Anda di halaman 1dari 12

Nama asisten : Syifa Urrohmah

Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2017


Tanggal Pengumpulan : 24 Oktober 2017

PRAKTIKUM AIR DALAM BAHAN PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Erlin Tri Widyastuti (240210160091)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022)
7798844, 779570 Fax. (022) 7795780 Email: erlin1705@yahoo.com

ABSTRACT

Every food has a different water content. This practice aims to determine the
water content of a food ingredient. To determine the water content of food is used several
saturated salt solutions such as KNO3, LiCl2, MgCl2, NaCl, and NaNO2. Samples are
stored in the desiccator and observed for 5 days. The highest dry basis water content for
the biscuit sample is using saturated NaNO2 solution and the lowest dry basis water
content value is found in the use of MgCl2 solution. The highest dry basis water content
for milk samples used MgCl2 solution and the lowest dry basis water content is using
LiCl2 solution. The increase weight of sample inversely proportional to the water

Keywords: moisture content, saturated salt solution, wet basis, dry basis.

PENDAHULUAN bahan yang dikeringkan dapat


mempunyai waktu simpan yang lebih
Air merupakan satu zat gizi yang lama dan kandungan nutrisinya masih
tidak dapat kita tinggalkan, tetapi ada
seiring diabaikannya dalam Penentuan kadar air dalam suatu
pembahasan mengenai gizi. Air bahan atau bahan pangan pada
juga merupakan komponen penting khususnya bisa dilakukan berbagai
macam metode , salah satunya adalah
dalam makanan karena air dapat metode gravimetri. Gravimetri adalah
mempengaruhi penampakan, metode analisis kimia secara kuantitatif
tekstur, serta cita rasa makanan kita. dimana jumlah analit ditentukan
Bahkan dalam bahan makanan yang dengan mengukur bobot substansi
kering sekalipun, seperti buah murni yang hanya mengandung
kering, tepung, serta biji-bijian, analit.(Skoog 2004) Penentuan kadar
terkandung air dalam jumlah zat berdasarkan pengukuran berat
tertentu. Kandungan air dalam bahan analit atau senyawa yang mengandung
pangan ikut menentukan acceptability, analit dapat dilakukan dengan dua
kesegaran dan daya tahan bahan itu metode, yaitu metode pengendapan
sendiri. (Winarno, 1991) melalui isolasi endapan sukar larut dari
Kandungan air dalam suatu bahan suatu komposisi yang tak diketahui dan
perlu diketahui untuk menentukan zat- metode penguapan dimana larutan
zat gizi yang terkandung dalam bahan yang mengandung analit diuapkan,
pangan tersebut. Kadar air dalam ditimbang, dan kehilangan berat
pangan dapat diketahui dengan dihitung. (Harvey 2000).
melakukan pemanasan terhadap bahan Kadar air suatu bahan biasanya
pangan yang ingin diketahui dinyatakan dalam persentase berat bahan
kandungan airnya. Dengan demikian basah, misalnya dalam gram air untuk
Nama asisten : Syifa Urrohmah
Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2017
Tanggal Pengumpulan : 24 Oktober 2017

setiap 100 g bahan disebut kadar air Aw terlebih dahulu harus mengetahui
berat basah atau WB (wet basis). Kadar ERH (Equilibrium Relative Humidity).
air basis basah dapat ditentukan dengan Aktivitas air (Aw) dapat didefinisikan
persamaan berikut : sebagaii berikut :
P H2O % ERH
Aw = Po = 100
Dimana :
Dimana : Aw = Aktivitas air
m = Kadar air basis basah (%) P H2O = Tekanan uap air pada bahan
Wm = Berat air dalam bahan (gr) Po = Tekanan uap air dari air murni
Wd = berat bahan kering mutlak pada suhu yang sama
(gr) % ERH = Equilibrium Relative
Wt = Berat total = Wm + Wd Humadity atau kelembaban nisbi
dalam (gr ) seimbang dalam ruangan tertutup.
Selain kadar air basis basah kadar air Kadar air biskuit yang sudah di
basis kering atau DB (dry basis) yaitu tentukan SNI adalah 2% dan susu
air yang diuapkan dibagi berat bahan minimal 3%. Tujuan dari praktikum ini
setelah pengeringan. Jumlah air yang adalah untuk mengetahui kadar air
diuapkan adalah berat bahan sebelum basah dan kering suatu bahan pangan
pengeringan dikurangi berat bahan dan mengetahui daya tahan suatu
setelah pengeringan dan dinyatakan bahan pangan.
dalam persamaan berikut:
BAHAN DAN METODE

Alat
Dimana : Alat yang digunakan pada
M = Kadar air basis kering (%) praktikum kali ini yaitu batang
Wd = Berat air dalam bahan (gr) pengaduk, beaker glass, cawan,
m = Berat bahan kering mutlak desikator, neraca analitik, oven,
(gr) (Sediaoetama, 2004): plastisin, saringan, spatula, dan toples
Kandungan air dalam bahan pangan (ukuran besar).
mempengaruhi daya tahan suatu bahan
pangan terhadap serangan mikroba Bahan
yang dinyatakan dengan a𝑤 yaitu Bahan yang digunakan dalam
jumlah air bebas yang dapat digunakan praktikum kali ini adalah akuades 100
oleh mikroorganisme untuk ml, garam KNO3, LiCl2, MgCl2, NaCl,
pertumbuhannya. Berbagai NaNO2 (masing-masing sebanyak 50 g),
mikroorganisme memiliki a𝑤 minimum dan sampel biskuit atau susu bubuk
agar dapat tumbuh dengan baik, (masing-masing 1 g).
misalnya bakteri a𝑤 : 0,90 , khamir a𝑤
: 0,80 – 0,90, kapang a𝑤 : 0,60 – 0,70 Penimbangan Berat Cawan
(Winarno, 1991) Pertama-tama cawan dicuci dengan
Kelembaban relatif (RH) air biasa dan dikeringkan menggunakan
menggambarkan kandungan air total oven. Suhu yang digunakan yaitu 105oC
yang dikandung oleh udara yang biasa selama 30 menit. Kemudian, cawan
juga dinyatakan dalam persen. didinginkan di dalam desikator hingga
Sedangkan aktivitas air (Aw) suhunya normal kembali. Setelah itu,
menggambarkan derajat aktivitas air cawan kembali ditimbang. Langkah
dalam bahan pangan, baik kimia dan pengeringan di oven dan pendinginan di
biologis. Nilai untuk Aw berkisar 0-1 desikator diulang hingga berat cawan
(tanpa ada satuan). Untuk menentukan konstan dengan selisih tiap pengulangan
Nama asisten : Syifa Urrohmah
Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2017
Tanggal Pengumpulan : 24 Oktober 2017

hanya ±0,002 g. pengulangan dilakukan mempengaruhi kelarutan suatu zat. Pada


minimal sebanyak tiga kali. suhu tinggi partikel-partikel akan
bergerak lebih cepat dibandingkan pada
Persiapan Sampel suhu rendah. Akibatnya kontak antara
Sampel yang digunakan yaitu zat terlarut dengan pelarut menjadi lebih
biskuit dan susu bubuk. Pertama-tama, sering dan efektif. Hal ini menyebabkan
sampel ditimbang sebanyak 1 g dengan zat terlarut menjadi lebih mudah larut
menggunakan neraca analitik dan pada suhu tinggi (Winarno, 1991).
dengan bantuan spatula untuk Keuntungan pemakaian garam jenuh
mengambil sampel tersebut. Kemudian, adalah adanya penyerapan atau
sampel disimpan di dalam cawan. penguapan air pada sampel selama
Cawan yang telah berisi sampel kembali ekuilibrasi tidak berpengaruh terhadap
ditimbang. Aw Sedangkan kelemahannya yaitu
larutan harus sering diaduk untuk
Pembuatan Larutan Garam Jenuh mempertahankan homogenitas dan tidak
Pertama-tama, cawan alumunium selalu ada jenis garam yang sesuai
dtimbang menggunakan neraca analitik. dengan Aw yang dikehendaki. Larutan
Kemudian, garam yang digunakan garam jenuh memiliki keuntungan
ditimbang seberat 50 g dan dalam mempertahankan suatu
menggunakan spatula untuk mengambil kelembaban yang konstan selama
garam tersebut. Selanjutnya, disiapkan jumlah garam yang ada masih diatas
akuades 100 ml yang berada dalam tingkat kejenuhannya. Namun demikian,
beaker glass. Garam dimasukkan sedikit kemurnian garam, luas permukaan
demi sedikit hingga garam tidak larut. cairan, dan volume larutan garam jenuh
juga penting sekali jika pengukuran
Penyimpanan Sampel di Desikator yang tepat dikehendaki (Somala, 2002).
Pertama-tama, siapkan toples dan Beberapa contoh larutan garam jenuh
saringan. Kemudian masukkan larutan yaitu KNO3, NaCl, MgCl, NaNO3, dan
garam jenuh ke dalam toples. Setelah LiCl2.
itu, saringan ditaruh di dalam toples dan Kalium nitrat merupakan senyawa
dalam keadaan mengambang (tidak kimia dengan rumus KNO3. Senyawa ini
boleh menyentuh larutan garam). Cawan adalah garam ionic dari ion kalium K+
yang telah diisi sampel kemudian dan ion nitrat NO3-. Garam ini berwarna
ditaruh pada saringan. Kemudian, toples putih solid. Garam ini juga berfungsi
ditutup rapat dan bagian pinggirnya untuk menarik air dari bahan pangan
dilapisi plastisin hingga tidak ada celah karena sifat garam ini yang higroskopis.
yang bisa dilalui udara. Ditimbang Senyawa ini juga digunakan sebagai
cawan setiap hari selama 5 hari. bahan aditif makanan. Kelarutan
senyawa garam ini dalam air adalah 133
HASIL DAN PEMBAHASAN g/100ml pada 0oC, 360g/100ml pada
25oC dan 2470 g/100ml pada 100oC.
Kadar air dalam suatu bahan pangan Natrium klorida yang juga dikenal
dapat di tentukan dengan cara dengan garam dapur atau halit adalah
menyimpan bahan pangan di dalam senyawa kimia dengan rumus molekul
desikator yang sudah diisi larutan garam NaCl. Senyawa ini merupakan garam
jenuh. Larutan jenuh adalah suatu yang paling banyak terkandung dalam
larutan dengan jumlah maksimum zat laut dan memengaruhi salintas laut.
terlarut pada temperatur tertentu. NaCl igunakan sebagai bumbu penting
Kelarutan garam-garam tersebut untuk makanan, sebagai bumbu penting
dipengaruhi oleh suhu karena suhu untuk makanan, dan sebagai zat
Nama asisten : Syifa Urrohmah
Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2017
Tanggal Pengumpulan : 24 Oktober 2017

pengawet ( Mulyono, 2009). Kelarutan cawan. Apabila saat ditimbang cawan


NaCl dalam 100 ml air adalah 35,9 belum konstan, maka ulangi langkah ini.
g/100ml pada suhu 25oC. Menurut Dari hasil pengamatan sampel biskuit
Winarno NaCl memiliki RH 75%. yang disimpan di dalam desikator berisi
Magnesium klorida atau MgCl larutan garam jenuh, didapatkan data
mempunyai sifat / karakteristik kadar air WB sebagai berikut:
higroskopis yang berarti mudah
menyerap air, bulk density (tingkat
kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan titik
lebur pada tingkat suhu 8010 C (
Burhanuddin, 2001). Menurut Winarno,
MgCl memiliki RH 32%.
Natrium nitrat atau NaNO3
merupakan larutan yang biasa digunakan
sebagai pengawet dalam daging dan
ikan. NaNO3 larut dalam air dan juga
higroskopis. Senyawa ini juga mudah Grafik 1. Kadar Air (wb) terhadap
teroksidasi di udara. Kelarutan larutan Waktu pada Sampel Biskuit
ini dalam air adalah 82 g/100ml dalam
20oC. Biskuit yang disimpan di larutan
Larutan garam jenuh berikutnya yang garam KNO3
digunakan yaitu larutan garam jenuh Grafik sampel biskuit yang
litium klorida atau LiCl2. Menurut disimpan dalam desikator berisi larutan
Buckle, dkk. (1987), larutan LiCl2 pada garam KNO3 mengalami penurunan tiap
suhu 30oC memiliki ERH yaitu sebesar harinya. Penurunan tersebut karena
11,8%. kadar air dalam sampel lebih tinggi
Bahan pangan yang akan di ukur daripada dalam desikator artinya
kadar airnya disimpan di dalam cawan kemampuan garam tersebut untuk
yang sudah di konstan kan. Cawan di menyerap air di udara tinggi. Sehingga
konstankan agar tidak mempengaruhi untuk mencapai keseimbangan air
berat bahan saat ditimbang. Saat proses dengan udara, sampel menguapkan air
mengkonstankan cawan, cawan di oven yang menyebabkan berat sampel
pada suhu 105 °𝐶 selama 30 menit, berkurang atau menyusut. Dalam hal ini
pemilihan suhu 105oC karena air akan sampel mengalami desorpsi.
menguap pada titik uapnya pada suhu
100oC dan lamanya pengovenan cawan Biskuit yang disimpan di larutan
tergantung pada ketebalan bahan cawan. garam NaCl
Lalu dinginkan cawan selama di Grafik sampel biskuit yang disimpan
dalam desikator, hal ini dilakukan agar dalam desikator berisi larutan garam
kadar air yang ada pada dara tidak NaCl cenderung mengalami penurunan.
masuk kembali kedalam cawan dan Pada hari 1 sampai hari 3 kadar air terus
timbang konstan, ciri-ciri dari menurun setiap harinya, namun ada
penimbangan konstan adalah berat penaikan sedikit pada hari 4. Penurunan
cawan yang tidak mengalami kenaikan tersebut karena kadar air dalam sampel
ataupun penurunan selama penimbangan lebih tinggi daripada dalam desikator
dilakukan. Pendinginan cawan artinya kemampuan garam tersebut
dilakukan di desikator sebab jika di untuk menyerap air di udara tinggi.
dinginkan di udara bebas akan terdapat Sehingga untuk mencapai keseimbangan
uap air yang mempengaruhi massa air dengan udara, sampel menguapkan
air yang menyebabkan berat sampel
berkurang atau menyusut. Kadar air
Nama asisten : Syifa Urrohmah
Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2017
Tanggal Pengumpulan : 24 Oktober 2017

mengalami penaikan dan penurunan dikarenakan sering terbukanya toples


dikarenakan sampel mengalami adaptasi yang digunakan sebagai desikator,
dengan lingkungannya. sehingga menyebabkan udara luar
masuk dan menambah berat atau pun
Biskuit yang disimpan di larutan kondisi desikatornya yang tidak anaerob
garam MgCl2 dikarenakan kurang sempurnyanya
Grafik sampel biskuit yang disimpan lapisan lilin menyelubungi toples yang
dalam desikator berisi larutan garam digunakan sebagai desikator tersebut.
MgCl2 mengalami penurunan pada hari
1, 2 dan 4 namun pada hari 3 mengalami Biskuit yang disimpan di larutan
sedikit penaikan kadar air. Kadar air garam LiCl𝟐
terus menurun tiap hari disebabkan Grafik sampel biskuit yang
karena kadar air dalam sampel lebih disimpan dalam desikator berisi larutan
tinggi daripada dalam desikator artinya garam LiCl2 mengalami penurunan tiap
kemampuan garam tersebut untuk harinya. Penurunan tersebut karena
menyerap air di udara tinggi. Sehingga kadar air dalam sampel lebih tinggi
untuk mencapai keseimbangan air daripada dalam desikator artinya
dengan udara, sampel menguapkan air kemampuan garam tersebut untuk
yang menyebabkan berat sampel menyerap air di udara tinggi. Sehingga
berkurang atau menyusut. Kadar air untuk mencapai keseimbangan air
mengalami penaikan dan penurunan dengan udara, sampel menguapkan air
dikarenakan sampel mengalami adaptasi yang menyebabkan berat sampel
dengan lingkungannya. berkurang atau menyusut. Dalam hal ini
sampel mengalami desorpsi.
Biskuit yang disimpan di larutan
garam NaNO𝟐 Dari pengamatan sampel susu yang
Grafik sampel biskuit yang disimpan disimpan di dalam desikator berisi
dalam desikator berisi larutan garam larutan garam jenuh didapatkan data
NaNO2 mengalami kenaikan dan kadar air WB sebagai berikut:
penurunan. Hari 1-2 kadar air turun,
kemudian hari 3 mengalami kenaikan,
namun pada hari 4 kadar air mengalami
penurunan kembali. Kadar air
mengalami penaikan dan penurunan
dikarenakan sampel mengalami adaptasi
dengan lingkungannya. Kenaikan
disebabkan dalam desikator tersebut
kelembaban relatif udaranya lebih besar
dibanding dalam sampel. Artinya
kemampuan garam-garam tersebut Grafik 2. Kadar Air (wb) terhadap
untuk menyerap udara dalam desikator Waktu pada Sampel susu
kurang/rendah jika digunakan dengan
sampel ini sehingga kelembaban udara Susu bubuk yang disimpan di larutan
dalam desikator tinggi. Hal ini garam KNO3
menyebabkan sampel menyerap air dari Grafik sampel susu bubuk yang
udara dalam desikator untuk mencapai disimpan dalam desikator berisi larutan
keseimbangan dengan udara tersebut garam KNO3 mengalami penurunan tiap
sehingga setelah diamati, sampel harinya. Penurunan tersebut karena
mengalami pertambahan berat. kadar air dalam sampel lebih tinggi
Pertambahan berat juga dapat daripada dalam desikator artinya
Nama asisten : Syifa Urrohmah
Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2017
Tanggal Pengumpulan : 24 Oktober 2017

kemampuan garam tersebut untuk lapisan lilin menyelubungi toples yang


menyerap air di udara tinggi. Sehingga digunakan sebagai desikator tersebut.
untuk mencapai keseimbangan air Dalam hal ini sampel mengalami
dengan udara, sampel menguapkan air desorpsi.
yang menyebabkan berat sampel
berkurang atau menyusut. Dalam hal ini Susu bubuk yang disimpan di larutan
sampel mengalami desorpsi. Penurunan garam MgCl
berat ini juga dikarenakan garam KNO3 Grafik sampel susu bubuk yang
memiliki kadar air yang rendah sehingga disimpan dalam desikator berisi larutan
mampu mengadsorpsi air. garam MgCl mengalami kenaikan pada
hari ke 3. Kenaikan tersebut terjadi
Susu bubuk yang disimpan di larutan karena sering terbukanya toples yang
garam NaCl digunakan sebagai desikator, sehingga
Grafik sampel susu bubuk yang menyebabkan udara luar masuk dan
disimpan dalam desikator berisi larutan menambah berat atau pun kondisi
garam NaCl mengalami penurunan tiap desikatornya yang tidak anaerob
harinya kecuali pada hari ke 3 dikarenakan kurang sempurnyanya
mengalami kenaikan. Penurunan lapisan lilin menyelubungi toples yang
tersebut karena kadar air dalam sampel digunakan sebagai desikator tersebut.
lebih tinggi daripada dalam desikator Sedangkan penurunan yang terjadi pada
artinya kemampuan garam tersebut hari 1,2 dan 4 tersebut karena kadar air
untuk menyerap air di udara tinggi. dalam sampel lebih tinggi daripada
Sehingga untuk mencapai keseimbangan dalam desikator artinya kemampuan
air dengan udara, sampel menguapkan garam tersebut untuk menyerap air di
air yang menyebabkan berat sampel udara tinggi. Sehingga untuk mencapai
berkurang atau menyusut. Penurunan keseimbangan air dengan udara, sampel
berat ini juga dikarenakan garam NaCl menguapkan air yang menyebabkan
memiliki kadar air yang rendah sehingga berat sampel berkurang atau menyusut.
mampu mengadsorpsi air. Sedangkan Dalam hal ini sampel mengalami
pada hari ke 3 terjadi kenaikan karena desorpsi. Penurunan berat ini juga
dalam desikator tersebut kelembaban dikarenakan garam MgCl memiliki
relatif udaranya lebih besar dibanding kadar air yang rendah sehingga mampu
dalam sampel. Artinya kemampuan mengadsorpsi air.
garam-garam tersebut untuk menyerap
udara dalam desikator kurang/rendah Susu bubuk yang disimpan di larutan
jika digunakan dengan sampel ini garam NaNO𝟐
sehingga kelembaban udara dalam Grafik sampel susu bubuk yang
desikator tinggi. Hal ini menyebabkan disimpan dalam desikator berisi larutan
sampel menyerap air dari udara dalam garam NaNO2 mengalami penurunan
desikator untuk mencapai keseimbangan setiap harinya. Penurunan tersebut
dengan udara tersebut sehingga setelah karena kadar air dalam sampel lebih
diamati, sampel mengalami tinggi daripada dalam desikator artinya
pertambahan berat. Pertambahan berat kemampuan garam tersebut untuk
juga dapat dikarenakan sering menyerap air di udara tinggi. Sehingga
terbukanya toples yang digunakan untuk mencapai keseimbangan air
sebagai desikator, sehingga dengan udara, sampel menguapkan air
menyebabkan udara luar masuk dan yang menyebabkan berat sampel
menambah berat atau pun kondisi berkurang atau menyusut. Dalam hal ini
desikatornya yang tidak anaerob sampel mengalami desorpsi. Penurunan
dikarenakan kurang sempurnyanya berat ini juga dikarenakan garam
Nama asisten : Syifa Urrohmah
Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2017
Tanggal Pengumpulan : 24 Oktober 2017

NaNO2 memiliki kadar air yang rendah


sehingga mampu mengadsorpsi air.

Susu bubuk yang disimpan di larutan


garam LiCl𝟐.
Grafik sampel susu bubuk yang
disimpan dalam desikator berisi larutan
garam LiCl2 mengalami penurunan tiap
harinya. Penurunan tersebut karena
kadar air dalam sampel lebih tinggi Grafik 3. Kadar Air (db) terhadap
daripada dalam desikator artinya Aw garam pada Sampel Biskuit dan
kemampuan garam tersebut untuk Susu
menyerap air di udara tinggi. Sehingga
untuk mencapai keseimbangan air Kurva isotermis didapatkan dari
dengan udara, sampel menguapkan air hubungan kadar air basis kering
yang menyebabkan berat sampel terhadap Aw larutan. Aw larutan
berkurang atau menyusut. Dalam hal ini merupakan aktivitas air yang diukur
sampel mengalami desorpsi. Penurunan pada awal pengamatan. Kadar air yang
berat ini juga dikarenakan garam LiCl2 tinggi (jumlah air lebih besar daripada
memiliki kadar air yang rendah sehingga padatan), aktivitas air mendekati atau
mampu mengadsorpsi air. sama dengan satu dan jika kadar air
Kurva sorpsi-isotermi suatu bahan rendah ( kandungan air lebih rendah
pangan diperlukan guna untuk daripada padatan) maka aktivitas air
mengetahui dan mengendalikan kadar jauh lebih rendah dari satu. Sesuai grafik
air bahan yang sesuai dengan diatas, jika kadar air naik, nilai Aw
kelembaban relatif seimbangnya, semakin tinggi.
sehingga bahan akan lebih awet untuk Grafik di atas merupakan grafi kadar
disimpan. Sebagaimana diketahui bahwa air (db) terhadap Aw garam. Berurutan
kadar air dalam suatu bahan pangan dari kiri ke kanan adalah KNO3, NaCl,
merupakan salah satu indikator penting NaNO2, MgCl2, dan LiCl2
terkait dengan umur simpan. Kadar air Melalui grafik dapat diketahui kadar
yang tinggi pada suatu bahan pangan air sampel susu bubuk dan biskuit
akan menyebabkan bahan tersebut terhadap Aw garam. Sampel biskuit
mudah rusak. Hal ini disebabkan karena dengan garam KNO3 memiliki kadar air
air yang ada didalam bahan tersebut paling tinggi dan larutan garam KNO3
merupakan air bebas sehingga mudah memiliki Aw paling tinggi. Biskuit
digunakan untuk mempercepat reaksi mengalami adsorpsi yang menyebabkan
kimia dan biologi yang bersifat merusak tingginya kadar air garam KNO3. Hal ini
bahan pangan. Kadar air bahan pangan terjadi karena kelembaban relatif udara
yang rendah, air yang berada di dalam lebih tinggi dari Aw biskuit sehingga air
bahan tersebut merupakan air yang akan terserap ke dalam biskuit yang
terikat, sehingga sulit digunakan untuk menyebabkan beratnya naik (Brooker et
reaksi kimia dan biologi di dalam bahan al, 1992). Tingginya kadar air biskuit
tersebut yang bersifat merusak (Boquet dengan garam KNO3 pada desikator juga
dkk., 1978; 1979; Chen dan Morey, disebabkan oleh berat sampel setelah
1989; Devahastin, 2000) dikeringkan nilainya kecil. Garam KNO3
memiliki Aw paling tinggi, hal ini
berhubungan dengan ERH garam.
Melalui grafik, semakin besar ERH
Nama asisten : Syifa Urrohmah
Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2017
Tanggal Pengumpulan : 24 Oktober 2017

maka nilai Aw akan semakin besar Harvey David. 2000. Modern


(Buckle, 1987). Analytical Chemistry. New
Melalui grafik dapat diketahui York: McGraw-Hill Comp.
sampel susu bubuk dan biskuit dengan Sediaoetama, Achmad Djaeni, Prof. Dr.
garam KNO3 memiliki kadar air paling 2004. Ilmu Gizi. Penerbit Dian
tinggi dan nilai Aw yang paling besar. Rakyat. Jakarta.
Kadar air susu bubuk dengan garam Skoog Douglas et al. 2004.
KNO3 paling besar karena berat awal Fundamental of Analytical
sampel susu bubuk pada desikator
Chemistry. Singapura:
garam KNO3paling besar diantara yang
lain. Garam KNO3 memiliki Aw paling Thomson Learning.
tinggi, hal ini berhubungan dengan ERH Somala, W. 2002. Pengaruh
garam. Melalui grafik, semakin besar Kelembaban Udara terhadap
ERH maka nilai Aw akan semakin besar Mutu Rumput Laut
(Buckle, 1987). Kering Tawar Jenis Eucheuma
cottonii selama
KESIMPULAN Penyimpanan. [Skripsi].
Fakultas Perikanan dan
Kadar air basis kering tertinggi Ilmu Kelautan, IPB. Bogor.
untuk sampel biskuit dan susu bubuk 69 hlm
didapat melalui penggunaan larutan Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan
jenuh KNO3 dan nilai kadar air basis Gizi. Gramedia Pustaka Utama:
kering terendah terdapat pada Jakarta.
penggunaan larutan LiCl2
Cawan porselen sebelum digunakan
harus di konstankan terlebih dahulu
supaya kadar air sampel tidak ikut
terpengaruhi dari berat cawan.
Keuntungan pemakaian garam jenuh
adalah adanya penyerapan atau
penguapan air pada sampel selama
ekuilibrasi tidak berpengaruh terhadap
Aw.

DAFTAR PUSTAKA

Boquet, R. (1979). Equations for fi tting


water sorption isotherms of foods.
Part III: evaluation of tree-
parameter models. J. of Food Tech.
14: 527 – 534.
Brooker, D.B., et al. 1992. Drying and
Storage of Grains and Oilseeds. The
AVI Publishing Company Inc, USA.
New York.
Buckle, K.A, Edwards, R.A, Fleet, G.H.
dan M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan.
UI-Press, Jakarta
Nama asisten : Syifa Urrohmah
Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2017
Tanggal Pengumpulan : 24 Oktober 2017

LAMPIRAN

Tabel 1. Wet basis biscuit


W3
No. Garam Hari Wc+Ws Wsn (wb) W2 Kadar air Aw
1 KNO3 0 3.6956 0.9905 0.2818 0.9717 28.45% 0.92
1 3.9774 1.2723 0.0436 4.402%
2 4.0210 1.3159 0.0194 1.959%
3 4.0404 1.3353 0.0186 1.878%
4 4.0590 1.3539
2 NaCl 0 3.7658 0.9978 0.1314 0.9757 13.17% 0.758
1 3.8972 1.1292 0.0020 0.20%
2 3.8992 1.1312 0.0000 0.00%
3 3.8992 1.1312 0.0012 0.12%
4 3.9004 1.1324
3 NaNO2 0 4.2917 0.9980 0.0998 0.9751 10.00% 0.643
1 4.3915 1.0978 0.0006 0.06%
2 4.3909 1.0972 0.0023 0.23%
3 4.3932 1.0995 0.0001 0.01%
4 4.3931 1.0994
4 MgCl2 0 3.1671 1.0012 0.0289 0.9685 2.89% 0.332
1 3.1960 1.0301 0.0001 0.01%
2 3.1959 1.0300 0.0018 0.18%
3 3.1977 1.0318 0.0000 0.00%
4 3.1977 1.0318
5 LiCl2 0 3.1828 1.0007 0.0007 0.9789 0.07% 0.12
1 3.1821 1.0000 0.0001 0.01%
2 3.1820 0.9999 0.0000 0.00%
3 3.1820 0.9999 0.0000 0.00%
4 3.1820 0.9999

Tabel 2. Wet basis susu bubuk


W3 Kadar
No. Garam Hari Wc+Ws Wsn (wb) W2 air Aw
1 KNO3 0 4.4942 0.9917 0.2345 0.9707 23.65% 0.92
1 4.7287 1.2262 0.0391 3.94%
2 4.7678 1.2653 0.0217 2.19%
3 4.7895 1.2870 0.0143 1.44%
4 4.8038 1.3013
2 NaCl 0 5.2871 1.0588 0.0922 0.976 8.71% 0.758
1 5.3793 1.1510 0.0001 0.01%
Nama asisten : Syifa Urrohmah
Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2017
Tanggal Pengumpulan : 24 Oktober 2017

2 5.3792 1.1509 0.0027 0.26%


3 5.3819 1.1536 0.0011 0.10%
4 5.3830 1.1547
3 NaNO2 0 3.0603 0.9976 0.0626 0.9741 6.28% 0.643
1 3.1229 1.0602 0.0029 0.29%
2 3.1200 1.0573 0.0028 0.28%
3 3.1228 1.0601 0.0003 0.03%
4 3.1231 1.0604
4 MgCl2 0 3.7733 1.0001 0.0303 0.9746 3.03% 0.332
1 3.8036 1.0304 0.0002 0.02%
2 3.8034 1.0302 0.0010 0.10%
3 3.8044 1.0312 0.0002 0.02%
4 3.8046 1.0314
5 LiCl2 0 3.7066 0.9973 0.0013 0.9716 0.13% 0.12
1 3.7079 0.9986 0.0008 0.08%
2 3.7071 0.9978 0.0007 0.07%
3 3.7064 0.9971 0.0001 0.01%
4 3.7063 0.9970

Tabel 3. Dry basis biscuit


Kadar
No. Garam Hari Wc+Ws Wsn W3 (wb) W2 air Aw
1 KNO3 0 3.6956 0.9905 0.3634 0.9717
1 3.9774 1.2723
2 4.0210 1.3159 37.40% 0.92
3 4.0404 1.3353
4 4.0590 1.3539
2 NaCl 0 3.7658 0.9978 0.1346 0.9757
1 3.8972 1.1292
2 3.8992 1.1312 13.80% 0.758
3 3.8992 1.1312
4 3.9004 1.1324
3 NaNO2 0 4.2917 0.9980 0.1014 0.9751
1 4.3915 1.0978
2 4.3909 1.0972 10.40% 0.643
3 4.3932 1.0995
4 4.3931 1.0994
4 MgCl2 0 3.1671 1.0012 0.0306 0.9685
1 3.1960 1.0301
3.16% 0.332
2 3.1959 1.0300
3 3.1977 1.0318
Nama asisten : Syifa Urrohmah
Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2017
Tanggal Pengumpulan : 24 Oktober 2017

4 3.1977 1.0318
5 LiCl2 0 3.1828 1.0007 0.0008 0.9789
1 3.1821 1.0000
2 3.1820 0.9999 0.08% 0.12
3 3.1820 0.9999
4 3.1820 0.9999

Tabel 4. Dry basis susu bubuk


W3 Kadar
No. Garam Hari Wc+Ws Wsn (wb) W2 air Aw
1 KNO3 0 4.4942 0.9917 0.3096 0.9707
1 4.7287 1.2262
2 4.7678 1.2653 31.89% 0.92
3 4.7895 1.2870
4 4.8038 1.3013
2 NaCl 0 5.2871 1.0588 0.0959 0.976
1 5.3793 1.1510
2 5.3792 1.1509 9.83% 0.758
3 5.3819 1.1536
4 5.3830 1.1547
3 NaNO2 0 3.0603 0.9976 0.0628 0.9741
1 3.1229 1.0602
2 3.1200 1.0573 6.45% 0.643
3 3.1228 1.0601
4 3.1231 1.0604
4 MgCl2 0 3.7733 1.0001 0.0313 0.9746
1 3.8036 1.0304
2 3.8034 1.0302 3.21% 0.332
3 3.8044 1.0312
4 3.8046 1.0314
5 LiCl2 0 3.7066 0.9973 0.0003 0.9716
1 3.7079 0.9986
2 3.7071 0.9978 0.03% 0.12
3 3.7064 0.9971
4 3.7063 0.9970
Nama asisten : Syifa Urrohmah
Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2017
Tanggal Pengumpulan : 24 Oktober 2017

JAWABAN PERTANYAAN

1. Mengapa perhitungan kadar air dilakukan secara basis kering?


Perhitungan kadar air dengan cara basis kering dikarenakan perhitungan basis kering
dilakukan dengan cara membandingkan kehilangan berat dengan berat sampel setelah
dikeringkan sehingga akan meningkatkan ketelitian dalam perhitungan dan dapat
memperkecil kesalahan dalam mengukur kadar air.
2. Bagaimana hubungan aktivitas air dan kerusakan pangan?
Aktivitas air atau Aw merupakan batas minimal air agar mikroorganisme perusak
seperti bakteri, kapang, dan khamir dapat tumbuh. Semakin tinggi Aw maka
kemungkinan mikroorganisme tumbuh akan semakin besar. Hubungan aktivitas air
tehadap kerusakan pangan adalah semakin tinggi aktivitas air semakin cepat bahan
pangan menjadi rusak karena tersedianya medium untuk pertumbuhan bakteri
khususnya bakteri pembusuk.

Anda mungkin juga menyukai