Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugrahNya
penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penulisan makalah ini hingga bisa
tersusun dengan baik.
Makalah ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang kami peroleh dari beberapa
buku, hasil penelitian dan media elektronik dengan harapan orang yang membaca dapat
memahami tentang “Proses Penghilangan Kanji pada Kain Kapas dengan cara Enzim metode
Pad-Batching”.
Akhirnya, kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
perbaikan makalah ini di masa mendatang.
Penyusun
2.1. DESIZING
Desizing merupakan proses pertama yang dilakukan setelah proses
pertenunan. Penghilangan kanji ini dilakukan agar tidak mengganggu proses
tekstil selanjutnya yang akan dilakukan. Prinsipnya adalah mengubah kanji yang
tidak larut dalam air menjadi glukosa yang larut dalam air dengan menambahkan
zat penghilang kanji. Ada tiga jenis kanji yang dapat digunakan dalam pemberian
kanji sewaktu proses penganjian dalam pertenunan :
Kanji alam (Strach)
Didapatkan dari alam, seperti kanji yang terbuat dari jagung, tepung dan lain-
lain atau dengan istlah lain adalah natural strach (jagung), modified strach
(tepung tapioka).
Kanji Hewan (Gelatin)
Proses penghilangan untuk kanji hewan dilakukan dengan cara perendaman
enzim, asam, basa atau alkali dan oksidator.
Kanji Sintetik
Kanji sintetik adalah kanji yang di buat oleh manusia (kanji buatan) seperti
kanji acrylic, PVA dan lain-lain.
Pemakaian enzim sangat cocok untuk proses penghilangan kanji alam yang
terbuat dari kanji pati yang biasa digunakan pada bahan serat alam seperti katun,
rayon maupun campurannya dengan serat sintetik, karena enzim tidak akan
merusak serat karena enzim bekerja sangat spesifik hanya menghidrolisa kanji
pati saja. Metoda proses ini biasanya metoda semi-kontinyu, rendam-peras-
peram/ Pad-batching, baik peram dingin maupun peram dalam keadaan panas.
PEMBAHASAN
3.1. PERCOBAAN
3.1.1. Diagram Alir
3.3. DISKUSI
Praktikum yang dilakukan yaitu proses penghilangan kanji (Desizing) pada
kain kapas dengan cara enzim. Enzim adalah suatu senyawa protein yang
dihasikan oleh jasad renik/organisme tertentu yang mampu menghidrolisa kanji
pati disebut enzim amilase, yang dapat dihasilkan oleh malt (semacam gandum),
pankreas (jeroan hewan ternak), dan bakteri. Enzim amilase pada pH 6-7
menghidrolisa kanji pati/amilum menjadi dekstrin kemudian menjadi
glukosa/gula yang larut dalam air.
Pemakaian enzim sangat cocok untuk proses penghilangan kanji alam yang
terbuat dari kanji yang biasa digunakan pada bahan serat alam seperti kapas yang
memiliki derajat polimerisasi tinggi, sehingga mudah untuk dimasuki oleh kanji.
Mekanisme penghilangan kanji dengan menggunakan enzim adalah enzim
mendegradasi kanji yang berada di dalam serat kapas menjadi molekul-molekul
yang lebih kecil sehingga ikatan antara kanji dengan serat kapas menjadi ikatan
yang lemah. Sehingga pada saat pencucian dengan air kanji yang berikatan
dengan serat akan terbawa oleh air dan hilang. Penghilangan kanji menjadi lebih
baik karena ada zat pembasah yang mempercepat pembasahan kain secara
merata. Dengan pembasahan cepat dan merata tersebut, maka enzim akan cepat
bekerja untuk melarutkan kanji amilum. Pengaruh pH dan suhu serta waktu
lamanya proses harus diperhatikan.
Grafik pengaruh pH, konsentrasi, waktu dan suhu yang digunakan terhadap
pengurangan berat kain
Perbandingan resep:
Resep 1 dengan resep 2
Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan bahwa faktor yang berpengaruh
yaitu perbedaan pH. Daya serap percobaan 1 lebih kecil dibandingkan daya
serap pada percobaan 2 dikarenakan oleh perbedaan pH yg digunakan. Pada
Proses Desizing (Penghilangan Kanji) pada Kain Kapas Page 12
percobaan resep 1 pH yang digunakan yaitu pH 5 sedangkan percobaan resep
2 pH yg digunakan adalah 7. Enzim dapat bekerja secara optimal pada pH 6-
7 sehingga enzim dapat menghidrolisa kanji pati/amilum menjadi dekstrin
kemudian menjadi glukosa/gula yang larut dalam air.
Resep 1 dengan resep 3
Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa daya serap
resep 3 lebih cepat dibandingkan dengan resep 1. Hal ini dikarenakan akibat
perbedaan waktu yang dilakukan untuk pengeraman. Waktu pengeraman
mempengaruhi ∆Wg % karena semakin lama kain diperam maka enzim akan
menghidrolisa serat dan juga akan merusak serat yang menyebabkan berat
kain berkurang lebih banyak dibandingkan kain yang diperam dengan waktu
normal. Apabila kain rusak maka kekuatan seratnya berkurang dan daya
serap kainnya menjadi tinggi.
Resep 1 dengan resep 4
Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa daya serap
pada resep 1 lebih cepat dibandingkan dengan resep 4. Hal ini dikarenakan
akibat perbedaan suhu pada saat pemasakan, apabila penggunaan suhu yang
lebih tinggi melebihi suhu aktivitasnya akan merusak aktivitas enzim
sebaliknya pada suhu yang lebih rendah dapat mengurangi aktivitas kerja
enzim, sehingga mempengaruhi daya serap pada kain. Pada praktikum ini
berat kain dengan menggunakan resep 1 berkurang lebih sedikit
dibandingkan dengan kain dengan resep 4, seharusnya berat kain dengan
resep1 lebih banyak di bandingkan dengan kain dengan menggunakan resep
4 hal ini dapat disebabkan pada pencucian kain ada beberapa serat kain yang
terlepas sehingga berat yang dihasilkan bukan berat yang sebenarnya.
Resep 1 dengan resep 5
Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa daya serap
pada resep 1 lebih cepat dibandingkan dengan resep 5. Hal ini dikarenakan
akibat perbedaan konsentrasi enzim. Enzim merupakan biokatalisator yang
mempunyai aktivitas kerja yang spesifik berperan untuk mempercepat reaksi
maka semakin banyak enzim yang digunakkan reaksi yang berlangsung akan
semakin cepat dan juga kanji yang terhidrolisa akan semakin banyak.
4.1. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi proses penghilangan kanji dengan menggunakan enzim
metoda pad-baching yaitu diantaranya adalah :
pH
Enzim amilase pada pH 6-7 menghidrolisa kanji pati/amilum menjadi dekstrin
kemudian menjadi glukosa/gula yang larut dalam air.
Suhu
Penggunaan suhu yang lebih tinggi melebihi suhu aktivitasnya akan merusak
aktivitas enzim sebaliknya pada suhu yang lebih rendah dapat mengurangi
aktivitas kerja enzim, sehingga mempengaruhi daya serap pada kain.
Waktu
Waktu pengeraman mempengaruhi ∆Wg % karena semakin lama kain diperam
maka enzim akan menghidrolisa serat dan juga akan merusak serat yang
menyebabkan berat kain berkurang lebih banyak dibandingkan kain yang
diperam dengan waktu normal. Apabila kain rusak maka kekuatan seratnya
berkurang dan daya serap kainnya menjadi tinggi.
Konsentrasi Enzim
Enzim merupakan biokatalisator yang mempunyai aktivitas kerja yang spesifik
berperan untuk mempercepat reaksi maka semakin banyak enzim yang
digunakkan reaksi yang berlangsung akan semakin cepat dan juga kanji yang
terhidrolisa akan semakin banyak.
4.2. SARAN
Dalam penelitian ini disarankan untuk proses desizing pada kain kapas sebaiknya
menggunakan variasi resep 2 karena menggunakan konsentrasi enzim sebanyak
5g/L, pH 7, suhu 65°C dan waktu pemeraman selama 6 jam.