Anda di halaman 1dari 28

SUBJEK PENGERTIAN FUNGSI TERKAIT PENELITIAN

Alasan Judul  Banyaknya kebutuhan penggunaan plastik  Untuk mengurangi penggunaan plastik
 Plastik dapat menjadi permasalahan pada sintetik, memanfaatkan bahan alam yang
lingungan karena sulit untuk didaur jarang digunakan untuk polimer alam
ulang dan sulit untuk diuraikan secara seperti serat kapuk, dan meningkatkan
alami. nilai hasil penelitian sebelumnya.
 Plastik sintetis yang bahan utamanya  Memberikan informasi kepada masyarakat
berasal dari minyak bumi dapat menjadi mengenai potensi serat kapuk dengan
semakin menipis dengan seiring penambahan filler plastik polipropilen
bertambah besarnya kebutuhan dalam yang dapat digunakan untuk pembuatan
penggunaan plastik. bioplastik.
 Solusi yang dapat dilakukan untuk  Memberikan informasi kepada mahasiswa
mengatasi permasalahan ini adalah mengenai potensi dan proses pembuatan
penggunaan plastik biodegradable atau bioplastik dari serat kapuk dengan
bioplastik. Plastik biodegradable penambahan filler plastik polipropilen
merupakan plastik yang hancur terurai untuk digunakan sebagai referensi
oleh aktivitas mikroorganisme menjadi penelitian selanjutnya.
air dan karbondioksida setelah habis  Memberikan solusi alternatif bagi
terpakai dan dibuang ke lingkungan masyarakat agar dapat mengurangi
 Selulosa adalah salah satu sumber daya masalah pencemaran lingkungan akibat
alam yang memiliki potensi untuk sampah plastik sintetik.
dikembangkan menjadi biopolimer
karena jumlahnya yang melimpah dan
tersedia sepanjang tahun, serta dapat
terurai secara alami. Serat alam yang
berpotensi digunakan sebagai bahan
pembuatan bioplastik salah satunya
adalah serat kapuk.
 Kapuk merupakan tanaman yang mudah
untuk didapatkan di Indonesia terutama
daerah yang memiliki iklim tropis
seperti indonesia. Penggunaan serat
kapuk semakin lama semakin tergusur
seiring dengan penggunaan serat fiber,
dakron, atau spons busa sebagai
gantinya. Serat kapuk berpotensi
menjadi bahan dasar dari selulosa asetat
karena memiliki komposisi selulosa
yang cukup besar berkisar 35-64%.
 Beberapa penelitian terdahulu mengenai
penggunaan selulosa sebagai bahan baku
pembuatan bioplastik, yaitu Jannah dkk
(2019) tentang pengaruh filler dan
plasticizer terhadap sifat mekanik
selulosa bioplastik sekam padi.
Penelitian yang dilakukan oleh Jangong
dkk (2020) tentang pengaruh suatu serat
aren (SPF) terhadap suatu sifat struktural
dan optik bioplastik (SPF/ Starch/
Chitosan/ Polypropylene) dalam
mendukung sifat mekanik dan kinerja
degradasi. Penelitian yang pernah
dilakukan oleh Rahmatullah dkk (2022)
menjadi penelitian yang pertama kali
mengetahui pengaruh jenis dan
konsentrasi plasticizer terhadap
karakteristik bioplastik berbasis selulosa
asetat dari serat kapuk.
 Alternatif peningkatan kekuatan bioplastik
dapat ditempuh dengan cara
menggunakan suatu bahan pengisi atau
filler. Polipropilen memiliki potensi
untuk digunakan sebagai filler pada
pembuatan bioplastik. Polipropilen
memiliki sifat hidrofobik tinggi, anti air,
dan berat molekul tinggi dengan
kandungan utama adalah karbon dan
hidrogen (Jangong dkk, 2020).
Polipropilen adalah jenis plastik yang
sering digunakan karena sifat tahan
terhadap bahan kimia (Sahwan, 2005).
Alasan 1) Bagaimana pengaruh pencampuran jenis 1) Penambahan jenis plasticizer yang
Rumusan plasticizer dan filler plastik polipropilen berbeda (gliserol dan sorbitol) dan massa
Masalah terhadap karakteristik bioplastik yang filler polipropilen yang berbeda
dihasilkan? memberikan pengaruh yang berbeda-
2) Bagaimana pengaruh variasi massa filler beda terhadap karakteristik bioplastik
plastik polipropilen terhadap yang dihasilkan.
karakteristik bioplastik yang dihasilkan? 2) Penambahan polipropilen sebagai filler
3) Bagimana potensi penggunaan bioplastik berpengaruh berbeda terhadap
dengan penambahan filler plastik karakteristik bioplastik yang dihasilkan,
polipropilen? dimana hasil karakteristik bioplastik
masih fluktuatif. Semakin tinggi massa
filler polipropilen maka nilai densitas
semakin tinggi, sedangkan daya serap air
semakin rendah.
3) Potensi penggunaan bioplastik
denganpenambahan filler plastik
polipropilen memiliki keunggulan
daripada bioplastik tanpa penambahan
filler plastik polipropilen pada nilai
densitas, kuat tarik, elongasi, modulus
young, dan ketahanan air. Namun,
bioplastik dengan filler polipropilen
memiliki kelemahan pada biodegradasi
bioplastik.
4) Hasil bioplastik yang terbaik adalah
bioplastik dengan penambahan
plasticizer sorbitol dan filler polipropilen
1 gram dengan nilai densitas sebesar
1,0714 g/mL, nilai kuat tarik sebesar
5,7225 KPa, persen elongasi sebesar
1,82%, modulus young sebesar 3,1442
KPa, daya serap air sebesar 20,41% dan
massa bioplastik terdegradasi sebesar
25,94%.
Kendala 1) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Saran untuk penelitian selanjutnya agar hasil
penelitian mengenai variasi suhu dalam pembuatan lebih optimum.
bioplastik untuk mengetahui
homogenisasi larutan selulosa asetat dan
larutan polipropilen terhadap
karakteristik produuk bioplastik.
2) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai variasi pelarut organik dalam
pembuatan larutan polipropilen untuk
mengetahui pelarut organik yang terbaik
pada bioplastik yang dihasilkan.
3) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai metode pencetakan plastik
biokomposit polipropilen dengan
polimer alam dari serat kapuk agar
mudah homogen dan tidak lengket saat
melepaskan hasil bioplastik.
Plastik  Jenis Plastik terlampir di bawah tabel Plastik dapat berbentuk batangan, lembaran,
(gambar 1 dan gambar 2). atau blok. Selain itu apabila dalam bentuk
 Plastik merupakan bahan organik yang produk dapat berupa botol, pembungkus
mempunyai kemampuan untuk dibentuk makanan, pipa, peralatan makan, dan lain-lain.
apabila terpapar panas dan tekanan.
 Komposisi dari material plastik adalah
polimer dan zat additive lainnya.
 Substansi utama dari polimer disebut
monomer. Raw material monomer tersebut
utamanya berupa minyak mentah dan gas
alam. Dikarenakan karbon adalah satu-
satunya elemen penting untuk polimer,
secara teoritis dimungkinkan untuk
membuat monomer dari kayu, batubara,
atau bahkan CO2 di atmosfer.
 Plastik thermosetting adalah jenis dari
polimer yang ketika dipanaskan tidak
melunak. Beberapa contoh polimer termoset
adalaha vulcanized rubbers, epoxies, dan
poliester resin.
 Polimer termoplastik adalah polimer yang
mempunyai sifat tidak tahan terhadap
panas. Adapun contoh plastik termoplastik
adalah Polietilena (PE), Polivinilklorida
(PVC), Polipropena (PP), dan Polistirena.
Polimer polimer (poly=banyak, meros = bagian)  polimer merupakan salah satu
merupakan molekul yang berukuran ‘bahan teknik’ yang penting untuk
besar (makromolekul) yang tersusun keperluan konstruksi atau suku
atas rangkaian berulang yang saling cadang, disamping bahan
berkaitan membentuk ikatan konvensional lainnya seperti logam
kovalen. dan keramik.
Polimer adalah makromolekul yang  Sebagai ‘polimer komoditas’, yaitu
terdiri dari susunan berulang ratusan bahan polimer yang digunakan pada
bahkan ribuan monomer. Oleh pembuatan barang keperluan
karena itu polimer mempunyai konsumen, misalnya untuk
massa molekul relatif sangat besar. peralatan rumah tangga, mainan,
Polimer lebih dikenal sebagai plastik alat kantor, dan sebagainya, volume
dan bahan karet. Pada umumnya, kebutuhannya semakin meningkat.
polimer merupakan senyawa kimia Selain daripada itu, bahan polimer
organik yang didasarkan pada telah dimodifikasi secara fisiko-
karbon, hidrogen dan elemen bukan kimiawi menjadi bahan khusus
logam (O, N, dan Si). Selain itu, dengan karakteristik tertentu seperti
polimer memiliki struktur molekul untuk pembuatan peralatan
yang sangat besar. kesehatan dan komponen
elektronika.
Plastik polimer sintetik antara lain nilon, tekstil Plastk sintesis yang digunakan adalah
Sintesis/Sintetik poliester, botol susu bayi dari plastik polipropilen yang berfungsi sebagai filler.
polietilena, ban mobil dari karet dan
lain-lain.
plastik sintetik memilki keunggulan seperti
ringan tetapi kuat, transparan, tahan air
serta harganya relatif murah dan
terjangkau oleh semua kalangan
masyarakat.
Polimer sintesis adalah polimer yang
terbentuk dari hasil reaksi bahan-bahan
kimia.
plastik yang tergolong dalam polimer
sintetik adalah sebagai berikut:
polipropilen (PP), polietilen (PE),
polivinil klorida (PVC), polistiren (PS)
dan polietilen tetraftalat (PET)
Plastik yang umumnya digunakan saat ini
merupakan polimer sintetik dari bahan
baku minyak yang terbatas jumlahnya
dan tidak dapat diperbaharui
Polimer Alam  Polimer alam memiliki rantai karbon utama Polimer alam yang digunakan berasal dari
berupa rantai karbon C. serat kapuk sebagai bahan polimer utama
 Polimer alam adalah polimer yang sudah di pada penelitian.
alam, yang terdapat pada makhluk hidup.
 Material polimer yang bertasal dari alam
misalnya wol dan kapas sudah banyak
dipakai sejak ratusan tahun yang lalu.
Contoh lain polimer alami adalah selulosa
yang ditemukan pada tumbuhan.
Metode  metode atau proses material dengan cara  Metode seperti blending dapat digunakan
Blending kerjanya menggabungkan bahan material untuk membuat nano selulosa dari ampas
dalam jumlah yang telah ditentukan. tebu, sistesis chitin/curcumin, dan
 Metode yang digunakan pada teknik blended pembuatan batu bara.
ini, yaitu :  Alat yang digunakan dalam teknik blending
a. Isolasi Bahan Baku, Tujuan dari isolasi ini dapat melakukan proses pencampuran
bahan baku adalah untuk menghilangkan resin polimer atau pencampuran lain
residu dari bahan baku. sesuai kebutuhan yang diinginkan.
b. Sintesis Produk, Hasil isolasi bahan baku
diblending dengan bahan-bahan lain yang
akan dijadikan produk.
Komposit  Komposit adalah material yang dibentuk Material komposit mempunyai beberapa
dari campuran dua atau lebih material keuntungan diantaranya adalah bobotnya yang
baku dengan tujuan untuk ringan, mempunyai kekuatan dan kekakuan
mendapatkan mechanical yang baik, biaya produksinya relatif murah dan
memiliki ketahanan terhadap korosi.
properties atau sifat mekanis yang lebih
baik dan lebih bernilai.
 Bahan komposit dibentuk dari dua unsur
yaitu unsur serat
 sebagai penguat (reinforcement) dan unsur
pengikat (matrix).
Biokomposit Biokomposit merupakan jenis komposit yang Biokomposit adalah komposit bioplastik
terdiri dari bahan matriks polimer dan yaitu bahan yang terdiri dari dua atau lebih
penguat serat alam. bahan penyusun yang berbeda (satu berasal
secara alami) yang digabungkan untuk
menghasilkan bahan baru dengan kinerja
yang lebih baik dibandingkan bahan
penyusun individu.
Biomaterial material sintesis yang dipakai untuk Biomaterial dengan memanfaatkan serat
mengganti bagian dari sistem hidup atau kapuk sebagai bahan utama polimer.
untuk berfungsi secara terikat dengan
jaringan hidup. Biomaterials pada
dasarnya adalah material dari bahan
hayati; setiap substansi (selain obat) atau
kombinasi substansi, sintesis atau alami,
yang dapat dipakai pada perioda waktu
tertentu, sebagai bagian atau
keseluruhan sistem yang
memperlakukan, menggandakan, atau
mengganti setiap jaringan, organ,
ataupun fungsi tubuh.
Biopolimer Polimer yang diproduksi oleh organisme Biopolimer dengan memanfaatkan selulosa
hidup. Selulosa dan pati, protein dan peptida, dari serat kapuk untuk bahan utama
serta DNA dan RNA adalah contoh polimer.
biopolimer, di mana unit monomernya,
masing-masing, adalah gula, asam amino,
dan nukleotida. Selulosa adalah biopolimer
yang paling umum dan senyawa organik paling
umum di Bumi.
Bioplastik Bioplastik merupakan kemasan yang Fungsi dari biodegradable yakni sebagai
/plastic dibuat dengan bahan alam dan dapat penghambat perpindahan uap air,
biodegradable digunakan ulang, serta dapat didegradasi menghambat pertukaran gas, mencegah
secara alami. kehilangan aroma, mencegah perpindahan
lemak, meningkatkan karakteristik fisik,
dan sebagai pembawa zat aditif.
Biodegradasi kemampuan mendekomposisi bahan biodegradasi komposit bioplastik
menjadi karbondioksida, metana, air, dilakukan dengan menyimpan di dalam
komponen anorganik atau biomassa tanah dengan variasi waktu tertentu.
melalui mekanisme enzimatis
mikroorganisme dengan pengujian standar
dalam periode waktu tertentu.
Serat Kapuk Serat kapuk diperoleh dari buah pohon Serat kapuk berpotensi menjadi bahan
kapuk (Ceiba Pentandra Gaertn). dasar dari selulosa asetat karena memiliki
Tanaman kapuk berasal dari bagian utara komposisi selulosa yang cukup besar
Amerika Selatan, Amerika Tengah, berkisar 35-64%.
Karibia, dan Afrika. Tanaman kapuk
dapat dibudidayakan secara luas di
daerah tropis karena tanaman ini
membutuhkan keadaan yang curah
hujannya tinggi.
Komposisi kapuk terdiri dari selulosa 64%
dan komponen-komponen lain terutama
adalah lignin dan pantosan
(hemiselulosa).
Kandungan lignoselulosa kapuk terlampir
pada gambar 3.
 sifat serat kapuk yang umum diketahui
yaitu:
a) Warna serat kapuk coklat kekuning-
kuningan dan mengkilap. b) Serat
kapuk sangat tipis, lembut, licin dan
tidak elastis sehingga sulit untuk
dipintal.
c) Serat kapuk mudah mengembang
dan berat jenis seratnya sangat kecil.
Matriks Matriks dalam struktur komposit bisa berasal penambahan pati pada sintesa bioplastik
dari bahan polimer, logam, maupun keramik. yaitu sebagai matriks atau pengikat yang
Matriks secara umum berfungsi untuk mengkat merekatkan ikatan selulosa asetat dengan
serat menjadi satu struktur komposit. plasticizer, karena sifat dari selulosa asetat
yang sukar terhomogenasi dan larut
dengan air
Pati Pati atau amilum adalah karbohidrat pati dipakai sebagai komponen perekat
kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak
berbau. Pati merupakan bahan utama yang
dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan
kelebihan glukosa dalam jangka panjang.
Rumus molekul yaitu (C6H10O5)n
Tepung Tapioka atau yang terkadang disebut Sebagai bahan pati pada penelitian.
Tapioka dengan nama kanji adalah tepung pati yang
diekstrak dari umbi singkong.
Aquades  air hasil penyulingan yang bebas dari zat- Akuades digunakan untuk membersihkan
zat pengotor sehingga bersifat murni alat- alat laboratorium dan bahan dari zat
dalam laboratorium. pengotor.dengan pH 7.
 Akuades berwarna bening, tidak berbau,
dan tidak memiliki rasa.
 air suling murni dan steril (pure H2O).
 Sifat senyawa terlampir pada gambar 14
Air Alkali air yang dihasilkan oleh mesin pengion air, Air dengan pH sebesar 8 dapat
yaitu peralatan rumah yang diklaim dapat menetralkan tingkat asam yang terlalu
meningkatkan pH air minum dengan metode tinggi untuk netralisasi hasil purifikasi.
elektrolisis untuk memisahkan air menjadi
komponen asam dan basa.
Lignoselulosa  Komponen utama penyusun dinding sel Komponen utama serat kapuk sebagai
tumbuhan. bahan polimer alam.
 Sumber lignoselulosa bisa berasal dari
beragam sumber daya alam, seperti
produk pertanian, perkebunan, dan
hutan.
 Sumber utama bahan lignoselulosa yang
banyak digunakan adalah berasal dari
kayu hutan.
Selulosa Selulosa adalah bahan dasar penyusun  Selulosa dimanfaatkan sebagai bahan dasar
suatu tumbuhan dengan kegunaan dalam pembuatan bioplastik karena
sebagai metabolit primer. Rumus kimia selulosa terdapat biopolimer dengan
dari selulosa adalah (C6H10O5)n yang kadar serat yang tinggi.
termasuk ke dalam senyawa organik.  Sifat mekanik dari bioplastik berbasis
 n adalah jumlah pengulangan unit gula atau selulosa berbanding terbalik dengan
derajat polimerisasi yang harganya diameter serat. Semakin besar diameter
bervariasi berdasarkan sumber selulosa dan serat maka nilai kuat tariknya semakin
perlakuan yang diterimanya. rendah
Selulosa tidak larut dalam air dan pelatut
organik umum yang berupa zat padat
amorf.
 Selulosa dengan rantai panjang mempunyai
sifat fisik yang lebih kuat, lebih tahan lama
terhadap degradasi yang disebabkan oleh
pengaruh panas, bahan kimia maupun
pengaruh biologis. Sifat fisika dari selulosa
yang penting adalah panjang, lebar dan
tebal molekulnya.
 Dalam keadaan kering, selulosa bersifat
higroskopis (mudah menyerap dan
melepaskan uap air), keras dan rapuh. Bila
selulosa cukup banyak mengandung air
maka akan bersifat lunak. Jadi fungsi air
disini adalah sebagai pelunak.
 Struktur selulosa terlampir pada gambar 4
 Sifat senyawa terlampir pada gambar 9
Selulosa Selulosa asetat adalah ester organik yang  Selain pada film fotografi, senyawa ini
Asetat berbentuk padatan tidak memiliki bau, juga dapat dimanfaatkan sebagai
tidak beracun, tidak meliliki rasa, dan komponen dalam bahan perekat, serta
berwama putih. sebagai serat sintetik.
Selulosa asetat merupakan senyawa kimia  Selulosa yang digunakan dalam pembuatan
yang banyak digunakan dalam film selulosa asetat harus mempunyai
fotografi. kemurnian yang tinggi. Bahan baku
Selulosa asetat diproduksi dengan tahap selulosa dari kapas kemurniannya tinggi
sintesis selulosa asetat dengan pelarut yang mencapai 99%, sementara selulosa
asam asetat glasial, asam sulfat, dan dari pulp kayu nilai selulosanya dalam
asam asetat anhidrat. kisaran 90-97%
Reaksi selulosa asetat terlampir pada
gambar 5.
 Sifat senyawa terlampir pada gambar 10
Hemiselulosa  hemiselulosa tergolong dalam kumpulan  Penentu gugus karbonil C=O pada uji
polisakarida heterogen yang terbentuk FTIR di bilangan gelombang 1700.
melalui biosintesis yang berbeda seperti  Penyebab selulosa dari serat kapuk
biosintesis dalam selulosa. berwarna coklat dan keras.
 Sifat hemiselulosa adalah heteropolisakarida
sedangkan sifat selulosa adalah
homopolisakarida dimana selulosa dan
hemiselulosa mempunyai fungsi yang sama
sebagai penyokong dingding sel.
 Hemiselulosa mudah larut dalam alkali tapi
sukar larut dalam asam, sedangkan selulosa
adalah sebaliknya.
 Hemiselulosa berfungsi sebagai perekat dan
dapat mempercepat terjadinya
pembentukan serat
 Rumus Molekul Hemisellulosa (C5H10O5)n
Plasticizer adalah jenis bahan organik yang sebagai bahan pemlastis yang
mempunyai massa molekul yang rendah dimanfaatkan untuk meningkatkan
dan dapat membantu untuk melunakkan elastisitas dan fleksibilitas suatu polimer.
struktur film yang keras dan kaku. Plasticizer dapat membantu dalam
mengurangi keretakan film dan dapat
meningkatkan permeabilitas
film terhadap uap air dan gas
Gliserol  Gliserol adalah salah satu jenis alkohol Konsentrasi gliserol yang digunakan
dengan gugus hidroksil yang berjumlah sebagai plasticizer akan mempengaruhi
tiga buah. Gliserol (1,2,3 propanetriol) nilai perpanjangan (elongasi), dan kuat
yang memiliki rumus kimia tarik (tensile strength) pada bioplastik
HOCH2CH(OH)CH2OH.
 Sifat senyawa terlampir pada gambar 15
Sorbitol  Sorbitol merupakan salah satu jenis menambah kekuatan daya tarik film plastik
serta tahan pada suhu tinggi dan tidak
pemanis buatan yang sering digunakan mengalami karamelisasi seperti gula
untuk dikonsumsi. Sorbitol merupakan
senyawa monosakarida
polyhydricalcohol. Sorbitol yang
memiliki rumus kimia C6H14O6 dengan
nama lain hexitol atau glusitol
digunakan sebagai plasticizer.
 Sifat senyawa terlampir pada gambar 16
Filler  bahan pengisi yang digunakan dalam Filler atau zat pengisi merupakan suatu zat
pembuatan komposit, biasanya berupa serta aditif yang digunakan dan ditambahkan ke
atau serbuk. Secara umum, unsur penguat dalam matrik polimer, tujuannya untuk
pada komposit harus memiliki keunggulan meningkatkan karakteristik bahan.
sifat yang tidak dimiliki oleh unsur pengikat.
Serat yang sering digukan dalam pembuatan
komposit antara lain serat E-Glass, boron,
karbon dan lain sebagainya. Bisa juga
berasal dari serat alam antara lain serat
kenaf, jute, rami, kantula dan lain
sebagainya.
 Filler umumnya memiliki fungsi tertentu
seperti untuk meningkatkan efek
mekanik, memperkuat polimer serta
untuk mengisi ruang dan mengurangi
jumlah resin yang digunakan dalam
proses produksi.
Polipropilen  polimer termo-plastik yang dibuat oleh  Sebagai bahan filler pada penelitian.
industri kimia dan digunakan dalam  Polypropylene memiliki sifat hidrofobik
berbagai aplikasi dengan titik leleh 160oC tinggi, anti air, dan berat molekulnya
dan rumus molekul (C3H6)n
yang tinggi dengan kandungan utamanya
 Polipropilen sering digunakan sebagai adalah senyawa karbon dan hidrogen.
bahan plastik kemasan karena sifat
mekaniknya yang baik, densitas rendah,
dan harga yang terjangkau.
 Polipropilen tidak larut pada suhu ruang
 Terlampir suhu pelelehan PP dan plastik
lain pada gambar 6.
 Sifat senyawa terlampir pada gambar 17
Isolasi proses mengembangkan selulosa untuk Proses isolasi pada bahan baku dihilangkan
Selulosa meningkatkan reaktifitas selulosa dalam lignifikasi dengan menggunakan larutan
bahan baku, memperluas serat-serat, dan NaOH dan dimurnikan dengan
derajat polimerisasi diturunkan. menggunakan suatu larutan NaOCl.
Delignifikasi  Proses untuk memutus ikatan yang ada  Proses delignifikasi dilakukan dengan
didalam serat kapuk dengan menggunakan larutan NaOH sebanyak
menggunakan NaOH. 12% (3,4 M) yang dipanaskan di atas hot
 proses pendahuluan penghilangan lignin plate pada suhu 75oC selama 3 jam
pada material berlignoselulosa hingga warnanya berubah menjadi
coklat. Perubahan warna ini menandakan
keluarnya lignin dari serat kapuk.
Perubahan warna tersebut di sebabkan
karena larutan NaOH mempunyai
kemampuan untuk melarutkan
komponen lignin dan komponen
hemiselulosa yang terkandung didalam
serat kapuk.
 Selain itu juga untuk menaikkan
aksesibilitas pada permukaan
lignoselulosa sehingga jumlah selulosa
yang diperoleh meningkat
Lignin  Lignin merupakan komponen utama  Penentu gugus OH pada uji FTIR di
penyusun dinding sel kayu, kedua bilangan gelombang 1640.
terbanyak setelah selulosa.  Penyebab selulosa dari serat kapuk
 Lignin terdapat diantara sel- berwarna coklat dan keras.
sel yang berfungsi sebagai perekat
untuk mengikat sel-sel bersama-sama,
dan di dalam dinding sel yang seringkali
berasosiasi dengan selulosa untuk
memberikan ketegaran pada sel.
NaOH  NaOH juga dikenal sebagai soda kaustik atau Sebagai larutan untuk delignifikasi.
sodium hidroksida merupakan jenis basa
logam kaustik.
 NaOH membentuk larutan alkali kuat ketika
dilarutkan di dalam air
 NaOH murni berbentuk putih padat dan
tersedia dalam bentuk pelet, serpihan,
butiran, dan larutan jenuh 50%. NaOH
bersifat lembab cair dan secara spontan
menyerap CO2 dari udara bebas. NaOH juga
sangat larut dalam air dan akan melepaskan
kalor ketika dilarutkan dalam air. Larutan
NaOH meninggalkan noda kuning pada kain
dan kertas
 Sifat senyawa terlampir pada gambar 18
Bleaching Proses untuk membersihkan atau  Proses bleaching dilakukan menggunakan
memutihkan serat kapuk dan juga bahan kimia yaitu Natrium Hipoklorit
bertujuan untuk mendegradasi sisa lignin (NaOCl) sebanyak 3,5% (6,7 M) yang
yang terkandung di dalam selulosa serat dilarutkan dengan aquadest dengan
kapuk, sehingga dapat meningkatkan perbandingan rasio 1:1 kemudian larutan
kemurnian selulosa.menggunakan NaOCl tersebut dipanaskan di atas hot plate
pada suhu 75oC selama 10 menit.
 Proses bleaching dilakukan dalam waktu
10 menit, karena waktu yang optimal
untuk proses bleaching serat kapuk
adalah 10 menit, apabila pemutihan
(bleaching) dilakukan terlalu lama atau
lebih dari 10 menit, maka dapat
menyebabkan kerusakan pada serat
kapuk yaitu rantai selulosa dan
hemiselulosa yang terdapat didalam serat
akan mengalami kerusakan apabila
dilakukan proses bleaching dalam waktu
yang lama.
NaOCl  Natrium hipoklorit adalah senyawa kimia Sebagai larutan pemurnian pada tahap
dengan rumus kimia NaOCl atau NaClO, bleaching.
tersusun dari kation natrium dan anion
hipoklorit. Ia juga dapat dianggap sebagai
garam natrium dari asam hipoklorit.
Bentuk anhidratnya tidak stabil dan dapat
terurai disertai ledakan.
 Sifat senyawa terlampir pada gambar 19
Sintesa  proses pembentukan selulosa asetat dengan Sintesa selulosa terdiri dari pretreatment
selulosa asetat adanya pretreatment dan asetilasi. dan asetilasi.
 Reaksi sintesa selulosa asetat terlampir
pada gambar 5.
Pretreatment proses dengan menambahkan asam asetat  Proses pretreatment dilakukan selama satu
glasial dan katalis asam sulfat ke selulosa serat jam dengan kondisi kedap udara yang di
kapuk sambil diaduk hingga merata dan terendam tutup dengan aluminium foil.
 Tujuan dari proses perendaman ini adalah
untuk merenggangkan ikatan kimia
selulosa yang padat, sehingga dapat
membantu selulosa serat kapuk cepat
terasetilasi dan meningkatkan laju reaksi
yang terjadi k merenggangkan ikatan
kimia/melemahkan gaya intermolekul.
Asetilasi  Reaksi asetilasi yang berlangsung adalah proses asetilasi yang dilakukan dengan
reaksi antara asam asetat anhidrat dan menambahkan campuran asam asetat
gugus hidroksil selulosa. Setiap sub unit glasial dan asam asetat anhidrat, serta asam
glukosa memiliki tiga gugus hidroksil sulfat sebagai katalisator.
dan hampir semuanya akan diasetilasi.
 Reaksi asetilasi ini dikenal dengan reaksi
esterifikasi dan akan mengarah pada
pembentukan selulosa asetat yang larut
dalam campuran asam
asam sulfat  Asam sulfat adalah asam mineral yang Sebagai bahan katalis pada sintesa selulosa
kuat. Asam sulfat mempunyai asetat
banyak kegunaan dan merupakan salah
satu produk utama industri
kimia. Kegunaan utamanya termasuk
pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia,
pemrosesan air limbah dan pengilangan
minyak.
 Sifat senyawa terlampir pada gambar 13
Asam Asetat  Asam asetat, asam etanoat atau asam  Asam asetat bercampur dengan mudah
cuka adalah senyawa kimia asam dengan pelarut polar atau nonpolar
organik yang merupakan asam lainnya seperti air, kloroformdan
karboksilat. Asam cuka memiliki heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan
rumus CH3-COOH, CH3COOH, atau bercampur dari asam asetat ini sehingga
CH3CO2H. asam asetat dapat digunakan secara luas
 Asam asetat mempunyai ciri-ciri tidak dalam industri kimia maupun digunakan
berwarna, mudah terbakar (titik beku pada laboratorium.
17°C dan titik didih 118°C) dengan  Asam asetat yang digunakan pada
bau pedas menggigit, dapat bercampur penelitian ini adalah asam asetat glasial
dengan air dan pelarut organik lainnya dan asam asetat anhidrida.
 Asam asetat banyak digunakan dalam
pembuatan polimer seperti polietilena
tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil
asetat, maupun berbagai macam serat
dan kain.
 Sifat senyawa terlampir pada gambar 11
Asam Asetat  Asam asetat glasial komersial dibuat  Asam asetat glasial digunakan sebagai
Glasial dengan mereaksikan methanol dan pretreatment agent yang berfungsi untuk
karbon monooksida atau oksida etilen. terbuka seratserat selulosa sehingga
 Asam asetat glasial adalah dapat mempercepat reaksi asetilasi
pelarut protik polar yang baik. Ia dengan asetat anhidrat dan untuk
sering digunakan menurunkan derajat polimerisasi
sebagai pelarut pada rekristalisasi kemudian menaikkan reaktivitas selulosa
untuk memurnikan senyawa organik. hingga tingkat yang sesuai untuk
 Asam asetat murni (disebut asam asetat diasetilasi.
glasial) merupakan cairan higroskopis tak  penambahan ini untuk menghancurkan
berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C. kelebihan asam anhidrat yang tersisa
 Sifat senyawa terlampir pada gambar 11 setelah reaksi asetilasi.
asam asetat  Asam asetat yang mengandung  Selulosa asetat biasanya dibuat dari pulp
anhidrida jumlah air yang sangat sedikit (kurang kayu melalui reaksi dengan asam asetat
dari 1%) disebut asam asetat dan anhidrida asetat dengan adanya
anhidrat (bebas air). asam sulfat untuk membuat selulosa
 Sifat senyawa terlampir pada gambar 12 triasetat.
 Proses asetilasi merupakan proses selulosa
dengan asam asetat anhidrida
direaksikan dengan bantuan katalis asam
sulfat.
Hidrolisis proses untuk melepaskan proton secara Tambahkan 50 mL asam asetat glasial 70%
bertahap hingga diperoleh selulosa asetat (7,1 M). Kemudian tambahkan 0,14 mL (3
tetes) asam sulfat dan reaksikan selama 3
jam dengan suhu 50oC
Purifikasi Penyucian atau pembersihan suatu bahan Proses purifikasi dilakukan dengan
sehingga terhindar dari kotoran yang penambahan 25 mL aquadest secara
dilakukan setelah sintesa. perlahan-lahan dan sambil diaduk. Hal ini
akan menyebabkan triasetat mulai muncul
dan terjadinya reaksi hidrolisa pada gugus
hidroksil dalam selulosa triasetat sehingga
dikonversi kembali ke gugus hidroksil
(Braun dkk, 2013). Kemudian
menambahkan aquadest kembali sebanyak
500 mL untuk mengoptimalkan keluarnya
selulosa asetat dengan diaduk dan
didiamkan beberapa menit. Produk yang
dihasilkan berupa selulosa asetat yang
masih tercampur dengan pelarut asam
asetat, sehingga untuk memisahkannya
dengan cara difilter vakum menggunakan
corong buchner dengan ditambahkan
aquadest
Pembuatan Pembuatan plastik biokomposit metode Larutan selulosa asetat dicampur dengan
Biopastik blending plastik sintesis polipropilen larutan polipropilen pada suhu 100oC.
dengan polimer alam dari serat kapuk
Kelarutan  Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan Faktor pada nilai fluktuatif suatu hasil
suatu zat kimia tertentu, zat terlarut, untuk produk bioplastik.
larut dalam suatu pelarut Kelarutan
dinyatakan dalam jumlah maksimum zat
terlarut yang larut dalam suatu pelarut
pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut
larutan jenuh.
 Beberapa faktor yang memengaruhi
 kelarutan, antara lain suhu, ukuran zat
terlarut, volume pelarut, dan kecepatan
pengadukan.
homogen Campuran homogen adalah campuran Hasil penelitian akan optimal bila
yang tidak dapat dibedakan antara zat- homogen
zat yang tercampur di dalamnya. Contoh
campuran homogen adalah larutan.
heterogen Campuran heterogen terjadi karena Hasil penelitian dapat fluktuatif bila
zat yang tidak dapat tercampur satu heterogen
dengan lain secara sempurna, sehingga
dapat dikenali zat penyusunnya. Contoh
campuran heterogen yang bisa kita lihat di
rumah adalah campuran antara minyak
dan air, serta air dan pasir.
Polar  Bersifat polar, jika dua atom penyusunnya Penyebab PP sulit bercampur dengan
merupakan unsur yang berbeda. plasticizer sorbitol karena PP adalah non
 Senyawa polar hanya polar sedangkan plasticizer sorbitol adalah
akan larut pada pelarut polar seperti polar.
sorbitol, etanol, metanol, butanol dan
air.
Non-polar  bersifat non polar, jika dua atom Penyebab PP sulit bercampur dengan
penyusunnya merupakan unsur yang plasticizer sobritol karena PP adalah non
sama polar sedangkan plasticizer sorbitl adalah
 Senyawa non-polar hanya polar.
dapat larut pada pelarut non-polar,
seperti polipropilen, eter, kloroform dan
n-heksana.
Semi polar  Senyawa semi polar disebut PP masih cukup mudah bercampur dengan
juga senyawa/ ikatan kovalen gliserol karena semi polar
koordinasi. Ikatan semi
polar (koordinasi) adalah ikatan kovalen
dimana pasangan elektron yang
digunakan dalam ikatan berasal dari
salah satu unsur pembentuk ikatan.
 pelarut yang bersifat semi polar, yang
artinya dapat melarutkan senyawa
polar maupun non polar, contonya
gliserol dan etanol.

Larutan  Pelarut organik merupakan pelarut yang Pemanasan bisa menjadi alasan sulitnya PP


organik umumnya mengandung atom karbon untuk terlarut.
dalam molekulnya. Dalam
pelarut organik, zat terlarut didasarkan
pada kemampuan koordinasi dan
konstanta dielektriknya. ... Contoh
pelarut organik adalah sorbitol, gliserol,
polimer, alkohol, eter, ester, etil asetat,
keton, dan sebagainya.
 Pelarut organik dapat bersifat polar dan non-
polar bergantung pada gugus kepolaran
yang dimilikinya.
 Pada proses kelarutan dalam pelarut
organik, biasanya reaksi yang terjadi
berjalan lambat sehingga perlu energi
yang didapat dengan cara pemanasan
untuk mengoptimumkan kondisi kelarutan
Larutan non-  Pelarut anorganik merupakan pelarut selain Baik PP, sorbitol, dan gliserol bukan
organik air yang tidak memiliki komponen organik senyawa non organik sehingga aman
di dalamnya. Dalam pelarut anorganik, zat secara jenis larutan.
terlarut dihubungkan dengan konsep
sistem pelarut yang mampu
mengautoionisasi pelarut tersebut.
Biasanya pelarut anorganik merupakan
pelarut yang bersifat polar sehingga tidak
larut dalam pelarut organik dan non-polar.
Larutan yang dihasilkan merupakan
konduktor elektrik yang baik. Contoh dari
pelarut anorganik adalah ammonia, asam
sulfat dan sulfuril klorid fluorid.
 Biasanya pelarut anorganik merupakan
pelarut yang bersifat polar sehingga
tidak larut dalam pelarut organik
Analisa FTIR FTIR merupakan alat yang digunakan Untuk mengidentifikasi gugus fungsi yang
untuk analisis gugus fungsi secara terdapat dalam selulosa dari serat kapuk
kualitatif dalam suatu senyawa kimia yang
terdapat di dalam lemak babi, plastik,
karet, makanan, obat, minyak, kitosan,
batu bara, dan kosmetik.
Gugus Fungsi Gugus fungsi adalah kelompok dari satu Untuk mengetahui indikasi pada suatu
atau lebih atom-atom dari sifat-sifat kimia bilangan gelombang FTIR.
yang khas, tidak peduli apa yang melekat
pada mereka. Sebagai contoh, gula larut
dalam air karena keduanya berbagi gugus
fungsi hidroksil (–OH) dan hidroksil
berinteraksi kuat satu sama lain.
Rumus  rumus molekul menyatakan atom- Mengetahui atom penyusun secara lengkap
molekul atom penyusun suatu senyawa
lengkap dengan jumlahnya dalam
satu molekul yang ditulis mengikuti
kaidah tertentu, seperti aturan
penulisan senyawa organik,  senyawa
ion, senyawa kompleks, dan lain-lain.
 Contoh senyawa etanol, etanol
merupakan nama senyawanya.
Rumus molekul etanol yaitu
C2H5OH sedangkan rumus
empirisnya yaitu C2H6O.
Rumus  rumus empiris berupa perbandingan Mengetahui atom secara sederhana
empiris paling sederhana dari atom-atom
penyusun suatu senyawa.
Analisa  Uji densitas dilakukan untuk mengetahui mengetahui kerapatan atom-atom
Densitas kerapatan atom-atom penyusun suatu penyusun suatu bahan bioplastik dengan
bahan bioplastik yang saling berinteraksi membandingkan massa bahan dengan
antar atom yang mempengaruhi sifat volume air.
mekanik bahan tesebut. Bioplastik yang
semakin rapat maka semakin meningkat
sifat mekaniknya.
 semakin tinggi nilai densitas suatu bahan
maka struktur molekul bahan tersebut
semakin rapat. Bioplastik yang
dihasilkan ini mempunyai struktur yang
rapat sehingga molekul air yang akan
masuk ke dalam pori-pori bioplastik
akan semakin sulit.
 Massa jenis atau densitas atau rapatan
adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Semakin tinggi massa
jenis suatu benda, maka semakin besar
pula massa setiap volumenya. Massa
jenis rata-rata setiap benda merupakan
total massa dibagi dengan total
volumenya.
 Terlampir nilai densitas pada gambar 7.
Struktur Struktur molekul adalah penggambaran Sebagai acuan untuk uji densitas
Molekul ikatan-ikatan unsur atau atom yang
membentuk molekul.
Analisa Kuat  Pengujian kuat tarik bertujuan untuk Kuat tarik berbanding lurus dengan gaya
Tarik mengetahui kemampuan bioplastik yang yang dihasilkan dengan luas alas.
dalam menahan berat beban yang
diberikan hingga terputus.
 Kuat tarik dari bahan polimer tergantung
pada berat molekul dari suatu bahan.
Berat Molekul Berat molekul (BM) atau biasa Sorbitol cenderung lebih besar daripada
disebut molekul relatif (Mr) gliserol karena Mr sorbitol lebih besar.
merupakan berat suatu molekul dalam
satuan massa atom (sma). Berat
molekul (Mr) dapat dihitung dengan
menjumlahkan berat seluruh atom yang
menyusunnya.
Analisa  Pengujian persen elongasi bioplastik Elongasi tergantung dari panjang bahan
Elongasi berbasis selulosa asetat dari seratkapuk dan massa bahan.
dilakukan untuk mengetahui persentase
perubahan panjang bioplastik sebelum
terputus.
 persen elongasi dari bahan polimer
tergantung pada mobilitas dari rantai
molekul suatu polimer.
Mobilitas Gerakan berpindah-pindah suatu molekul Sorbitol cenderung lebih besar daripada
Molekul gliserol karena Mobilitas sorbitol lebih
besar.
Analisa Uji modulus young pada bioplastik modulus young berbanding lurus dengan
Modulus berbasis selulosa asetat dari serat kapuk kuat tarik dan berbanding terbalik dengan
Young bermaksud untuk mengetahui nilai elongasi
elastisitas pada bioplastik yang dihasilkan.
Nilai modulus young diperoleh dengan
perhitungan yang membandingkan antara
kuat tarik (tensile strength) terhadap persen
perpanjangan (elongation at break)
Analisa  Pengujian ketahanan bioplastik terhadap Daya serap air pada bioplastik yang
Ketahanan Air air dilakukan dengan cara mencelupkan dihasilkan diharapkan dapat menghasilkan
suatu sampel bioplastik ke dalam air suatu nilai serendah mungkin. Hal tersebut
kemudian dikeringkan dan dilanjutkan dikarenakan jika daya serap air pada
dengan menimbang sampel bioplastik bioplastik bernilai besar maka bioplastik
tersebut. Adapun tujuan dari pengujian akan menjadi mudah rusak
ini adalah untuk mengetahui suatu
kemampuan bioplastik dalam menyerap
air.
 Faktor yang mempengaruhi komposit
terhadap daya serap air adalah volume
rongga kosong yang dapat menampung
air diantara partikel, adanya saluran
kapiler yang menghubungkan ruang
kosong, permukaan komposit yang tidak
tertutupi perekat dan dalamnya pentrasi
perekat terhadap partikel
 nilai daya serap air bioplastik dapat
dipengaruhi oleh kerapatan dan
ketebalan. Bioplastik yang memiliki
ketebalan yang tinggi maka perpindahan
air akan semakin rendah.
Analisa Pengujian suatu biodegradasi bioplastik Indikator dari suatu pengujian degradasi
Biodegradasi berbasis selulosa asetat berbahan bioplastik yaitu dengan melakukan
dasar serat kapuk dilakukan dengan dua pengamatan pada suatu perubahan massa
cara yaitu sampel di timbun tanah dan yang terjadi dengan sampel bioplastik.
sampel tidak ditimbun dengan tanah. Pengujian dilakukan dan diamati
Pengujian suatu biodegradasi bioplastik ini perubahannya setiap hari hingga hari
bertujuan untuk dapat mengetahui waktu keempat pengujian.
yang dibutuhkan oleh bioplastik untuk
dapat terurai dengan sempurna secara
alami apabila plastik tersebut telah dibuang
ke lingkungan bebas.
Variabel merupakan pengelompokan secara logis setiap karakteristik, jumlah, atau kuantitas
dari dua atau lebih suatu atribut dari objek yang dapat diukur atau dihitung.
yang diteliti. Atribut yang dimaksudkan,
misalnya usia anak-anak, remaja, dan
dewasa. Maka, variabelnya adalah tingkat
umur dari objek penelitian.
Variabel Variabel bebas atau Variasi pada Jenis plasticizer dan massa
Bebas independent variable adalah variabel yan polipropilen.
g mempengaruhi, atau yang menjadi
sebab perubahan dari adanya
suatu variabel dependen (terikat).
Variabel Variabel terikat atau variable dependent  variabel yang diukur atau diuji dalam
Terikat diartikan sebagai variabel yang percobaan.
dipengaruhi, akibat adanya variabel
bebas.
Variabel Variabel kontrol yaitu variabel yang Kondisi operasi yang tetap pada
Kontrol atau dibuat sama dalam suatu penelitian, penelitian..
Tetap biasanya faktor lain diluar perlakuan yang
dikenakan pada objek
penelitian. Contoh dalam penelitian
adalah jumlah air, jenis pupuk maupun
cahaya.
Standar  SNI kuat tarik, elongasi, dan Sebagai standar pengukuran atau
Bioplastik hidrofobisitas terlampir pada gambar penggunaan hasil produk bioplastik.
8.
 Berdasarkan standar Internasional (ASTM
5336) lamanya film plastik terdegradasi
(biodegradasi) untuk plastik PLA dari
Jepang dan PCL dari Inggris
membutuhkan waktu 60 hari untuk dapat
terdegradasi secara keseluruhan (100%).
Reaksi  reaksi yang melepaskan kalor dari  Delignifikasi terjadi reaksi eksoterm
eksoterm sistem ke lingkungan, sehingga kalor karena adanya penggunaan NaOH. Data
dari sistem berkurang. Tanda reaksi pendukung terlampir.
eksoterm adalah ΔH = ⊝ (negatif).  Bleaching terjadi reaksi eksoterm karena
 Contoh reaksi eksoterm: nilai termokimia NaOCl adalah negatif
pembakaran kayu, reaksi kapur dan proses melepaskan kalor dari sistem.
dengan air, fermentasi tapai.
 Reaksi antara asam sulfat dengan air adalah
reaksi eksoterm yang kuat;
Reaksi  reaksi yang menyerap kalor dari Pada pelelehan filler bersama plasticizer
endoterm lingkungan ke sistem, sehingga kalor terjadi reaksi endoterm karena memerlukan
dari sistem bertambah. energi atau kalor.
 Contoh reaksi endoterm: pelelehan
es batu, penguapan air,
fotosintesis, reaksi ammonium
nitrat dengan air.
 Polimerisasi adisi biasanya terjadi Polipropilena didapatkan dari proses adisi
Polimerisasi pada unit monomer yang mempunyai monomer propilen karena ada rangkap
Adisi ikatan rangkap. Reaksi adisi pada struktur molekul.
mengakibatkan terbukanya ikatan
rangka menjadi ikatan tunggal.
 Beberapa contoh polimer dari hasil
polimerisasi adisi termasuk:
polistirena, polietilena, poliakrilat, dan
metakrilat. Polimer yang dihasilkan
dari proses polimerisasi adisi memiliki
sifat lengai atau sukar untuk bereaksi
secara kimia. Atas alasan tersebut,
polimer adisi merupakan non-
biodegradable.

 Polimerisasi kondensasi adalah proses  Pada pembuatan bioplastik dengan


Polimerisasi pembentukan polimer melalui campuran larutan selulosa asetat dengan
Kondensasi penggabungan molekul-molekul kecil larutan polipropilen terjadi polimerisasi
lewat reaksi yang melibatkan gugus kondensasi karean melalui gabungan
fungsi, dengan atau tanpa diikuti molekul lewat reaksi yang melibatkan
lepasnya molekul kecil. gugus fungsi dengan atau tanpa diikuti
 Dengan kata lain, polimerisasi lepasnya molekul kecil.
kondensasi hanya dilangsungkan oleh  Hasil dari produk pun bersifat
monomer yang mempunyai gugus biodegradable.
fungsional. Molekul kecil yang
dilepaskan biasanya adalah air. Selain
itu, metanol juga sering dihasilkan
sebagai efek samping polimerisasi
kondensasi.
 Polimer hasil dari proses polimerisasi
kondensasi antara lain poliester,
poliamida poliuretana, dan
polisiloksan.
 Polimer yang dihasilkan dari proses
polimerisasi kondensasi cenderung
lebih biodegradable jika dibandingkan
dengan hasil polimerisasi adisi.
Peptida yang berada di antara
monomer pada polimer kondensasi
dapat terhidrolisis, terlebih dengan
kehadiran enzim bakteri.

LAMPIRAN
Gambar 1. Jenis Plastik Umum
Gambar 2. Jenis-jenis plastik berdasarkan pengklasifikasian bahan baku dan kemampuan degradasi

Gambar 3. Kandungan Lignoselulosa kapuk

Gambar 4. Struktur Selulosa


Gambar 5. Reaksi Sintesa Selulosa Asetat
.
Gambar 6. Titik leleh Plastik

Gambar 7. Nilai densitas plastik


Gambar 8. SNI bioplastik

Gambar 9. Sfat fisik dan kimia selulosa atau (C6H10O5)n


Gambar 10. Sfat fisik dan kimia selulosa asetat

Gambar 11. Sfat fisik dan kimia asam asetat


Gambar 12. Sfat fisik dan kimia asetat anhidrid

Gambar 13. Sfat fisik dan kimia asam sulftat

Gambar 14. Sfat fisik dan kimia air


Gambar 15. Sfat fisik dan kimia gliserol

Gambar 16. Sfat fisik dan kimia sorbitol


Gambar 17. Sfat fisik dan kimia selulosa asetat
Gambar 18. Sfat fisik dan kimia NaOH
Gambar 19. Sfat fisik dan kimia NaOCl

Anda mungkin juga menyukai