Anda di halaman 1dari 2

FOKUS

FOKUS

SPANDEX
SERAT SINTETIK BAHAN KAIN YANG KUAT, RINGAN DAN ELASTIS
pada serat. Kedua bahan tersebut direaksikan menggunakan katalis seperti diazobicyclo[2.2.2]octane, dengan reaksi polimerisasi adisi. Senyawa amina dengan berat molekul rendah ditambahkan untuk mengendalikan berat molekul serat. pandex adalah sejenis serat polimer sintetik yang bersifat elastis. Kata spandex merupakan anagram dari kata expands yang berarti mulur. Istilah spandex banyak digunakan di Amerika Utara, namun di Eropa lebih dikenal sebagai elastene. Produsen terbesar spandex adalah Invista (sebelumnya merupakan bagian dari DuPont) dengan merk dagang Lycra. Serat ini banyak digunakan dalam produksi pakaian karena sifatnya yang elastis, ringan, mudah diwarnai, halus, dan tahan terhadap gesekan, keringat, detergen, serta berbagai produk perawatan tubuh. Spandex umumnya digabungkan dengan serat lain seperti katun, wol, sutra, dan linen, membentuk jenis-jenis kain yang unik sebagai hasil perpaduan sifat keduanya. Spandex ditemukan tahun 1959 oleh seorang ilmuwan DuPont, Joseph C. Shivers, dan mulai diproduksi secara massal pada tahun 1962. Serat ini awalnya dikembangkan sebagai pengganti karet alam untuk foundation garment (pakaian yang membentuk tubuh) yang umum digunakan wanita. Dewasa ini spandex digunakan secara meluas untuk
Gambar 2. Struktur Kimia

pakaian olah raga, misalnya renang, bersepeda, dan ski; serta jenis pakaian lain yang bersifat elastis seperti stocking, pakaian dalam, stretch jeans, legging, dan lain-lain. Spandex adalah polimer sintetis yang mengandung minimal 85 % poliuretan. Spandex memiliki kelebihan dibandingkan karet alam karena lebih kuat, lebih ringan, aplikasi yang luas dan lebih elastis karena dapat memanjang hingga 500 % ukuran asalnya lalu kembali ke bentuk semula. Sifat elastis ini disebabkan oleh komposisi kimia material tersebut. Serat spandex terdiri atas dua jenis segmen polimer, yaitu segmen amorf yang panjang dan segmen kaku yang pendek. Pada keadaan aslinya, segmen amorf memiliki struktur molekul acak yang saling bercampur (intermingle), membentuk serat yang lunak. Segmen kaku saling berikatan membentuk struktur serat. Ketika serat diregangkan, ikatan antara segmen kaku terputus dan segmen amorf menjadi lurus dan memanjang. Ketika serat diregangkan hingga panjang maksimumnya, segmen kaku kembali saling berikatan dan segmen amorf tetap pada keadaan memanjang. Hal

ini menyebabkan serat menjadi lebih kaku dan kuat. Setelah serat tidak lagi diregangkan, segmen amorf kembali 'menggulung' dan serat kembali ke keadaan awalnya. Bahan baku Serat spandex dapat diproduksi menggunakan beberapa jenis bahan baku. Bahan-bahan yang digunakan adalah prepolimer yang membentuk rantai utama (backbone) serat polimer, stabilizer yang menjaga kesatuan polimer, dan pewarna. Rantai utama serat diperoleh dari reaksi antara glikol yang fleksibel dan diisosianat yang kaku. Glikol berupa polimer dengan berat molekul rendah dan jenis bahan yang dapat digunakan di antaranya poliester, polieter, polikarbonat, polikaprolakton, atau kombinasi beberapa di antaranya. Karakter penting glikol ini adalah memiliki rantai panjang dan fleksibel, karena berhubungan dengan kemuluran serat. Diisosianat memiliki rantai polimer pendek dan memiliki gugus isosianat (-NCO) pada kedua ujungnya. Karakter penting diisosianat ini adalah kaku, karena berfungsi untuk memberi kekuatan

Tahun VIII nomor 29

Serat spandex sebenarnya berwarna putih. Pewarnaan diperlukan untuk memperindah tampilan produk. Pewarna yang umum digunakan adalah acid dye dan dispersed dye. Jika serat spandex akan ditenun bersama serat lain, maka diperlukan metode pewarnaan khusus. Proses Produksi Ada empat metode produksi serat spandex, yaitu melt extrusion, reaction spinning, solution dry spinning, dan solution wet spinning. Keempat metode ini diawali dengan pembuatan prepolimer dari monomer, kemudian prepolimer direaksikan lebih lanjut dan ditarik sehingga membentuk serat panjang. Metode yang paling umum digunakan adalah solution dry spinning, yang akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Reaksi prepolimer a) Prepolimer diperoleh dengan mereaksikan glikol dengan diisosianat. Perbandingan jumlah glikol terhadap

POLIMER

sentra

Sumber: 1. K.K Chalwa, Fibrous Materials. Cambridge University Press, 1998 2. http://www.madehow.com/ volume-4/Spandex.html 3. http://pubs.acs.org/cen/ whatstuff/stuff/7707scitek4.html

Sebelum diregangkan

Pada saat peregangan


Gambar 1. Proses Spandex

Setelah peregangan

50

50

sentra

POLIMER

Tahun VIII nomor 29

Serat spandex diberi stabilizer agar tidak mudah rusak akibat pengaruh panas, gas klorin, dan kontaminan lain di atmosfer. Jenis-jenis stabilizer yang umum digunakan di antaranya adalah antioksidan, anti UV, anti jamur, dan zat yang dapat menghambat perubahan warna akibat polutan di atmosfer. Stabilizer yang ditambahkan juga bersifat tahan terhadap zat-zat pelarut.

diisosianat diatur sesuai kebutuhan, dan perbandingan yang umum digunakan adalah 1:2. b) Pada proses dry spinning, prepolimer direaksikan dengan diamin dalam proses reaksi perpanjangan rantai atau chain extension reaction. Hasil reaksi diencerkan dengan suatu pelarut membentuk larutan spinning yang encer sehingga mudah diolah lebih lanjut. Larutan ini kemudian dipompa ke sel produksi serat. 2. Produksi serat a) Dalam sel produksi serat, larutan spinning mengalami curing dan diubah menjadi serat. Larutan polimer dialirkan melalui pelat logam yang disebut spinneret, yang memiliki lubang-lubang kecil tempat larutan mengalir. Larutan membentuk untaian atau helaian polimer cair yang kemudian dipanaskan sehingga bereaksi dan membentuk helaian padat. b) Beberapa helai serat yang keluar dari sel produksi serat dibundel menjadi satu sehingga menghasilkan ketebalan yang diinginkan. Dengan bantuan udara tekan, serat-serat ini dipilin menjadi satu, dan melekat satu sama lain karena sifat lengket dari material itu sendiri. 3. Proses tahap akhir a) Serat yang dihasilkan diolah dengan finishing agent untuk mencegah pelekatan antar serat yang tidak diinginkan. Finishing agent yang dapat digunakan adalah magnesium stearat atau polimer lain seperti

poli(dimetil siloksan). Kemudian serat ini dilewatkan melalui beberapa roller dan digulung pada spool. b) Spool yang telah dipenuhi serat, dikemas dan dikirim ke pabrik tekstil atau konsumen lain. Pada proses selanjutnya serat spandex ditenun bersama serat lain seperti katun atau nylon, dan juga diwarnai. Pengembangan di masa depan Sebagai hasil dari berbagai penelitian, kualitas serat spandex terus meningkat. Pengaruh berbagai parameter seperti jenis prepolimer, perbandingan jumlah prepolimer, jenis katalis, serta penambahan filler terus dipelajari dan menghasilkan perbaikan karakteristik serat spandex, seperti misalnya perbaikan sifat selama peregangan. Sementara itu, teknologi produk kain terus dikembangkan, dan hal ini meningkatkan peluang penggunaan serat spandex. Perbaikan pada proses produksi serat pun terus dilakukan, agar proses semakin cepat dan efisien. [FRI]

Anda mungkin juga menyukai