Anda di halaman 1dari 9

Tanggal Praktikum :

Mata Kuliah :

PENETAPAN KADAR AIR PADA BISKUIT dan APEL

SECARA

Rizsa Dwi Anggraini (201532112)

Winda Ayudianur (20170302061)


Disusn Oleh :

Asisten Praktikum :
Una Soraya
Eva Sari
Yudiana Noor Alisa

Penanggung Jawab Praktikum :


Anjas Wilapangga, S.Si

JURUSAN ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2017
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Air merupakan zat atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan. Air
diperlukan untuk kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup.
Selain digunakan untuk keperluan proses biokimiawi, air terdapat pada setiap bahan,
yang disebut dengan kadar atau kandungan air. Pengukuran kadar air dalam suatu
bahan sangat diperlukan dalam berbagai bidang (Astuti 2007).
Penentuan kadar air dalam makanan dapat dilakukan dengan beberapa metode
yaitu metode pengeringan (dengan oven biasa), metode destilasi, metode kimia, dan
metode khusus. Pemilihan metode penetapan kadar air harus dilakukan dengan tepat
agar proses penetapan bisa berjalan optimal. Dalam percobaan kali ini metode yang
digunakan dalam melakukan proses penetapan kadar air menggunakan cara
pengeringan dengan metode oven biasa.
Metode pengeringan atau metode oven biasa merupakan suatu metode untuk
mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara
menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas. Prinsip dari metode
oven pengering adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap
bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105 oC selama waktu tertentu. Perbedaan
antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air. (Astuti 2007)

I.2 Tujuan
  Untuk mengetahui prinsip penetapan kadar air dengan metode oven pengering.
 Untuk mengetahui kadar air yang terdapat di apel dan biskuit
II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI

III.1 Waktu dan Tempat

III.2 Alat dan Bahan


 Alat yang digunakan adalah

 Bahan yang digunakan adalah

III.3 Prosedur percobaan

IV. HASIL dan PEMBAHASAN


4.1 Hasil Data Percobaan
A. Apel

NO. HASIL PERCOBAAN KETERANGAN


1. 13,6106 g Bobot wadah setelah dioven
2. 12,5252 g Bobot wadah
3. 2,1747 g Sampel

 Rumus

A−B
% kadar air= x 100 %
A

Keterangan :
A = bobot mula-mula
B = bobot setelah dioven

 Perhitungan Kadar Air

A−B
% kadar air= x 100 %
A

13,6106−12,5252
¿ x 100 %
2,1747

1,0854
¿ x 100 %
2,1747

¿ 49,91 %
4.2 Pembahasan
Bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah susu
sebanyak 2 gram, yaitu untuk pengujian kadar air. Kadar air merupakan salah satu sifat
fisik dari bahan yang menunjukan banyaknya air yang terkandung di dalam bahan. Kadar
air biasanya dinyatakan dengan persentase berat air terhadap bahan basah atau dalam
gram air untuk setiap 100 gram bahan yang disebut dengan kadar air basis basah. Berat
bahan kering atau padatan adalah berat bahan setelah mengalami pemanasan beberapa
waktu tertentu sehingga beratnya tetap (konstan). Hal ini sesuai dengan Suharto (1991),
yang mengatakan bahwa kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang
dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry
basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen,
sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen.
Prinsip dari penentuan kadar air dengan cara kering adalah mengeringkan atau
menguapkan air pada suatu bahan (sampel) sehingga di peroleh zat padat yang bebas air.
Pengeringan dilakukan pada titik didih air pada tekanan tertentu. Selisih berat kering dan
berat basah di konversikan ke dalam satuan kadar air.
Perhitungan kadar air yang terdapat pada apel, terlebih dahulu ditimbang bobot
susu yang digunakan sebanyak 2 gram menggunakan timbangan analitik. Perhitungan
kadar air yang terdapat pada susu, terlebih dahulu ditimbang bobot apel yang digunakan
sebanyak 2 gram menggunakan timbangan analitik. Setelah itu, dipanaskan ke dalam
oven pada suhu 105oC selama 5 menit untuk menguapkan kandungan air yang terdapat
pada apel. Kemudian bahan didinginkan ke dalam desikator selama 2 menit. Setelah itu,
ditimbang lagi berat cawan dan bahannya dengan menggunakan timbangan analitik. Lalu
dikeringkan kembali ke dalam oven sampai diperoleh berat yang konstan. Hasil akhir
didapatkan sebesar 49,91%. Ini menunjukkan bahwa kadar air yang terdapat di dalam
susu lebih rendah dari kadar apel biasanya yaitu sekitar 5%. 
Penentuan kadar air dengan oven memerlukan waktu yang sangat lama, dapat
mencapai 3 jam penamasan untuk sampel yang memiliki kadar air tinggi. Sedangkan
pada praktikum ini, pemanasan hanya dilakukan 2-15 menit saja. Hal ini terjadi karena
adanya kesalahan pada waktu praktikum yang cukup singkat sehingga pemanasan dalam
oven dan pendinginan dalam desikator terlalu singkat.
B. Biskuit

NO. HASIL PERCOBAAN KETERANGAN


1. 14,1392 g Bobot wadah setelah dioven
2. 14,1184 g Bobot wadah
3. 2,0581 g Sampel

 Rumus

A−B
% kadar air= x 100 %
A

Keterangan :
A = bobot mula-mula
B = bobot setelah dioven

 Perhitungan Kadar Air

A−B
% kadar air= x 100 %
A

14,1392−14,1184
¿ x 100 %
2,1747

1,0854
¿ x 100 %
2,0581
¿ 1,01 %
4.3 Pembahasan
Bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah susu
sebanyak 2 gram, yaitu untuk pengujian kadar air. Kadar air merupakan salah satu sifat
fisik dari bahan yang menunjukan banyaknya air yang terkandung di dalam bahan. Kadar
air biasanya dinyatakan dengan persentase berat air terhadap bahan basah atau dalam
gram air untuk setiap 100 gram bahan yang disebut dengan kadar air basis basah. Berat
bahan kering atau padatan adalah berat bahan setelah mengalami pemanasan beberapa
waktu tertentu sehingga beratnya tetap (konstan). Hal ini sesuai dengan Suharto (1991),
yang mengatakan bahwa kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang
dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry
basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen,
sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen.
Prinsip dari penentuan kadar air dengan cara kering adalah mengeringkan atau
menguapkan air pada suatu bahan (sampel) sehingga di peroleh zat padat yang bebas air.
Pengeringan dilakukan pada titik didih air pada tekanan tertentu. Selisih berat kering dan
berat basah di konversikan ke dalam satuan kadar air.
Perhitungan kadar air yang terdapat pada apel, terlebih dahulu ditimbang bobot
biscuit yang digunakan sebanyak 2 gram menggunakan timbangan analitik. Perhitungan
kadar air yang terdapat pada susu, terlebih dahulu ditimbang bobot biskuit yang
digunakan sebanyak 2 gram menggunakan timbangan analitik. Setelah itu, dipanaskan ke
dalam oven pada suhu 105oC selama 5 menit untuk menguapkan kandungan air yang
terdapat pada biskuit. Kemudian bahan didinginkan ke dalam desikator selama 2 menit.
Setelah itu, ditimbang lagi berat cawan dan bahannya dengan menggunakan timbangan
analitik. Lalu dikeringkan kembali ke dalam oven sampai diperoleh berat yang konstan.
Hasil akhir didapatkan sebesar 49,91%. Ini menunjukkan bahwa kadar air yang terdapat
di dalam biscuit lebih rendah dari kadar apel biasanya yaitu sekitar 5%. 
Penentuan kadar air dengan oven memerlukan waktu yang sangat lama, dapat
mencapai 3 jam penamasan untuk sampel yang memiliki kadar air tinggi. Sedangkan
pada praktikum ini, pemanasan hanya dilakukan 2-15 menit saja. Hal ini terjadi karena
adanya kesalahan pada waktu praktikum yang cukup singkat sehingga pemanasan dalam
oven dan pendinginan dalam desikator terlalu singkat.
V. SIMPULAN dan SARAN
V.1Simpulan
1. Prinsip dari metode oven pengering adalah bahwa air terkandung dalam suatu bahan
akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105O selama 15 menit.
2. Urutan sampel kadar air tertinggi pada metode oven adalah apel sebesar 49,91% dan
biskuit sebesar 1,01%
3. Kadar air pada apel belum memenuhi SNI yaitu sebesar 84%, namun biskuit sudah
memenuhi SNI dengan kadar air < 5%

V.2Saran
Perbedaan kadar air dapat dipengaruhi beberapa faktor misalnya pada saat sampel
akan ditimbang sampel bterkena tisu atau tangan yang akan mengakibatkan kadar air
pada bahan tersebut menyerap seharusnya pada praktikum selanjutnta lebih
mempersiapkan peralatan, selain itu varietas mempengaruhi kadar air.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti. (2007). Petunjuk Praktikum Analisis Bahan Biologi. Yogyakarta: Jurdik Biologi
FMIPA UNY.

Hapsari M, Estiasih T. (2015, Juli). Processing and Grade Variation Apple (Malus
sylvestris mill) In Apple Extract Drink Processing : A Review. Jurnal Pangan
dan Agroindustri, 3(3), 939-949.

Hilma. (2014). Kadar Air dan Kadar Abu. Purwakarta: Universitas Jenderal Soedirman.
LAMPIRAN

 Perhitungan

 Dokumentasi praktikum

Anda mungkin juga menyukai