Pengendali yang paling dasar adalah mode on-off atau sering disebut metode dua
posisi. Jenis pengendali on-off ini merupakan contoh dari mode pengendali tidak terus
menerus (diskontinyu). Mode ini paling sederhana, murah dan seringkali bisa dipakai
untuk mengendalikan proses-proses yang penyimpanannya dapat ditoleransi.
Keluaran pengendali hanya memiliki dua kemungkinan nilai, yaitu nilai maksimum
(100%) dan nilai minimum (0%). Sebagai contoh adalah pengendali temperature ruangan
dengan memakai AC, setrika listrik menggunakan sakelar temperature.
Respon Pengendali :
•Hanya memiliki dua nilai keluaran, maksimum (100%) atau minimum (0%).
•Selalu terjadi cycling (perubahan periodic pada nilai PV)
•Cocok dipakai untuk respon PV yang lambat
•Tidak cocok jika terdapat waktu mati.
Gambar Pengendali dua posisi pada proses pengendalian tinggi air.
Pengendali Proporsional
dengan :
Ti = waktu integral (integral action)
Gambar blok diagram pengendali proporsional-integral (PI)
Aksi integral merespons besar dan lamanya error. Aksi integral dapat dinyatakan dalam
menit per-pengulangan (= waktu integral) atau pengulangan per-menit (konstanta integral). Respon
loop terbuka pengendali proporsional integral (PI) pada gambar di bawah ini.
Gambar 6.13 Tanggapan loop terbuka pengendali proporsional-integral (PI) reverse acting.
Pengendali Proporsional Integral Differential
Kelambatan akibat aksi integral dapat dihilangkan dengan menambah aksi aksi
derivative pada pengendali proporsional integral (PI) sehingga menghasilkan jenis
pengendali proporsional-integral-derivatif (PID). Aksi derivarif bertujuan mempercepat
respons perubahan PV dan memperkecil overshoot, namun sistem ini sangat peka
terhadap gangguan bising (noise).
Sistem ini sangat cocok pada proses yang memiliki konstanta waktu jauh lebih
besar dibanding waktu mati, penambahan aksi derivative dapat memperbaiki kualitas
pengendalian, namun tidak dapat digunakan pada proses dengan waktu mati dominant,
penambahan aksi derivative dapat menyebabkan ketidakstabilan, sebab adanya
keterlambatan (lag) respons pengukuran.
Dengan:
Td = waktu derivative (menit)
Bila salah satu syarat di atas tak dipenuhi, ada dua kemungkinan.
• Terjadi osilasi teredam jika, φ = -360o dengan G < 1 atau φ < -360o dengan G = 1.
• Terjadi osilasi dengan amplitudo membesar jika, φ = -360o dengan G > 1.
3. Periode Osilasi
Periode osilasi bergantung pada karakterisitk proses dan pengendali yang dipakai
atau dengan kata lain tergantung pada kombinasi elemen dinamik di dalamnya. Pada
osilasi kontinyu, jika pergeseran fase hanya disebabkan oleh sistem proses maka
osilasi yang dihasilkan disebut osilasi alami dan periode osilasinya disebut periode
alami (Tn). Periode osilasi alamai hanya tergantung karakterisitk sistem proses.
Dalam kondisi normal, sistem pengendalian harus menghasilkan operasi yang stabil.
Artinya pengendali mampu mengembalikan penyimpangan variabel proses ke nilai
yang diinginkan dengan sesedikit mungkin overshoot dan osilasi.
Pada gain pengendali yang besar (proportional band terlalu kecil) dapat
menyebabkan sistem berosilasi meskipun memiliki tanggapan cepat. Sebaliknya
jika gain terlalu kecil, penyimpangan variabel proses terlalu besar. Kalaupun
kembali ke nilai yang dikehendaki, akan membutuhkan waktu yang lama.
Untuk mendapatkan kompromi antara kecepatan dan kestabilan sistem, telah
dibakukan kriteria redaman seperempat amplitudo. Artinya, amplitudo puncak
gelombang berikutnya adalah seperempat amplitudo sebelumnya.
Pemilihan Jenis Pengendali
Pemilihan Jenis Pengendali