Kerusakan serat kapas yang disebabkan oleh zat kimia dapat dibedakan dari
kerusakan mekanika, dengan cara pewarnaan dengan zat warna Congo Red (C.I. Direct
Red 28). Dasar pengujian ini adalah bahwa zat warna Congo Red dapat mewarnai
selulosa pada dinding sekundernya. Congo Red dapat mewarnai dinding selulosa
sekunder, mula-mula serat digelembungkan dengan NaOH, kemudian diwarnai dengan
Congo Red, kemudian digelembungkan lagi dengan larutan NaOH yang lebih kuat
supaya bagian yang terwarnai lebih mudah dilihat. Kerusakan kimia dapat pula
dibedakan dari kerusakan mekanika dengan cara penggelembungan. Dalam cara ini
serat kapas dipotong pendek-pendek dan direndam dalam larutan NaOH 13 % dan
diamati dengan mikroskop.
Apabila dinding luar serat hanya rusak sedikit, dinding selulosa sekunder yang
menggelembung akan menonjolkeluar menjadi bentuk dumbel. Kerusakan kimia akan
melemahkan dinding primer sedemikian rupa sehingga tidak dapatmenahan tekanan
yang ditimbulkan oleh dinng sekunder yang menggelembung, sehingga seluruh bagian
serat menggelembung.
Serat selulosa dapat rusak karena asam maupun zat oksidator. Kerusakan karena
asam menimbulkan hidroselulosa yang mempunyai gugus pereduksi. Proses oksidasi
baik didalam suasana asam maupun basa, menimbulkan oksiselulosa yang mempunyai
gugus pereduksi dan juga gugus karboksil.
Cara pengujian untuk menunjukkan kerusakan kimia pada kapas, termasuk cara
untuk menunjukkan adanya gugus pereduksi, gugus karboksil dan untuk membedakan
antara hidroselulosa dan oksiselulosa. Pengujian untuk gugus pereduksi antara lain
dengan menggunakan larutan fehling, perak nitrat amoniakal dan uji Horrison. Dari uji-
uji tersebut, uji Horrison dapat menunjukkan gugus pereduksi sampai dalam jumlah
terkecil pada contoh yang rusak.
Apabila bagian serat yang rusak cukup luas, kekuatan tarik sebelum dan sesudah
pendidihan didalam larutan NaOH 2% dapat digunakan untuk menunjukkan jenis
kerusakan. Apabila kekuatan tarik tidak berubah setelah pemasakan tersebut, maka
kerusakannya disebabkan oleh asam, sedangkan apabila kekuatannya berkurang setelah
pemasakan tersebut, maka kerusakannya disebabkan oleh terjadinya oksiselulosa.
III. Alat dan Bahan
V. Data Pengamatan
Terlampir.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Hariyanti, dkk. 2005. Bahan Ajar Praktikum Evaluasi Kimia 1. Bandung:
Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.