ABSTRACT
Every food has a different water content. This practice aims to determine the
water content of a food ingredient. To determine the water content of food is used several
saturated salt solutions such as KNO3, LiCl2, MgCl2, NaCl, and NaNO2. Samples are
stored in the desiccator and observed for 5 days. The highest dry basis water content for
the biscuit sample is using saturated NaNO2 solution and the lowest dry basis water
content value is found in the use of MgCl2 solution. The highest dry basis water content
for milk samples used MgCl2 solution and the lowest dry basis water content is using
LiCl2 solution. The increase weight of sample inversely proportional to the water
Keywords: moisture content, saturated salt solution, wet basis, dry basis.
setiap 100 g bahan disebut kadar air Aw terlebih dahulu harus mengetahui
berat basah atau WB (wet basis). Kadar ERH (Equilibrium Relative Humidity).
air basis basah dapat ditentukan dengan Aktivitas air (Aw) dapat didefinisikan
persamaan berikut : sebagaii berikut :
P H2O % ERH
Aw = Po = 100
Dimana :
Dimana : Aw = Aktivitas air
m = Kadar air basis basah (%) P H2O = Tekanan uap air pada bahan
Wm = Berat air dalam bahan (gr) Po = Tekanan uap air dari air murni
Wd = berat bahan kering mutlak pada suhu yang sama
(gr) % ERH = Equilibrium Relative
Wt = Berat total = Wm + Wd Humadity atau kelembaban nisbi
dalam (gr ) seimbang dalam ruangan tertutup.
Selain kadar air basis basah kadar air Kadar air biskuit yang sudah di
basis kering atau DB (dry basis) yaitu tentukan SNI adalah 2% dan susu
air yang diuapkan dibagi berat bahan minimal 3%. Tujuan dari praktikum ini
setelah pengeringan. Jumlah air yang adalah untuk mengetahui kadar air
diuapkan adalah berat bahan sebelum basah dan kering suatu bahan pangan
pengeringan dikurangi berat bahan dan mengetahui daya tahan suatu
setelah pengeringan dan dinyatakan bahan pangan.
dalam persamaan berikut:
BAHAN DAN METODE
Alat
Dimana : Alat yang digunakan pada
M = Kadar air basis kering (%) praktikum kali ini yaitu batang
Wd = Berat air dalam bahan (gr) pengaduk, beaker glass, cawan,
m = Berat bahan kering mutlak desikator, neraca analitik, oven,
(gr) (Sediaoetama, 2004): plastisin, saringan, spatula, dan toples
Kandungan air dalam bahan pangan (ukuran besar).
mempengaruhi daya tahan suatu bahan
pangan terhadap serangan mikroba Bahan
yang dinyatakan dengan a𝑤 yaitu Bahan yang digunakan dalam
jumlah air bebas yang dapat digunakan praktikum kali ini adalah akuades 100
oleh mikroorganisme untuk ml, garam KNO3, LiCl2, MgCl2, NaCl,
pertumbuhannya. Berbagai NaNO2 (masing-masing sebanyak 50 g),
mikroorganisme memiliki a𝑤 minimum dan sampel biskuit atau susu bubuk
agar dapat tumbuh dengan baik, (masing-masing 1 g).
misalnya bakteri a𝑤 : 0,90 , khamir a𝑤
: 0,80 – 0,90, kapang a𝑤 : 0,60 – 0,70 Penimbangan Berat Cawan
(Winarno, 1991) Pertama-tama cawan dicuci dengan
Kelembaban relatif (RH) air biasa dan dikeringkan menggunakan
menggambarkan kandungan air total oven. Suhu yang digunakan yaitu 105oC
yang dikandung oleh udara yang biasa selama 30 menit. Kemudian, cawan
juga dinyatakan dalam persen. didinginkan di dalam desikator hingga
Sedangkan aktivitas air (Aw) suhunya normal kembali. Setelah itu,
menggambarkan derajat aktivitas air cawan kembali ditimbang. Langkah
dalam bahan pangan, baik kimia dan pengeringan di oven dan pendinginan di
biologis. Nilai untuk Aw berkisar 0-1 desikator diulang hingga berat cawan
(tanpa ada satuan). Untuk menentukan konstan dengan selisih tiap pengulangan
Nama asisten : Syifa Urrohmah
Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2017
Tanggal Pengumpulan : 24 Oktober 2017
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4 3.1977 1.0318
5 LiCl2 0 3.1828 1.0007 0.0008 0.9789
1 3.1821 1.0000
2 3.1820 0.9999 0.08% 0.12
3 3.1820 0.9999
4 3.1820 0.9999
JAWABAN PERTANYAAN