Anda di halaman 1dari 41

POLIMER ALAMI DAN SINTETIK

SERTA PROSES SINTESISNYA


Triyani Sumiati (1806262572)
Nurfitriyana (1808256585)
POLIMER

Latin : Poli = Banyak


Meros = Bagian

Molekul kecil Molekul raksasa


Monomer
Polimer
(monos = satu)
PENGGOLONGAN POLIMER

Sumber :
Alami : Pati, Selulosa, Protein, Lipid, Asam Nukleat, dsb
Sintetik : Polietilena, Polivinil Klorida, dsb

Cara Pembuatan Polimer Sintetik


Polimer Adisi
Polimer Kondensasi
KLASIFIKASI SENYAWA POLIMER
Senyawa polimer dapat diklasifikasikan berdasarkan :
a. Bahan Penyusunnya:
1. Polimer alam adalah senyawa-senyawa polimer yang sudah ada
di alam
No Monomer Polimer Sumber

1 Isoprena Karet alam Getah karet


2 glukosa Amilum Beras,
jagung
3 Glukosa selulosa Kayu,
tumbuhan
4 Asam amino protein Sutera,wol
5 nukleotida Asam DNA,
nukleat RNA
2. Polimer sintesis adalah senyawa polimer yang dibuat di pabrik
dengan bahan baku kimia dan tidak terdapat di alam
No Monomer polimer Jenis kegunaan
polimerisasi
1 etena polietilena adisi plastik
2 vinilklorida PVC adisi Pelapis lantai,
pipa
4 propena polipropena adisi Tali,
Karung
plastik
5 tetrafluoroetena teflon adisi panci
Monomer pembentuknya

Homopolimer yaitu polimer yang terbentuk dari monomer-monomer


sejenis.
Kopolimer yaitu polimer yang dibentuk dari monomer-monomer yang
berbeda
Polimer Selulosa
Selulosa
• Selulosa merupakan senyawa organik dengan rumus (C₆H₁₀O₅)n,
sebuah polisakarida yang terdiri dari rantai linier dari beberapa ratus
hingga lebih dari sepuluh ribu ikatan β(1→4) unit D-glukosa.

• Selulosa merupakan komponen struktural utama dinding sel dari


tanaman hijau, banyak bentuk ganggang dan Oomycetes. Beberapa
spesies bakteri mengeluarkan itu untuk membentuk biofilm.
• Selulosa adalah senyawa organik yang paling umum di Bumi. Sekitar
33% dari semua materi tanaman adalah selulosa (isi selulosa dari
kapas adalah 90% dan dari kayu adalah 40-50%).
Produksi Selulosa secara kimia
(Hamisan,2009;Hossain,et.al 2015)

a). Preparasi Bahan Baku

• Tanaman berkayu yang mengandung selulosa dipotong kemudian


dilakukan proses dekortilasi tujuannya untuk memisahkan serat dari
batang kayu inti dan kulit kayu dengan menggunakan mesin
dekortilator. Tanaman dicuci dengan air mengalir kemudian dijemur
b). Isolasi α –Selulosa

• Isolasi α-selulosa dari serat tumbuhan dilakukan dengan metode


pemanasan alkali. Sebelum dilakukan pemanasan alkali, serat
tumbuhan halus dididihkan terlebih dahulu dengan menggunakan
asam asetat 0,1N dengan perbandingan sampel terhadap pelarut 1:20
tahapan ini disebut pra-hidrolisis . Prahidrolisis dilakukan selama satu
jam dengan suhu 105˚C. Setelah itu sampel dipisahkan dari
pelarutnya dengan cara penyaringan dan pemerasan kemudian
• Tahap isolasi dilanjutkan dengan pemanasan alkali menggunakan
Natrium Hidroksida 25% b/v pada suhu 105°C dan dididihkan selama
satu jam. Tahap berikutnya yaitu bleaching. Tujuan dari tahap ini
adalah untuk menghilangkan sisa lignin dan karbohidrat yang tidak
terpisah sempurna dalam pulp. Proses bleaching akan membuat
warna pulp menjadi lebih cerah atau putih
• Larutan disaring dan residu dibilas dengan aquades secara berulang
hingga pH kembali netral. Selanjutnya pulp dikeringkan dengan
menggunakan oven 50ºC selama 12-24 jam Pulp kering yang
diperoleh disebut sebagai α-selulosa
Produksi selulosa secara biologi
• Selulosa juga dapat disintesis oleh alga, jamur, dan berbagai jenis bakteri.
• Selulosa bakterial merupakan eksopolisakarida yang dihasilkan oleh
berbagai spesies bakteri anggota Genus Gluconacetobacter (Acetobacter),
Agrobacterium, Aerobacter, Achromobacter, Azotobacter, Rhizobium,
Sarcina dan Salmonella.
• Struktur molekul selulosa bakterial (C₆H₁₀O₅)n adalah sama dengan
selulosa tanaman, tetapi sifat fisikokimiawinya berbeda.
• Selulosa bakterial secara kimiawi lebih murni karena bebas dari lignin,
pektin, dan hemiselulosa, memiliki derajat kristalinitas polimer dan derajat
polimerisasi yang lebih tinggi serta kekuatan mekanik dan kapasitas
menyimpan air juga lebih tinggi dibandingkan serat selulosa tanaman
Produksi selulosa secara fermentasi (Hamisan
2019;Azhari,2014)
Serbuk tanaman

Perendaman dalam aquades


dan sterilisasi menggunakan
autoklaf 121˚C selama 15 menit.

diinokulasikan dengan 100 ml


suspensi

Inkubasi selama masa Pemanenan Sel


pertumbuhannya mengandung selulosa
Chitosan

17
Chitosan

Produk terdeasetilasi dari kitin yang merupakan


biopolimer alami kedua terbanyak di alam
setelah selulosa
Terdapat dalam

serangga, krustasea, dan fungi


(Sanford dan Hutchings, 1987)

Kitosan potensial sebagai:


1. Antimikroba; senyawa ini merupakan polimer alami diharapkan
aman bagi manusia
2. sebagai bahan pengawet makanan pengganti formalin
Limbah Udang

Pencucian

Proses Pembuatan Khitosan dari Kulit Udang Pengeringan

(Suptijah et. All., 1992)


Penghancuran

HCl, 1 N, 1:7 Demineralisasi


(b/v) 1 jam, 90o C

Penyaringan & Pencucian

NaOH, 3.5 N, Deproteinisasi


1:10 (b/v) 1 jam, 90o C

Penyaringan & Pencucian

KHITIN

NaOH, 50 %, Deasetilasi
1:10 (b/v) 2 jam, 140o C

KHITOSAN
Pembuatan Polimer
Kitosan
• Setiap proses diikuti dengan tahap
pencucian, pembilasan, penetralan pH,
dan pengeringan. Tahap deproteinasi
dilakukan menggunakan larutan NaOH
3,5% (Rasio 1:10(b/v)) selama 2 jam
(65○C) dan tahap demineralisasi
menggunakan larutan HCl 1N (1:10)
selama 1 jam pada suhu 30○C
sedangkan pada tahap Deasetilasi t
dilakukan menggunakan NaOH 50%
(1:20(b/v)) pada suhu 120○C selama 3
jam.
Pembentukan Kitosan 2. Demineralisasi
1. Deproteinasi Tujuan : Menghilangkan garam
Tujuan : Memisahkan atau melepaskan anorganik seperti kalsium karbonat
ikatan-ikatan antara protein dan kitin pada kitin (40-50% berat kering)
(Protein dalam kulit crustacea Proses : menggunakan Larutan asam
mencapai 21% dari berat kering) klorida Encer
Proses : larutan NaOH

3. Deasetilasi
Proses : Menggunakan larutan alkali NaOH)
Chitin
Poly  (1,4)-N-asetil-D-glukosamin atau
yang lebih dikenal dengan nama khitin
merupakan salah satu biopolimer
polisakarida yang tersedia sangat banyak
di alam

22
Chitin
Chitin merupakan bahan alami yang tahan
air yang diperoleh dari hewat berkulit keras
seperti ketam, udang, bermacam kutu busuk,
dan dinding sel jamur
Sumber-sumber chitin di alam :
Fungi 5-20%
Worms 20-38%
Squids/Octopus 3-20%
Scorpions 30%
Spiders 38%
Cockroaches 35%
Water Beetle 37%
Shrimps 40%
Silk Worm 44%
Hermit Crab 69%
Edible Crab 70%
Karakteristik Khitin

• Berbentuk kristal putih


• Tidak larut dalam air, tidak larut dalam
asam organik, basa pekat dan pelarut
organik lainnya
• Khitin larut dalam asam pekat, seperti
asam sulfat, asam nitrit, asam fosfat,
dan asam formiat anhidrida

Sumber: Muzzarelli (1986)


24
Kulit Udang Basah

Pengeringan
24 jam, 80o C

Penggilingan

HCl, 25 N, Demineralisasi
1:10 1 jam, -75o C

Proses Pembuatan Khitin dari Kulit Udang Pencucian

(Bastaman, 1989)
Pengeringan
24 jam, 80o C

NaOH, 3%, Deproteinisasi


1:6 30 menit, 80-85o C

Pencucian

Pengeringan
24 jam, 80o C

KHITIN
25
Kesimpulan
1. Pada penelitian ini digunakan gliserol sebagai pelarut yang dapat
mengkatalisis deasetilasi kitin dengan menggunakan konsentrasi
NaOH yang lebih rendah. Metode tradisional persiapan kitosan dari
kitin membutuhkan larutan air dengan konsentrasi alkali tinggi
(40−60%), menimbulkan polusi parah pada lingkungan dan
meningkatkan biaya produksi
2. Diperoleh Yield yang lebih tinggi dengan menggunakan tambahan
gliserol
Kesimpulan
• Efisiensi deproteinisasi kulit udang dengan perlakuan enzimatik oleh
Bacillus mojavensis protease dibandingkan dengan secara kimia
menghasilkan aktivitas chitosan yang lebih baik.
POLIMER SINTETIK
Pembuatan Polimer Sintetik

Proses atau reaksi pembentukan polimer biasa juga disebut sebagai


reaksi polimerisasi.
Untuk pembagiannya, berdasarkan jenis monomernya, ada dua cara
pembentukan polimer, yaitu
1. cara adisi dan
2. kondensasi.
1. Reaksi Polimerisasi Adisi (Pembuatan Polimer
dengan Cara Adisi)
• Pada reaksi polimerisasi ini, monomernya merupakan senyawa
alkena, yaitu hidrokarbon tak jenuh yang berikatan rangkap dua.
• Reaksi polimerisasi adisi dari alkena membentuk polialkena. Secara
umum, reaksi polimerisasi adisi dapat dirumuskan sebagai berikut.
POLIMERISASI
Polimerisasi Adisi
Monomer mengadisi monomer lain sehingga produk polimer
mengandung semua atom yang ada pada monomer awal

H H H H H H H H H
...... + C C + C C + ...... C C C C C
H H H H
H H H H H

Etilena Polietilena

Polimerisasi Kondensasi
Sebagian dari molekul monomer tidak termasuk dalam
polimer akhir
Polimer-polimer yang terbentuk melalui reaksi polimerisasi
adisi antara lain polietena (PE), polivinil klorida (PVC),
karet alam, teflon, dan polipropena.
2. Reaksi Polimerisasi Kondensasi (Pembuatan
Polimer dengan Cara Kondensasi)
• Ciri khas reaksi polimerisasi kondensasi adalah monomernya
mengandung gugus fungsi dan dihasilkannya produk samping, seperti
H2O, HCl, NH3, dan CH3COOH.
• Produk samping ini merupakan gabungan dari gugus fungsi setiap
monomer.
• Secara umum, reaksi polimerisasi kondensasi dituliskan sebagai
berikut.
POLIMERISASI
O H
C CH2CH2CH2CH2CH2 N O
HO H + HO C H
H2C CH2CH2CH2CH2 N
Gugus
H +
Karboksil Gugus
Amina

O H O H
C CH2CH2CH2CH2CH2 N C C CH2CH2CH2CH2 N + x H2O
H2

Ikatan
Amida

Asam 6-Aminoheksanoat Nilon


Senyawa yang terbentuk melalui reaksi polimerisasi kondensasi, di
antaranya protein, nilon, dan plastik polietilentereftalat (PET).
Pembuatan Polimer PVA
1. Bahan Baku VAM (Vynil Acetate Monomer) dan Methanol Metode Polimerisasi
Emulsi
PROSES PEMBENTUKAN:
• Proses polimerisasi Pelarutan Vynil asetat-aqua DM rasio 1:2 pada
emulsi melibatkan
monomer (Vynil reactor glass dengan pengadukan 750 rpm sampai
asetat), air, surfaktan, suhu dinaikkan hingga 90oC. Sambil terus diaduk +
inisiator, dan buffer, Buffer Natrium bikarbonat 2,29 gram dalam 5,48 g
methanol. lar. Etil asetat-aqua DM), larutan inisiator amonium
persulfat (1,55 gram dalam 5,48 g lar. Etil asetat-aqua
DM), dan surfaktan disponil AES 72 0,93 g. Polivynil
yang terbentuk ditambahkan methanol dengan
metode hidrosis sehingga terbentuk polyvinil alkohol
(PVA)
Lanjutan...

Reaksi pembentukan Polivinil alkohol dari VAM & methanol


Lanjutan...
2. Pembuatan PVA menggunakan bahan baku Polyviynil Acetate dan Methanol metode hidrolisis

Pembentukan Polivinil Alkohol berbahan baku polivinil asetat dan methanol lebih memiliki
proses reaksi yang lebih singkat, karena tidak perlu menggunakan reaksi polimerisasi.

Reaksi pembentukan Polivinil alkohol dari Polivynil Acetat & methanol

Anda mungkin juga menyukai