Sumber :
Alami : Pati, Selulosa, Protein, Lipid, Asam Nukleat, dsb
Sintetik : Polietilena, Polivinil Klorida, dsb
17
Chitosan
Pencucian
KHITIN
NaOH, 50 %, Deasetilasi
1:10 (b/v) 2 jam, 140o C
KHITOSAN
Pembuatan Polimer
Kitosan
• Setiap proses diikuti dengan tahap
pencucian, pembilasan, penetralan pH,
dan pengeringan. Tahap deproteinasi
dilakukan menggunakan larutan NaOH
3,5% (Rasio 1:10(b/v)) selama 2 jam
(65○C) dan tahap demineralisasi
menggunakan larutan HCl 1N (1:10)
selama 1 jam pada suhu 30○C
sedangkan pada tahap Deasetilasi t
dilakukan menggunakan NaOH 50%
(1:20(b/v)) pada suhu 120○C selama 3
jam.
Pembentukan Kitosan 2. Demineralisasi
1. Deproteinasi Tujuan : Menghilangkan garam
Tujuan : Memisahkan atau melepaskan anorganik seperti kalsium karbonat
ikatan-ikatan antara protein dan kitin pada kitin (40-50% berat kering)
(Protein dalam kulit crustacea Proses : menggunakan Larutan asam
mencapai 21% dari berat kering) klorida Encer
Proses : larutan NaOH
3. Deasetilasi
Proses : Menggunakan larutan alkali NaOH)
Chitin
Poly (1,4)-N-asetil-D-glukosamin atau
yang lebih dikenal dengan nama khitin
merupakan salah satu biopolimer
polisakarida yang tersedia sangat banyak
di alam
22
Chitin
Chitin merupakan bahan alami yang tahan
air yang diperoleh dari hewat berkulit keras
seperti ketam, udang, bermacam kutu busuk,
dan dinding sel jamur
Sumber-sumber chitin di alam :
Fungi 5-20%
Worms 20-38%
Squids/Octopus 3-20%
Scorpions 30%
Spiders 38%
Cockroaches 35%
Water Beetle 37%
Shrimps 40%
Silk Worm 44%
Hermit Crab 69%
Edible Crab 70%
Karakteristik Khitin
Pengeringan
24 jam, 80o C
Penggilingan
HCl, 25 N, Demineralisasi
1:10 1 jam, -75o C
(Bastaman, 1989)
Pengeringan
24 jam, 80o C
Pencucian
Pengeringan
24 jam, 80o C
KHITIN
25
Kesimpulan
1. Pada penelitian ini digunakan gliserol sebagai pelarut yang dapat
mengkatalisis deasetilasi kitin dengan menggunakan konsentrasi
NaOH yang lebih rendah. Metode tradisional persiapan kitosan dari
kitin membutuhkan larutan air dengan konsentrasi alkali tinggi
(40−60%), menimbulkan polusi parah pada lingkungan dan
meningkatkan biaya produksi
2. Diperoleh Yield yang lebih tinggi dengan menggunakan tambahan
gliserol
Kesimpulan
• Efisiensi deproteinisasi kulit udang dengan perlakuan enzimatik oleh
Bacillus mojavensis protease dibandingkan dengan secara kimia
menghasilkan aktivitas chitosan yang lebih baik.
POLIMER SINTETIK
Pembuatan Polimer Sintetik
H H H H H H H H H
...... + C C + C C + ...... C C C C C
H H H H
H H H H H
Etilena Polietilena
Polimerisasi Kondensasi
Sebagian dari molekul monomer tidak termasuk dalam
polimer akhir
Polimer-polimer yang terbentuk melalui reaksi polimerisasi
adisi antara lain polietena (PE), polivinil klorida (PVC),
karet alam, teflon, dan polipropena.
2. Reaksi Polimerisasi Kondensasi (Pembuatan
Polimer dengan Cara Kondensasi)
• Ciri khas reaksi polimerisasi kondensasi adalah monomernya
mengandung gugus fungsi dan dihasilkannya produk samping, seperti
H2O, HCl, NH3, dan CH3COOH.
• Produk samping ini merupakan gabungan dari gugus fungsi setiap
monomer.
• Secara umum, reaksi polimerisasi kondensasi dituliskan sebagai
berikut.
POLIMERISASI
O H
C CH2CH2CH2CH2CH2 N O
HO H + HO C H
H2C CH2CH2CH2CH2 N
Gugus
H +
Karboksil Gugus
Amina
O H O H
C CH2CH2CH2CH2CH2 N C C CH2CH2CH2CH2 N + x H2O
H2
Ikatan
Amida
Pembentukan Polivinil Alkohol berbahan baku polivinil asetat dan methanol lebih memiliki
proses reaksi yang lebih singkat, karena tidak perlu menggunakan reaksi polimerisasi.