Anda di halaman 1dari 8

PENETAPAN KADAR AIR

Oleh : Kelompok 7A

Farah Anisah S. 1800599

Riska Rosantika 1802011

Anggarini Widia N. 1803749

Tsany Nur Amalina 1804859

Dila Nurul Fadhilah 1804974

ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum mengenai penentuan kadar air yang terkandung dalam timun, apel,
wortel, dan sosis. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kadar air dalam bahan pangan
tersebut. Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah metode oven. Metode oven ini
dilakukan pada suhu 105 °C selama 5 jam, kemudian 1 jam. Jika belum mencapai berat yang
konstan, maka ulangi pengeringan 1 jam berikutnya sampai didapat berat yang konstan. Berat
yang konstan berasal dari pengurangan berat akhir dengan berat sebelumnya yaitu tidak boleh
lebih dari 0,002. Prinsip metode penetapan kadar air dengan oven atau thermogravitimetri yaitu
mengupakan air yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan. Penimbangan bahan dengan
berat konstan yang berarti semua air sudah diuapkan dan cara ini relatif mudah dan murah.
Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan kadar air yang terkandung dalam timun rata-rata
yaitu 96,35%, apel 82,1%, wortel 81,05%, dan sosis 60,5%.

Kata kunci : kadar air, bahan pangan.

ABSTRACK
There has been a practicum on determining the moisture content contained in cucumber, apples,
carrots, and sausages. It aims to know the amount of water content in the foodstuffs. The method
used in this experiment is the oven method. This oven method is performed at a temperature of
105 °c for 5 hours, then 1 hour. If it has not reached a constant weight, then repeat drying the
next 1 hour until it gets a constant weight. The constant weight is derived from the final weight
reduction with the previous weight should not be more than 0.002. Principle method of
determination of water content with oven or thermogravitimetry is the water that exists in the
material with the heating road. Weighing materials with constant weight means that all the
water has been turned and this way is relatively easy and inexpensive. Based on the data
obtained obtained the water content contained in the cucumber average of 96.35%, Apple
82.1%, carrot 81.05%, and sausage 60.5%.

Keywords: moisture content, foodstuffs


1. PENDAHULUAN suhu pemanasan air makin tinggi maka
molekul air akan bergerak dengan sangat
1.1 LATAR BELAKANG cepat dan padasaat tekanan uap air melebihi
Kadar air mempengaruhi rasa, tekanan atmosfer, beberapa molekul dapat
tekstur, berat, kenampakan, dan waktu terlepas dari permukaan dan membentuk
simpan dari makanan. Sekecil apapun gas. Perubahan fisik air dari cair menjadi gas
deviasi dari standar yang telah ditentukan inilah yang dijadikan prinsip pengeluaran air
dapat sangat mempengaruhi sifat fisik dari dari suatu bahan pangan terutama dalam
bahan makanan. Contohnya, substansi yang penentuan kadar air pangan dengan metode
terlalu kering dapat mempengaruhi pengeringan. [ CITATION And11 \l 1033 ]
konsistensi dari produk akhir. Sebaliknya, Penentuan kadar air dapat dilakukan
kadar air yang terlalu tinggi dapat dengan beberapa cara. Hal ini tergantung
menyebabkan aglomerasi pada bahan pada sifat bahannya. Pada umumnya
makanan atau juga dapat terjebak pada penentuan kadar air dilakukan dengan
sistem pipa saat proses produksi. Selain itu, mengeringkan bahan dalam oven pada suhu
angka pertumbuhan mikrobia meningkat 105-110ºC selama 3 jam atau sampai
seiring dengan meningkatnya kandungan air didapat berat yang konstan. Selisih berat
total, memungkinkan terjadinya batch yang sebelum dan sesudah pengeringan adalah
rusak dan harus dibuang. Bagaimanapun, air banyaknya air yang diuapkan. [ CITATION
adalah bahan yang murah untuk digunakan Win04 \l 1033 ]
sebagai penambah berat pada produk akhir.
Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis Di dalam bahan pangan terdapat air
kadar air pada produk dan bahan makanan. dalam bentuk (1) Air Bebas, yaitu air yang
berada di permukaan benda padat dan
1.2 Tujuan Penelitian sifatnya mudah diuapkan, (2) Air terikat,
1. Untuk mengetahui kadar air dari yaitu air yang terikat secara fisik menurut
beberapa bahan dan produk sistem kapiler atau air absorpsi karena
makanan. adanya tenaga penyerapan, (3) Air terikat
2. Untuk mengetahui kadar air dari secara kimia, yaitu air yang berada dalam
beberapa bahan dan produk bahan dalam bentuk air kristal dan air yang
makanan. terikat dalam system dispersi koloid.
Peranan air dalam bahan pangan merupakan
2. TUJUAN PUSTAKA salah satu faktor yang mempengaruhi
aktivitas metabolisme seperti misalnya
Air berwujud cair pada suhu 0-100oC
aktivitas enzim, aktivitas mikroba, dan
dengan tekanan 1 atm. Perubahan suhu pada
aktivitas kimiawi, yaitu terjadinya
air menyebabkan air mengalamu perubahan
ketengikan, dan reaksi-reaksi nonenzimatis,
fisik. Apabila air dipanaskan, jumlah rata-
sehingga menimbulkan perubahan sifat-sifat
rata air dalam satu kelompok molekul air
organoleptik, penampakan, tekstur dan
menurun dan ikatan hidrogen putus
citarasa serta nilai gizinya. Cara mencegah
kemudian terbentuk lagi secara cepat. Bila
pertumbuhan mikroba dapat diantaranya adalah yang berhubungan
dilakukandengan cara mengganggu dengan penimbangan sampel, kondisi oven, 
lingkungan hidupnya, dengan cara pengeringan sampel,dan perlakuan setelah
mengubah suhu, kadar air substrat (aw), pH, pengeringan. Faktor-faktor yang berkaitan
kadar oksigen, komposisi substrat, serta dengan kondisioven seperti suhu, gradien
penggunaan bahan pengawet anti mikroba suhu, kecepatan aliran dan kelembaban
[ CITATION Muc03 \l 1033 ] udara adalah faktor-faktor yang sangat
penting diperhatikan dalam metode
Prinsip metode penetapan kadar air
pengeringan dengan oven. [ CITATION
dengan oven atau thermogravitimetri yaitu And11 \l 1033 ]
mengupakan air yang ada dalam bahan
dengan jalan pemanasan. Penimbangan 3. Metodologi
bahan dengan berat konstan yang berarti
semua air sudah diuapkan dan cara ini relatif a. Alat dan Bahan
mudah dan murah. Percepatan penguapan air  Alat
serta menghindari terjadinya reaksi yang 1) Cawan porselen
lain karena pemanasan maka dapat 2) Oven
dilakukan dengan pemansasan dengan suhu 3) Neraca analitik
rendah atau vakum. Namun, terdapat 4) Pisau
kelemahan cara analisa kadar air dengan 5) Desikator
cara pengeringan, yaitu bahan lain selain air 6) Penjepit kayu
juga ikut menguap dan ikut hilang misalnya 7) Silica gel
alkohol, asam asetat, minyak atsiri.  Bahan
Kelemahan lain yaitu dapat terjadi reaksi 1) Kunyit
selama pemanasan yang menghasilkan air 2) Kacang hijau
atau zat mudah menguap lainya, dan juga 3) Jahe
bahan yang mengandung zat pengikat air 4) Timun
5) Apel
akan sulit melepaskan airnya walaupun
6) Wortel
sudah dipanaskan. [ CITATION Sud10 \l 1033 ]
7) Sosis
Penentuan kadar air dengan metode
oven dilakukan dengan cara mengeluarkan
air dari bahan dengan bantuan panas yang
disebut dengan proses pengeringan.
Analisis kadar air dengan metode
oven didasarkan atas berat yang hilang, oleh
karena itu sampel seharusnya mempunyai
kestabilan panas yang tinggi dan tidak
mengandung komponen yang mudah
menguap. Beberapa faktor yang dapat
memengaruhi analisis air metode oven
3) Pemanasan awal kadar air

Sampel

b. Prosedur Kerja
Penimbangan 5 gram dalam
1) Persiapan sampel kadar air cawan yang kering (b)

Sampel

Panaskan dalam oven dengan


suhu 105℃ selama 2 jam

Haluskan menggunakan mortar


atau pisau
Dinginkan dalam desikator untuk
dipanaskan pada analisis kadar air
selanjutnya
Penimbangan sampel 5 gram
untuk uji kadar air dan jaga
kekeringan sampel

2) Persiapan cawan kadar air

Cawan Porselen

Keringkan di oven dengan suhu


105℃ selama 1 jam

Dinginkan dalam desikator


selama 15 menit

Timbang bobot cawan menggunakan


Neraca analitik

Catat hasil (a)


dalam bahan pangan ikut menentukan
kesegaran dan daya awet bahan pangan
4) Penetapan kadar air tersebut, kadar air yang tinggi
mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang,
Panaskan oven hingga suhu
105℃ dan khamir untuk berkembang biak,
sehingga akan terjadi perubahan pada bahan
pangan (Winarno, 1997).
Mentimun (Cucumis sativus L.)
Simpan sampel yang ada adalah salah satu sayuran buah yang banyak
dalam cawan porselen di dikonsumsi segar oleh masyarakat
oven Indonesia. Sebagai bahan pangan, buah
timun mengandung zat-zat gizi yang cukup
lengkap, yakni mengandung kalori, protein,
lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat gizi,
Panaskan selama 3 jam vitamin B, vitamin C, niasin, karoten,
asetilkolin, serat, saponin. Dengan demikian
buah timun sebagai bahan pangan sangat
baik untuk menjaga kesehatan tubuh,
misalnya untuk kesehatan mata, jaringan
Keluarkan sampel dan epitel (jaringan yang ada di permukaan
dinginkan dalam desikator
kulit), kulit, gigi, tulang, jaringan tubuh,
selama 15-30 menit
meningkatkan energi, dan untuk mencegah
berbagai macam penyakit (beri-beri,
sariawan, radang lidah, pelgra, dan lain-lain)
(Cahyono, 2003).
Menurut Sumpena (2001) mentimun
Timbang cawan berisi
sampel (c) dan simpan merupakan salah satu sayuran buah yang
kembali dalam desikator mempunyai kadar air antara 70-95%.
untuk pengujian kadar Stomata yang banyak terdapat pada bagian-
abu
bagian tanaman, termasuk buahnya,
mengakibatkan buah mudah layu.
4. Hasil dan Pembahasan Kememaran akibat benturan akan
menimbulkan perubahan-perubahan
4.1 Kadar Air Mentimun
penampakan dan susunan kimianya. Apabila
Kadar air merupakan banyaknya air terjadi luka juga akan mempercepat
yang terkandung dalam bahan yang pembusukan. Buah mentimun dapat dipanen
dinyatakan dalam persen. Kadar air juga pada umur 30-50 hari setelah tanam. Ciri-
salah satu karakteristik yang sangat penting ciri buah yang dapat dipanen, yaitu
pada bahan pangan, karena air dapat berukuran cukup besar, tetapi masih ada
mempengaruhi penampakan, tekstur, dan durinya dan panjang buah antara 10-30 cm
cita rasa pada bahan pangan. Kadar air atau tergantung jenis yang disahakan.
Interval panen dilakukan antara 1-2 hari berasal dari apel liar Malus pumilla.
sekali. Bermodalkan apel liar ini tanaman termasuk
Analisis kadar air dengan metode divisi Spermatophyta, kelas dikotil dan
oven didasarkan atas berat yang hilang. keluarga Rosaceae ini dikembangkan.
Prinsip dari metode oven pengering adalah Tujuannya adalah untuk menghasilkan buah
bahwa air yang terkandung dalam suatu berkualitas, berproduksi tinggi dan tahan
bahan akan menguap bila bahan tersebut terhadap serangan hama/penyakit
dipanaskan pada suhu 105o C selama waktu (Untung,1996).
tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan Buah apel mengandung karbohidrat
sesudah dipanaskan adalah kadar air dalam jumlah yang cukup. Buah apel
(Anonim, 2011d). banyak mengandung mineral yang berguna
Cawan yang sudah dimasuki sampel bagi kesehatan manusia. Kandungan protein
kemudian dikeringkan di dalam oven selama dan lemak relatif sedikit. Komponen
3 jam dengan suhu 105ºC sampai diperoleh terbesar buah apel adalah air.
berat konstan yaitu selisihnya berat dari Hasil praktikum menunjukkan bahwa
hasil pemanasan dengan berat awal adalah kadar air apel dengan 2 sampel (duplo), rata-
minimal 0,02 g. Jika selisih berat sampel rata nya adalah 82,07%. Dari hasil
tidak sampai 0,02 g maka pemanasan penelitian, sampel yang memiliki kadar air
diulangi lagi. Dalam praktikum ini tertinggi berarti memiliki kandungan air
dilakukan 1 kali pengulangan pemanasan yang tinggi, sehingga dia bersifat lebih cepat
hingga dicapai berat konstan. Setelah keluar rusak karena semakin banyak fasilitas
dari oven, selalu cawan berisi sampel mikroba yang dapat tumbuh. Dan sampel
dimasukkan ke dalam desikator (penangas dengan kandungan air yang paling rendah
air) karena di dalam desikator terdapat zat adalah yang paling lama masa simpannya.
penyerap air. Alasan setelah dilakukan
pengovenan sampel dimasukkan ke 4.3 Kadar Air Wortel
desikator adalah karena bahan yang telah Pada praktikum analisa kadar air
mengalami pengeringan bersifat lebih kami menggunakan sampel wortel dengan
higroskopis daripada bahan asalnya. metode pengeringan atau oven. Mula-mula
Hasil praktikum menunjukkan bahwa sampel dicacah dan ditimbang seberat 5
kadar air mentimun dengan 2 sampel gram didalam cawan porselen kemudian
(duplo), rata-rata nya adalah 74,51%. masukan cawan porselen berisi wortel
4.2 Kadar Air Apel kedalam oven selama ± 3 jam. Pada simplo
didapati hasil timbangan cawan porselen
Apel (Malus sylvestris Mill) yang beserta wortel 5 gram sebelum dimasukan
dikenal sekarang adalah hibrida dengan asal- kedalam oven sebesar 20,0432 gram, setelah
usul yang sangat kompleks. Taksonomi apel dikeringkan bobotnya sebesar 15,9929 gram.
menjadi tidak jelas karena proses hibirida, Sedangkan pada duplo didapati hasil
seleksi dan pemusnahan. Banyak ahli yang timbangan cawan porselen beserta wortel 5
yakin bahwa apel-apel yang ada sekarang ini gram sebelum dimasukan kedalam oven
sebesar 19,9085 gram, setelah dikeringkan porselen beserta sosis daging 5 gram
bobotnya sebesar 15,8365 gram. Pada proses sebelum dimasukan kedalam oven sebesar
pengeringan tersebut dilakukan sebanyak 20,7777 gram, setelah dikeringkan bobotnya
dua kali, kali pertama selama 3 jam dan kali sebesar 17,7686 gram. Pada proses
kedua selama 1 jam. tetapi, data yang pengeringan tersebut dilakukan sebanyak
diambil adalah data terkecil atau bobot akhir dua kali, kali pertama selama 3 jam dan kali
setelah pengeringan yang kedua kalinya. kedua selama 1 jam. Tetapi, data yang
diambil adalah data terkecil atau bobot akhir
Dari hasil pengeringan tersebut setelah pengeringan yang kedua kalinya.
wortel mengalami susut bobot hingga 79%
untuk simplomaupun duplo. Sehingga Dari hasil pengeringan tersebut sosis
didapati hasil untuk kadar air sosis wortel ini daging mengalami susut bobot hingga 84%
adalah 80,8% untuk simplo dan 81,3%% untuk simplo dan 85% untuk duplo.
untuk duplo serta menghasilkan rata-rata Sehingga didapati hasil untuk kadar air sosis
kadar air sebesar 81,05%. Dengan demikian daging ini adalah 61% untuk simplo dan
dapat diketahui kadar air pada wortel masih 60% untuk duplo serta menghasilkan rata-
berada di bahwa batas maksimum yang rata kadar air sebesar 60,5%. Dengan
ditetapkan SNI. Hasil ini tidak melewati demikian dapat diketahui kadar pada sosis
batas standar menurut SNI Syarat Mutu masih berada di bahwa batas maksimum
Wortel yaitu maksimal 90,4%%. Kandungan yang ditetapkan SNI. Hasil ini tidak
air dalam bahan makanan ikut menentukan melewati batas standar menurut SNI 01-
penerimaan, kesegaran dan daya tahan 3820-1995 tentang Syarat Mutu Sosis
bahan tersebut (Winarno, 2008). Oleh Daging yaitu maksimal 67%. Kadar air sosis
karena itu, wortel merupakan sayuran yang daging ini juga bermacam-macam
mudah busuk karena memiliki kadar air tergantung komposisi tambahan pada sosis
yang cukup tinggi. daging tersebut. Hal ini disebabakan karena
penambahan bahan baku dan penguapan
4.4 Kadar Air Sosis (sosis daging) selama proses pengasupan dari fermentasi.
Pada praktikum analisa kadar air Kandungan air dalam bahan makanan ikut
kami menggunakan sampel sosis daging menentukan penerimaan, kesegaran dan
dengan metode pengeringan atau oven. daya tahan bahan tersebut (Winarno, 2008).
Mula-mula sampel dicacah dan ditimbang Oleh karena itu, sosis daging ini merupakan
seberat 5 gram didalam cawan porselen bahan makanan yang cukup lama daya
kemudian masukan cawan porselen berisi simpannya karena tidak memiliki kadar air
sosis daging kedalam oven selama ± 3 jam. terlalu tinggi.
Pada simplo didapati hasil timbangan cawan 5. Kesimpulan
porselen beserta sosis daging 5 gram
sebelum dimasukan kedalam oven sebesar 1. Sosis memiliki kadar air paling
19,6533 gram, setelah dikeringkan bobotnya rendah, sedangkan apel memiliki
sebesar 16,5768 gram. Sedangkan pada kadae air paling tinggi.
duplo didapati hasil timbangan cawan
2. Urutan air dari sampel tertinggi DAFTAR PUSTAKA
hingga terendah adalah sosis, apel,
mentimun, dan apel.

Andarwulan, N. ,. (2011). Analisis Pangan. Jakarta: Dian Rakyat.

Cahyono. 2003. Budidaya Tanaman Mentimun. Bogor: Institut Pertanian


Bogor.

Muchtadi. (2003). Teknologi Proses Pengolahan Pangan. Departemen Pendidikan danKebudayaan,


Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut
Pertanian Bogor., Hal 97.

Sudarmadji, S. d. (2010). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: LibertyYogyakarta.

Sumpena, U. 2001. Budidaya Mentimun Intensif. Jakarta: Penebar Swadaya.

Untung. 1996. Apel jenis dan budidayanya. Penebar swadaya. Jakarta.

Winarno, F. (1998). Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama.: Jakarta

Winarno, F. (2004). Kimia Pangan dan Gizi . Gramedia Pustaka Utama : Jakarta .

Winarno, F.G.,(2008). Kimia Pangan dan Gizi Edisi terbaru. Bogor,M-brio


Press

LAMPIRAN

Ref
Kelompo % Kadar Rata
Bahan a b C1 C2 kadar
k air -rata
air
Timun 1 10,3791 15,3733 10,5410 10,5385 95,907% 96,3
4 96%
Timun 2 9,6733 14,6786 9,8348 9,8335 96,79% 5%
Apel 1 15,1984 20,1991 16,0700 16,0694 82,5% 82,1 84-
5
Apel 2 13,5631 28,5694 14,4855 14,4788 81,7% % 85%
Wortel 1 15,0336 20,0432 15,9997 15,9929 80,8% 81,0 90,4
6
Wortel 2 14,9032 19,9085 15,8407 15,8365 81,3% 5% %
Sosis 1 14,6566 19,6533 16,5829 16,5768 61% 60,5
7 67%
Sosis 2 15,7781 20,7777 17,7755 17,7686 60% %

Anda mungkin juga menyukai