Anda di halaman 1dari 5

PERENGKAHAN KATALITIK LIMBAH PLASTIK JENIS

POLYPROPYLENE (PP) MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK


MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT A

Aldi Okta Priyatna1), Zultiniar2), Edy Saputra2)


1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia, 2) Dosen Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru 28293, Indonesia
E-mail : alldieokta@gmail.com

ABSTRACT

Fly ash (FA) sample derived from Indonesia coal were used as raw material to synthesis A zeolite
catalyst. The physicochemical properties of FA and A zeolite were characterized by atomic
absorption spectroscopy (AAS) and X-ray diffraction (XRD). Catalytic activity of A zeolite was
tested in catalytic cracking of polypropylene plastic waste to obtain biofuel. It was found that the
highest yield of biofuel obtained using 1.5% A zeolite catalyst with a temperature of 450oC for 60
minutes is 76.82%. In addition, physical properties of biofuel which are density, caloric value were
obtained 0.78 g/mL and 10.26 cal/g, respectively. For chemical compound, it was found that the
most dominant was gasoline and kerosene-diesel with fraction percent of 39.80 and 32.65,
respectively.

Keywords : A Zeolite, Catalytic Cracking, Fuel, Plastic, Polypropylene

1. PENDAHULUAN Polypropylene dapat dijumpai pada wadah


Sampah plastik sudah menjadi makanan, kemasan, pot tanaman, tutup botol
permasalahan penting pada saat ini. Karena obat, tube margarin, tutup lainnya, sedotan,
menimbulkan permasalahan lingkungan seperti mainan, tali, pakaian dan berbagai bentuk yang
kesehatan dan pencemaran tanah. Masyarakat bukan botol (Suharto, 2010).
pada umumnya membakar atau membuang Proses perengkahan PP merupakan salah
sampah ke TPA dan ada sebagian sampah satu cara untuk menangani limbah plastik.
plastik yang diambil untuk didaur ulang. Proses perengkahan ada tiga macam yaitu
Walaupun begitu, penanganan sampah tersebut proses perengkahan menggunakan hidrogen
seperti dibakar tidak terlalu efektif karena (hydro cracking), proses perengkahan
dapat menghasilkan emisi gas yang berbahaya menggunakan suhu tinggi (thermal cracking)
(Ramadhan dan Munawar, 2013). Salah satu dan proses perengkahan menggunakan katalis
bentuk pengolahan limbah plastik adalah (catalytic cracking) (Panda, 2011).
dengan mengkonversi limbah plastik menjadi Wanchai dan Chaisuwan (2013),
bahan bakar minyak (BBM). Pengolahan melakukan penelitian tentang perengkahan
limbah plastik menjadi bahan bakar minyak katalitik dengan bahan baku plastik berupa PP
dapat dilakukan dengan perengkahan (Polyprophylene) sebanyak 5g menggunakan
menggunakan katalis zeolit A. katalis zeolit beta (BEA) dimana rasio Si/Al
Polypropylene (PP) merupakan plastik 30,60 dan 90 dengan rasio plastik/katalis
polimer yang mudah dibentuk ketika panas, sebesar 5% w/w. Selain dengan katalis,
rumus molekulnya adalah (-CHCH3-CH2-)n. penelitian ini juga menggunakan cara thermal
Yang lentur, keras dan resisten terhadap lemak. cracking untuk membandingkan hasilnya.

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 1


Penelitian ini dilakukan secara batch selama 30 NaAlO2 dan Akuades digunakan sebagai
menit dan dialiri nitrogen secara terus-menerus bahan baku pembuatan katalis zeolit A.
dengan laju alir 20ml/menit. Suhu yang Dalam penelitian ini dibagi menjadi
digunakan bervariasi sekitar 350-420oC. Hasil beberapa tahap yaitu persiapan bahan baku,
yang didapatkan berupa gas, cairan dan residu pembuatan katalis zeolit A, proses perengkahan
dimana yield tertinggi berupa cairan/gasolin dan yang terakhir tahap analisa produk. Untuk
menggunakan katalis BEA dengan rasio Si/Al persiapan bahan baku, limmbah plastik PP
30 dan pada suhu 350oC sebesar 85%. yang telah dikumpulkan di bersihkan dan
Kadir (2012) melakukan perengkahan dipotong dengan ukuran ±2x2cm.
plastik dengan variasi bahan baku berupa PP, Untuk pembuatan katalis zeolit A peneliti
HDPE dan PET dengan jumlah sampel mengacu kepada metode yang digunakan oleh
sebanyak 500 gram tanpa menggunakan Izidoro et. al. (2012).
katalis. Dari penelitian ini, didapatkan bahwa a. 10 gram coal fly ash dicampur dengan
tipe plastik jenis PP (Polypropylene) 12 gram NaOH.
menghasilkan bahan bakar lebih banyak yaitu b. Campuran dipanaskan pada suhu 550
O
484 ml. Sedangkan Xie et.al (2008) melakukan C (823 K) selama 1 jam. Kemudian
penelitian perengkahan katalitik sampah plastik campuran tersebut didinginkan pada
PP dengan suhu 400oC dan 1% katalis selama suhu ruang dan dihancurkan (grinding)
30 menit. Yield cairan terbanyak didapatkan hingga menjadi butiran.
dengan menggunakan katalis Zr-Mo-MCM-41 c. Setelah didinginkan, tambahkan
sebesar 92,0%. Sodium Aluminat (NaAlO2) ke dalam
Melyna (2013) juga melakukan butiran untuk mengontrol rasio molar
perengkahan katalitik sampah plastik (HDPE, SiO/Al2O3 dan dicampur dengan air.
PP, PS) dengan katalis H-Zeolit menghasilkan d. Campuran kemudian diaduk pada suhu
precursor bahan bakar, seperti bensin, kerosin ruang selama 16 jam dan dilanjutkan
dan solar. Dari penelitian ini didapatkan bahwa dengan pemanasan pada suhu 100 OC
bahan plastik berupa HDPE menghasilkan (373 K) di dalam oven untuk proses
yield sebesar 33,73%. sintesa hidrotermal selama 7 jam.
Oleh karena itu penelitian perengkahan Kemudian campuran didinginkan pada
limbah plastik jenis polypropylene suhu ruang.
menggunakan suhu 350oC ,400oC dan 450oC . e. Setelah dingin, suspensi yang terdapat
Dengan waktu 30 dan 60 menit dan persen di dalam campuran disaring dan
katalis sebanyak 0,5%, 1% dan 1,5% dari padatan dicuci secara berulang dengan
jumlah berat plastik yang digunakan sebagai 1 L akuades.
bahan baku. f. Padatan dikeringkan pada suhu 105 OC
Penelitian ini bertujuan untuk (378 K) selama 16 jam.
memanfaatkan sampah plastik jenis PP menjadi
bahan bakar minyak alternatif, menentukan Setelah bahan baku dan katalis siap maka
pengaruh rasio katalis zeolit A, suhu dan juga dimulai proses perengkahan. Proses
waktu perengkahan terhadap bahan bakar perengkahan terjadi dalam reaktor batch
minyak yang dihasilkan. Penelitian ini juga dengan variasi waktu perengkahan 30 dan 60
bertujuan untuk mengetahui sifat fisika dan menit, persen katalis yang digunakan 0,5%, 1%
kimia bahan bakar minyak yang dihasilkan. dan 1,5 % serta suhu 350oC, 400oC dan 450oC
dengan jumlah bahan baku PP sebanyak 100
2. BAHAN DAN METODOLOGI gram.
Adapun bahan-bahan yang digunakan Fly Ash yang digunakan sebagai bahan
dalam penelitian ini berupa limbah plastik jenis baku pembuatan zeolit A dianalisa terebih
polypropylene (PP) yang digunakan sebagai dahulu dengan metode Atomicc Absorption
bahan baku perengkahan. Fly ash, NaOH, Spectroscopy (AAS) untuk mengetahui
kandungan SiO2 dan Al2O3 yang terkandung

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 2


didalamnya. Katalis zeolit A yang telah dibuat
dianalisa menggunakan X-Ray Diffractometer 'DUL 7DEHO WHUOLKDW EDKZD =HROLW $
(XRD) untuk mengetahui parameter kisi, VLQWHWLV PHQGHNDWL GHQJDQ QLODL =HROLW $
ukuran kristal, identifikasi fasa kristalin. standar, walaupun intensitas Zeolit A sintetis
Analisa AAS dilakukan di Laboratorium Pusat tidak setinggi dengan intentitas Zeolit A
Sumber Daya Geologi, Bandung. Analisa XRD standar. Intensitas tersebut menandakan bahwa
dilakukan di Universitas Negeri Padang, kristal-kristal Zeolit A tersebut sudah terbentuk
Padang. Sedangkan untuk analisa produk walaupun tidak sempurna. Hal ini disebabkan
dilakukan pengujian densitas, nilai kalori dan oleh suhu pada proses hidrotermal tidak stabil
Gas Cromatografi Mass Spectra (GC-MS) sehingga berpengaruh pada proses
untuk menegetahui komponen yang ada dalam pengkristalan katalis.
produk. Uji densitas dilakukan di Laboratorium Perengkahan plastik dilakukan dengan
Teknik Reaksi Kimia, Jurusan Teknik Kimia, variasi suhu 350 oC, 400 oC dan 450oC dengan
Fakultas Teknik, Universitas Riau. Uji nilai persentasi berat katalis 0,5%, 1%, dan 1,5%
kalori dilakukan di Laboratorium Energi ± dari bahan baku dan juga variasi waktu
LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, perengkahan selama 30 menit dan 60 menit.
Surabaya. Sedangkan untuk analisa GC-MS Plastik sebanyak 100 gram direngkahkan
dilakukan di Laboratorium Kimia Organik, selama 30 menit dan 60 menit. Pengaruh
Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Gajah variasi suhu dan berat katalis terhadap yield
Mada, Yogyakarta. (%) dapat dilihat pada Gambar 1.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 100.00%


Yield Cairan

Katalis zeolit A yang telah dibuat


dianalisa menggunakan XRD. Analisa X-Ray 50.00% 0.50%
Diffraction (XRD) dilakukan untuk mengetahui
1%
jenis mineral yang terdapat pada katalis serta 0.00%
untuk mengetahui tingkat kristalinitas struktur 350 400 450 1.50%
komponen. Struktur komponen ditunjukkan
Suhu (oC)
oleh tinggi rendahnya intensitas puncak. Pola
difraksi mineral katalis dari hasil analisis
GLIUDNVL VLQDU ; GLFRFRNNDQ QLODL antara
zeolit A standar dan zeolit A yang dibuat. Data Gambar 1. Pengaruh Variasi Suhu dan
nilai dari puncak-puncak mineral Zeolit A Persen Katalis Zeolit A Terhadap Yield (%)
dapat dilihat pada Tabel 1. dengan Waktu 60 menit.

Gambar 1 menunjukkan bahwa


Tabel 1. Identifikasi Puncak dan Intensitas
perbedaan suhu dan persen katalis
Zeolit A
menghasilkan yield yang berbeda. Pada suhu
Intensitas Intensitas
350oC diperoleh yield tertinggi yaitu 9,69%,
Zeolit A Zeolit A Zeolit Zeolit A
pada suhu 400oC yield tertinggi yaitu 67,25%
Standar Standar A Sintetis
dan pada suhu 450oC yield tertinggi sebesar
(%) Sintetis (%)
71,39%. Dapat dilihat dari gambar 4.2 bahwa
10.205 58.1 10.208 54.23 semakin tinggi suhu maka yield cairan yang
12.490 47.1 12.502 39.89 dihasilkan juga semakin besar. Hal ini
16.130 37.2 16.138 43.09 dikarenakan karena pada suhu tinggi rantai
21.680 57.6 21.440 100 karbon akan lebih mudah terengkah
24.010 95.8 24.004 41.75 dibandingkan dengan suhu rendah. Hal ini
26.095 25.9 26.694 21.59 sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
27.130 80.3 27.133 25.12 Wanchai dan Chaisuwan (2013). Dalam
29.950 100 29.948 24.88 penelitian mereka, semakin tinggi suhu, maka
34.165 60.9 34.188 23.42
JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 3
nilai konversi yang dihasilkan juga semakin Tabel 2. Hasil Analisa GC-MS Produk
banyak. Tetapi pada suhu yang lebih tinggi lagi Produk Variasi Suhu (1,5% Tanpa
maka yield gas akan dihasilkan lebih banyak Bahan Zeolit A) Katalis
daripada yield cairan. Bakar (% 450
Dari persen katalis Zeolit A dengan yield 350oC 400 oC o 450 oC
Area) C
tertinggi, kita dapat membandingkan pengaruh Gasoline 35.61 47.62 51.9 50.5
waktu dan suhu terhadap jumlah yield cairan
yang dihasilkan. Kerosin
28.41 33.34 30.07 30.63
dan Diesel
100.00%
Total 64.02 80.96 81.97 81.13
Yield Cairan

80.00%
60.00% Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa fraksi
40.00%
30 menit bahan bakar yang banyak dihasilkan berupa
20.00% fraksi gasoline. Pada suhu 450 oC dan 1,5%
0.00% 60 menit
Zeolit A didapatkan bahan bakar minyak
350 400 450 sebanyak 75% dengan fraksi gasoline 43,97%
Suhu (oC)
dan kerosin-diesel 31,03% dari persen area data
puncak GCMS. Maka, semakin tinggi suhu
yang digunakan, semakin banyak produk
Gambar 2. Pengaruh Variasi Waktu dan berupa bahan bakar minyak yang di hasilkan
Suhu Terhadap Yield Cairan yang terutama fraksi gasoline. Hal ini disebabkan
Dihasilkan pada 1,5% Katalis Zeolit A karena rantai karbon akan lebih mudah
terengkahkan pada suhu tinggi dan semakin
Pada suhu 350oC didapatkan yield tinggi suhunya maka fraksi hidrokarbon yang
tertinggi pada waktu 60 menit yaitu 27,31%, dihasilkan akan semakin ringan (Wanchai dan
pada suhu 400oC didapatkan yield tertinggi Chaisuwan,2013).
pada waktu 60 menit yaitu 71,94% dan pada Bahan Bakar yang dihasilkan dilakukan
suhu 450oC didapatkan yield tertinggi pada pengujian densitas untuk mengetahui berapa
waktu 60 menit yaitu 76,82%. Dari hasil di atas berat jenis bahan bakar tersebut yang akan
dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu dibandingkan dengan densitas bahan bakar
pemanasan maka jumlah produk yang minyak standar. Adapun nilai densitas yang
dihasilkan akan semakin meningkat. Hasil ini didapatkan adalah sebagai berikut.
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ramadhan dan Ali (2011). Mereka juga Tabel 3. Hasil Uji Densitas Produk
mendapatkan hasil di mana semakin lama Densitas
%Katalis Suhu (oC)
waktu pemanasannya yield yang didapatkan (gr/ml)
juga semakin banyak. 0% 450 0,767
Untuk mengetahui komposisi kimia 350 0,843
produk, dilakukan analsia GC-MS pada produk 0,5% 400 0,793
yang dihasilkan. Analisa GC-MS dilakukan 450 0,771
pada 4 sampel dengan variasi suhu yang 350 0,853
berbeda tetapi jumlah katalis yang sama dan 1% 400 0,783
variabel kontrol sebagai pembanding. Hasil 450 0,772
analisa GC-MS dapat diihat pada Tabel 2. 350 0,881
1,5% 400 0,782
450 0,776

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 4


Dari hasil uji densitas tersebut, densitas and A from Fly Ashes for Cadmium
bahan bakar yang dihasilkan masih berada and Zinc Removal from Aqueous
dalam rentan dalam bahan bakar premium Solutions In Single and Binary Ion
0,715-0,78 gr/ml (Pertamina, 2007), solar 0,82- Systems. Fuel 103 (2013): 827-834.
0,88 gr/ml (KESDM, 1979) dan kerosin 0,835 Kadir. 2012. Kajian Pemanfaatan Sampah
gr/ml (KESDM, 1979). Hal ini disebabkan Plastik Sebagai Sumber Bahan Bakar
karena produk yang dihasilkan tergantung Cair. Dinamika Jurnal Ilmiah. Vol.3
kepada suhu yang digunakan. Semakin tinggi No. 2
suhu yang digunakan maka produk yang Melyna, E. 2013. Perengkahan Sampah Plastik
dihasilkan akan semakin ringan. Hal ini sesuai (HDPE, PP, PS) Menjadi Precursor
dengan penelitian Wanchai dan Chaisuwan Bahan Bakar dengan Variasi
(2013). Dimana semakin tinggi suhu yang Perbandingan Bahan Baku/Katalis H-
digunakan maka hidrokarbon ringan yang Zeolit. Skripsi. Universitas Riau.
dihasilkan akan semakin banyak. Pekanbaru.
Panda, K. A., Singh, R.K., & Mishra, D.K.
4. KESIMPULAN 2010. Thermolysis of Waste plastic to
Dari hasil percobaan yang diperoleh liquid Fuel a Suitable Method for
dapat disimpulkan: Plastic Waste Management and
1. Perengkahan katalitik sampah plastik Manufactue of Value Added Products-
jenis polypropylene dengan A World Prospective. Renewable and
menggunakan katalis zeolit A dapat Sustainable Energy Reviews 14 (2010):
menghasilkan bahan bakar minyak yang 233-248.
bisa digunakan sebagai sumber energi Ramadhan, A., & Ali, M., 2013. Pengolahan
alternatif. Sampah Plastik Menjadi Minyak
2. Karakteristik fisika rata-rata bahan Menggunakan Proses Pirolisis. Jurnal
bakar minyak yang dihasilkan pada Ilmiah Teknik Lingkungan. Vol. 4 No.1
penelitian ini adalah densitas 0,8021 Suharto. 2010. Rancangan Produk Bahan
gr/ml. Plastik Daur Ulang Sebagai Upaya
3. Fraksi bahan bakar minyak yang Peningkatan Industri Kreatif. Jurnal.
didapatkan pada penggunaan katalis Politeknik Negeri Semarang. Jawa
1,5% Zeolit A dan suhu 350oC adalah Tengah. Semarang
gasoline 32,56% dan campuran Wanchai, K.., & Chaisuwan, A., 2013.
kerosin-diesel sebesar 29,07%. Pada Catalytic Cracking of Polypropylene
penggunaan katalis 1,5% Zeolit A dan Waste over Zeolite Beta. Chemistry and
suhu 400oC adalah gasoline 36,28% Materials Research. Vol. 3 No. 4
dan campuran kerosin-diesel sebesar Wijarso. 1979. Spesifikasi Bahan Bakar
34,51%. Pada penggunaan katalis 1,5% Minyak. Departemen Pertambangan
Zeolit A dan suhu 450oC adalah dan Energi. Peraturan Direktur Jendral
gasoline 43,97% dan campuran Minyak dan Gas Bumi No. 002 / P /
kerosin-diesel sebesar 31,03%.dan D.M / 1979. Jakarta.
tanpa katalis pada suhu 450oC adalah Xie, C., Liu, F.,Yu, S., Xie, F., Li, L., Zhang,
gasoline 39,80% dan campuran S. & Yang, J. 2008. Catalytic Cracking
kerosin-diesel sebesar 32,56%. of Polypropylene into Liquid
Hydrocarbon Over Zr and Mo Modified
5. DAFTAR PUSTAKA MCM-41 Mesporous Molecular Sieve.
Anonim. 2007. Material Safety Data Sheet Catalysis Communication 10.
Premium. PT. PERTAMINA
(PERSERO).
Izidoro, J. C., Denise, A.F, Jennifer, E.A, dan
Wang, S. 2012. Synthesis of Zeolites X

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 5

Anda mungkin juga menyukai