NIM
Kelas
Kelompok
: Rohmatul Hasanah
: 125100101111015
:G
:9
BAB I
ANALISIS KADAR AIR
A. Pre-lab
1. Mengapa kadar air produk dan bahan pangan penting ditentukan?
Karena kadar air bahan pangan berhubungan dengan kadar komponen bahan sehingga
mempengaruhi kualitas dan stabilitas produk selama pengolahan, penyimpanan dan umur bahan
pangan (Nurhartadi, 2013).
Kadar air juga berpengaruh pada sifat fisikokimia bahan serta dapat dijadikan sebagai patokan
untuk menentukan metode pengolahan dan pengawetan yang tepat apabila kadar air dapat diketahui
(Zulidar, 2011).
Sebelum proses pengolahan baik sifat bahan pangan dan kadar air harus ditentukan karena itulah
yang dijadikan sebagai atokan selama proses pengolahan dan penyimpanan. Sebagai contohnya
adalah pencoklatan sayuran kering dan daya serap air tepung telur akan meningkat seiring dengan
meningkatnya kadar air. Oleh karena itu pemahaman mengenai kadar air dan bahan pangan harus
dilakukan (Wijayanti,2014).
2. Sebutkan jenis-jenis metode analisis kadar air!
Metode analisis kadar air diantaranya :
1. Metode pengeringan pengeringan oven, pengeringan vakum, pegeringan beku (freeze
drying), dan chemical dessication
2. Metode distilasi azeotropik distilasi
3. Metode kimia titrasi Karl Fischer, Generation of Acetylene, pemanasan dengan
pencampuran H2SO4
4. Metode fisik absorpsi infrared, Gas Kromatografi, absorpsi microwave, resonansi nuklir
magnetik, dll.
(Estiasih, 2013)
3. Bagaimana prinsip masing-masing metode tersebut?
Prinsip dari beberapa metode analisa kadar air adalah sebagai berikut:
1. Metode pengeringan: kadar air pada bahan adalah kadar air yang hilang selama proses
pengeringan. Yakni selisih antara berat bahan sebelum dan sesudah dikeringkan hingga
didapat berat konstan. Air yang menguap keluar dari bahan pangan diasumsikan sebagai total
kadar air pada bahan (Legowo, et al., 2007).
2. Metode distilasi: menetukan kadar air dengan cara menguapkan air dengan bantuan pelarut
organik yang memiliki syarat tertentu seperti titik didihnya lebih tinggi dari titik didih air,
tidak dapat bercampur dengan air, memiliki berat jeni lebih rendah dari air (Nasution, 2011).
3. Metode Kimia: menentukan kadar air pada suatu bahan dengan melakukan titrasi dengan zat
kimia dimana titran akan mengikat air dan yang tidak berikatan dengan air akan
menunjukkan perubahan warna dan dihitung volumnya sehingga dapat diketahui kadar air
(Vanessa, 2008).
4. Metode Fisik: prinsip analisa kadar air dengan metode fisik didasarkan pada beberapa cara
yaitu berdasarkan tetapan elektrik, berdasarkan daya hantar dan resistensi listrik, serta
berdasarkan resonansi nuklir magnetik (Legowo, et al., 2007)
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
: Rohmatul Hasanah
: 125100101111015
:G
:9
B. Diagram Alir
1) Metode Oven
a. Persiapan Sampel
Sampel padat
Ditimbang 10 gram
Dihancurkan dengan mortar
Dihomogenkan
Sampel
b. Penentuan Kadar Air Sampel
Cawan/botol
Sampel
ditimbang 3 gram
Didesikator 30 menit
Ditimbang
Hasil
2) Metode Distilasi
Labu didih/erlenmeyer
Sampel
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
: Rohmatul Hasanah
: 125100101111015
:G
:9
Hasil
DAFTAR PUSTAKA
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
: Rohmatul Hasanah
: 125100101111015
:G
:9
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
No
1.
2.
3.
4.
Sampel
Minyak
Gula pasir
Jahe
jagung
Berat
akhir (g)
53,720
36,729
42,927
42,2956
3,0109
2,9992
0,881
0,7957
Berat
sampel
(g)
3,0094
3,001
3,0366
3,0537
53,7204
42,9232
42,2915
36,7278
: Rohmatul Hasanah
: 125100101111015
:G
:9
Kadar air
(%)
bb
Berat
Cawan
(g)
bk
-0,0498
0,0599
70,987
73,943
-0,0498
0,06
244,67
283,775
50,7095
39,924
41,4105
35,9321
w sampelw ak h ir
w ak h ir
x 100%
w sampelw ak h ir
w sampel
x 100%
dan
KA bk =
3,00943,0109
3,0094
x 100%
KA bk =
3,00943,0109
3,0109
100%
= -0,0498%
2. Gula pasir
KA bb
3,0012,9992
3,001
= -0,0498%
x 100%
KA bk =
3,0012,9992
2,9992
3,03660,881
0,881
100%
= 0,0599%
3. Jahe
KA bb
3,03660,881
3,0366
= 0,06%
x 100%
KA bk =
100%
= 70,987%
4. Jagung
KA bb
3,05370,7957
3,0537
= 244,67%
x 100%
KA bk =
3,05370,7957
0,7957
100%
= 73,943%
= 283,775%
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
: Rohmatul Hasanah
: 125100101111015
:G
:9
2. Metode Distilasi
No
Nama sampel
Berat awal
Volume
Kadar air
1.
Jahe
10,0383 gr
6,5 ml
64,75%
6,5 x 1
10,0383
x 100%
x100%
= 64,75%
D. Jawaban Pertanyaan
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
: Rohmatul Hasanah
: 125100101111015
:G
:9
Sampel yang mudah menguap dan berkadar minyak tinggi atau mudah mengalami
oksidasi akan lebih tepat jika dianalisa dengan metode destilasi
b. Pelarut yang digunakan
Pelarut yang digunakan harussesuai dengan bahan serta memiliki sifat utama bertitik
didih lebih tinggi daraipada air dan berat jenis lebih rendah daripada air
c. Waktu destilasi
Semakin lama waktu destilasi maka proses penguapan air dalam bahan akan semakin
sempurna
(Widiarto,2009).
Pembahasan perbedaan kadar air jahe antar metode
Pada praktikum yang telah dilakukan didapatkan kadar air sampel jahe dengan
menggunkan oven kering adalah 70,987% sedangkan dengan metode destilasi didapatkan
kadar air 64,75%. Kadar air saat dianalisa dengan metode oven kering lebih besar karena
pada jahe terdapat senyawa volatil yang mudah mengaup saat terkena suhu tinggi. Sehingga
senyawa volatil jahe yang menguap ikur terukur sebagai air pada bahan. Dalam hal ini
dikatakan terjadi kesalahan positif pada analisa karena hasil yang didapatka melebihi yang
seharusnya. Menurut literature yang ada menyatakan bahwa kadar air jae segar adalah 94%
sedangkan pada jahe kering memiliki kadar air 15% (Hernani,2008).
E. Analisa Prosedur
Pada metode oven kering hal pertama yang dilakukan adalah persiapan cawan dengan
cara memasukkan cawan dalam oven 105
menghilangkan kadar air yang mungkin menempel pada permukaan cawan. Setelah 1 jam
cawan dikeluarkan dari ovem dan didesikator selama 30 menit. Pemakaian desikator berguna
untuk menyamakan suhu cawan dengan lingkungan serta mencegah agar berat kering cawan
terjaga.
Kemudian disiapkan 4 sampel yang akan dianalisa yakni minyak, gula pasir, jahe dan
jagung. Preparasi dilakukan pada sampel jahe dan jagung dengan cara menumbuk atau
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
: Rohmatul Hasanah
: 125100101111015
:G
:9
menghaluskan jahe dan jagung dengan mortar. Kemudian 4 sampel tersebut ditimbang
sebanyak 3 gram dengan megguakan timbangan analitik dan dimasukkan dalam cawan yang
telah dioven. Sampel dalam cawan selanjutnya dioven suhu 105 0C selama 4 jam agar kadar
air bahan berkurang kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang sampel dengan
cawannya . selanjutnya sampel dalam cawan kembali dimasukkan dalam oven 105 0C selama
1 jam kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang sampel dengan cawannya hingga
dicapai berat konstan. Langkah terakhir adalah perhitugan %kadar air pada bahan.
Sedangkan pada metode destilasi hanya dilakukan pada sampel jahe saja. Persiapan alat
yang dilakukan yakni labu didih dioven pada suhu 105 0C selama 1 jam yang berfungsi untuk
menghilangkan kadar air yang mungkin menempel pada permukaan labu didih. Kemudian
sampel jahe yang sudah dihaluskan dengan mortar ditimbang sebanyak 10 gram dengan
menggunakan timbangan analitik. Sampel dimasukkan dalam labu didih. Kemudian
ditambahkan 100 ml pereaksi toluene pada lemari asam. Penambahan toluene berfungsi untuk
melarutkan senyawa atau komponen volatil pada bahan agar tidak ikut menguap sehingga
menghindari adanya kesalahan positif pada analisa. Labu ddih dipasangkan pada desikator
kemuadian dipanaskan selama 4 jam hingga air pada bahan telah menguap semua. Air yang
menguap akan turun menjadi air saat dilewatkan pada pendingin balik pada alat desikator
sehingga dapat diperoleh volume air terdestilasi. Kemuadian dilakukan perhitungan kadar air
sampel jahe metode destilasi.
F. Analisa Hasil
Pembahasan kadar air tiap sampel
Dari pengukuran kadar air dengan metode oven kering didapatkan hasil untuk sampel
minyak kadar air berat basah sebesar -0,0498% dan kadar air berat kering -0,0498%. Hasil
diperoleh negativ karena hasil penimbangan berat minyak akhir didapat lebih banyak
daripada berat minya awal/sampel. Hal tersebut dapat terjadi karena kesalahan pengukuran,
ketidaktepatan perlakuan dan lainnya. Menurut literature sendiri kadar air pada minyak
memang tergolong kecil. Kebanyakan pengukuran akan menggunakan kadar air berat
basah daripada kadar air berat kering.fenomena ini tidak hanya terjadi untuk sampel mnyak
tetapi juga untuk sampel lainnya secara umum. Menurut SNI 01-3471-2002 menyatakan
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
: Rohmatul Hasanah
: 125100101111015
:G
:9
bahwa kadar air maksimal pada minyak adalah 0,3% b/b. Sedangkan nilai kadar air sampel
minyak yang sedikit atau lebih rendah dari standar dapat dikarenakan kurang sempurnanya
proses pemurnian dan pengemasan pada pegolahan minyak (Ayu,2010).
Pada smpel gula pasir didapatkan kaar air berat basah 0,0599% dan kadar air berat
kering 0,06% sedangkan menurut literatur yang didaat menyatakan bahwa kadar air gula
pasir adalah 0,65% (marsono,2005). Sampel berikutnya adalah jahe dengan kadar air yang
diperoleh untuk berat basah 70,987% dan berat kering 244,67%. Berdasarkan literature
yang ada kadar air untuk jahe adalah 94% sedangkan pada jahe kering memiliki kadar air
15% (Hernani,2008). Sedangkan untuk sampel jagung didapatkan kadar air berat basah
sebesar 73,943% dan kadar air berat kering 283,775%. Perbedaan nilai kadar air pada jahe,
jagung dan gula tersebut dapat dikarenakan beberapa faktor seperti perbedaan perlakuan
yang diberikan, pengukuran atau penimbangan yang tidak teliti, kelembaban sistem,
minyakya tidak terlalu tinggi sehingga akan diperoleh hasil yang valid.
Perbandingan kadar air sampel jahe dengan menggunakan kedua metode
Kadar air sampel jahe dengan menggunkan oven kering adalah 70,987% sedangkan
dengan metode destilasi didapatkan kadar air 64,75%. Kadar air saat dianalisa dengan
metode oven kering lebih besar karena pada jahe terdapat senyawa volatil yang mudah
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
: Rohmatul Hasanah
: 125100101111015
:G
:9
menguap saat terkena suhu tinggi. Sehingga senyawa volatil jahe yang menguap ikur
terukur sebagai air pada bahan. Dalam hal ini dikatakan terjadi kesalahan positif pada
analisa karena hasil yang didapatka melebihi yang seharusnya. Oleh karena itu metode
yang sesuai untuk sampel jahe adalah dengan metode distilasi. Pada metode distilasi
senyawa volatile jahe akan menguap dan ditampung oleh toluen. Senyawa volatile tidak
ikut larut dalam air distilat sehingga tidak terjadi kesalahan positif dan kadar air sesuai
(Lehninger,2007).
G. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip dari
penentuan kadar air metode oven kering adalah menguapkan air dalam bahan dengan
memanaskan bahan pada suhu 105 0C lalu ditimbang berat akhir hingga konstan. Prinsip
metode distilasi adalah menguapkan air pada bahan dengan menggunakan pelarut organik
dengan titik didih lebih tinggi daripada air namun berat jeniasnya lebih rendah daripada air.
Berdasarkan praktikum didapatkan hasil sampel minyak dengan kadar air berat
basanya adalah -0,0498% dan kadar air berat kering -0,0498%. Pada sampel minyak cocok
dalam mengguunkan metode distilasi karena minyak jika terkena suhu tinggi akan menjadikan
oksidasi. Pada sampel gula pasir kadar air berat basah 0,0599% dan kadar air berat kering
0,06% sehingga gula pasir cocok jika diuji dengan metode destilasi karena jika menggunakan
oven kering maka akan terdekomposisi. Selanjutnya sampel jahe memiliki kadar air berat
basah 70,987% dengan kadar air berat kering adalah 244,67% serta cocok dengan metode
destilasi karena tingginya senyawa volatil jahe. Sampel terakir adalah sampel jagung dengan
kadar air berat basah sebesar 73,943% dan kadar air berat kering 283,775%. Jagung bisa
menggunakan metode oven kering karena tidak mengandung senyawa volati serta kadar
lemaknya tidak tinggi.
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
: Rohmatul Hasanah
: 125100101111015
:G
:9
Metode oven kering sesuai digunakan untuk sampel dengan kadar air sedang, tidak
menguap (volatil),tidak berkadar lemak tinggi dan sampel gula. Sedangkan metode destilasi
sesuai untuk sampel berkadar lemak tinggi, volatil dan sampel gula.
Penilaian
Komponen
Pre-test
Aktivitas
Hasil dan
Pembahasan
Nilai
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
: Rohmatul Hasanah
: 125100101111015
:G
:9
Tambahan
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, D.F. dan Faridah H.H. 2010. Evaluasi Sifat Fisiko Kimia Minyak Goreng Yang Digunakan Oleh
Pedagang, makanan jajanan di KecamatanTampan Kota Pekanbaru, Riau: Jurnal Vol.9
No.1:4-14 Laboratorium Analisa Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Riau
Hernani dan Aswin, W. 2008.Jurnal: Kandungan Bahan Aktif Jahe dan Pemanfaatannya dalam
Bidang Kesehatan. Bogor: Balai Besar Penelitian Pengembangan Pasca Panen Pertanian
Lehninger Al. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga
Marsono. 2005. Karbohidrat. Yogyakarta: FTPUGM
Widiarto, Sonny. 2009. Kimia Analitik. Lampung: UNILA