Anda di halaman 1dari 6

SPEKTROFOTOMETRI UV/VIS

Spektrofotometri merupakan salah satu cabang analisis instrumental yang mempelajari


interaksi anatara atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik. Interaksi antara atom
atau molekul dengan radiasi elektromagnetik dapat berupa hamburan (scattering), absorpsi
(absorption), emisi (emission). Interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan atom atau
molekul yang berupa absorbsi melahirkan spektrofotometri absorpsi antara lain
spektrofotometri ultraviolet (UV), spektrofotometri sinar tampak (VIS), spektofotometri infra
merah (IR).
Spektrofotometri ultra violet yang dipakai untuk aplikasi kuantitatif menggunakan
radiasi dengan panjang gelombang 200-380 nm, sedangkan spektrofotometri sinar tampak
menggunakan reaksi dengan panjang gelombang 380-780 nm. Molekul yang dapat
memberikan absorbsi yang bermakna pada panjang gelombang 200-780 nm adalah molekul-
molekul yang mempunyai gugus kromofor dan gugus auksokrom.
Spektrofotometer UV-VIS banyak dimanfaatkan seperti dalam analisis logam
berbahaya dalam sampel pangan atau bahan yang sering digunakan dalam kehidupan. Air
merupakan salah satu kebutuhan yang luas oleh masyarakat. Beragam sumber air yang
digunakan dalam keseharian. Salah satu sumbernya ialah air sumur. Kandungan dalam air
sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat yang menggunakannya.
Spektrofotometer UV-Vis merupakan alat dengan teknik spektrofotometer pada
daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini digunakan guna mengukur serapan sinar ultra
violet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang
dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan
tersebut.
Cahaya yang dapat dilihat oleh manusia cahaya terlihat/tampak. Biasanya cahaya yang
terlihat merupakan campuran dari cahaya yang mempunyai berbagai panjang gelombang,
mulai dari 400 nm hingga 700 nm, seperti pelangi dilangit. Hubungan antara warna sinar
tampak dengan panjang gelombang terlihat seperti tabel di bawah. Dalam tabel berikut ini
tercantum warna dan warna komplementernya merupakan pasangan dari setiap dua warna dari
spektrum yang menghasilkan warna putih jika dicampurkan.

Tabel 1. Warna dan warna komplementer


Panjang gelombang Warna Warna
(nm) komplementer
400 – 435 Ungu Hijau kekuningan
435 – 480 Biru Kuning
480 – 490 Biru kehijauan Jingga
490 – 500 Hijau kebiruan Merah
500 – 560 Hijau Ungu kemerahan
560 – 580 Hijau kekuningan Ungu
595 – 610 Jingga Biru kehijauan
610 – 680 Merah Hijau kebiruan
680 – 700 Ungu kemerahan Hijau

Bila seberkas sinar radiasi dengan intensitas I0 dilewatkan melalui medium yang
panjang b dan mengandung molekul pada tingkat energi elektronik dasar dengan konsentrasi
C, maka radiasi akan diserap sebagian dan intensitas radiasi akan berkurang menjadi I,
sehingga persaman:
I=I0. Exp (- kbc)                                  (1)
Atau
Log I0/I=a.b.c atau A=a.b.c                (2)
Dengan
a =Koefesienterapan(serapanmolar)
A= log I0/I= absorben
K= ketetapan perbandingan
I0/I= Transmitansi(T)
Persamaan dua dikenal sebagai hukum lambert-Beer, yamg digunakan sebagai dasar
analisa kuantitatif dalam spektrofotometri sinar tampak. Dari persamaan tersebut diatas
menunjukan bahwa absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Besarnya
konsentrasi ini sebanding dengan konsentrasi larutan sehingga dengan meletakkan besarnya
absorbansi sebagai titik ordinat dengan konsentrasi larutan standar sebagai absis akan
diperoleh kurva garis lurus. Kurva ini disebut sebagai kurva kalibrasi (kurva standar). Dengan
memasukkan absorbansi larutan cuplikan pada kurva kalibrasi tersebut, maka dapat
ditentukan konsentrasi  larutan didalam cuplikan .
Pada analisis kuantitatif, ada tiga metode yang sesuai dan secara umum sering
digunakan pada penentuan unsur didalam suatu bahan , seperti diuraikan dibawah ini.
1. Metode relatif, yaitu dengan mengukur absorbansi atau transmitan dari larutan blanko,
larutan standar dan larutan cuplikan.
Ab−Ao Cb Ab−Ao
=    atau Cs = Cb
As−Ao Cs As−Ao
Dengan,
Ab = absorbansi larutan baku
Ao = adsorbansi larutan blanko
As = adsorbansi larutan cuplikan
Cb = konsentrasi larutan baku
Cs = konsentrasi larutan cuplikan

2. Metode kurva kalibrasi, yaitu dengan membuat kurva antara konsentrasi larutan
standar terhadap absorbansi, dengan kurva tersebut berupa garis lurus, kemudian
dengan cara mengintepolasikan dari larutan cuplikan kedalam kurva standar tersebut
di atas, akan diperoleh konsentrasi larutan cuplikan.

3. Metode penamahan standar


Untuk kondisi tertentu, metode kalibrasi kurang baik, karena adanya matrik yang
mengganggu pengukuran absorbsi atau transmitannya. Pada metode kurva penambahan
standar ini dibuat sedretan larutan cuplikan dengan konsentrasi yang sama. Masing-
masing larutan ditambah dengan larutan standar dari unsur yang dilakukan analisis
dengan konsentrasi mulai dari 0 sampai konsentrasi tertentu. Absorbansi masing-masing
larutan diukur dan dibuat kurva absorbansi terhadap konsentrasi unsur standar yang
ditambahkan.
Dari ekstrapolasi kurva ke sumbu konsentrasi akan diperoleh intersep pada sumbu dari
konsentrasi unsur didalam cuplikan yang diukur.
Selain dengan cara ekstrapolasi, konsentrasi unsur didalam cuplikan dapat dihitung dengan
persamaan:
Ao
Cs = X
Aadd− Ao
Dengan,

Cs= konsentrasi unsur dalam cuplikan


Ao= absorbansi larutan cuplikan tanpa penambahan larutan standar
Aadd= absorbansi larutan cuplikan dengan penambahan larutan standar
X= konsentrasi unsur standar yang ditambahkan
Prinsip dasar spektroskopi UV Vis adalah terjadinya transisi elektronik yang
disebabkan penyerapan sinar UV-Vis yang mampu mengeksitasi elektron ke orbital kosong
atau ke tingkat energi orbital yang lebih tinggi. Sepktrofotometer merupakan alat yang terdiri
atas sepktrometer dan fotometer. Spektrometer bersungsi menghasilkan sinar pada panjang
gelombang tertentu. Sedangkan fotometer berguna untuk mengukur itensitas tertentu. Secara
umum, komponen alat sepktroskopi UV Vis terdiri atas 4 bagian penting meliputi:

Gambar 1. Bagan susunan alat spektrofotometer UV-Vis diamana A: sumber cahaya; B:


monokromator; C: sel absorpsi (tempat larutan); C1: contoh dan C2: pelarut; D: detektor dan
E: rekorder atau meter.

Pertama, sumber tenaga radiasi yang stabil. Sumber tenaga radiasi terdiri dari benda
yang tereksitasi hingga ke tingkat tenaga yang tinggi oleh pemanasan listrik bertegangan
tinggi atau oleh pemanasan listrik. Benda atau materi yang kembali ke tingkat tenaga lebih
rendah atau ke tingkat dasarnya, melepaskan foton dengan tenaga-tenaga yang karakteristik
yang sesuai dengan ΔE, yaitu perbedaan tenaga antara tingkat tereksitasi ke tingkat dasar
rendah. Sumber radiasi ideal untuk pengukuran serapan harus menghasilkan spektrum kontinu
dengan intensitas yang seragam pada keseluruhan kisaran panjang gelombang yang sedang
dipelajari. Sumber radiasi ini terdiri atas 2 yakni:

1. Sumber radiasi ultraviolet atau UV.

Sumber-sumber radiasi ultraviolet yang kebanyakan digunakan adalah lampu hidrogen


dan lampu deutrium. Radiasi kontinu yang dilepaskan berada dalam daerah sekitar 180 dan
350 nm. Sumber radiasi ini lainnya adalah lampu xenon. Meskipun demikian lampu jenis
xenon ini tidak pernah sestabil lampu hidrogen pada umumnya.

2. Sumber radiasi terlihat atau sinar tampak

Sumber radiasi terlihat dan radiasi inframerah dekat yang biasa digunakan adalah
lampu filamen tungsten. Filamen dipanasakan oleh sumber arus searah (DC), atau oleh
baterai. Filamen tungsten menghasilkan radiasi kontinu di daerah antara 350 dan 2.500
nm.
Kedua, monokromator untuk mengubah radiasi menjadi panjang gelombang tunggal.
Sumber radiasi yang umum digunakan menhhasilkan radiasi kontinu dalam kisaran panjang
gelombang yang lebar. Radiasi yang polikromatik ini harus diubah menjadi radiasi
monkromatik. Ada 2 jenis alat yang digunakan untuk menguraikan radiasi polikromatik
menjadi monokromatik yaitu penyaring dan monokromator. Penyaring dibuat dari benda
khusus yang meneruskan radiasi pada daerah panjang gelombang tertentu dan menyerap
radiasi dari panjang gelombnag yang lain. Monokromator merupakan serangkaian alat optik
yang menguraikan radiasi polikromatik menjadi jalur-jalur yang efektif atau panjang
gelombnag-gelombang tersebut menjadi jalur-jalur yang sangat sempit.
Ketiga, tempat cuplikan. Cuplikan yang akan dianalisis pada daerah UV atau sinar
tampak  biasanya berupaka gas atau larutan yang dapat ditempatkan dalam wadah sel atau
cuvet. Bahan cuvet untuk daerah UV biasanya digunakan dari quartz atau sel dari silika yang
dilebur, sedangkan daerah sinar tampak digunakan gelas biasa atau bahkan quartz. Sel yang
digunakan untuk cuplikan yang berupa gas mempunyai panjang lintasan dari 0,1-100 nm,
sedangkan sel untuk larutan mempunyai panjnag lintasan tertentu dari 1-10 cm. Sel sebelum
dipkai harus dibersihkan dengan air atau jika dikehendaki dapat dicuci dengan larutan
detergen atau bisa asam nitrat panas.
Keempat, detektor radiasi yang dihubungkan dengan sistem meter atau pencatat.
Detektor berfungsi menyerap tenaga foton yang mengenainya dan mengubah tenaga tersebut
untuk dapat diukur secara kuantitatif seperti bagian arus listrik atau perubahan-perubahan
panas. Pada umumnya detektor mneghasilkan sinyal listrik yang dapat mengaktifkan meter
atau pencatat. Pencatat sutau detektor harus menghasilkan sinyal yang secara kuantitatif
berkaitan erat dengan tenaga cahaya yang mengenainya. Persyratan-persyratan penting untuk
detektor meliputi: (1) sensitivitas tinggi hingga dapat mendeteksi tenaga cahaya yang
mempunyai tingkatan rendah sekalipun; (2) waktu respon yang pendek; (3) stabilitas yang
panjang atau lama untuk menjamin respon secara kuantitatif dan (4) sinyal elektronik yang
mudah diperjelas.
Spektroskopi UV-Vis sebagai alat analisis cuplikain baik berupa gas atau larutan
memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelemahan spektroskopi UV Vis dalam analisis kualitatif
adalah kurang teliti. Hal tersebut disebabkan karena pita-pita absopsi yang diperoleh melebar,
dengan demikian kurang khusus atau terbatas pemakaiannya. Walaupun demikian, berdasaran
serapan UV Vis dapat dipakai untuk mengetahui ada atau tidaknya gugus fungsional tertenu
dalam senyawa organik. Alat ini dapat juga dipergunakan untuk menentukan jumlah kecil
senyawa berkadar rendah yang dapat mengabsorpsi dalam media non absorben. Sedangkan
kelebihan penggunan alat ini adalah sebagai berikut:
1. Spektrofotometer UV Vis dapat dipergunakan untuk bahan zat organik dan anorganik.
Adakalanya beberapa zat harus diubah dulu menjadi senyawa berwarna sebelum
dianalisa. Hal ini memenfaatkan prinsip pengompleksan sehingga menimbulkan
warna-warna tertentu.
2. Selektrif.

Pada pemilihan kondisi yang tepat dapat dicari penjang gelombang untuk zat yang
dicari.

3. Analisis dapat diakukan dengan cepat.

Anda mungkin juga menyukai