Bila seberkas sinar radiasi dengan intensitas I0 dilewatkan melalui medium yang
panjang b dan mengandung molekul pada tingkat energi elektronik dasar dengan konsentrasi
C, maka radiasi akan diserap sebagian dan intensitas radiasi akan berkurang menjadi I,
sehingga persaman:
I=I0. Exp (- kbc) (1)
Atau
Log I0/I=a.b.c atau A=a.b.c (2)
Dengan
a =Koefesienterapan(serapanmolar)
A= log I0/I= absorben
K= ketetapan perbandingan
I0/I= Transmitansi(T)
Persamaan dua dikenal sebagai hukum lambert-Beer, yamg digunakan sebagai dasar
analisa kuantitatif dalam spektrofotometri sinar tampak. Dari persamaan tersebut diatas
menunjukan bahwa absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Besarnya
konsentrasi ini sebanding dengan konsentrasi larutan sehingga dengan meletakkan besarnya
absorbansi sebagai titik ordinat dengan konsentrasi larutan standar sebagai absis akan
diperoleh kurva garis lurus. Kurva ini disebut sebagai kurva kalibrasi (kurva standar). Dengan
memasukkan absorbansi larutan cuplikan pada kurva kalibrasi tersebut, maka dapat
ditentukan konsentrasi larutan didalam cuplikan .
Pada analisis kuantitatif, ada tiga metode yang sesuai dan secara umum sering
digunakan pada penentuan unsur didalam suatu bahan , seperti diuraikan dibawah ini.
1. Metode relatif, yaitu dengan mengukur absorbansi atau transmitan dari larutan blanko,
larutan standar dan larutan cuplikan.
Ab−Ao Cb Ab−Ao
= atau Cs = Cb
As−Ao Cs As−Ao
Dengan,
Ab = absorbansi larutan baku
Ao = adsorbansi larutan blanko
As = adsorbansi larutan cuplikan
Cb = konsentrasi larutan baku
Cs = konsentrasi larutan cuplikan
2. Metode kurva kalibrasi, yaitu dengan membuat kurva antara konsentrasi larutan
standar terhadap absorbansi, dengan kurva tersebut berupa garis lurus, kemudian
dengan cara mengintepolasikan dari larutan cuplikan kedalam kurva standar tersebut
di atas, akan diperoleh konsentrasi larutan cuplikan.
Pertama, sumber tenaga radiasi yang stabil. Sumber tenaga radiasi terdiri dari benda
yang tereksitasi hingga ke tingkat tenaga yang tinggi oleh pemanasan listrik bertegangan
tinggi atau oleh pemanasan listrik. Benda atau materi yang kembali ke tingkat tenaga lebih
rendah atau ke tingkat dasarnya, melepaskan foton dengan tenaga-tenaga yang karakteristik
yang sesuai dengan ΔE, yaitu perbedaan tenaga antara tingkat tereksitasi ke tingkat dasar
rendah. Sumber radiasi ideal untuk pengukuran serapan harus menghasilkan spektrum kontinu
dengan intensitas yang seragam pada keseluruhan kisaran panjang gelombang yang sedang
dipelajari. Sumber radiasi ini terdiri atas 2 yakni:
Sumber radiasi terlihat dan radiasi inframerah dekat yang biasa digunakan adalah
lampu filamen tungsten. Filamen dipanasakan oleh sumber arus searah (DC), atau oleh
baterai. Filamen tungsten menghasilkan radiasi kontinu di daerah antara 350 dan 2.500
nm.
Kedua, monokromator untuk mengubah radiasi menjadi panjang gelombang tunggal.
Sumber radiasi yang umum digunakan menhhasilkan radiasi kontinu dalam kisaran panjang
gelombang yang lebar. Radiasi yang polikromatik ini harus diubah menjadi radiasi
monkromatik. Ada 2 jenis alat yang digunakan untuk menguraikan radiasi polikromatik
menjadi monokromatik yaitu penyaring dan monokromator. Penyaring dibuat dari benda
khusus yang meneruskan radiasi pada daerah panjang gelombang tertentu dan menyerap
radiasi dari panjang gelombnag yang lain. Monokromator merupakan serangkaian alat optik
yang menguraikan radiasi polikromatik menjadi jalur-jalur yang efektif atau panjang
gelombnag-gelombang tersebut menjadi jalur-jalur yang sangat sempit.
Ketiga, tempat cuplikan. Cuplikan yang akan dianalisis pada daerah UV atau sinar
tampak biasanya berupaka gas atau larutan yang dapat ditempatkan dalam wadah sel atau
cuvet. Bahan cuvet untuk daerah UV biasanya digunakan dari quartz atau sel dari silika yang
dilebur, sedangkan daerah sinar tampak digunakan gelas biasa atau bahkan quartz. Sel yang
digunakan untuk cuplikan yang berupa gas mempunyai panjang lintasan dari 0,1-100 nm,
sedangkan sel untuk larutan mempunyai panjnag lintasan tertentu dari 1-10 cm. Sel sebelum
dipkai harus dibersihkan dengan air atau jika dikehendaki dapat dicuci dengan larutan
detergen atau bisa asam nitrat panas.
Keempat, detektor radiasi yang dihubungkan dengan sistem meter atau pencatat.
Detektor berfungsi menyerap tenaga foton yang mengenainya dan mengubah tenaga tersebut
untuk dapat diukur secara kuantitatif seperti bagian arus listrik atau perubahan-perubahan
panas. Pada umumnya detektor mneghasilkan sinyal listrik yang dapat mengaktifkan meter
atau pencatat. Pencatat sutau detektor harus menghasilkan sinyal yang secara kuantitatif
berkaitan erat dengan tenaga cahaya yang mengenainya. Persyratan-persyratan penting untuk
detektor meliputi: (1) sensitivitas tinggi hingga dapat mendeteksi tenaga cahaya yang
mempunyai tingkatan rendah sekalipun; (2) waktu respon yang pendek; (3) stabilitas yang
panjang atau lama untuk menjamin respon secara kuantitatif dan (4) sinyal elektronik yang
mudah diperjelas.
Spektroskopi UV-Vis sebagai alat analisis cuplikain baik berupa gas atau larutan
memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelemahan spektroskopi UV Vis dalam analisis kualitatif
adalah kurang teliti. Hal tersebut disebabkan karena pita-pita absopsi yang diperoleh melebar,
dengan demikian kurang khusus atau terbatas pemakaiannya. Walaupun demikian, berdasaran
serapan UV Vis dapat dipakai untuk mengetahui ada atau tidaknya gugus fungsional tertenu
dalam senyawa organik. Alat ini dapat juga dipergunakan untuk menentukan jumlah kecil
senyawa berkadar rendah yang dapat mengabsorpsi dalam media non absorben. Sedangkan
kelebihan penggunan alat ini adalah sebagai berikut:
1. Spektrofotometer UV Vis dapat dipergunakan untuk bahan zat organik dan anorganik.
Adakalanya beberapa zat harus diubah dulu menjadi senyawa berwarna sebelum
dianalisa. Hal ini memenfaatkan prinsip pengompleksan sehingga menimbulkan
warna-warna tertentu.
2. Selektrif.
Pada pemilihan kondisi yang tepat dapat dicari penjang gelombang untuk zat yang
dicari.