Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUJIAN DAN EVALUASI TEKSTIL

UJI KERUSAKAN SELULOSA

NAMA : Wahyu Robiah Nuralhasanah


NPM : 16020009
GROUP : K1
DOSEN : Maya K., S.Si.T, M.T
ASISTEN : Kurniawan, S.T, M.T

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2017
UJI KERUSAKAN SELULOSA

I. Maksud dan Tujuan


Pengujian Penggelembungan dengan NaOH dan Pewarnaan dengan Congo Red
Untuk membedakan kerusakan serat kapas karena zat kimia dengan kerusakan
karena mekanika.
Pewarnaan dengan cara Uji Horrizon, Perak Nitrat Amoniakal dan Pereaksi
Fehling
Untuk menunjukkan adanya gugus pereduksi pada serat selulosa yang rusak
karena zat kimia.
Pewarnaan dengan cara Pencelupan Tolak, Biru Trunbull, Na-kromat dan
Metilen Biru
Untuk menunjukkan adanya gugus karboksilat pada serat selulosa yang rusak
karena zat kimia.

II. Dasar Teori


Kapas adalah serat halus yang menyelubungi biji beberapa jenis Gossypium
(tanaman kapas), tumbuhan 'semak' yang berasal dari daerah tropika dan subtropika.
Produk tekstil dari serat kapas biasa disebut sebagai katun (benang maupun kainnya).
Serat kapas merupakan produk yang berharga karena hanya sekitar 10% dari berat kotor
produk hilang dalam pemrosesan. Apabila lemak, protein, malam (lilin), dan lain-lain
residu disingkirkan, sisanya adalah polimer selulosa murni dan alami. Selulosa ini
tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kapas kekuatan, daya tahan
(durabilitas), dan daya serap yang unik namun disukai orang. Tekstil yang terbuat dari
kapas (katun) bersifat menghangatkan di kala dingin dan menyejukkan di kala panas
(menyerap keringat).

Setelah mengalami berbagai proses, ada kemungkinan selulosa mengalami


kerusakan. Kerusakan bahan tekstil dapat terjadi pada setiap tingkat proses pengolahan
bahan tekstil, dari bahan baku (serat) sampai menjadi bahan jadi (kain), sehingga
kerusakan serat mungkin terjadi pada setiap tingkat pengolahannya, sedangkan jenis
kerusakannya tergantung dari jenis pengolahannya. Jenis kerusakan serat pada bahan
tekstil antara lain disebabkan karena :
Kerusakan Mekanika Kerusakan Kimia
- Serangan serangga - Serangan jasad renik
- Gesekan - Pengolahan kimia
- Potongan - Cahaya
- Tusukan - Panas
- Putus karena tarikan

Kerusakan serat kapas yang disebabkan oleh zat kimia dapat dibedakan dari
kerusakan mekanika, dengan cara pewarnaan dengan zat warna Congo Red (C.I. Direct
Red 28). Dasar pengujian ini adalah bahwa zat warna Congo Red dapat mewarnai
selulosa pada dinding sekundernya. Congo Red dapat mewarnai dinding selulosa
sekunder, mula-mula serat digelembungkan dengan NaOH, kemudian diwarnai dengan
Congo Red, kemudian digelembungkan lagi dengan larutan NaOH yang lebih kuat
supaya bagian yang terwarnai lebih mudah dilihat. Kerusakan kimia dapat pula
dibedakan dari kerusakan mekanika dengan cara penggelembungan. Dalam cara ini
serat kapas dipotong pendek-pendek dan direndam dalam larutan NaOH 13 % dan
diamati dengan mikroskop.

Apabila dinding luar serat hanya rusak sedikit, dinding selulosa sekunder yang
menggelembung akan menonjolkeluar menjadi bentuk dumbel. Kerusakan kimia akan
melemahkan dinding primer sedemikian rupa sehingga tidak dapatmenahan tekanan
yang ditimbulkan oleh dinng sekunder yang menggelembung, sehingga seluruh bagian
serat menggelembung.

Serat selulosa dapat rusak karena asam maupun zat oksidator. Kerusakan karena
asam menimbulkan hidroselulosa yang mempunyai gugus pereduksi. Proses oksidasi
baik didalam suasana asam maupun basa, menimbulkan oksiselulosa yang mempunyai
gugus pereduksi dan juga gugus karboksil.

Gugus pereduksi dapat ditunjukkan dengan berbagai cara, tetapi kerena


oksiselulosa mempunyai gugus pereduksi dan gugus karboksil, sehingga agak sukar
untuk menentukan apakan serat selulosa rusak karena asam atau zat oksidator. Untuk
membedakan kedua kerusakan tersebut telah disusun beberapa cara pengujian, yang
masing-masing cara mempunyai derajat ketelitian hasil pengujian yang berbeda.
Contoh uji harus bebas dari zat lain seperti zat penyempurnaan, kanji, lemak
lilin dan sebagainya, karena zat tersebut kadang-kadang mempengaruhi hasil pengujian
atau memberi hasil yang sama dengan oksiselulosa dan hidroselulosa. Dalam beberapa
hal pencelupan juga berpengaruh terhadap pengujian. Banyak cara pengujian tidak
dapat digunakan untukpengujian ini, karena pengujian kebanyakan dilakukan dengan
carapenodaan, sedangkan zat warna yang adapada selulosa,pada umumnya tidak dapat
dihilangkan tanpa merusak selulosa.

Cara pengujian untuk menunjukkan kerusakan kimia pada kapas, termasuk cara
untuk menunjukkan adanya gugus pereduksi, gugus karboksil dan untuk membedakan
antara hidroselulosa dan oksiselulosa. Pengujian untuk gugus pereduksi antara lain
dengan menggunakan larutan fehling, perak nitrat amoniakal dan uji Horrison. Dari uji-
uji tersebut, uji Horrison dapat menunjukkan gugus pereduksi sampai dalam jumlah
terkecil pada contoh yang rusak.

Apabila bagian serat yang rusak cukup luas, kekuatan tarik sebelum dan sesudah
pendidihan didalam larutan NaOH 2% dapat digunakan untuk menunjukkan jenis
kerusakan. Apabila kekuatan tarik tidak berubah setelah pemasakan tersebut, maka
kerusakannya disebabkan oleh asam, sedangkan apabila kekuatannya berkurang setelah
pemasakan tersebut, maka kerusakannya disebabkan oleh terjadinya oksiselulosa.
III. Alat dan Bahan

No. Nama Pengujian Alat Pereaksi Bahan


1. Pengujian - Mikroskop Larutan NaOH 18% - Kapas baik
penggelembungan - Kaca objek dan kaca - Kapas rusak oleh
dengan NaOH penutup panas
2. Pengujian pewarnaan - Kertas hisap Larutan zat warna - Kapas rusak oleh
dengan Congo Red congo red 1% pukulan
3. Pengujian pewarnaan - Tabung reaksi - Pelarut A (AgNO3 - Kapas rusak oleh
dengan cara uji - Pembakar bunsen 80 g/L) alkali
horizon - Pelarut B (200 g - Kapas rusak oleh
NaOH) dalam 1 L asam
air - Kapas rusak oleh
jamur
4. Pengujian pewarnaan - AgNO3 - Kapas rusak oleh
dengan perak nitrat - NH4OH 10% kaporit
amoniakal - Kapas rusak oleh
5. Pengujian pewarnaan - Larutan Fehling A hipoklorit
dengan pereaksi (60 g/L CuSO4) - Kapas rusak oleh
fehling - Larutan Fehling B reduktor
(346 g Kalium - Kapas rusak oleh
Natrium tartrat dan oksidator
100 g NaOH/L air)

6. Pengujian perwarnaan - Tabung reaksi - Larutan Chlorazol


dengan cara - Pembakar bunsen Sky Blue FF (Cl
pencelupan tolak Direct Blue 1) 5
g/L
7. Pengujian pewarnaan - Ferro sulfat 10 g/L
dengan cara biru - Kalium ferri
trunbull sianida 10 g/L
8. Pengujian pewarnaan - Tabung reaksi - Natrium kromat 10
dengan Na - Kromat g/L
- Pb Asetat 10 g/L
9. Pengujian pewarnaan - Larutan metilen
dengan metilen biru biru 10 g/L yang
telah diasamkan
dengan H2SO4

IV. Cara Kerja


Pengujian Penggelembungan dengan NaOH
1) Potong serat kapas pendek-pendek kira-kira 0,5 mm
2) Letakkan diatas kaca objek; tetesi dengan NaOH sebagai medium tutup
dengan kaca penutup
3) Biarkan beberapa menit
4) Amati dibawah mikroskop

Pewarnaan Congo Red


1) Rendam contoh uji dalam alrutan NaOH 2% selama 5 menit.
2) Cuci sampai bebas NaOH (uji engan kertas lakmus)
3) Keringkan dengan kertas penghisap
4) Rendam contoh uji dalam larutan congo red selama 5 menit
5) Cuci bersih dengan air
6) Rendam dalam larutan NaOH 18% selama 3-5 menit
7) Amati dibawah mikroskop

Pengujian Pewarnaan dengan Cara Uji Horrizon


1) Campurkan 1 mL larutan A dala 20 mL air dengan 2 mL larutan B dalam 20
mL
2) Didihkan contoh uji dalam 2-5 mL campurantersebut selama 5 menit
3) Cuci dalam larutan B (1 mL dalam 10 mL air)
4) Cuci denganair panas suhu 70 OC
5) Amati warna yang terjadi

Pengujian Pewarnaan dengan Perak Nitrat Amoniakal


1) Panaskan contoh uji dalam larutan AgNO3 amoniakal pada suhu 80 OC selama
3-5 menit
2) Cuci dengan air dingin
3) Cuci dengan larutan amoniak 10%
4) Amati warna yang terjadi

Pengujian Pewarnaan dengan Pereaksi Fehling


1) Campurkan 5 mL larutan fehling A dan 5 mL larutan Fehling B (Larutan dapat
diencerkan dengan 10 mL air suling)
2) Didihkan contoh uji dalam 25 mL campuran tersebut selama 10 menit
3) Cuci dengan air panas 70 OC
4) Amati warna yang terjadi

Pengujian Pewarnaan dengan cara Pencelupan Tolak


1) Rendam contoh uji dalam larutan Chlorazol Sky Blue FF pada suhu mendidih
selama 5 menit
2) Cuci dengan air panas ada suhu 70 OC
3) Amati warna yang terjadi

Pengujian Pewarnaan dengan cara Biru Trunbull


1) Rendam contoh uji di dalam larutan ferro sulfat selama 5 menit pada suhu
kamar
2) Cuci pada suhu 70 OC, lalu dikeringkan
3) Amati warna yang terjadi

Pengujian Pewarnaan dengan Na-Kromat


1) Rendam contoh uji dalam larutan Pb asetat selama 5 menit pada suhu kamar
2) Bilas dengan air dingin
3) Pndahkan contoh uji ke dalam larutan Na khromat kemudian rendam dalam
larutan tersebut selama 5 menit pada suhu kamar
4) Cuci dan keringkan
5) Amati warna yang terjadi

Pengujian Pewarnaan dengan Metilen Biru


1) Rendam contoh uji dalam larutan pereaksi Metilen Biru, selama 5-10 menit
pada suhu kamar
2) Cuci dengan air mengalir
3) Amati warna yang terjadi

V. Data Pengamatan
Terlampir.
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Hariyanti, dkk. 2005. Bahan Ajar Praktikum Evaluasi Kimia 1. Bandung:
Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.

Wikipedia. Kapas. [online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Kapas [2017, April 9]

Puspitasari, Gina. (2015). Laporan Praktikum Evaluasi Kimia 1. [online]. Tersedia:


http://documentslide.com/documents/laporan-praktikum-evaluasi-kimia-1.html
[2017, April 9]

Anda mungkin juga menyukai