plasticizer yang lebih hidrofobik pada
konvensional adalah kedap terhadap
gliserol. Jadi, semakin besar penambahan
cairan. Daya serap air adalah banyaknya
konsentrasi plasticizer maka semakin baik
air yang diserap oleh film plastik dalam
ketahanan film yang dihasilkan atau
persen setelah contoh uji direndam dalam
dengan kata lain semakin kecil nilai daya
air pada suhu kamar selama 24 jam. Air
serap airnya.
tersebut mengisi ruang-ruang kosong
Plastik biodegradabel diartikan
dalam film plastik tersebut. Semakin rendah
sebagai film kemasan yang dapat didaur
persen daya serap air yang didapat maka
ulang dan dapat juga dihancurkan secara
semakin baik kualitas dari plastik tersebut.
alami. Proses terjadinya biodegradasi
Nilai daya serap air berkisar antara 11,11%
plastik ini pada lingkungan dimulai dengan
- 37,5%.
tahap degradasi kimia yaitu dengan proses

Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 502


ISBN = 979363167-8

oksidasi molekul. Proses selanjutnya target penghancuran selama 2 minggu.


adalah serangan mikroorganisme (bakteri, Hasil penelitian ini memerlukan waktu
jamur dan alga) dan aktivitas enzim degradasi antara 9 sampai 12 hari, seperti
(intracellular, extracellular). Uji ini dilakukan ditunjukkan pada Tabel 2.
dengan cara mengubur film plastik dengan
Tabel 2. Data Waktu Degradasi Film dengan menggunakan plasticizer gliserol dan
sorbitol.
Perbandingan Variasi Gliserol / Waktu Degradasi Waktu Degradasi
pati dan air Sorbitol (%) (hari) (hari)
7 - 12
1:5 8 12 12
9 12 -
7 9 9
1:7 8 9 9
9 9 9
7 9 9
1:9 8 9 9
9 9 9

Contoh mikroorganisme di-antaranya Alcaligenes (Griffin, 1994). Secara kimiawi,


bakteri phototrop (Rhodospirillium, film plastik yang dihasilkan jelas bersifat
Rhodopseudomonas, Chromatium, biodegradabel, hal ini disebabkan oleh
Thiocystis), pembentuk endospora bahan baku yang digunakan adalah bahan
(Bacillus, Clostridium), dan gram negatif baku organik dan alamiah yang mudah
aerob (Pseudomonas, Zoogloa, berinteraksi dengan air dan
Azotobacter, Rhizobium), Actynomycetes, mikroorganisme lain.

(a) (b) (c) (d)


Gambar 3. Plastik biodegradabel dari pati sagu dengan perbandingan berat 1 : 9, konsentrasi
sorbitol 9% yang terdegradasi (a) hari ke 1, (b) hari ke 3, (c) hari ke 6, dan (d) hari
ke 9.

Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 503


ISBN = 979363167-8

Gambar 3 menunjukkan proses uji


biodegradasi yang terjadi, dimana setelah UCAPAN TERIMAKASIH
dilakukan penguburan selama 1 minggu,
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
hasil pengamatan menunjukkan bahwa film
sdri Fuji Wahyuni dan Shara Yuti Meitary
plastik telah terdekomposisi /atau
atas kontribusinya dalam pelaksanaan
terdegradasi secara alamiah di dalam tanah
penelitian ini, khususnya untuk analisa
walaupun masih tersisa sedikit, yang
sampel.
diakibatkan oleh banyak faktor, diantaranya
adalah faktor mikro-organisme pengurai,
DAFTAR RUJUKAN
kelembaban tanah dan kadar air tanah
[1] Griffin. 1994. Test methods and
(Latief, 2001). Pada minggu berikutnya,
standdards for biodegradable plastic.
setelah dilakukan penggalian lagi, ternyata
In: Chemistry and technology of
sisa-sisa film plastik tersebut sudah bersih
biodegradablle polymer: Chapman and
Hall.
KESIMPULAN
[2] Krochta, J.M. & Baldwin E.A,. 1994.
Dari penelitian yang telah dilakukan
Edible Coatings and Edible Films to
dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
Improve Food Quality.Technomic
1. Kuat tarik menurun dengan
Publish-ing. Co. Lancoster.
bertambahnya konsentrasi plasticizer,
[3] Latief, R. 2001. Teknologi Kemasan
dan jika dibandingkan antara gliserol
Plastik Biodegradabel. Tanggal akses
dan sorbitol, Nilai kuat tarik tertinggi
3 November 2011.
diperoleh sorbitol dengan
http://www.hayatiipb.com/userr/rudyct/i
perbandingan berat pati sagu dan air
ndiv2001/htm.
1 : 5 pada konsentrasi 7% yaitu
[4] Myllarinen, P., Partanen, R., Seppala,
2
sebesar 0,363 kgf/cm .
J., & Forsell, P. 2001. Effect of
2. Persen elongasi meningkat dengan
Glycerol on Behavior of Amylose and
bertambahnya konsentrasi plasticizer,
Amylopectin Films. Carbohydrate
dan jika dibandingkan antara gliserol
Polymers, 50, 335 – 361.
dan sorbitol, persen elongasi tertinggi
[5] Steinbutchel, A. 2004. Production of
diperoleh gliserol dengan
Biodegradabel and Edible Packaging
perbandingan berat pati sagu dan air 1
Material for Foods.
: 9 pada konsentrasi 9% yaitu sebesar
125%.
3. Daya serap air terendah diperoleh
pada komposisi gliserol 9% dengan
perbandingan berat pati sagu dan air 1
: 9 yaitu sebesar 11,11%.
4. Proses degradasi film plastik terjadi
selama 9 - 12 hari.

Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 504

Anda mungkin juga menyukai