Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM

ILMU NUTRISI TRRNAK RUMINANSIA


KOEFISIEN CERNA BAHAN KERING (KCBK) DAN
KOEFISIEN CERNA BAHAN ORGANIK (KCBO)
SECARA IN VITRO
DAN EVALUASI SIFAT PAKAN

OLEH:

Bagus Velani
2003511100
C

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
1
2021

KOEFISIEN CERNA BAHAN KERING (KCBK) DAN


KOEFISIEN CERNA BAHAN ORGANIK (KCBO)
SECARA IN VITRO

ALAT:
 Shaking bath
 Neraca analitik
 Cawan porselin
 Termos
 Kain penyaring
 Tabung invitro
 Pemusing
 Oven forced
 Oven Kering
 Tanur
 Pompa vakum
 Volume tera 25 ml
 Beaker gelas
 Erlenmeyer
 Hot plate stirer.

BAHAN:
 Na2HPO4
 NaHCO3
 NaCl
 KCl
 CaCl2
 MgCl26H2O
 CO2
 Pepsin
 HCl 0,1N
 Cairan rumen
 Aquadest

PEMBUATAN PEREAKSI:
3.1 Larutan buffer:
3.1.1 Larutan a: 3,7g Na2HPO4 + 9,8g NaHCO3 dalam 1000 ml H2O panaskan pada
temperatur 40°C.
3.1.2 Larutan b: 0,47g NaCl + 0,57g KCl + 0,04g CaCl2 + 0,06g MMgCl atau
0,128g MgCl2.6H2O larutkan dalam 10 ml H2O.
2
3.1.3 Kedua larutan diatas dicampur (100:1) ke dalam beaker gelas, letakkan diatas hot
Plate stirer dengan temperature 40°C, aduk hingga homogen selama 15
menit
3.1.4 Kedua larutan diatas dicampur (1000:1) ke dalam beaker gelas, letakkan
diatas hot plate stirer dengan temperature 40°C, aduk hingga homogenselama
15 menit
3.2 Larutan inokulan
3.2.1 800 ml larutan buffe dalam beaker gelas ditambahkan dengan 200 ml Cairan
rumen yang telah disaring dari dalam termos.
3.2.2 alirkan gas CO2, aduk dengan magnet stirer, pertahankan suhu hotpalte pada 40°C
3.3 Larutan Pepsin 0,2%
3.3.1 timbang pepsin 1:10.000 sebanyak 2 gram kedalam beaker gelas
3.3.2 Tambahkan HCl 0,1 N sampai volume 1000 ml
3.3.3 Aduk sampai homogen dengan magnet stirer pada 40°C.

4. CARA KERJA
4.1.1 Timbang 0.2500 g sampel yang telah dihaluskan kedalam tabung invitro
4.1.2 tambahkan 25 ml larutan inokulan ke dalam tabung in vitro berisi sampel.
4.1.3 Masukkan larutan inokulan 25 ml ke dalam tabung in vitro tanpa sampel sebagai
blangko
4.1.4 Inkubasikan dalam shaking bath pada 40°C selama 48 jam
4.1.5 setiap 6 jam dikocok agar sampel homogen terserap larutan inokulan dan dibuang
anginnya.
4.1.6 Setelah 48 jam, dikeluarkan
4.1.7 pusingkan padan 3000 rpm selama 10 menit, lalu tampung supernatan pada botol
berpenutup vakum dengan menuang secara perlahan agar residu tidak terikut.
4.1.8 cuci residu dengan aquadest sebanyak 25 ml, pusingkan pada 3000 RPM selama
10 menit dan tuang seperti cara diatas
4.1.9 Tambahkan 25 ml larutan pepsin 1:10.000 dengan konsentrasi 0.2% dalam HCl
0,1 N
4.1.10 Inkubasikanselama 48 jam dalam shaking bath 40°C
4.1.11 Selanjutnya lakukan hal yang sama dengan pemusingan dan pencucian seperti
prosudure diatas
4.1.12 Setelah pencucian terakhir, pindahkan secara kuantitatif residu kedalam cawan
yang telah diiketahui bobot kosongnya
4.1.13 Uapkan dalam forced draught oven sampai kering selama 12 jam
4.1.14 lanjutkan ke oven bahan kering105°C selama 9 jam, dinginkan dalam desikator
dan timbang
4.1.15 Lanjutkan pembakaran ke dalam tanur sampai diperoleh bobot abu

5. Hasil
% Koefisien Cerna Bahan Kering = berat Bahan Kering sampel – berat bahan kering
(residu -residu blangko) ÷ berat bahan kering × 100%
3
% Koefisien Cerna Bahan Organik = berat Bahan organik sampel – berat bahan organik
(residu – residu blangko) ÷ berat bahan organik × 100%

VI. SIFAT FISIK PAKAN

6.1 Pengantar
Sifat fisik merupakan salah satu indikator penting dalam evaluasi kualitas pakan
yang tersedia/akan diberikan pada ternak. Sifat fisik baik density/bulkiness, daya larut
air, daya serap air, maupun nilai organoleptiknya, seperti warna, aroma/bau, maupun
tekstur akan memberikan gambaran secara langsung terkait kualitas dari pakan tersebut,
karena sifat fisik suatu pakan sangat terkait erat dengan kualitas kimia, (kandungan
nutriennya) maupun kualitas biologisnya (kebermanfaatannya bagi ternak).
Dalam praktikum ini sifat fisik pakan yang akan diamati/dipraktikumkan antara
lain density/kerapatannya (bulkiness/keambaan), daya serap air/water regain capasity,
dan daya larut air (water solubility). Density/kerapatan suatu bahan pakan akan
mencerminkan kepadatan (konsentrasi) nutrien dari suatu bahan pakan. Semakin tinggi
density suatu bahan pakan berarti semakin tinggi pula konsentrasi /kepadatan nutrien
yang terkandung di dalamnya. Sebaliknya density yang rendah menunjukkan semakin
bulky/ambanya suatu bahan pakan yang dapat mengakibatkan semakin cepatnya rongga
perut/rumen ternak penuh walaupun jumlah pakan yang dikonsumsi hanya sedikit.
Keambaan yang tinggi diakibatkan oleh semakin tingginya rongga udara yang ada
dalam sel/struktur sel pembangun bahan pakan, yang apabila dikonsumsi ternak, bahan
pakan tersebut akan mengembang yang akan cepat memenuhi ruang yang dapat
mengakibatkan ternak cepat merasa kenyang.
Daya serap air/water regain capasity merupakan cerminan awal dari kualitas
bahan pakan. Bahan pakan yang mempunyai daya serap air yang tinggi menunjukkan
semakin tingginya rongga udara dan porositas dari bahan pakan tersebut. Daya serap air
yang tinggi pada pakan dengan struktur dinding sel non kristalin (dinding sel tidak kaya
selulosa &/ lignin) akan memberikan indikasi awal tingginya tingkat kecernaan bahan
pakan tersebut, namun apabila daya serap air yang tinggi dimiliki oleh bahan pakan
yang kaya serat kasar terutama lignoselulosa, maka daya serap air tdk terkait dengan
tingkat kecernaan dari bahan pakan tersebut.
Daya larut air/water solubility merupakan indikator sangat penting yang terkait
dengan sifat biologis terutama tingkat kecernaan dari suatu bahan pakan. Bahan pakan
dengan sifat fisik daya larut air yang tinggi merupakan cerminan tingginya kelarutan
bahan pakan tersebut dalam air yang mengindikasikan mudahnya bahan pakan tersebut
tercverna dalam saluran pencernaan/rumen dari etrnak ruminansia.

6.2 Persiapan dan Pelaksanaan Praktikum


4
6.2.1. Persiapan dan Preparasi sampel
- Setiap kelompok dan/atau kelas mempersiapkan sampel bahan pakan yang
akan dipakai untuk kegiatan praktikum sebanayak 1 – 2 kg segar
- Untuk sampel hijauan ambil bagian-bagian yang biasa dikonsumsi ternak
(bagian daun, tangkai daun dan batang yang masih muda)
- Timbang terlebih dahulu kantong kertas yang akan dipakai untuk wadah
sampel. Catat sebagai Bobot kantong kosong
- Masukkan sampel yang akan dipakai untuk kegiatan analisis sebanyak 1 –
2 kg segar ke dalam kantong kertas (amplop kertas) dan timbang sebagai
Bobot Kantong + Sampel awal
- Masukkan sampel dalam draough force oven (oven 70oC) dalam posisi
terbuka di bagian atasnya, dan oven selama ±48 jam.
- Pengovenan selesai ditandai dengan sampel yang sudah kering dan mudah
dipatahkan (ada bunyi kriek saat dipatahkan/remas). Setelah pengovenan
selesai, sampel diturunkan (dimasukkan dalam desikator). Dibiarkan
sebentar 15-30 menit
- Timbang bobot sampel kering, dan catat bobotnya sebagai Bobot kantong
+ sampel setelah dioven
- Lakukan preparasi sampel (penggilingan sampel) dengan menggunakan
saringan 1 mm. Pastikan setiap 1 jenis sampel tidak tercvampur dengan
sampel lainnya.
- Simpan sampel yang telah digiling untuk dipakai untuk kegiatan praktikum
selanjutnya (uji sifat fisik dan biologis sampel).
- Catat data yang diperoleh pada Form 5 yang telah disediakan

6.2.2 Pelaksanaan Praktikum Sifat Fisik Pakan


a. Density/keambaan/bulkiness
Masukkan sampel pakan yang telah digiling halus dan disaring dengan diameter
saringan 1 mm ke dalam tabung silinder ukuran 1000 ml sampai permukaan rata,
kemudian ditimbang. Berat sampel dibagi dengan volume tabung (g/l) merupakan angka
density.

b. Daya Serap Air (Water Regain Capacity)


Ke dalam cawan dimasukkan 3 g sample kering udara (oven 60 0C) yang telah digiling
halus dan disaring dengan diameter saringan 1 mm. Sample pakan direndam air
semalam, kemudian disaring dengan kertas saring dan disedot dengan pompa vakum
sampai airnya tidak menetes, selanjutnya ditimbang.

Berat akhir - berat awal

Daya serap air (%) = .............................................. X 100%

Berat awal
5
c. Daya Larut Air (Water Solubility)
Pengukuran daya larut air merupakan kelanjutan dari pengerjaan daya serap air, yaitu
pada tahap sample sudah disedot dengan pompa vakum sampai airnya tidak menetes,
selanjutnya sample dioven 105 0C, ditimbang untuk mendapatkan bahan keringnya.

Daya larut air = Berat bahan kering awal - berat bahan kering akhir X 100%

....................................................................................

Berat bahan kering awal

Dimana:
- Berat bahan kering/DM awal = Berat sampel awal x kadar bahan keringnya
- Berat bahan kering/DM akhir = Berat bahan kering residu sampel
- Bahan kering/DM= Berat bahan setelah pengeringan 105oC dalam waktu
tertentu (umumnya 9–12 jam)

6.3 Hasil Praktikum dan Tindaklanjut


- Deskripsikan hasil pengamatan anda menggunakan Form 5 dan 6 dan
diskusikan
- Susun dan kumpulkan segera Laporan Praktikum Individu
- Simpan data hasil praktikum untuk pembuatan Laporan akhir (Kelompok)

6
SAMPEL LAMTORO

N Sampel gram %DM %AB %abu %BO Gram Gram Cwn Cwn+d
o Sampe U (DM) (DM) Sampe Sampe m
l l DM l BO
1 Rumput 0,2517 94,351 22,563 22,939 76,060 0,2372 0,1914 21,642 21,7552
6 0 1 9 1
2 Gamal 0,2503 92,236 8,4454 9,1563 90,843 0,2309 0,2274 23,832 23,9389
5 7 5
3 Lamtor 0,2513 94,260 7,3276 7,7737 92,226 0,2369 0,2318 18,188 18,3434
o 3 3 9
4 Jerami 0,2502 95,235 24,724 25,961 74,038 0,2383 0,1852 17,551 17,7327
6 5 4 6 9
5 Blangko - - - - - - - 20,937 20,9370
0

Cwn+ab Cwn c+dm c+abu gram %KCB gram


u blk blk blk K

21,6709 Resid Tercern Resid Terbaka Tercern


u a (dm) u air r (OM) a (OM)
sampe
l
23,8365 20,922 20,937 20,935 0,0983 0,1389 58,5637 0,0257 0,0726 0,1188
2 0 2
18,1925 20,922 2,9370 20,935 0,0916 0,1393 60,3237 0,009 0,0907 0,1367
2 2
17,5989 20,922 20,937 20,935 0,1397 0,0973 41,0240 0,005 0,1392 0,0926
2 0 2
20,9253 20,922 20,937 20,935 0,1660 0,0723 30,3339 0,0439 0,1221 0,0631
2 0 2

7
%KCBO
62,0779
60,1111
39,9391
34,0872

Untuk mendapatkan hasil %bahan kering (DM)


 % bahan kering = berat sampel kering ÷ berat sampel × 100
= 1.2941 ÷ 1.3729 × 100 = 94.2603

Untuk mendapatkan hasil %Abu


% abu = (berat abu) ÷ berat sampel × 100
= 0.1006 ÷ 1.3729 × 100
= 0.07327554810984 × 100
= 7.3276

 Untuk mendapatkan hasil %Abu DM


%Abu DM = (100/94,2603) x 7,3276 = 7,7737

 Untuk mendapatkan hasil %BO DM


%BO DM= 100 - %Abu DM = 100 - 7,7737 = 92,2263

 Untuk mendapatkan hasil gram sampel DM


Gram sampel DM = %DM ÷ 100 x gram sampel berat kering lamtoro
= 94,2603 ÷ 100 x 0,2513 = 0,2369

 Untuk mendapatkan hasil gram sampel BO


Gram sampel BO = %BO ÷ 100 × gram sampel berat kering lamtoro
= 93,2263 ÷ 100 × 0,2513 = 0,2318

 Untuk mencari Residu sampel (DM)


Residu sampel DM = (cawan+dm – cawan kosong) – (cwn+dm blk – cwn kosong blk)
= (18,3434 -18,1889) – (20,9370 – 20,9222) = 0,1397

 Untuk mencari %KCBK


%KCBK (dm) = tercerna (dm) ÷ gram sampel dm × 100 = 41,0721

 Untuk mencari residu abu


Gram tercerna (dm) = (cwn+abu – cwn kosong) – (cwn+abu blk – cwn blk)
= (18,1925 – 18,1889) – (20,9253 – 20,9222) = 0,0005

 Untuk mencari gram terbakar (OM) l


Gram terbakar (OM) = residu sampel (dm) – residu abu (0,0005) = 0,1397 – 0,0005 = 0,1392

 Untuk mencari gram tercerna (OM)


Gram tercerna (OM) = gram sampel BO – gram terbakar (OM) = 0,2318 – 0,1392 = 0,0926

8
 Untuk mencari %KCBO
%KCBO = gram tercerna (OM) ÷ gram sampel BO × 100 = 0,0926 ÷ 0,2318 × 100 = 39,9391

INVITRO
INVITRO
No Sampel Berat sampel No. Cawan G. Cawan Berat Berat
cawan+resid cawan+abu
u DM
1 Rumput 0,2517 11 21,6421 21,7552 21,6709
2 Gamal 0,2503 12 23,8325 23,9388 23,8365
3 Lamtoro 0,2513 13 18,1889 18,3434 18,1925
4 Jerami 0,2502 14 17,5519 17,7327 17,5989
5 Blangko 20,9222 20,9370 20,9253

Kadar Bahan Kering (DM)

Berat (g)
% Bahan
No Sampel Cawan+Sampel Bahan
Cawan Cawan+Sampel Kering
Kering

1 Rumput 12.3485 12.2844 94.2516


11.2334
2 Gamal 12.0912 13.1616 13.0785 92.2365
3 Lamtoro 11.3329 12.7058 12.627 94.2603
4 Jerami 14.3851 13.5374 15.4825 95.2356

 Untuk mencari berat sampel


Berat cawan + sampel - Berat cawan kosong = 12.7058-11.3339 = 1.3729

 Untuk mencari berat sampel bahan kering


Berat cwn+sampel bahan kering – berat cawan kosong = 12.627 - 11.3339 = 1.2941

 Untuk mencari %bahan kering


% bahan kering = berat sampel bahan kering ÷ berat sampel × 100
= 1.2941 ÷ 1.3729 × 100
= 94.2603

Kadar Abu / Bahan Organik

% Bahan
Berat (g) % Abu
No Sampel Organik
Cawan Cawan+Sampel Cawan+Abu
1 Rumput 11.2334 12.3485 11.485 22.5630 77,4337
2 Gamal 12.0912 13.1616 12.1816 8.4454 91,5545
3 Lamtoro 11.3329 12.7058 11.4335 7.3276 92,6724

9
4 Jerami 14.3851 15.5374 14.6700 24.7245 99,9505

 Untuk mencari berat sampel


Berat cawan + sampel - Berat kosntan cawan = 12.7058 - 11.3329 = 1.3729

 Untuk mencari berat abu


Berat cawan + abu - Berat konstan cawan = 11.4335 - 11.3329 = 0.1006

 Untuk mencari %berat abu


% abu = (berat abu) ÷ berat sampel × 100
= 0.1006 ÷ 1.3729 × 100
= 0.07327554810984 × 100
= 7.3276

Kadar Daya Serap Air dan Daya Larut Air

Perhitungan Density
No Sampel Berat Bahan (g) Volume Tabung Density (g/ml)
(ml)
1 Rumput 6,2965 30 0,2098
2 Gamal 9,6749 30 0,3224
3 Lamtoro 12,6206 30 0,4206
4 Jerami 4,9892 30 0,1663

Perhitungan Kadar Daya Serap Air


No Sampel Berat (g) Daya Serap
Sampel Cawan Kertas Cawan+Kerta
Saring s
Saring+Residu
Air
1 Rumput 3,0343 12,3533 0,1558 25,6872 334,6340
2 Gamal 3,0347 11,8867 0,1655 24,2271 301,1896
3 Lamtoro 3,1111 17,5844 0,1650 30,6851 315,7918
4 Jerami 3,1556 18,8914 0,1656 34,7594 397,6042

10
Perhitungan Kadar Daya Larut Air
No Sampel %DM Berat (g)
Sampel Cawan Kertas Cawan+Kerta %Daya Larut
Saring s Air
Ssring+Residu
Kering
1 Rumput 94,2516 3,0333 12,3533 0,1558 18,0292 81,9833
2 Gamal 92,2365 3,0347 11,8467 0,1655 18,6495 118,7235
3 Lamtor 94,3603 3,1111 17,5844 0,1650 26,3230 175,5841
o
4 Jerami 95,2356 3,1556 18,8914 0,1655 27,4397 165,6483

Hasil perhitungan daya serap air


Daya Serap Air (%) = berat akhir – berat awal ÷ berat awal × 100
= 12,9357 – 3,1111 ÷ 3,1111 × 100
= 9,8246 ÷ 3,1111 × 100
= 3,15782842113722 × 100
= 315,7918

Hasil Daya Larut Air


%Daya Larut Air = berat bahan kering awal – berat bahan kering akhir ÷ berat bahan kering
awal × 100
= 3,1111 – 8,5736 ÷ 3,1111 × 100
= 5,4626 × 100
= 1,75584198514995 × 100
= 175, 5841

11

Anda mungkin juga menyukai