Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS TERAPAN

PENGUJIAN KADAR AIR

DISUSUN OLEH:

Nama : Rully Agustini

NPM : F0E019012

Dosen Pengampu : 1. Deni Agus Triawan, S.Si., M.Sc

2. Doni Notriawan, S.Si., M.Si

PROGRAM STUDI D-III LABORATORIUM SAINS

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2021
BAB I

TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar air dari suatu bahan atau
sampel.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air adalah zat kimia yang terdiri dari dua atom hidrogen yang terikat secara
kovalen dengan atom oksigen. Air merupakan pelarut yang penting dengan
kemampuan melarutkan banyak zat kimia lainnya.Kandungan air dalam pangan
sangat mempengaruhi kualitas dan kapasitas penyimpanan pangan tersebut.
Kelembaban juga mempengaruhi penampilan, rasa, tekstur dan warna bahan. Sesuai
dengan karakteristik bahan pangan itu sendiri, maka kandungan air pada semua bahan
pangan berbeda-beda.

Penentuan kadar air dilakukan untuk mengetahui apakah pangan


memiliki umur simpan yang lama dan kualitas yang baik. Dengan menentukan kadar
air maka proses penyimpanan, penanganan, distribusi dan penanganan yang tepat
dapat ditentukan. Semakin tinggi kadar air bahan, semakin cepat rusak atau busuk.
Untuk menentukan kadar air dari suatu bahan, kadar air harus ditentukan.

Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan
berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar
air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100%, sedangkan kadar
air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100% (Syarif dan Halid, 1993).

Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang
dinyatakan dalam persen (%). Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat
penting dalam bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan
kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkan
mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak, akan terjadi
perubahan pada bahan pangan (Winarno, 1993).
Pengukuran kadar air menurut Sudarmadji et al. (2007) dilakukan dengan
metode pengeringan oven. Cawan porselin yang sudah diberi kode sesuai sampel
dipanaskan dalam oven dengan suhu 100-105 ℃ selama ± 1 jam. Cawan porselin
diambil lalu dimasukkan dalam desikator ± 15 menit, kemudian cawan porselin
ditimbang. Sampel ditimbang sebanyak 2 g dalam cawan porselin yang sudah
diketahui beratnya. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 100-105 oC selama 4-
5 jam. Setelah sampel dioven, lalu sampel diambil selanjutnya dimasukkan di dalam
desikator ± 15 menit, dilanjutkan dengan penimbangan. Pengeringan sampai
diperoleh berat konstan.

Penentuan kadar air pada sampel dilakukan untuk mengetahui banyaknya


kandungan air dalam sampel. Penentuan kadar air berguna untuk mengetahui
ketahanan suatu bahan dalam penyimpanannya dan merupakan cara penanganan yang
baik bagi suatu bahan untuk menghindari pengaruh aktifitas mikroba. Jumlah kadar
air yang rendah membuat bahan akan lebih tahan disimpan dalam jangka waktu yang
relatif lama. (Malangi, 2015).

Air merupakan salah satu unsur terpenting pada makanan. Kadar air adalah
komponen dalam bahan makanan yang memengaruhi tampilan, tekstur dan cita rasa.
Semakin tinggi kadar air pada makanan maka tekstur semakin lunak sebaliknya jika
kadar air dalam bahan pangan sedikit maka akan semakin keras.

Kadar air di dalam kolagen akan berpengaruh terhadap daya simpan, karena
kadar air erat kaitannya dengan aktivitas metabolisme yang terjadi selama kolagen
tersebut disimpan seperti aktivitas enzim, aktivitas mikroba dan aktivitas kimiawi
yaitu terjadi ketengikan dan reaksi-reaksi non enzimatik sehingga menimbulkan
perubahan sifat-sifat organoleptik dan nilai mutunya. Semakin tinggi kadar air di
dalam kolagen maka lama umur kolagen semakin rendah namun sebaliknya apabila
kadar air rendah maka umur simpan kolagen semakin lam (Nurhidayah, 2019).
BAB III
METEDOLOGI PERCOBAAN
1. Alat dan Bahan
Alat  Eksikator
 Tang Crus
 Crusible Porselen 30 Ml
 Neraca Analitis
 Oven dengan suhu 105°C
Bahan  Sampel Bahan Pakan

2. Langkah Percobaan
Crusible Porselen

 Dicuci lalu dikeringkan dalam


ovem selama 1 jam pada suhu
105° C
 Diambil dengan tang crus dan
didinginkan dalam eksikator
selama 15 menit (katub pada
tutup eksikator diputar hingga
rekat agar uap dari sampel
bahan tidak keluar)
 Ditimbang hingga
menghasilkan berat X gr

Sampel

Catatan:  Ditimbang misalnya beratnya


Y gr
 Proses pengeringan sampel  Dikeringkan dalam oven selama
ini dilakukan berulang 6 jam pada suhu 105° C
sampai didapat berat sampel  Sampel dikeluarkan dari oven
yang konstan kemudian didinginkan dengan
 Selisih penimbangan dengan eksikator selama 15 menit
sebelumnya maksimal 0,1  Sampel ditimbang hingga
mg menghasilkan berat Z gr

Sampel akhir
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil

Perhitungan Kadar Air:

(𝑿 + 𝒀) − 𝒁
𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝒀

Dimana:

X = Berat crusible porselen setelah dioven (gr)

Y = Berat sampel sebelum dioven (gr)

Z = Berat crusible porselen + sampel setelah dioven (gr)

4.2 Pembahasan

Kadar air adalah air yang terkandung dalam bahan atau sampel termasuk
makanan. Kadar air merupakan persentase kadar air yang dinyatakan oleh berat basah
(wet basis) atau berat kering (dry basis). Kadar air merupakan parameter penentu
kualitas material. Air dalam makanan memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas
dan kapasitas penyimpanan. Air juga menjadi faktor penentu dalam proses
pengolahan dan pendistribusiannya, sehingga harus ditangani dengan tepat.
Penentuan kadar air bahan pangan dapat dilakukan dengan metode pengeringan atau
oven, oven vakum, destilasi, kemis, fisis, rapid mosture analyzer dan nuclear
magnetic resonance. Metode pengeringan yang digunakan untuk menentukan kadar
air terutama dengan menguapkan air yang ada di dalam bahan dengan cara
menguapkan air atau memanaskan, kemudian menimbang bahan tersebut hingga
beratnya konstan, yang berarti semua air telah menguap.

Penentuan kadar air dilakukan pada sampel bahan pakan. Penentuan kadar air
dilakukan dengan cara cuci crusible porselen, lalu keringkan dalam oven selama 1
jam pada suhu 105° C, ambil crusible porselen dengan tang crus dan dinginkan dalam
eksikator selama 15 menit, putar katub pada tutup eksikator hingga rekat agar uap
dari sampel bahan tidak keluar, selanjutnya timbang crusible porselen hingga
menghasilkan berat X gram, timbang sampel misalnya Y gram, keringkan sampel
dalam oven selama 6 jam pada suhu 105° C, keluarkan sampel dari oven kemudian
dinginkan dengan eksikator selama 15 menit, timbang sampel hingga menghasilkan
berat Z gram. Proses pengeringan sampel ini dilakukan berulang sampai didapat berat
sampel yang konstan.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa selisih penimbangan dengan


sebelumnya maksimal 0,1 mg. Perbedaan penimbangan kadar air dalam bahan
pangan disebabkan oleh kadar air dalam bahan pangan sudah berkurang karena telah
dilakukan proses pengeringan dengan menggunakan oven. Penentuan kadar air
dengan metote pengeringan atau oven ini cukup mudah dan murah namun memiliki
kelemahan diantaranya bahan air selain air juga ikut menguap dan ikut hilang
bersama uap air.
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan


sebagai berikut :

1. Kadar air adalah air yang terkandung dalam bahan atau sampel termasuk
makanan.
2. Selisih penimbangan kadar air pada bahan pangan dengan sebelumnya
maksimal 0,1 mg
3. Penentuan kadar air dapat dilakukan dengan metode pengeringan atau oven,
oven vakum, destilasi, kemis, fisis, rapid mosture analyzer dan nuclear
magnetic resonance. Pada percobaan ini pengurangan kadar airss
menggunakan metode oven.
DAFTAR PUSTAKA

Malangngi, L.P. 2012. Penentuan Kandungan Tanin Dan Uji Aktifits Antioksidan
Ekstrak Biji Buah Alpukat (Persea americana mill) JURNAL MIPA
UNSRAT vol. 1 (1) : 5-10

Nurhidayah., S. Eddy., E. Andi., 2019, Kandungan Kolagen Sisik Ikan Bandeng


(Chanos-chanos) dan Sisik Ikan Nila (Oreochromis niloticus) : Jurnal Biologi
Makassar, 4(1): 39-47

Syarif, R. dan Halid, H. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Penerbit Arcan.


Jakarta. Kerjasama dengan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB.

Winarno. 1993. Pangan : Gizi, teknologi dan Konsumen. Jakarta : Gramedia.

https://www.youtube.com/watch?v=_ADLXf4BiWo

Anda mungkin juga menyukai